Você está na página 1de 39

Metode Talbot

Metode Sherman
Metode Ishiguro

1. Data Curah Hujan pada Stasiun Pengamat

Perhitun
gan
Lengkun
g
Intensita
s Hujan

Metode Van Breen


Metode Hasper Weduwen
Metode Bell

Metode Gumbel,
Metode Log Person, dan
Metode Iwai Kadoya
Pemilihan curah hujan harian maksimum

Metode thieessen
Luas daerah layanan stasiun

Melengkapi data curah hujan


Uji konsistensi data
Uji homogenitas data

Perhitun
gan
Distribusi
Intensita
s Hujan

Curah
hujan
harian
maksimu
m
Curah
hujan
rata-rata

Data
curah
hujan

ANALISA HIDROLOGI

Tabel 1 Data Curah Hujan Harian Maksimum


No.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

St.Larangan
(mm)

St.Gubeng
(mm)

St.Keputih
(mm)

90
110
109
74
85
85
107
90
95
113
121
72
132
135
112
101
80
187
65
61

101
109
88
75
75
60
87
101
117
63
82
70
120
84
86
93
120
170
68
98

85
108
100
100
100
70
60
105
95
85
90
85
115
90
85
88
103
123
102
58

101.20

93.35

92.35

Sumber : Dinas Pengairan Surabaya

2. Uji Konsistensi

Dilakukan agar penyimpangan pada hasil perhitungan dapat


diperkecil.

Dilakukan dengan pengujian menggunakan Garis Massa


Ganda (Double Mass Curve Technique).

Dasar metode ini ialah membandingkan curah hujan tahunan


kumulatif dari stasiun yang diuji dengan curah hujan tahunan kumulatif
dari stasiun pembanding.
Tabel 2 Data Hujan tiap Stasiun
No.

Tahun

20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991

Larangan
( A)

Gubeng
(B)

Keputih
(C)

61
65
187
80
101
112
135
132
72
121
113
95
90
107
85
85
74
109
110
90
101.2

98
68
170
120
93
86
84
120
70
82
63
117
101
87
60
75
75
88
109
101
93.35

58
102
123
103
88
85
90
115
85
90
85
95
105
60
70
100
100
100
108
85
92.35

Sumber : Hasil perhitungan

A. Uji Konsistensi Stasiun Larangan (A)


Tabel 3 Uji Konsistensi stasiun Larangan
Tahun
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991

Rata2
Stasiun
B,C
(mm)
78
85
147
112
91
86
87
118
78
86
74
106
103
74
65
88
88
94
109
93

Akumulasi
rata2
Stasiun B,C
(mm)-sb.X
78
163
310
422
513
599
686
804
882
968
1042
1148
1251
1325
1390
1478
1566
1660
1769
1862

Sumber : Hasil perhitungan

Curah
Hujan
Stasiun
A (mm)
61
65
187
80
101
112
135
132
72
121
113
95
90
107
85
85
74
109
110
90

Akumulasi
Curah Hujan
Stasiun A
(mm)-sb.Y
61
126
313
393
494
606
741
873
945
1066
1179
1274
1364
1471
1556
1641
1715
1824
1934
2024

Gambar 1 Uji Konsistensi Stasiun Larangan

B. Uji Konsistensi Stasiun Gubeng (B)


C. Uji Konsistensi Stasiun Keputih (C)

3. Uji Homogenitas

Sebelum digunakan, data curah hujan yang akan dianalisis


harus homogen. Jika tidak homogen maka terjadi penyimpangan data.

Suatu data dikatakan homogen apabila titik H (n,Tr) berada


di dalam grafik homogenitas.

Untuk perhitungan homogenitas terlebih dahulu dilakukan


rangking data dari rata-rata curah hujan yang ada. Perhitungan
dilakukan untuk mencari standar deviasi ().
Uji Homogenitas Stasiun Larangan
Tabel 6 Uji Homogenitas Stasiun Larangan.
Rangking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total

Ri
187
135
132
121
113
112
110
109
107
101
95
90
90
85
85
80
74
72
65
61
2024

rata2

101.20

Sumber : Hasil Perhitungan

Ri - R
85.80
33.80
30.80
19.80
11.80
10.80
8.80
7.80
5.80
-0.20
-6.20
-11.20
-11.20
-16.20
-16.20
-21.20
-27.20
-29.20
-36.20
-40.20

( Ri - R )2
7361.64
1142.44
948.64
392.04
139.24
116.64
77.44
60.84
33.64
0.04
38.44
125.44
125.44
262.44
262.44
449.44
739.84
852.64
1310.44
1616.04
16055.20

Contoh perhitungan:

