Você está na página 1de 21

JOURNAL READING

Review Article
Psychiatric Disorder in Pregnant and
Postpartum Women
in the United States
Kelainan Psikiatri pada Wanita Hamil dan Post-partum
di Amerika Serikat
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh:
I Putu Oka Buda Yadnya

10700271

I Ketut Krisna Indrawan

10700197

Juliana

10700009

Atika Bashirati Ilman

10700062

Fera Novianti

10700253

Elok Tiarinta Simorangkir 10700328


Pembimbing:
dr. Reni Margiyanti Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
SMF JIWA RSJ Dr. RADJIMAN WIDIODININGRAT LAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada penyusun sehingga Journal Reading yang berjudul Psychiatric Disorder in
Pregnant and Postpartum Women in the United States ini dapat terselesaikan sesuai rencana
yang diharapkan.
Tujuan penyusunan makalah journal reading ini adalah untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik Madya serta guna menambah ilmu pengetahuan mengenai permasalahan
penyakit pada bidang ilmu jiwa khususnya Autis. Penyusun menyampaikan terima kasih
kepada pembimbing kami, dr. Reni Margiyanti Sp.KJ. atas segenap waktu, tenaga dan pikiran
yang telah diberikan kepada kami selama proses pembuatan journal reading ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan journal reading ini belumlah sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini.
Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga journal reading ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta rekan-rekan
lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.

Lawang, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar .................................................................................................1
Daftar Isi ..........................................................................................................2
BAB I : ISI JURNAL
Judul...........................................................................................................3
Abstrak.......................................................................................................3
Pendahuluan...............................................................................................4
Metode ......................................................................................................5
Hasil ..........................................................................................................8
Ulasan ......................................................................................................10
BAB II : TELAAH JURNAL.........................................................................16
Daftar Pustaka.................................................................................................21
Lampiran Jurnal

JOURNAL READING
BAB I
ISI JURNAL
Review Article
Kelainan Psikiatri pada Wanita Hamil dan Post-partum di Amerika Serikat
Oriana Vesga-Lopez, MD; Carlos Blanco, MD, PhD; Katherine Keyes, MPH;
Mark Olfson, MD, MPH; Bridget F. Grant, PhD, PhD; Deborah S. Hasin, PhD
Author Affiliations: New York State Psychiatric Institute, New York (Drs Vesga-Lo pez, Blanco,
and Olfson); Department of Psychiatry, College of Physicians and Surgeons (Drs Blanco and
Olfson), and Department of Epidemiology, Mailman School of Public Health (Ms Keyes and
Dr Hasin), Columbia University, New York; and Laboratory of Epidemiology and Biometry,
Division of Intramural Clinical and Biological Research, National Institute on Alcohol
Abuse and Alcoholism, National Institutes of Health, Bethesda, Maryland (Dr Grant).
Diterima untuk dipublikasikan pada tahun 2008
Arch Gen Psychiatry. 2008;65(7):805-815

1.1 Judul
Kelainan Psikiatri pada Wanita Hamil dan Post-partum di Amerika Serikat.
1.2 Abstrak
Latar Belakang: Kelainan psikiatri dan substansi selama kehamilan sering
dihubungkan dengan dampak yang merugikan bagi ibu hamil dan janin yang
sedang dikandungnya. Informasi epidemiologi pada kondisi populasi seperti
ini tidak terlalu banyak.
Objektivitas: Untuk memeriksa korelasi sosiodemografik, jumlah kelainan
DSM IV Axis 1, substansi yang digunakan dan terapi yang dilakukan pada
kehamilan dan post-partum sebelumnya pada wanita di Amerika Serikat.
Desain: Survei Nasional.
Metode: Interview langsung yang dilaksanakan oada tahun 2001-2002 oleh
National Epidemiologic Survey terhadap Alkohol dan kondisi lain yang
terkait.
Partisipan: 43.093 orang responden dan 14.549 diantaranya berusia18-50
tahun dengan riwayat kehamilan sebelumnya yang diketahui.
Hasil Utama Penelitian : Prevalensi 12 bulan DSM-IV Axis I gangguan
kejiwaan, penggunaan narkoba, dan mencari pengobatan.
Hasil: Riwayat kehamilan dan post-partum pada wanita pengkonsumsi
alkohol dan zat yang lain memiliki jumlah yang lebih rendah secara
signifikan daripada wanita yang tidak pernah hamil. Selain itu, wanita yang
sedang hamil memiliki resiko yang lebih sedikit untuk menderita gangguan
mood daripada wanita yang tidak hamil. Namun, terdapat prevalensi yang
jauh lebih tinggi pada wanita hamil yang mengalami kelainan depresi berat
post-partum daripada wanita yang tidak pernah hamil. Umur, status
perkawinan, status kesehatan, peristiwa kehidupan yang penuh stres, dan
sejarah traumatis pengalaman secara signifikan berhubungan dengan resiko
tinggi gangguan kejiwaan pada wanita hamil dan post-partum. Kebanyakan

