Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Apakah pihak rumah sakit sudah memberi tahu pasien tentang hak-haknya?
Ada Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dalam Pasal
47 dikatakan bahwa setiap pasien berhak untuk menerima informasi mengenai
penyakitnya, hasil pemeriksaan dirinya, dan rencana pengobatannya. Setiap
kejadian ditulis di medical record. Medical record kepunyaan rumah sakit, tapi
isinya kepunyaan pasien. Dan pihak yang berhak mengetahui hanya dokter dan
pasien itu sendiri, bahkan pihak manajemen rumah sakit tidak boleh
mengetahuinya. Selanjutnya, hak-hak pasien lainnya ialah berhak mendapat
Bagaimana dengan rumah sakit yang tidak memberi tahu hak-hak pasien?
Sekarang yang diperlukan ialah kepercayan pasien dan dokter, begitu pula
sebaliknya. Ketika dia menyerahkan jiwa raganya kepada dokter, memang
terkadang ada dominasi dari pihak rumah sakit yang kadang membuat pasien
menderita. Untuk menghilangkan hal seperti itu, kami di rumah sakit dilatih
bagaimana supaya bukan pasien yang membutuhkan kami, tetapi kami yang
membutuhkan mereka. Kalau falsafah ini diterapkan, maka tidak akan ada
masalah di kemudian hari.
Dalam kasus Prita Mulyasari, bagaimana dengan soal rekaman medis itu?
Prita meminta rekaman medisnya dari dokter di gawat darurat (emergency),
padahal dia harusnya meminta rekaman medis pada dokter penyakit dalam yang
memeriksanya. Prita memang tidak diberikan hasil rekaman medis yang pertama
karena hasilnya belum valid.
Hasil pemeriksaan trombosit belum bisa dijadikan alat diagnostik yang
menunjukkan seseorang menderita demam berdarah dengue (DBD).
Berdasarkan WHO, ada enam substansi yang bisa dijadikan alat diagnostik
seseorang terserang DBD, di antaranya adalah panas tubuh 39 derajat Celcius
selama tiga hari berturut-turut, ada rasa nyeri di ulu hati, disertai dengan bintikbintik merah dan pendarahan, pembesaran hati dan limpa, ada pengentalan
hemotoklit serta trombosit.
Namun orang selalu mengartikan kalau trobositnya kurang dari normal, langsung
mencap dia terserang DBD. Itu tidak bisa serta merta dijadikan alat diagnostik.
Dalam kasus Prita ini, terjadi kesalahan komunikasi antara dokter dengan
pasiennya.