R
n

2024
101.20
20
Baris No.1

Ri = 187 mm/jam
Rrangking 1 R = 85.80
(Rrangking 1 R)2 = 7361.64
Sesuai tabel reduced mean untuk n=20 maka
n = 1.0625 ; Yn = 0.5236.
1/ 2

( Ri R) 2
R

(n 1)

7454.87
19

1 R
29,07

27,35
n 1.0625
Standar deviasi (

1/ 2

29,07

Perhitungan

= R 1/ .Yn
= 101.20 (27,35 x 0.5326)
= 86,88

R = + 1/ .Y
R = 86,88 + 27,35 Y

Bila, Y1 = 0; maka R1 = 86,88


Bila, Y2 = 5; maka R2 = 223,64
Data ini kemudian diplot pada Gumbels Probability Paper dan
diperoleh :
R10 = 148 mm/jam (presipitasi tahunan dengan PUH 10 tahun rencana)
TR = 2,4 tahun (PUH-nya R)
Titik Homogenitas :
Titik Ordinat

: TR =

(R10/R)*.TR

Titik Absis

: n

(148/101.20)*2,4

3,51

20, Maka titik homogenitas ( 20,3,51)

Titik ini diplotkan pada grafik homogenitas. Ternyata titik


(20,3,42) berada dalam grafik homogenitas, berarti data hujan pada stasiun
hujan larangan adalah HOMOGEN.
Uji Homogenitas Stasiun Gubeng
Uji Homogenitas Stasiun Keputih

4. Curah Hujan Rata-rata


o
o
o

Curah hujan rata-rata diperoleh berdasarkan perhitungan


dengan menggunakan metode Thiessen.
Metode ini menghubungkan 3 (tiga) stasiun pengamat
hujan dalam bentuk poligon.
Luasan tiap daerah yang dipengaruhi oleh tiap stasiun
didapatkan dari perhitungan terhadap peta yang diperoleh.

Misalnya:
1. Luas daerah stasiun Larangan
2. Luas daerah stasiun Gubeng
3. Luas daerah stasiun Keputih

: 3,554
: 0,747
: 2,771

Km2
Km2
Km2

Luas total

: 7,072

Km2

+
n

A R
n

R Thiessen =

89.20 =

mm/jam

3,554 x90 0,747 x101 2,771x85


7,072

Untuk lebih lengkapnya mengenai hasil perhitungan yang diperoleh dapat


dilihat pada Tabel 9 berikut :
Tabel 9 Curah Hujan Rata-rata
No.

Tahun

Larangan

Gubeng

Keputih

R Thiessen

1
2
3
4
5

1991
1992
1993
1994
1995

90
110
109
74
85

101
109
88
75
75

85
108
100
100
100

89.20
109.11
103.26
84.29
89.82

No.

Tahun

Larangan

Gubeng

Keputih

R Thiessen

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

85
107
90
95
113
121
72
132
135
112
101
80
187
65
61

60
87
101
117
63
82
70
120
84
86
93
120
170
68
98

70
60
105
95
85
90
85
115
90
85
88
103
123
102
58

76.48
86.47
97.04
97.32
96.75
104.73
76.88
124.07
111.98
98.67
95.06
93.24
160.13
79.81
63.73

2006
2007
2008
2009
2010

Sumber : Hasil perhitungan

5. Curah Hujan Harian Maksimum Rencana

Perhitungan curah Hujan Harian Maksimum (HHM)


dilakukan dengan 3 metode yaitu Gumbel, Log Person, dan Iwai
Kadoya
Dari hasil perhitungan dengan 3 metode tersebut
nantinya diambil yang mempunyai nilai terbesar.

1. Metode Gumbel

berikut :

Ri R 2

n 1

RT
RK

metode

Gumbel

menggunakan

rumus

sebagai

1
2

R
Yt Yn
n

=
= t (a) . Se dimana = 90%

Contoh Perhitungannya adalah sebagai berikut :


n = 20 ; Dari tabel Reduced Mean Dan Reduced standart Deviation
(terlampir) diperoleh :

n
: 1,0628

Yn
: 0,5236

Yt diperoleh dari tabel ReduceVariate


(terlampir) pada PUH t tahun

Rata-Rata : 97, dengan menggunakan rumus R didapatkan nilai


standart deviasi sebesar 20,38.
Tabel 10 Perhitungan Standart Deviasi
Rangking
1
2
3

Ri
160
124
112

(Ri-R)
65.13
29.07
16.98

(Ri-R)^2
4241.58
845.15
288.35

Rangking
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
total

Ri
109
105
103
99
97
97
97
95
93
90
89
86
84
80
77
76
64
1938

rata-rata

97

(Ri-R)
14.11
9.73
8.26
3.67
2.32
2.04
1.75
0.06
-1.76
-5.18
-5.80
-8.53
-10.71
-15.19
-18.12
-18.52
-31.27