wanita yang mengalami gangguan psikiatri tidaj menerima pelayanan


kesehatan jiwa dalam 12 bulan setelah melahirkan.
Kesimpulan: Kehamilan tidak terkait dengan peningkatan resiko gangguan
mental, meskipun resiko gangguan depresi mayor dapat meningkat selama
periode postpartum. Kelompok wanita hamil yang memiliki prevalensi yang
tinggi akan terjadinya gangguan kejiwaan telah teridentifikasi. Rendahnya
pelayanan kesehatan mental ibu hamil menandai perlunya peningkatan
pengenalan dan pemberian terapi untuk gangguan mental yang terjadi selama
kehamilan dan setelah persalinan.
1.3 Pendahuluan
Kehamilan dan pasca-melahirkan secara luas dianggap sebagai periode
peningkatan kerentanan terhadap gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan
selama kehamilan dihubungkan dengan buruknya kesehatan selama
kehamilan dan tidak adanya kepedulian terhadap perawatan selama
kehamilan. Kehamilan dengan gangguan kejiwaan selama periode kehamilan
dan setelah melahirkan juga dikaitkan dengan hasil yang merugikan bagi
keturunannya, dan disertai dengan pertumbuhan janin yang maladaktif dalam
perkembangan. Buruknya perkembangan kognitif dan dan tingkah laku
selama masa anak-anak dan hingga remaja dan memiliki nutrisi yang buruk
pada efek kesehatan. Untuk alasan ini, informasi yang akurat tentang status
kesehatan mental perempuan selama kehamilan dan periode postpartum
sangat dibutuhkan.
Sebagian besar dari apa yang didapatkan tentang masalah kejiwanan di
kalangan wanita hamil, lebih sering pada kelompok control yang tidak sedang
mengalami kehamilan. Selain itu, sebagian besar penelitian di bidang ini telah
difokuskan pada rasa kecemasan dan gejala depresi. Pada gangguan dan
mood atau gangguan suasana hati, dan dengan demikian tidak ada
hubungannya dengan diagnosis gangguan mental dan hasil perinatal. Dalam
contoh ini, prevalensi gangguan jiwa berkisar antara 15% sampai dengan
29%. Faktor resiko yang diidentifikasi dalam studi ini meliputi dimana
kurangnya romantic ataupun keharmonisan dalam suatu pasangan, terdapat
riwayat gangguan jiwa, dan terdapatnya paparan traumatis seumur hidupnya.
Hanya 5% sampai dengan 4% pada wanita yang mendapat pengobatan atas
gangguan jiwa yang mereka alami. Namun di Amerika Serikat, untuk sebuah
keilmuan, tidak adanya penelitian yang mampu mendapatkan nilai prevalensi
yang akurat dalam pengambilan sampel pada kalangan wanita hamil. Selain
itu, kami tidak mengetahui adanya studi sebelumnya yang menggunakan usia
kehamilan yang setara dari populasi umum sebagai kontribusi untuk
mengidentifikasikan kehamilan secara spesifik atau dengan adanya resiko
gangguan kejiwaan setelah melahirkan. Banyak penelitian yang sebatas
menggunaan skala skrining dari pada langkah-langkah diagnostik menurut
kriteria DSM-IV. Pada akhirnya, penelitian sebelumnya dievaluasi

berdasarkan suasana hati atau mood dan ganguan kecemasan


mencakup gangguan kejiwaan secara lebih luas.

dari pada

Sebagai hasil dari penelitian tentang gangguan mental selama kehamilan


dan periode setelah melahirkan, kurangnya informasi yang akurat mengenai
kesehatan mental ibu hamil pada tingkat nasional. Demikian informasi
tersebut diperlukan untuk perencanaan terfokus di tingkat nasional dan lokal,
dan untuk menginformasikan perkembangan program pencegahan dan
intervensi. Studi ini membahas kesenjangan dalam pengetahuan. Pada sampel
ini mewakili ibu hamil pada tingkat nasional, kami menyajikan prevalensi
terjadinya gangguan kejiwaan DSM-IV selama 12 bulan, membadingkannya
dengan prevalensi gangguan kejiwaan pada wanita hamil usia subur,
mengidentifikasi faktor-faktor risiko untuk gangguan tersebut, mencari di
antara wanita hamil dan tidak hamil dengan gangguan kejiwaan DSM-IV, dan
memberikan perkiraan seumur hidup dan pengobatan selama 12 bulan.
1.4 Metode
Sample
National Epidemiologic on Alcohol and Related Conditions (NESARC)
merupakan adalah sampel perwakilan nasional dari populasi orang dewasa
Amerika Serikat yang dilakukan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, yang
dilakukan secara langsung dibawah arahan National Institut Penyalah gunaan
alkohol dan pecandu alkohol. Populasi sasaran NESARC adalah warga sipil,
warga non sipil, berusia 18 tahun atau lebih, yang berada di rumah tangga di
50 negara bagian dari District Columbia. Termasuk warga yang tinggal di
household seperti; kos, kontrakan, nontransient hotel dan motel, tempat
penampungan, fasilitas bagi pekerja perumahan, tempat kuliah, dan rumah
kelompok. Sampel akhir termasuk 43.093 responden yang diambil dari rumah
tangga dan kelompok. Blacks, Hispanik, dan dewasa muda (usia 18 sampai 24
tahun) merupaka oversampled. Data disesuaikan untuk memperhitungkan
lebih sampling dan responden dan nonresponse rumah tangga.
Tingkat respon survei keseluruhan terdiri dari 3 bagian. Tingkat respon
rumah tangga sebesar 89%. Rumah tangga nonrespon terjadi bila tidak ada
wawancara diperoleh dari rumah tangga dan sampel orang tidak pernah
dipilih. Orang yang menjadi responden sebesar 93%. Orang nonresponden
terjadi ketika sampel orang terpilih namun tidak diwawancarai. Perkiraan
NESARC disesuaikan pada tingkat rumah tangga dan orang untuk
memperhitungkan nonresponse dari penolakan, absensi, dan unit rumah yang
tidak terdekteksi. Tingkat respon kerangka sampel adalah 99%. Tingkat
respons keseluruhan di NESARC (81%) diperoleh dengan mengalikan tingkat
respon rumah tangga NESARC (89%) dengan tingkat NESARC respon orang
(93%) dan kerangka sampel respon (99%). Data yang ditimbang kemudian

disesuaikan menggunakan Sensus 2.000 sepanjang sepuluh tahun, untuk


menjadi wakil dari penduduk sipil Amerika serikat untuk berbagai variabel
sosiodemografi. Perempuan di NESARC ditanya apakah mereka hamil pada
saat wawancara dan apakah mereka telah hamil pada setiap titik dalam 12
bulan. Ada 14.895 wanita usia subur (18-50 tahun) dalam sampel NESARC.
Dari jumlah tersebut, 346 tidak mengetahui status kehamilan mereka melewati
tahun dan telah dihapus dari analisis. 1.524 wanita hamil Lain pada saat survei
atau telah hamil di sebelumnya 12 bulan (disebut sebagai "Past-year pregnat
woman"). Dari jumlah tersebut, 453 hamil pada saat survei ("currently
pregnat"), 5 orang tidak mengetahui status kehamilan mereka saat ini (tapi
sudah hamil dalam satu tahun terakhir), dan 1066 telah hamil selama 12 bulan
sebelumnya tetapi tidak hamil pada saat wawancara. Dari jumlah tersebut
1.066 perempuan, 72 dilaporkan saat ini tidak memiliki anak-anak. Untuk
analisis wanita postpartum, 72 tersebut kembali pindah, meninggalkan sampel
total 994 "wanita post partum." Semua wanita tersisa di NESARC berusia 18
hingga 50 tahun yang termasuk dalam "wanita hamil" kelompok (n = 13.025)
Semua responden potensial NESARC diberitahu secara tertulis tentang
sifat survei, statistik menggunakan data survei, partisipasi mereka secara
sukarela , dan undang-undang federal yang ketat disediakan untuk
kerahasiaan. Responden setuju untuk berpartisipasi setelah menerima
informasi ini. Protokol penelitian, termasuk prosedur informedconsent,
menerima tinjauan etis penuh dan persetujuan dari Biro Sensus Amerika
serikat dan Kantor Manajemen dan Anggaran.
Pelatihan interviu
Wawancara dilakukan oleh sekitar 1.800 guru besar dari professional Biro
Sensus Amerika Serikat. Rata-rata, para pewawancara memiliki 5 tahun
pengalaman dalam administrasi sensus dan survei nasional tentang kesehatan
lainnya. Pelatihan standar di bawah arahan Institut Nasional Penyalah gunaan
Alkohol dan Alkoholisme. Semua pewawancara menyelesaikan kursus
selfstudy 5 hari diikuti dengan sesi latihan inperson 5 hari di salah satu kantor
regional AS Biro Sensus. Untuk tujuan kontrol kualitas dan untuk menilai
keakuratan kinerja pewawancara ', 2657 responden mengulang 1 sampai 3
bagian dari wawancara NESARC untuk memverifikasi jawaban. Wawancara
ini juga membentuk dasar dari tes ulang studi uji reliabilitas Wave 1
NESARC
Penilain Diagnostik
Langkah-langkah sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, ras / etnis,
kelahiran, status perkawinan, tempat tinggal, dan wilayah negara. Tindakan
sosial ekonomi meliputi pendidikan, penghasilan personalan, dan jenis

