Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
UNIBA
Anamnese
Pemeriksaan
Fisik
Diagnose
Pemeriksaan
Penunjang
Langkah-langkah Dalam
Pembuatan ANAMNESIS
Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap
Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Nama Orang tua
Alamat
Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua
Agama dan Suku Bangsa
Keluhan utama
Keluhan yang menyebabkan pasien dibawa
Riwayat Perjalanan
Penyakit
teliti
Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb :
Lamanya keluhan berlangsung
Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah
mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus
Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan
sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar
Berat ringannya keluhan. Apakah menetap,
bertambah berat atau berkurang
Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah
pernah sebelumnya
Apakah terdapat saudara sedarah yang menderita
keluhan yang sama
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai
dengan penilaian keadaan umum yang
mencakup :
1) Kesan keadaan sakit, termasuk posisi pasien
2) Kesadaran
3) Kesan status gizi
1. Kesan Keadaan
Sakit
berat
2. Kesadaran
a. Komposmentis
b. Apatik
c. Somnolen
d. Sopor
e. Delirium
f. Koma
g. Glasgow coma scale
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan
respon yang adekuat bila diberikan stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon
terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan
respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun
sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Reflek pupil
terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini
adalah takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif &
halusinasi
Assessing LOC:
Glasgow Coma Scale
Eye opening
Verbal
responsiveness
Motor
responsiveness
18
19
3. Status Gizi
a. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi,
inspeksi lihat proporsi tubhnya kurus/gemuk.
Palpasi dengan cara cubit tebal jaringan
lemak subcutan
b.Dengan pemeriksaan fisik & antropometris
( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan
kulit, lingkar kepala, dada & perut )
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu
Warna kulit
Sianosis
Ikterus
Kepucatan
Ekzema
Eritema kulit
Kelembapan kulit
Turgor kulit
Perdarahan kulit : petikei, ekimosis
Bagian-bagian Yang
Diperiksa
Jantung
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Mulut
Abdomen
Hati
Limpa
Ginjal
Leher
Genitalia Externa
Anus
Thorax
Ekstremitas
Paru paru
Kulit
1) Nadi
Frekuensi nadi
Irama
Kualitas nadi
Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi
2) Tekanan darah
Waktu mengukur hendaknya dicatat apakah
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan
Irama / keteraturan
Kedalaman
Type / Pola pernafasan
4) Suhu tubuh
Kepala
Bentuk : Normal, hidrocephalus,
mikrosephalus
Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )
UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
HEENT
Adrenal Disorder
Cushings Disease
Cushings disease is excess adrenal
cortical secretion
Sign:
Moon face= edematous appearance
of the face
buffalo hump= fat
deposition between shoulders
31
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis )
Cornea
Thyrotoxicosis (Graves
Disease)
HEENT
Goiter
Exophthalmos
Icter
Telinga
Bentuk
Liang telinga ( Membrane thympani )
Mastoid
Mulut
Bibir : Kering, sianosis, simetris
Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )
Lidah : papil atrofi
Faring, tonsil, dan tenggorokan
Gum hypertrophy
Tonsil
Periksa: ukuran, warna, kelainan
normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0
Peradangan tonsil membesar, merah,
Pharynx
Periksa warna, kelainan peradangan, merah
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Trachea ( simetris /
tidak )
Tortikolis
Kelenjar gondok
KGB
Kaku kuduk
TB abscess
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Datar, cembung, tegang atau cekung
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena
Palpasi
Dilakukan dengan
Ascite
Hati
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 2
cm
Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong
kearah medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur
menurut SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal
dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri
dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan
kebawah sehingga memotong lipat paha. Garis dari
pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan
sebagai S.IV sampai lipat paha S.VIII
CML
Ph +ve
Ph ve, BCR-abl +ve
Ph ve, BCR-abl -ve
Eosinophilic Leukemia
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba,
Genitalia Externa
Pada Pria
Anus
Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi
baru lahir
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema
6. Fingers:
Clubbing: infective
haemorrhages:
infective
endocarditis
Nails
Nail Psoriasis
Filariasis
Signs of ESLD
Hemarthrosis
(joint bleeding)
Tourniquet Test
Skin Lesions
Kaposis sarcoma
Bates, Barbara, MD. A Guide to
Physical Examination and History
Taking, fourth edition. J.B. Lippincott.
1987.
Malignant Melanoma
Bates, Barbara, MD. A Guide to Physical
Examination and History Taking, fourth
edition. J.B. Lippincott. 1987.
Skin Lesions
Varicella
Cellulitis
Skin Lesions
Urticaria
Lyme
Disease
Rash
Thorax
Pectus Excavatum
Paru paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada &
Perkusi
Normal : Sonor
Redup : Tidak ada udara misal pada tunor
Auskultasi
Pada paru paru
didengarkan suara :
napas dasar dan
napas tambahan
LUNG SOUNDS
BREATH SOUNDS
ADVENTITIOUS
TRACHEAL
BRONCHIAL
VESICULAR
WHEEZE
RHONCHI
CRACKLE
PLEURAL RUB
STRIDOR
SQUEAK
( pnemonia Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural :
Pada pleuritis )
Sukusio Hippocrates
Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara
kocokan : Pada seropneumothorax
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi
Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor.
Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel
kanan )
Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat
Perkusi
Menentukan besar dan batas jantung secara kasar
Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat dan
Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis
midclavicula kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I.
BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
mitral dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya
katup aorta dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe
) yang menunjukkan adanya kegagalan jantung