(Ri-R)^2
199.11
94.75
68.15
13.50
5.40
4.16
3.05
0.00
3.11
26.82
33.61
72.73
114.64
230.60
328.24
342.92
977.64
7893.51

Std.
Deviasi

20.38

Sumber : Hasil perhitungan


Maka hari hujan rencana dengan PUH, T tahun, (R T) dengan T= 10 tahun
adalah :

R
RT
R10

R
Yt Yn
n

=
= 97 + (20,38/1,0628) x ( 2,2502 0,5236 )
= 130,03 mm/hari

Rentang Keyakinan (Rk)

Rk = t (a) . Se

dengan = 90% , t (a) = 1,64

b. R
Se =

;K

Yt Yn
; b 1 1,3K 1,1K 2
n

Contoh perhitungan untuk T=10 tahun sesuai dengan rumus diatas diperoleh
data sebagai berikut :
T = 10 K
b
Se
Rk

= 1,625
= 2,453
= 11,180
= (1,64) . (11,180) = 18,335
Tabel 11 Analisis Gumbel

Pu
h=t
(tahun)

Yt

HHM

Rentang Keyakinan

(mm/hari)

Se

RK

HHM 90%

0.3665

93.89

-0.148

0.912

4.157

6.817

100.71

1.4999

115.63

0.919

1.767

8.055

13.210

128.84

10

2.2502

130.03

1.625

2.453

11.180

18.335

148.36

25

3.1985

148.22

2.518

3.353

15.283

25.065

173.28

50

3.9019

161.71

3.180

4.032

18.375

30.135

191.85

100

4.6001

175.10

3.837

4.710

21.465

35.202

210.31

Sumber : Hasil perhitungan


Tabel. 12 Curah HMM Rencana metode GUMBEL
HHM
PUH
(mm/24jam)
2
101
5
129
10
148
25
173
50
192
100
210
Sumber : Hasil perhitungan

2. Metode Log Person

Prinsipnya adalah dengan cara menansfer data-data


curah hujannya ke harga logaritmanya dahulu, kemudian dihitung
parameter-parameter statistiknya.
Tabel13 Perhitungan Standart Deviasi metode Log Person
m
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

r rata
160
124
112
109
105
103
99
97
97
97
95
93
90
89
86
84
80
77
76
64
TOTAL
RATA2
Cs =

x = log r
2.20
2.09
2.05
2.04
2.02
2.01
1.99
1.99
1.99
1.99
1.98
1.97
1.95
1.95
1.94
1.93
1.90
1.89
1.88
1.80
39.56
1.98
0.602

Sumber : Hasil perhitungan

r-x
0.2263
0.1155
0.0709
0.0597
0.0419
0.0357
0.0160
0.0100
0.0087
0.0074
-0.0002
-0.0086
-0.0248
-0.0278
-0.0413
-0.0524
-0.0761
-0.0924
-0.0946
-0.1738
x

(r-x)2
0.051196
0.013334
0.005033
0.003560
0.001755
0.001275
0.000256
0.000100
0.000077
0.000055
0.000000
0.000074
0.000616
0.000774
0.001708
0.002747
0.005794
0.008533
0.008957
0.030219
0.136063
0.084624

(r-x)3
0.011584
0.001540
0.000357
0.000212
0.000073
0.000046
0.000004
0.000001
0.000001
0.000000
0.000000
-0.000001
-0.000015
-0.000022
-0.000071
-0.000144
-0.000441
-0.000788
-0.000848
-0.005253
0.00623606

Berikut ini rangkaian perhitungan analisis HHM Metode Log Person :

rata rata = 1,98

Standar deviasi = 0,084624

Cs = 0,602
Berdasarkan harga Cs, maka dapat ditentukan besarnya nilai Kx dari Table
of Frequency Factor K (terlampir), dari data ini dapat dihitung HHM-nya
dengan menggunakan rumus :
XT
RHHM

= X K X . X
= antilog XT

T =2
Kx = -0,099
maka Kx . x = -0,008378
T =5
Kx = 0,800
maka Kx . x = 0,067699
seterusnya sampai PUH 100 tahun.
Contoh perhitungan:
Pada PUH = 2 tahun
XT = 1,98 + (-0,008378)
= 1,969822
R2 = antilog XT
= 93.29
Untuk hasil selengkapnya dari perhitungan analisis HHM Metode Log
Person dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 14 Data Analisis HHM Metode Log Person
PUH(tahun)