asuransi. Agar konsisten dengan penelitian sebelumnya, wanita dikategorikan


sebagai lebih tua dari 25 tahun atau 25 tahun atau lebih muda.
Semua diagnosa, kecuali gangguan psikotik, dibuat sesuai kriteria DSMIV
menggunakan
National
Institute
on
Alcohol
Abuseand
Alcoholism'sAlcohol Use Disorderand Associated Jadwal-DSM-IV Version
(AUDADIS-IV), yang valid dan reliabel. Axis I diagnosesi termasuk
AUDADIS-IV dapat dibagi ke 3 groups: (1) gangguan penggunaan zat
( termasuk penyalahgunaan alkohol atau ketergantungan, penyalahgunaan
obat atau ketergantungan, dan ketergantungan nikotin ); (2) gangguan mood
(mencangkup gangguan depresi, dysthymia, dan gangguan bipolar ); dan (3)
gangguan kecemasan (termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial,
fobia spesifik, dan gangguan kecemasan umum). Keandalan lain di mana testes ulang dan validitas tindakan AUDADIS-IV gangguan DSM-IV telah
dilaporkan. Karena kekhawatiran tentang validitas diagnosis psikotik dalam
survei populasi umum serta panjang wawancara, gangguan psikotik mungkin
ditunjukkan dengan menanyakan responden apakah mereka pernah diberitahu
oleh seorang dokter atau profesional kesehatan lainnya bahwa mereka
memiliki skizofrenia atau gangguan psikotik.
Kami juga termasuk variabel mengukur penggunaan bahan, penggunaan
alkohol, dan penggunaan tembakau dalam 12 bulan terakhir. Keandalan dari
tindakan konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba telah didokumentasikan.
Jumlah peristiwa kehidupan stres ful diukur dengan 12 item dari penyesuaian
Rating Scale Sosial, misalnya, dipecat dari pekerjaan atau dipaksa untuk
pindah. Pertanyaan tambahan tanya komplikasi kehamilan (misalnya,
"ApakahAnda mengalami / memiliki Anda mengalami komplikasi dengan
kehamilan Anda? "), paritas, dan status kesehatan secara keseluruhan
(misalnya," apakah kesehatan Anda sangat baik, sangat baik, baik, cukup,
atau kurang? "). Juga, responden diklasifikasikan sebagai memiliki riwayat
trauma dan korban dalam 12 bulan terakhir jika mereka secara pribadi
menjadi korban kejahatan, seperti yang telah dipukuli, dirampok, atau
diserang oleh orang asing atau seseorang yang mereka kenal ; diserang;
terancam; atau dipaksa untuk melakukan hubungan seks.
Mencari gangguan mood diketahui dengan diagnosis masa tahun lalu dari
gangguan suasana hati dengan cara pertanyaan pemanfaatan pengobatan
khusus tentang pengobatan untuk gangguan mood.
Analisa Statistika
Tertimbang tabulasi silang digunakan untuk menghitung tingkat
prevalensi untuk setiap kelompok studi. Serangkaian analisis regresi logistik
menghasilkan rasio odds, menunjukkan hubungan antara status kehamilan
dan (1) karakteristik sosiodemografi, (2) masing-masing 12-bulan gangguan
kejiwaan tertentu, dan (3) 12 bulan dan waktu hidup pemanfaatan layanan
kesehatan mental. Dalam 3 set analisis, wanita yang tidak hamil menjabat
7

sebagai kelompok referensi. Regresi logistik analisis hubungan antara status


kehamilan dan setiap gangguan kejiwaan 12 bulan disajikan tanpa pemerintah
penyesuaian, dan juga asesuai dengan karakteristik sociodemographic, sejarah
terdahulu gangguan itu (terjadi sebelum 12 bulan terakhir), kesehatan secara
keseluruhan, dan nomor peristiwa kehidupan yang penuh stres. Akhirnya,
serangkaian analisis regresi logistik menghasilkan rasio odds yang
menunjukkan hubungan antara karakteristik sosiodemografi dan gangguan
kejiwaan pada wanita hamil 12-bulan, menggunakan wanita hamil tanpa
gangguan psikotik 12 bulan sebagai kelompok referensi. Kesalahan standar
dan 95% batas kepercayaan untuk semua analisa diperkirakan dengan
SUDAAN,yang
merupakan software statistik yang menyesuaikan
karakteristik disain survei.
Untuk menjaga terhadap kemungkinan variasi dalam hasil karena
definisi yang berbeda dari sampel yang menarik, analisis identik dilakukan
secara terpisah untuk 3 sampel yang berbeda wanita post-partum, wanita saat
hamil, dan wanita pasca-partum (menggunakan kelompok hamil yang sama
sebagai kelompok referensi dalam semua analisis untuk 3 sampel) . Analisis
dilakukan pada kelompok terbesar (past-year pregnant women) dan
menunjukkan perbedaan utama dengan analisis dari 2 sampel lain (wanita
saat hamil dan wanita postpartum). Hasil lengkap dari analisis sampel wanita
saat hamil tersedia sebagai bahan tambahan (Etables 1, 2, 3, dan 4 [http:
//www.archgenpsychiatry .com])
1.5 Hasil
-