Kx

Kx* St dev

Xt

2
5
10
25
50
100

-0.099
0.800
1.328
1.939
2.359
2.755

-0.008378
0.067699
0.112381
0.164086
0.199628
0.233139

1.969822
2.045899
2.090581
2.142286
2.177828
2.211339

Sumber : Hasil perhitungan

Rt(mm/24
jam)
93.29
111.15
123.19
138.77
150.60
162.68

3.Metode Iwai Kadoya

Tabel 15 Perhitungan Metode Iwai Kadoya


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Ri
160
124
112
109
105
103
99
97
97
97

Log Ri
2.204
2.094
2.049
2.038
2.020
2.014
1.994
1.988
1.987
1.986
total

No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Ri
95
93
90
89
86
84
80
77
76
64

Log Ri
1.978
1.970
1.953
1.950
1.937
1.926
1.902
1.886
1.884
1.804
39,564

Sumber : hasil perhitungan


Contoh perhitungan:
log Xr
= 39,564 / 20
= 1,9782
Xr
= 95,10
Xr2
= 9044,83
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 16

Tabel16 Data Perhitungan bi


m
1
2

Xs
160
124

Xt
64
76

Xs.Xt
10248
9429

Sumber : Hasil perhitungan


Maka :
nilai m = 20/10 = 2

Xs + Xt
224
200

XsXt - Xr2
1203
385

2Xr-(Xs+Xt)
bi
-33.92
-35.48
-9.86
-38.99
Jumlah -74,47

1
x (74,47)
nilai b = 2
, maka b = -37,236.
Tabel17 Data perhitungan Xo
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Ri
160
124
112
109
105
103
99
97
97
97
93
90
89
86
84
80
77
76
64
total

Xi + b
123
87
75
72
67
66
61
60
60
60
56
53
52
49
47
43
40
39
26

Sumber: Hasil perhitungan

1 n
log Xi b
n i 1
Xo =
Xo = 35.08 / 20 = 1,754
X2 = 61,91 / 20 = 3,096
log Xo b

Maka nilai C:

2n
. X 2 Xo
n 1

Log (Xi + b)
2.09
1.94
1.87
1.86
1.83
1.82
1.79
1.78
1.78
1.77
1.75
1.72
1.72
1.69
1.67
1.63
1.60
1.59
1.42
35.08

[Log Xi + b)]^2
4.37
3.76
3.51
3.45
3.35
3.31
3.20
3.16
3.16
3.15
3.06
2.96
2.94
2.86
2.80
2.65
2.55
2.54
2.03
61.91

1
2 x 20
2

. 3,096 1,754
C
20 1
= 0,198
Tabel 18 Data Analisis Perhitungan HMM dengan Iway Kadoya
PU
H
2
5
10
25
50
100

(1)

0
0.5951
0.9062
1.21379
1.4522
1.645

(2)
1/C x (1)
0
0.1178
0.1794
0.2403
0.2875
0.3256

(3)
= Xo + (2)
1.7541
1.8719
1.9335
1.9944
2.0416
2.0797

Sumber: Hasil perhitungan

(4)
ANTILOG (3)
56.7683
74.4577
85.8012
98.7149
110.0467
120.1553

(5)
HMM = (4) - b
94.0041
111.6934
123.0369
135.9506
147.2824
157.3910

6. Pemilihan Nilai Hujan Harian Maksimum

Dipilih metode yang akan digunakan dengan cara


membandingkan harga curah hujan harian maksimum dari ketiga
metode diatas.
Tabel 19 Perbandingan Nilai HMM
Perbandingan Nilai
PUH
(tahun)
Gumbel
Log Person
Iwai
2
93.29
94.0041
101
5
111.15
111.6934
129
10
123.19
123.0369
148
25
138.77
135.9506
173
50
150.60
147.2824
192
100
162.68
157.3910
210
Sumber : Hasil perhitungan

Grafik Perbandingan nilai HHM

7. Perhitungan Distribusi Intensitas Hujan

Tabel 20 Data Analisis HHM metode Gumbel


Tahun
2
5
10
25
50
100

HHM "Gumbel" (mm/24 jam)

101
129
148
173
192
210

Sumber : hasil perhitungan

Untuk mengolah data curah hujan menjadi intensitas


curah hujan digunakan cara statistik dari data pengamatan durasi hujan
yang terjadi.
Apabila tdak dijumpai data untuk setiap durasi hujan
maka diperlukan pendekatan secara empiris dengan berpedoman pada
durasi 60 menit (1 jam) dan pada curah hujan harian maksimum yang
terjadi setiap tahun.
Cara lain yang lazim digunakan adalah dengan
mengambil pola intensitas hujan kota lain yang mempunyai kondisi
yang hampir sama.
Metode yang biasa digunakan adalah metode Van
Breen, Hasper weduwen dan Bell.