Karakteristik Sosiodemografi
Distribusi karakteristik sosiodemografi pada status kehamilan dapat dilihat
pada Tabel 1. Dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil, pada waktu
wanita hamil lebih mungkin untuk menjadi Hispanik, hitam, atau Asia;
melahirkan antara usia 18 dan 25 tahun untuk memiliki asuransi umum. Selain
itu, pada wanitan hamil lebih mungkin stress tinggi dibandingkan wanita yang
tidak hamil dan melaporkan baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
Sebaliknya, wanita hamil secara signifikan lebih mungkin stress dibandingkan
wanita hamil yang berstatus menjanda, berpisah, bercerai, atau pernah menikah;
pendidikan SMA; telah mendapatkan $ 20 000 atau lebih di masa lalu; dan
menjadi nulipara.
Rata-rata Gangguan DSM-IV AXIS I
Dua belas bulan terahir secara spesifik gangguan kejiwaan DSM-IV
berdasarkan status kehamilan ditunjukkan pada Tabel 2. Prevalensi dua belas
bulan terakhir gangguan kejiwaan berkisar antara 0,4% (gangguan psikotik),
14,6% (gangguan penggunaan narkoba) tahun lalu wanita hamil dari 0,3%
menjadi 19,9% diagnosis yang sama pada wanita hamil. Sesuai rasio
mengungkapkan bahwa pada wanita hamil secara signifikan lebih mungkin stress
dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil telah didiagnosa menderita
gangguan penggunaan narkoba, termasuk alkohol dan gangguan penggunaan
narkoba lain dan ketergantungan nikotin, dan gangguan kejiwaan. Pada tahun lalu
8

wanita hamil juga memiliki tingkat yang lebih rendah dari penggunaan alkohol
dan penggunaan tembakau, tapi tidak ada penggunaan narkoba.
-

Prediksi Sosiodemografi Gangguan Psychiatric Tahun Lalu Pada Ibu Hamil


Tabel 3 menunjukkan distribusi persentase dan rasio untuk karakteristik
sosiodemografi pada ibu hamil dengan dan tanpa 12 bulan DSM-IV gangguan
kejiwaan pada usia 18 sampai 25 tahun; pernah menjadi menikah atau sedang
menjanda, berpisah, atau bercerai; dan melaporkan komplikasi kehamilan,
kehidupan yang penuh stres saat peristiwa, pecahnya hubungan romantis, dan
sejarah trauma atau korban dalam 12 bulan terakhir yang dikaitkan dengan
tingkat yang tinggi dari gangguan kejiwaan pada wanita hamil. Selain itu,
dibandingkan dengan wanita hamil melewati tahun tanpa gangguan kejiwaan,
tahun lalu ibu hamil dengan gangguan kejiwaan secara signifikan lebih kecil
kemungkinannya untuk melaporkan baik untuk kesehatan secara keseluruhan.

Perawatan Kesehatan Mental Antara Tahun Lalu Hamil Dan Wanita Tidak Hamil
Kemungkinan pengobatan pada tahun lalu yaitu gangguan mood pada
perempuan dengan diagnosis masa lalu gangguan suasana hati secara signifikan
lebih rendah dibandingkan pada wanita hamil (Tabel 4).

Analisis Perempuan Saat Hamil Dan Wanita Setelah Melahirkan


Meskipun ada beberapa perbedaan sedikit antara analisis pada identik tahun
lalu pada wanita hamil dan mereka dilakukan test dibatasi sampel untuk wanita
melahirkan (lihat Tabel 1, 2, 3, dan 4) atau saat perempuan hamil (lihat Etables 1,
2, 3, dan 4), pola keseluruhan hasil tetap sama. kebanyakan perbedaan Perubahan
terlihat dalam tingkat yang signifikan. Pengecualian yang penting adalah sebagai
berikut: (1) prevalensi gangguan depresi mayor, yang tidak berbeda antaran ibu
hamil dan wanita tidak hamil, secara signifikan lebih tinggi pada wanita
melahirkan ketika rasio ganjil disesuaikan, (2) di kontras dengan wanita hamil,
saat hamil perempuan memiliki kemungkinan menurun secara signifikan dari
memiliki apapun gangguan mood dibandingkan dengan perempuan hamil; dan
(3) prevalensi gangguan kecemasan sosial, yang tidak berbeda secara signifikan
antara wanita hamil dan tidak hamil, secara signifikan lebih rendah pada wanita
melahirkan dibandingkan dengan wanita hamil.

1.6 Ulasan
Peneliatian ini adalah penelitian pertama yang memeriksa prevalensi dan
korelasi pada gangguan jiwa dan terapinya dengan sampel yang diambil dari
wanita hamil dan post-partum dari seluruh pelosok negeri. Kami
mendapatkan 4 hasil utama: (1) Meskipun jumlah Axis 1 pada gangguan
psikiatri, termasuk didalamnya adalah penggunaan zat, mood, dan gangguan
kecemasan sangat tinggi pada saat kehamilan, kehamilan tidah berhubungan
dengan adanya peningkatan resiko pada gangguan jiwa, dan kehamilan
berhubungan dengan penggunaan zat; (2) Resiko gangguan depresi berat
dapat meningkat pada kondisi post-partum, juga resiko gangguan mood dapat

muncul pada wanita hamil; (3) Pada usia yang lebih muda, tidak menikah,
ada riwayat trauma atau kehidupan yang penuh tekanan dalam waktu 12
bulan terakhir, komplikasi kehamilan, dan kesehatan yang buruk dapat
meningkatkan resiko gangguan jiwa pada wanita yang pernah hamil
sebelumnya; dan (4) Terapi psikiatri pada wanita hamil dengan gangguan
jiwa sangatlah sedikit.
Sementara, penelitian lain melaporkan bahwa tingkat gangguan depresi
pada ibu hamil lebih tinggi pada trimester kedua dan ketiga. NESARC tidak
mengumpulkan data tentang bulan kehamilan pada saat wawancara. Data
hanya mencakup ibu hamil trimester pertama, trimester kedua, atau ketiga.
Hal tersebut mungkin telah mengakibatkan perkiraan yang lebih tinggi atau
lebih rendah untuk prevalensi gangguan mental pada wanita hamil. Hasil
penelitian pada semua wanita hamil, terlepas dari trimester, memberikan
perkiraan prevalensi gangguan kejiwaan yang lebih akurat selama seluruh
periode. Namun demikian, tingginya prevalensi gangguan kejiwaan pada ibu
hamil meningkatkan kebutuhan untuk terus bekerja agar dapat
mengidentifikasi penyebab dan mengembangkan pengobatan yang efektif
untuk gangguan mental di kalangan ibu hamil dan pasca melahirkan.
Penggunaan obat-obatan pada past year pregnant woman dan wanita pasca
melahirkan secara signifikan lebih sedikit daripada wanita yang tidak hamil,
kecuali obat-obatan terlarang. Penggunaan obat-obatan terlarang adalah
sedikit tapi tidak signifikan lebih kecil kemungkinannya antara past year
pregnant woman dan wanita pasca melahirkan. National Survey on Drug Use
and Health (NSDUH) pada tahun 2006 melaporkan bahwa angka penggunaan
obat-obatan khususnya obat-obatan terlarang lebih kecil pada wanita hamil
daripada wanita yang tidak hamil. Namun, tingkat penggunaan narkoba oleh
ibu hamil secara keseluruhan menurut NSDUH lebih rendah dari angka yang
dilaporkan dalam sampel kami. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
perbedaan antara NSDUH dan penelitian kami dalam alkohol. Tindakan
konsumsi dan penggunaan narkoba dan kerangka waktu untuk penggunaan
pelaporan zat ini (30 hari di NSDUH dan 12 bulan terakhir di NESARC).
Selain itu, keandalan tes-tes ulang dan validitas penelitian NSDUH
konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba tidak dilaporkan, sehingga
perbedaan dalam sifat psikometrik dalam 2 survei juga bisa berkontribusi
untuk perbedaan hasil. Meskipun demikian, obat-obatan yang digunakan oleh
wanita hamil adalah untuk mencegah penyebab utama masalah mental, fisik,
dan psikologis pada bayi dan anak. Sehingga prioritas untuk pengembangan
penapisan dan intervensi upaya yang efektif untuk membantu ibu hamil dan
pasca melahirkan dalam mengurangi penyalahgunaan zat harus dilakukan,
selain itu juga perlu dilakukan evaluasi efektivitas program pengobatan saat
ini, dan investigasi masalah pengobatan pengguna narkoba pada ibu hamil.

10

Meskipun prevalensi keseluruhan gangguan kejiwaan tampaknya sama


antara saat hamil, pasca melahirkan, dan wanita tidak hamil, 2 pengecualian
penting adalah risiko tinggi gangguan depresi selama periode pasca
melahirkan dan kemungkinan gangguan mood di saat hamil. Faktor biologi
(misalnya, hormon) serta psikologis dan perubahan peran sosial yang terkait
dengan melahirkan dapat meningkatkan risiko depresi besar selama periode
pasca melahirkan. Selain itu, perempuan dengan penyakit jiwa yang hamil
dapat menghentikan obat psikiatris mereka karena takut paparan dari agen
tersebut, sehingga meningkatkan risiko kekambuhan depresi selama
kehamilan atau puerperium. Studi kami konsisten dengan sebagian besar studi
sebelumnya, meskipun peningkatan prevalensi berkurangnya depresi mayor
selama periode ini telah dilaporkan. Hasil negatif mungkin terjadi karena
perbedaan kriteria diagnostik, waktu dari penilaian, ukuran sampel yang
terbatas, atau penggunaan sampel tertentu daripada sampel berdasarkan
populasi.
Temuan kami tersebut menggarisbawahi kebutuhan akan pengobatan yang
sistematis dan penapisan perempuan postpartum untuk menjamin kesehatan
dan kondisi kesehatan anaknya. Saat ini kami baru menemukan bahwa ibu
hamil jauh lebih sedikit daripada wanita tidak hamil untuk memiliki
gangguan mood pelindung yang menunjukkan salah satu efek dari kehamilan
atau efek dari seleksi kehamilan pada setiap tingkat gangguan mood. Uji
cross-sectional dari NESARC tidak diizinkan diferensiasi efek dari kehamilan
itu sendiri pada seleksi dari tingkat gangguan kejiwaan dan pengobatan.
Dengan kata lain, jika wanita tanpa riwayat gangguan kejiwaan yang lebih
besar kemungkinannya untuk menjadi hamil dibandingkan mereka yang
memiliki gejala psikopatologi , seleksi bisa bias karena efek dari
meningkatnya angka kehamilan pada ibu hamil dengan gangguan kejiwaan.
Akan tetapi, dengan mengontrol gangguan kejiwaan sebelumnya, analisis
kami harus meminimalisir kemungkinan ini .
Uji prospektif yang membandingkan calon ibu hamil dengan perempuan
yang mencoba namun gagal untuk menjadi hamil juga bisa menjadi bias
karena potensi gangguan kejiwaan yang terkait dengan kegagalan kehamilan.
Untuk faktor risiko gangguan kejiwaan dan zat yang digunakan di antara ibu
hamil ini sejalan dengan mereka yang diidentifikasi dalam sampel dan
populasi umum klinis ibu hamil. Kemungkinan morbiditas kejiwaan yang
lebih besar di kalangan wanita yang lebih muda (usia 18-25 tahun ); janda,
berpisah, atau bercerai; yang baru-baru ini melaporkan hilangnya hubungan
romantis, trauma, yang memiliki lebih banyak stres; hidup miskin dan orang
yang sehat secara keseluruhan. Studi kami meluas oleh temuan sebelumnya
yang mendokumentasikan komplikasi kehamilan juga terkait dengan risiko
morbiditas kejiwaan secara signifikan lebih tinggi pada ibu hamil.