1. Metode Van Breen

Metode ini menganggap besarnya atau lama durasi


hujan harian adalah terpusat selama 4 jam dengan hujan efektif sebesar
90 % dari hujan selama 24 jam.

Perhitungan intensitas hujan ini menggunakan kurva


kota Jakarta sebagai kurva basis. Kurva basis dapat memberikan
kecenderungan bentuk kurva untuk daerah lain di Indonesia.

Contoh perhitungan:

90%.R 24
4

I2 = 0,9 .* 101 / 4
= 22,73 mm / jam
Tabel dasar durasi hujan kota Jakarta yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21 Data analisis HHM metode Gumbel
Tahun

HHM "Gumbel" (mm/24 jam)

2
5
10
25
50
100
Sumber : Hasil perhitungan

I (mm/jam)

101
129
148
173
192
210

22.73
29.03
33.30
38.93
43.20
47.25

Tabel 22 Dasar Durasi Hujan Kota Jakarta


INTENSITAS HUJAN JAKARTA (mm/jam)
Untuk Periode Ulang Hujan (Tahun)

Durasi
(menit
)
5
10
20
40
60
120
240

2
126
114
102
76
61
36
21

5
148
126
114
87
73
45
27

10
155
138
123
96
81
51
30

25
180
156
135
105
91
58
35

50
191
168
144
114
100
63
40

Sumber : hasil perhitungan


Berikut ini contoh perhitungan intensitas untuk PUH 2 tahun, durasi :
5 menit
= (126/21) * 22,73
= 136,35

10 Menit

= (114/21) * 22,73
= 123,36

Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 23.


Tabel 23 Data Analisis Intensitas Hujan Metode Van Breen
Durasi
(menit)

INTENSITAS HUJAN (mm/jam)


Untuk Periode Ulang Hujan (Tahun)
2

136.35
159.10
123.36
135.45
110.38
122.55
82.24
93.53
66.01
78.48
38.96
48.38
22.73
29.03
Sumber : Hasil perhitungan
5
10
20
40
60
120
240

10

25

50

172.05
153.18
136.53
106.56
89.91
56.61
33.30

200.19
173.49
150.14
116.78
101.21
64.50
38.93

206.28
181.44
155.52
123.12
108.00
68.04
43.20

2. Metode Hasper Weduwen

Berdasarkan anggapan bahwa hujan memiliki


distribusi simetris dengan durasi hujan (t) lebih kecil dari 1 jam dan
durasi antara 1 jam sampai 24 jam.

Dilakukan perhitungan Intensitas hujan dengan PUH


2 100 tahun dalam durasi 5 40 menit dan intensitas dengan durasi
60, 120, dan 240 menit.
Contoh Perhitungan:
PUH = 2 tahun
Durasi t = 5 menit = 5/60 = 0,083333 jam, maka termasuk dalam durasi
0<t<1.
1218 54

R1 = XT Xt 1 t 1272t

R1

R = 100

11300t
t 3.12 , untuk 0 t 1

didapatkan nilai Ri = 79,09, nilai R= 13,56


Nilai I didapatkan
I

= 13,56 / 0,0833333
= 162,72 mm/jam

Nilai intensitas hujan dengan metode Hasper Weduwen ini dapat dilihat
pada tabel 24.
Tabel 24 Data Analisis Intensitas Hujan Metode Hasper Weduwen
Durasi
(menit)
5
10
20
40
60
120
240

t (jam)

Intensitas Hujan (mm/jam) Untuk PUH tahun


5
10
25
50
100

162.72 184.04
125.88 149.04
93.69 115.28
66.37 83.89
52.89 67.56
33.55 42.85
20.12 25.70
Sumber : hasil perhitungan
0.083
0.167
0.333
0.667
1
2
4

195.93
162.91
129.06
95.56
77.51
49.16
29.48

209.19
179.29
146.19
110.68
90.60
57.47
34.46

217.83
190.51
158.53
121.98
100.55
63.78
38.24

225.08
200.30
169.70
132.54
109.98
69.76
41.83

3. Metode Bell

Dengan menggunakan tabel pedoman hujan


Tanimoto, didapat pola distribusi HHM sampai dengan jam ke 4
sebagai berikut :

Tabel pedoman hujan Tanimoto:


Jam ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

170
87
28
18
11
8
6
6
4
2
-

Hujam (mm)
230
350
90
96
31
36
20
23
14
20
11
16
9
14
8
13
7
12
5
10
5
10
4
9
4
9
4
9
4
9
3
8
3
8
3
7
3
7
2
7
7
7