11

Identifikasi kelompok-kelompok pada peningkatan risiko dari gangguan


kejiwaan harus membantu semua klinisi waspada mengobati kehamilan dan
perempuan postpartum (dan anak-anak mereka) dan membantu dalam
menargetkan pencegahan dan pengobatan awal intervensi di populasi ini.
Wanita hamil dengan gangguan kejiwaan jarang dilaporkan mencari
pengobatan kesehatan jiwa. Konsisten dengan komunitas survei sebelumnya,
kebanyakan perempuan dengan gangguan kejiwaan tidak menerima setiap
perawatan kesehatan jiwa dalam 12 bulan sebelum survei.
Kami menemukan bahwa hasil ini diadakan terlepas dari status kehamilan,
bahkan ketika disesuaikan dengan faktor sosiodemografi. Di samping itu,
setahun sebelumnya ibu hamil sethun sebelumnya dengan gangguan mood
lebih rendah rasio perawatan wanita tidak hamil. Kegiatan pengamatan ini
sesuai dengan laporan baru-baru ini bahwa ibu hamil tidak terlalu besar
daripada wanita tidak hamil menerima rawat jalan atau rawat inap terapi
psikiatri dan itu adalah gejala dan diagnosis kesehatan jiwa secara signifikan
pada ibu hamil dan tanpa diketahui riwayat perawatan ibu hamil di klinik
kebidanan .
Analisis kami menunjukkan bahwa perbedaan dalam layanan penggunaan
yang tidak mungkin karena kebutuhan yaitu lebih rendah (prevalensi) tetapi
lebih mungkin mencerminkan penurunan kemampuan untuk mendapatkan
perawatan. Yang penting, sebelumnya pelayanan kesehatan tanpa terdeteksi
lebih tinggi lagi perbedaan mencolok karena sebagian besar wanita
melahirkan anak usia mengakses sistem perawatan kesehatan selama
kehamilan mereka atau postpartum periods.78 kegagalan mereka untuk
menerima perawatan kejiwaan yang menunjukkan adanya hambatan mental
yang penting untuk layanan kesehatan bagi masyarakat ini .
Pasien dan penyedia layanan kesehatan dapat melihat gejala kejiwaan
normatif sebagai sebuah tanggapan atas psikologi psychosocial dan
perubahan selama periode ini .Berdasarkan dari hasil kami, reaksi mungkin
salah dan dapat mengganggu pengakuan dan perlakuan terhadap gangguan
kejiwaan postpartum women.21,46 hamil dan di antara target kampanye
pendidikan perempuan , pengasuh mereka , dan dokter perawatan primer
mungkin diperlukan untuk meningkatkan pengakuan dari gangguan kejiwaan
di antara ibu hamil .Pemutaran film kesehatan mental selama kehamilan dan
kebidanan perawatan rutin yang mungkin dapat meningkatkan deteksi
gangguan kejiwaan.
Dilema tentang pengobatan gangguan kejiwaan selama kehamilan dan
kelahiran dapat mencegah perempuan dari mencari perawatan psikiatris
period.80 seperti saat ini pengembangan dan pengujian secara empiris
membenarkan perawatan ibu hamil yang aman bagi janin dapat meningkatkan
tingkat pengobatan.81-84 competingmedical ( tuntutan seperti yang langsung
berhubungan dengan kehamilan, postpartum, perawatan anak dan keluarga

12

yang lain, sosial, dan kewajiban bekerja atau hanya kelelahan ) dapat
mengganggu pasien, kemampuan untuk menghadiri janji .
Perawatan pasien berpusat model yang lebih mungkin diperlukan untuk
memudahkan pelayanan kesehatan mental ini mungkin termasuk modifikasi
model population.85 mereka yang sudah tersedia untuk pengobatan dari
populasi yang lain, seperti pemberian psikoterapi melalui telepon atau
diperpanjang jam kliniknya.86 Hasil harus kami tafsirkan dalam konteks
keterbatasan berikut. Pertama informasi mengenai kehamilan ini berdasarkan
status self-report dan tidak dibenarkan oleh tes kehamilan .
Kedua, karena sampel nesarc termasuk individu yang hanya 18 tahun atau
lebih tua , informasi itu tidak tersedia pada remaja, yang mungkin masih pada
peningkatan risiko gangguan kejiwaan dari pengembangan selama kehamilan,
meskipun angka kehamilan remaja declined.87 Ketiga belum lama ini ,
meskipun nesarc merupakan bagian terbesar yang pernah melakukan
penelitian epidemiologi kejiwaan, subkelompok kekuatan kita untuk
mendeteksi perbedaan prevalensi gangguan jiwa yang langka , misalnya ,
gangguan psikotik , sangat terbatas. Beberapa lainnya mungkin lebih baik
didukung studies9 xamine untuk terjadinya gangguan ini karena mereka lebih
besar ukuran sampel , meskipun mereka dibatasi dengan risiko bias berkson .
Studi kami, di sisi lain, keterbatasan seperti kemampuannya untuk
memeriksa adanya gangguan yang tidak berdampak pada penerimaan atau
perawatan dan wawancara langsung hamil, postpartum, dan wanita tidak
hamil. Keempat, penilaian dalam 12 bulan masing-masing gejala ibu hamil
saat ini mungkin termasuk wanita yang pada awal kehamilan, dan karena itu
sebagian besar atau pelaporan gejala dari bulan sebelum kehamilan. Hal ini
akan mengurangi adanya perbedaan prevalensi antara hamil dan tidak hamil .
Akan tetapi, sebagian besar dari temuan tersebut dilakukan ketika kedua
kelompok yang telah diuraikan secara terpisah. Kelima, nesarc yang tidak
secara khusus mengkaji jumlah kebidanan perawatan yang diterima oleh
perempuan hamil atau postpartum baru-baru ini, informasi akan membantu
untuk menambah skala uji epidemiologi di masa depan. Keenam, nesarc tidak
mendapatkan data tentang bulan kehamilan, setelah melahirkan, penggunaan
obat psikotropika selama kehamilan dan kelahiran, hasil kehamilan, atau
khusus komplikasi yang terjadi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa wanita yang termasuk
dalam kelompok postpartum mungkin mengalami keguguran atau aborsi.
Akan tetapi, data menunjukkan bahwa perempuan dengan komplikasi
kehamilan memiliki prevalensi gangguan kejiwaan yang lebih besar daripada
wanita hamil yang lain. Pengecualian aborsi dengan perempuan yang
keguguran atau analisis dari perkiraan akan berdampak pada gangguan jiwa
yang lebih rendah daripada yang dilaporkan dalam jurnal ini, analisis kami
menunjukkan bahwa jangan meremehkan prevalensi gangguan kejiwaan di
antara ibu hamil .
13

Ketujuh, informasi mengenai penggunaan zat dan penyalahgunaan zat


menggunakan self-report dan tidak dikonfirmasi metode obyektif. Beberapa
perbedaan telah ditemukan antara selfreported dan obyektif diukur dari obat
yang digunakan perempuan hamil di antenatal care.88 Akhirnya, hasil
tersebut mengandalkan sumbu kategori DSM-IV, dichotomous sebuah model
dari gangguan kejiwaan. Model berkelanjutan dari gangguan kejiwaan, saat
ini sedang dipertimbangkan untuk DSM-V, mungkin telah disediakan
berbagai hasil. Keterbatasan ini meski, nesarc merupakan yang survei
perwakilan terbesar secara nasional untuk memasukkan informasi mengenai
gangguan kejiwaan wanita hamil. Kehamilan adalah tradisi dilihat sebagai
sebuah periode stres yang mungkin memprovokasi penyakit jiwa.
Namun, pengecualian gangguan depresi berat postpartum di kalangan
perempuan. Rasio yang paling sering ditemukan prevalensi gangguan jiwa
tidak signifikan tinggi, dalam beberapa kasus, yang lebih rendah pada
perempuan hamil dan postpartum daripada perempuan tidak hamil. Bahwa
mungkin tingkat klinis kesan gangguan jiwa di kalangan wanita hamil terlihat
jelas bila kontak lebih tinggi ibu hamil dengan beberapa aspek dari sistem
kesehatan, dalam kelompok usia ini. Dibandingkan dengan yang tidak hamil,
mereka menganggap remeh penyakit itu.
Dalam studi ini kelompok ibu hamil dengan tinggi khususnya prevalensi
gangguan kejiwaan yang teridentifikasi ( yakni, hamil wanita yang berusia
18-25 tahun yang hidup tanpa pasangan, janda, dipisahkan, bercerai dan tidak
pernah menikah; ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan, stres
kehidupan peristiwa, dan trauma atau victimization; dan ibu hamil dengan
kesehatan yang buruk secara keseluruhan ).Ini lebih kelompok rentan harus
menjadi sasaran karena pencegahan, penilaian, serta intervensi usaha.Harga
rendah pelayanan kesehatan mental menggunakan telah diidentifikasi dalam
kajian ini terlepas dari kehamilan status. Namun, setahun perawatan mood
dicari gangguan setiap jangka waktu 12 bulan selama mengandung dan
postpartum dan untuk setiap gangguan kecemasan dalam jangka waktu 12
bulan ibu hamil tak secara mencolok lebih kecil dibanding dengan wanita
tidak hamil dan melahirkan anak.
Karena hal ini sangat penting untuk kehidupan mereka, tindakan mendesak
dibutuhkan untuk meningkatkan dan pengobatan gangguan kejiwaan
mendeteksi dari wanita hamil dan postpartum Amerika Serikat.

14

JOURNAL READING
BAB II
TELAAH JURNAL
1. JUDUL
Syarat-syarat judul yang baik :
a) Spesifik
b) Efektif, judul tidak boleh lebih dari 12 kata untuk Bahasa Indonesia dan 10
kata untuk Bahasa Inggris.
c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan
kata-kata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun,
judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian
yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung.
d) Menarik
e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam
jurnal dalam sekali baca.
Judul jurnal ini adalah :
Psychiatric Disorder in Pregnant and Postpartum Women
in the United States
Kritik terhadap judul jurnal tersebut :
1) Spesifik, singkat, dan menarik, karena pembaca dapat langsung
menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam sekali baca.
2) Judul efektif dan berjumlah 10 kata dalam bahasa Inggris. Namun,
judul tersebut menimbulkan cakupan penelitian yang terlalu luas dan
kurang spesifik.

2. NAMA PENULIS
Syarat-syarat penulisan nama penulis jurnal :
a. Tanpa gelar akademik/ professional
b. Jika > 3 orang yang dicantumkan boleh hanya penulis utama, dilengkapi
dengan dkk; nama penulis lain dimuat di catatan kaki atau catatan akhir
c. Ditulis alamat dari penulis berupa email dari peneliti
d. Tercantum nama lembaga tempat peneliti bekerja

16

e. Jika penulisan paper dalam tim, penulisan nama diurutkan sesuai kontibusi
penulis. Penulis utama: penggagas, pencetus ide, perencana dan
penanggung jawab utama kegiatan. Penulis kedua: kontributor kedua, dst.
Penulis jurnal ini adalah :
Oriana Vesga-Lopez, MD; Carlos Blanco, MD, PhD; Katherine Keyes, MPH;
Mark Olfson, MD, MPH; Bridget F. Grant, PhD, PhD; Deborah S. Hasin, PhD
Author Affiliations: New York State Psychiatric Institute, New York (Drs Vesga-Lo pez, Blanco,
and Olfson); Department of Psychiatry, College of Physicians and Surgeons (Drs Blanco and
Olfson), and Department of Epidemiology, Mailman School of Public Health (Ms Keyes and
Dr Hasin), Columbia University, New York; and Laboratory of Epidemiology and Biometry,
Division of Intramural Clinical and Biological Research, National Institute on Alcohol
Abuse and Alcoholism, National Institutes of Health, Bethesda, Maryland (Dr Grant).
Diterima untuk dipublikasikan pada tahun 2008
Arch Gen Psychiatry. 2008;65(7):805-815

Kritik terhadap penulisan penulis jurnal :


1) Penulis tidak mencantumkan gelar peneliti, dan nama semua penulis
dicantumkan (berjumlah 6 penulis).
2) Tidak ditulis alamat dari penulis.
3) Tercantum nama lembaga tempat peneliti bekerja.
3. ABSTRAK
Abstrak merupakan ringkasan suatu paper yang mengandung semua
informasi yang diperlukan pembaca untuk menyimpulkan apa tujuan dari
penelitian yang dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaan penelitian yang
dilakukan, apa hasil-hasil yang diperoleh dan apa signifikansi/nilai manfaat
serta kesimpulan dari penelitian tersebut.
Abstrak yang baik harus mencakup tentang permasalahan, objek
penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode
penelitian, hasil utama, serta kesimpulan yang dicapai. Selain judul, umumnya
pembaca jurnal-jurnal ilmiah hanya membaca abstrak saja dari paper-paper
yang dipublikasi dan hanya membaca secara utuh paper-paper yang paling
menarik bagi mereka. Berdasarkan penelitian abstrak dibaca 10 sampai 500
kali lebih sering daripada papernya sendiri.
Cara penulisannya :
Tersusun tidak lebih dari 200 250 kata. Namun ada pula yang membatasi
abstraknya tidak boleh lebih dari 300 kata. Karena itu untuk penulisan
abstrak cermati ketentuan yang diminta redaksi.
Ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Diawali bahasa Inggris jika
penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bahasa Inggris, diawali bahasa
Indonesia jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bahasa Indonesia.
Berdiri sendiri satu alinea (ada yang menentukan lebih dari satu alinea).