470
101
42
31
25
22
20
19
18
15
15
14
14
14
14
13
13
13
12
11
11
11

Contoh perhitungan:
R gumbel pada PUH 2 tahun = 100 mm/jam
Distribusi hujan pada jam ke-1 berdasarkan tabel pedoman hujan
tanimoto adalah : 87/170 * 101 = 51,549 mm/jam

Distribusi hujan pada jam ke-2 berdasarkan tabel pedoman hujan


tanimoto adalah : 28/170 * 101 = 16,590 mm/jam
Distribusi hujan pada jam ke-3 berdasarkan tabel pedoman hujan
tanimoto adalah : 18/170 * 101 = 10,665 mm/jam
Distribusi hujan pada jam ke-4 berdasarkan tabel pedoman hujan
tanimoto adalah : 11/170 * 101 = 6,518 mm/jam

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan sampai dengan jam ke-4.
Untuk lebih jelasnya, hasil dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 25 Data Hujan Berdasarkan Tanimoto
HHM (mm/jam) dengan PUH (tahun)
Rangking 1
Jam ke - 4
2
5
10
25
50
1
51.688 66.018 75.741 67.696 75.130
2
16.635 21.247 24.376 23.317 25.878
3
10.694 13.659 15.671 15.043 16.696
4
6.535
8.347
9.576 10.530 11.687
Rata - rata 21.388 27.318 31.341 29.147 32.348
Sumber : Hasil perhitungan

100
82.174
28.304
18.261
12.783
35.380

Selanjutnya dilakukan perhitungan Intensitas Hujan yang langkah


perhitungannya sebagai berikut :
R 60 Menit =

50.05882

10 th

menit
RTt (0,21 ln T 0,52).(0,54.t 0, 25 0,5).R1060tahun

I Tt

60 t
.RT
t

Dengan menggunakan cara yang sama didapat distribusi Intensitas hujan


sbb:

Tabel 26 Data Analisis Intensitas Hujan Metode Bell


Durasi
(t Menit )

INTENSITAS HUJAN (mm/jam)


Periode Ulang Hujan (T tahun)
2

10

25

50

100

122.94

158.48

185.36

220.91

247.79

274.68

10

92.01

118.61

138.73

165.33

185.46

205.58

20

64.17

82.72

96.75

115.30

129.33

143.37

40

42.88

55.28

64.66

77.05

86.43

95.81

60

33.41

43.07

50.38

60.04

67.35

74.66

120

21.44

27.64

32.33

38.53

43.22

47.91

240

13.54

17.45

20.41

24.33

27.29

30.25

Sumber : Hasil perhitungan

Berdasarkan ketiga hitungan di atas didapatkan nilai


distribusi intensitas hujan rata-rata yang paling besar adalah intensitas
hujan dengan metode Van Breen.
Metode ini dipilih untuk memperkirakan intensitas
hujan maksimum yang mungkin terjadi pada daerah studi. Intensitas
maksimum akan memberikan kontribusi terhadap debit hujan yang
terjadi

Tabel 27 Perbandingan Nilai Distribusi Intensitas Hujan (mm/jam)


INTENSITAS HUJAN VAN BREEN(mm/jam)
Durasi
Untuk Periode Ulang Hujan (Tahun)
(menit)
2
5
10
25
50
5

136.35

159.10

173.21

201.34

207.35

10

123.36

135.45

154.22

174.50

182.39

20

110.38

122.55

137.45

151.01

156.33

40

82.24

93.53

107.28

117.45

123.76

60

66.01

78.48

90.52

101.79

108.56

120

38.96

48.38

56.99

64.88

68.39

240

22.73

29.03

33.53

39.15

43.43

Sumber : hasil perhitungan


Tabel 27 Lanjutan Perbandingan Nilai Distribusi Intensitas Hujan
(mm/jam)
INTENSITAS HUJAN HASPER WEDUEN
Durasi
t
(mm/jam) Untuk PUH (tahun)
(menit) (jam)
2
5
10
25
50
100
218.2
5
0.083 162.48 184.17 196.48 209.75
225.69
3
191.0
10
0.167 125.64 149.18 163.57 180.00
201.14
4
159.1
20
0.333 93.47 115.42 129.72 146.96
170.68
2
122.5
40
0.667 66.20
84.00
96.14
111.37
133.48
3
101.0
60
1
52.75
67.66
78.00
91.21
110.82
4
120
2
33.46
42.92
49.48
57.85
64.09
70.30
240
4
20.06
Sumber : hasil perhitungan

25.73

29.67

34.69

38.43

42.15

Tabel 27 Lanjutan Perbandingan Nilai Distribusi Intensitas Hujan


(mm/jam)
INTENSITAS HUJAN BELL (mm/jam)
Durasi
Periode Ulang Hujan (T tahun)
(Menit)
2
5
10
25
50
100
5