17

Untuk jenis paper hasil penelitian: Penulisan abtraknya tanpa tabel, tanpa
rumus, tanpa gambar, dan tanpa acuan pustaka. Jadi tidak boleh mengutip
pendapat orang lain, harus menggunakan data-data dan hasil penelitian
serta argumen yang didapat dari penelitian sendiri.
Untuk jenis paper hasil review: Penulisan abstrak boleh mengutip hasil
penelitian orang lain dari acuan pustaka atau sumber yang diacu.
Di bawah abstrak ditulis kata kunci, paling sedikit terdiri dari tiga kata
yang relevan dan paling mewakili isi karya tulis. Demikian juga di bawah
abstract ditulis paling sedikit tiga key words yang sesuai dengan kata kunci
pada abstrak (Bahasa Indonesia). Kata kunci, tidak selalu terdiri 3 kata,
ada juga yang menentukan kata kunci ditulis dalam 4-6 kata (tergantung
redaksi, jadi perhatikan ketentuan yang diminta).
Pada jurnal ini abstraknya adalah :
Context: Psychiatric disorders and substance use during pregnancy are associated with
adverse outcomes for mothers and their offspring. Information about the epidemiology of
these conditions in this population is lacking.
Objective: To examine sociodemographic correlates, rates of DSM-IV Axis I psychiatric
disorders, substance use, and treatment seeking among past-year pregnant and postpartum
women in the United States.
Design: National survey.
Setting: Face-to-face interviews conducted in the 2001- 2002 National Epidemiologic
Survey on Alcohol and Related
Conditions. Participants: A total of 43 093 respondents were interviewed, of whom 14 549
were women 18 to 50 years old with known past-year pregnancy status. Main Outcome
Measures: Prevalence of 12-month DSM-IV Axis I psychiatric disorders, substance use,
and treatment seeking.
Results: Past-year pregnant and postpartum women had significantly lower rates of
alcohol use disorders and any substance use, except illicit drug use, than nonpregnant
women. In addition, currently pregnant women had a lower risk of
having any mood disorder than nonpregnantwomen. The only
exception was the significantly higher prevalence of major depressive
disorder in postpartum than in nonpregnant women. Age, marital
status, health status, stressful life events, and history of traumatic
experiences were all significantly associated with higher risk of
psychiatric disorders in pregnant and postpartum women. Lifetime and
past-year treatment seeking rates for any psychiatric disorder were
significantly lower among past-year pregnant than nonpregnant women
with psychiatric disorders. Most women with a current psychiatric
disorder did not receive any mental health care in the 12 months prior
to the survey regardless of pregnancy status.
Conclusions: Pregnancy per se is not associated with increased risk of

the most prevalent mental disorders, although the risk of major


depressive disorder may be increased during the postpartum period.
Groups of pregnant women with particularly high prevalence of
psychiatric disorders were identified. Low rates of maternal mental
health care underscore the need to improve recognition and delivery of

18

treatment for mental disorders occurring during pregnancy and the


postpartum period.

Kritik terhadap penulisan abstrak jurnal :


Cara penulisan dan isi abstrak:
a. Tersusun lebih dari 200-250 kata, berdiri sendiri dan terdiri dari
masing-masing satu alinea.
b. Penulisan abtrak tanpa tabel, tanpa rumus, tanpa gambar, dan tanpa
acuan pustaka. Menggunakan data-data dan hasil penelitian serta
argumen yang didapat dari penelitian sendiri.
c. Tidak mencantumkan keyword (kata kunci) dibawah abstrak.
4. INTRODUKSI
Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi
penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka,
maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya
permasalahan tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan
artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling
penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan
contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata
dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang
membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih
dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang
relevan pada pendahuluan.
Kritik terhadap introduksi pada jurnal ini :
Pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya
permasalahan tersebut sehingga diangkat.
Pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting dan metode
penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh ketentuan yakni
menggunakan rujukan.
Jumlah referensi pada pendahuluan terdapat lebih dari 3 pustaka.

5. DISCUSSION (ISI JURNAL : Penilaian Klinis dan Diagnostik, Overview


Penelitian Terbaru)
Kritik terhadap diskusi pada jurnal ini :
Diskusi pada jurnal ini membahas hasil penilitian dengan sampel data
yang merepresentasikan wanita hamil dan post-partum di Amerika Serikat.
Pada bagian ini dijelaskan metode apa saja yang digunakan pada masingmasing penelitian dan dibahas kekurangan pada masing-masing penelitian.

19

Termasuk juga di dalamnya adalah pelatihan pada interviewer, cara


penilaian diagnosis dan juga penilaian statistik.
Pada bagian hasil penelitian disertakan juga tabel data hasil penelitian,
yaitu data distribusi sosiodemografik, data wanita hamil dengan 12 bulan
terakhir dengan gangguan jiwa berdasarkan DSM IV, presentasi dan odd
ratio serta perbandingan wanita yang didiagnosis gangguan mood
sebelumnya dan wanita wanita yang pernah hamil sebelumnya.
Terdapat juga ulasan hasil penelitian yang di dalamnya terdapat hasil
penelitian secara garis besar beserta opini peneliti, termasuk kekurangan
dan kelebihannya.
6. SUMMARY/CONCLUSION
Pada jurnal ini, kesimpulannya adalah :
Conclusions: Pregnancy per se is not associated with increased risk of the

most prevalent mental disorders, although the risk of major depressive


disorder may be increased during the postpartum period. Groups of
pregnant women with particularly high prevalence of psychiatric disorders
were identified. Low rates of maternal mental health care underscore the
need to improve recognition and delivery of treatment for mental
disorders occurring during pregnancy and the postpartum period.

Kritik terhadap diskusi pada jurnal ini :


Kesimpulan jurnal ini sudah menggambarkan hasil penelitian yang diulas
oleh peneliti pada bab sebelumnya. Kesimpulan jurnal sudah mencakup
tujuan dan target penelitian.
7. REFERENCES
Kritik terhadap daftar pustaka pada jurnal ini :
Literatur yang digunakan sudah tepat.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal ataupun naskah ilmiah yang
digunakan sebagai referensi atau acuan ditulis pada bagian ini. Referensi
yang dirujuk haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata
dalam penelitian tersebut.

20

DAFTAR PUSTAKA

Lopez, O.V. dkk. 2008. Psychiatric Disorder in Pregnant and Postpartum Women in the
United States. Arch Gen Psychiatry. 65(7) 805-815. Diterimakan untuk dipublikasikan
pada tahun 2008.

21

Você também pode gostar