123.72

159.49

186.54

222.31

249.37

276.43

10

92.60

119.37

139.62

166.39

186.64

206.89

20

64.57

83.24

97.36

116.03

130.16

144.28

40

43.15

55.63

65.07

77.54

86.98

96.42

60

33.63

43.35

50.70

60.42

67.78

75.13

120

21.58

27.82

32.54

38.78

43.50

48.22

240
13.62
17.56
Sumber : hasil perhitungan

20.54

24.48

27.46

30.44

Grafik Distribusi Intensitas Hujan untuk PUH 5 tahun

Grafik Distribusi Intensitas Hujan untuk PUH 10 tahun

8. Perhitungan Lengkung Intensitas Hujan

Dalam perencanaan Drainase, penentuan besarnya


debit harus diperhitungkan, yang disebut debit perencanaan,
Besarnya debit perencanaan ditentukan oleh nilai
intensitas hujan.
Untuk memilih rumus digunakan 3 metode yaitu
talbot, sherman, dan ishiguro
Pada perhitungan lengkung intensitas hujan ini,
intensitas awal yang dipakai adalah intensitas hujan dengan metode
Van Breen dikarenakan pada intensitas ini nilainya maksimum
(terbesar) sesuai dasar perencanaan yaitu intensitas maksimum.
Dari ketiga metode yang dipakai akan digunakan
metode yang menghasilkan selisih () terkecil terhadap intensitas data.
Pada perencanaan ini digunakan periode ulang hujan
(PUH) 5 tahun dan 10 tahun. Dimana PUH 5 tahun digunakan untuk
intensitas hujan yang akan didistribusikan kedalam saluran sekunder
sedangkan PUH 10 tahun digunakan untuk intensitas hujan yang akan
didistribusikan kedalam saluan primer.
Data tersebut kemudian diolah sesuai tabel-tabel
berikut ini, selanjutnya ditentukan rumus Intensitas hujan masingmasing metode (Talbot, Sherman, dan Ishiguro) lalu ditentukan I
terkecil.

Tabel 28Perhitungan Intensitas Hujan PUH 5 thn


No
1
2
3
4
5
6
7

t
5
10
20
40
60
120
240

I
159.10
135.45
122.55
93.53
78.48
48.38
29.03
666.50

I*t
795.50
1354.50
2451.00
3741.00
4708.50
5805.00
6966.00
25821.50

I
25312.81
18346.70
15018.50
8746.93
6158.33
2340.14
842.45
76765.86

It
126564.05
183467.03
300370.05
349877.03
369499.54
280816.88
202188.15
1812782.71

log t
0.70
1.00
1.30
1.60
1.78
2.08
2.38
10.84

Lanjutan Tabel 28Perhitungan Intensitas Hujan PUH 5 thn


log I
log I logt
(log t)
sQr T
I SQr T
I sQr T
2.20
1.54
0.49
2.24
355.76
56601.16
2.13
2.13
1.00
3.16
428.33
58017.37
2.09
2.72
1.69
4.47
548.06
67164.79
1.97
3.16
2.57
6.32
591.50
55320.41
1.89
3.37
3.16
7.75
607.86
47702.19
1.68
3.50
4.32
10.95
529.92
25634.96
1.46
3.48
5.67
15.49
449.65
13051.19
13.43
19.90
18.90
50.39
3511.09
323492.06

Sumber : hasil perhitungan

Tabel 29 Perhitungan Intensitas Hujan PUH 10 tahun


N
o
1
2
3
4
5
6
7

t
5
10
20
40
60
120
240

I
172.05
153.18
136.53
106.56
89.91
56.61
33.30
748.14

I*t
860.25
1531.80
2730.60
4262.40
5394.60
6793.20
7992.00
29564.85

I
29601.2
0
23464.11
18640.4
4
11355.03
8083.81
3204.69
1108.89
95458.1
8

It
148006.01
234641.12
372808.82
454201.34
485028.49
384563.05
266133.60
2345382.44

log t
0.70
1.00
1.30
1.60
1.78
2.08
2.38
10.84

Lanjutan Tabel 5.29 Perhitungan Intensitas Hujan PUH 5 thn


log I
2.24
2.19
2.14
2.03
1.95
1.75
1.52
13.81

log I logt
1.56
2.19
2.78
3.25
3.47
3.64
3.62
20.52

Sumber : hasil perhitungan

(log t)
0.49
1.00
1.69
2.57
3.16
4.32
5.67
18.90

sQr T
2.24
3.16
4.47
6.32
7.75
10.95
15.49
50.39

I SQr T
384.72
484.40
610.58
673.94
696.44
620.13
515.88
3986.09

I sQr T
66190.30
74200.04
83362.59
71815.54
62616.91
35105.64
17178.85
410469.86

Berikut ini proses perhitungan pemilihan Intensitas hujan. Dengan


memasukkan data pada tabel di atas:
Metode Talbot

I .t I I .t I
n. I I
I I .t n I .t
b
n. I I
2

Dari data PUH 5 dan 10 yang dimasukkan dalam persamaan di atas, didapat
nilai a dan b kemudian dimasukkan rumus Intensitas hujan metode Talbot.

a
t b

Metode Sherman

log I log t log t. log I log t


n. log t log t
log I . log t n. log t. log I
n
n. log t log t
2

log a

Sehingga rumus Intensitas hujan metode Sherman yaitu :

a
tn

Metode Ishiguro

I . t I I
2

a
b

. t

n. I 2 I

I I . t n. I
n I I

. t

Sehingga rumus Intensitas hujan metode Ishiguro yaitu

a
t b

Dari ketiga metode tersebut, didapat masing-masing nilai a, b, dan n dari


tiap-tiap metode. Hasil perhitungannya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 30 Hasil Perhitungan Metode Talbot, Ishiguro, dan Sherman
PU
H
2
5
10
25
50

Talbot
a
b

Sherman
a
n

6471
41
8310
49
9840
53
11233
53
12414
58
Sumber : hasil perhitungan

366
383
410
461
461

0.46
0.43
0.41
0.41
0.40

Ishiguro
b

452
579
677
781
855

0.28
0.81
1.00
1.14
1.38

Dari perhitungan tersebut ditranslasikan ke dalam rumus Intensitas sbb:

PUH 5 tahun
Metode Talbot
Metode Ishiguro
Metode Sherman

:
:
:

I =8310 / t + 49
I = 579 / t + 0,81
I = 383 / t 0,43

PUH 10 tahun
Metode Talbot
Metode Ishiguro

:
:

I = 9840 / t + 53
I = 677/ t + 1

Metode Sherman

I = 410 / t 0,41

Selanjutnya dari rumus-rumus diatas dicari nilai selisih antara


IHW dengan I pada masing-masing metode. Dalam menentukan rumus
ini akan digunakan rumus dengan nilai selisih I paling kecil.
t

Tabel31 Perbandingan Intensitas untuk PUH 5 Tahun


I
IT
I - IT I She I - I She
I Is
I - I Is

159.10 155.225 3.875 192.003

32.903

189.900 30.800

10

135.45 141.966 6.516 126.708

8.742

131.135 4.315

20

122.55 121.252 1.298

92.067

30.483

95.023 27.527

40

93.53

93.861

0.336

66.897

26.628

68.389 25.136

60

78.48

76.565

1.910

55.497

22.978

56.284 22.191

120

48.38

49.308

0.933

40.325

8.050

40.216

8.159

240

29.03

28.801

0.224

29.300

0.275

28.649

0.376

JUMLAH
15.092
Sumber : hasil perhitungan

130.060

118.503

Tabel 32Perbandingan Intensitas untuk PUH 10 Tahun


I
IT
I - IT I She I - I She
I Is
I - I Is

172.05 170.985 1.065 210.946 38.896

208.886

36.836

10

153.18 157.316 4.136 126.708 26.472

131.135

22.045

20

136.53 135.631 0.899

92.067 44.463

95.023

41.507

40

106.56 106.320 0.240

66.897 39.663

68.389

38.171

60

89.91

87.427

2.483

55.497 34.413

56.284

33.626

120

56.61

57.026

0.416

40.325 16.285

40.216

16.394

240

33.30

33.634

0.334

29.300

28.649

4.651

JUMLAH
9.573
Sumber : Hasil perhitungan

4.000
204.192

193.230

Tabel33 Perbandingan selisih () terkecil dari 3 metode


No.

PUH

Talbot

2
2.56
5
2.16
10
1.37
25
3.02
50
3.50
Sumber : Hasil perhitungan
1
2
3
4
5

Sherman

Ishiguro

13.36
18.58
29.17
14.19
14.25

13.84
16.93
27.60
11.93
11.62

Grafik Perbandingan Intensitas Hujan


Berdasarkan grafik di atas diketahui selisih terkecil pada rumus metode
TALBOT, berarti untuk perhitungan Intensitas hujan PUH 10 tahun
digunakan metode TALBOT dengan rumus :
Metode Talbot PUH 5 tahun
: I = 8310 / t + 49
Metode Talbot PUH 10 tahun
: I = 9840 / t + 53
Nilai a dan b hasil perhitungan dengan metode TALBOT tersebut
akan di inputkan dalam program, sehingga nantinya akan didapatkan nilai
Q (debit) limpasan hujan rencana.

Você também pode gostar