Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Kelompok 10
1.
Farida Utami
25010114130305
2.
25010114140337
3.
25010114140361
4.
25010114140362
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu daritiga
komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi
jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian
mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi,
dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting
dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak
merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk
melakukan
migrasi,
kelancaran
sarana
transportasi
antar
wilayah,
dan
hakekatnya,
migrasi
penduduk
merupakan
refleksi
perbedaan
Kota Surabaya, akibat dari migrasi yang berada di Surabaya, serta kebijakan apa
yang tepat digunakan di Kota Surabaya tersebut
1.3 TUJUAN
Berdasarkan Permasalahan yang sudah di sebutkan di atas, pembuatan
makalah ini tentunya bertujuan:
surabaya
Untuk mengetahui akibat dari migrasi di Surabaya
Untuk mengetahui kebijakan yang tepat terhadap kasus migrasi di
Surabaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penduduk
adalah
gerak
perpindahan
penduduk
secara
tinggal
di daerah
perkotaan.
b. Transmigrasi,
adalah
perpindahan
penduduk,
yang
diprakarsai
adalah
orang
yang
pergi
juga golongan pendatang yang datang khususnya untuk mencari rezeki di negara
orang.
b. Taraf ekonomi yang rendah di negara sendiri.
Bagi negara Malaysia khususnya, kemakmuran ekonomi seringkali dijadikan
alasan untuk menjelaskan mengapa negara ini menarik perhatian ramai rakyat
Indonesia dan Bangladesh malah termasuk juga negara-negara yang mengalami
taraf ekonomi yang gawat.
c. Faktor sosial budaya
Sebenarnya
faktor
sosial
budaya
juga
memainkan
peranan
utama
2. Faktor Spesifik
Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor
penarik (pull factor).
a. Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:
Kegunaan
Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah
suatu kabupaten/kota merupakan daerah yang memiliki daya tarik bagi
penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan
apakah suatu kabupaten/kota merupakan wilayah yang tidak disenangi
untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain kabupaten/kota ini
memiliki daya dorong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan
daerah tersebut.
Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah
sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif. Artinya,
jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk
yang keluar.
b. Migrasi keluar
mo=
c. Migrasi netto
mn=
jumlah mo jumlah mi
X 1000
jumlah penduduk pertengahan tahun
d. Migrasi brutto
mg=
2) Migrasi Desa-Kota
Migrasi Desa - Kota adalah gejala berpindahnya penduduk yang berasal
dari suatu daerah yang bersifat perdesaan menuju daerah lain yang bersifat
perkotaan. Perhitungan angka migrasi perdesaan ke perkotaan jarang
dilakukan, meski gejala ini banyak dijumpai di banyak negara berkembang.
Namun demikian tidak berarti bahwa perhitugnan migrasi dari perdesaan ke
perkotaan tidak bisa dilakukan. Sebenarnya migrasi ini sama saja dengan
migrasi antar kabupaten yang terdiri atas beberapa kriteria (migrasi seumur
hidup, migrasi risen 5 tahun dan migrasi total).
Untuk melihat besaran migrasi yang berlangsung dalam jangka pendek
(lima tahun terakhir), maka digunakan migrasi risen lima tahun. Kita dapat
melihat jika ada perbedaan karakteristik tempat tinggal lima tahun yang lalu
dan karakteristik tempat tinggal sekarang (pada saat pencacahan). Jika lima
tahun yang lalu seseorang tinggal di darah yang dikategorikan sebagai
perdesaan, dan pada waktu pencacahan tinggal di daerah yang dikategorikan
sebagai perkotaan, maka ia termasuk migran dari perdesaan ke perkotaan.
Indikator
dimana:
Migru
X 100
Migru+ Miguu
Migru
Migru
Miguu
pengangguran.
Meningkatnya kesejahteraan keluarga di desa, karena mendapat
kiriman dari yang pergi, terutama dari yang sudah hidup layak
Seimbangnya lapangan pekerjaan di desa dengan angkatan
kerja yang tersisa, karena banyak orang yang meninggalkan
desa.
b) Dampak negatif
Berkurangnya tenaga kerja muda daerah.
Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal
penduduk tua.
Semakin berkurangnya tenaga penggerak pembangunan di
desa.
Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk
desa yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada
umumnya enggan kembali ke desa.
BAB III
PEMBAHASAN
Kota surabaya adalah ibu kota provinsi jawa timur. Surabaya merupakan
kota terbesar kedua di indonesia setelah jakarta, dengan memiliki luas daratan
333.063 km2 dan jumlah penduduk yang mencapai 3 juta jiwa lebih. Surabaya
merupakan pusat bisnis, perdagangan , indrustri dan pendidikan di kawasan
jawa timur. Dengan keadaan karakteristik kota surabaya tersebut dapat
menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para pendatang atau perantauan dari
luar daerah untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya.
Menurut dari dinas kependudukan dan catatan sipil kota surabaya pada
bulan juni 2013 jumlah pendatang dari luar daerah pindah ke kota surabaya adalah
28.000 jiwa lebih dan belum termasuk untuk jumlah pendatang musiman yang
mencapai 3.000 jiwa lebih, pertumbuhan penduduk kota surabaya pada tahun
2011 sendiri mencapai 3.024.000 jiwa dan untuk tahun 2012 pertumbuhan
penduduk kota surabaya bertambah mencapai 3.125.000 jiwa, pada tahun 2013
pertumbuhan
3.166.000 jiwa. dengan ini pertumbuhan penduduk untuk kota surabaya bisa
terbilang meningkat tajam untuk tiap tahunnya yang mencapai 50.000 jiwa.
Faktor permasalahan dari Jumlah pertumbuhan penduduk tersebut
meningkat di karenakan pendatang dari luar daerah pindah ke surabaya
dan juga di sebabkan kelahiran bayi dari penduduk setempat. Namun dari
dua faktor tersebtu yang paling berpengaruh adalah penduduk baru yang masuk ke
kota surabaya. Dan masalah sosial dari kepadatan penduduk ini adalah adanya
penduduk musiman yang ber-imigrasi ke kota surabaya, dan
banyak dari
penduduk musiman ini tidak mempunyai tempat tinggal jelas dan meraka
juga tidak mempunyai pekerjaan jelas sehingga menambah jumlah
pengangguran.
Dengan keadaan pertumbuhan penduduk di kota surabaya yang saat ini
bisa terbilang sudah overpopulasi, pemerintah kota surabaya harus ambil tindakan
agar pertumbuhan penduduk
tindakan yang telah dilakukan oleh dinas pemerintah kota surabaya untuk
mengatasi penduduk tidak resmi atau penduduk musiman di kota surabaya
yang tidak tercatat dalam di kelurahan, kecamatan maupun dinas
kependudukan dan catatan sipil (Dispendukcapil) yaitu dengan mewajibkan
mengurus kartu identitas penduduk musiman (Kipem) apabila tidak
mengurus para penduduk musiman ini akan di pulangkan ke asal
daerahnya.
http://www.kompasiana.com/tria.ananda/migrasi-menyebabkan-kepadatanpenduduk-di-kota-surabaya_552c1ea26ea834c65b8b45cc
(diterbitkan 26 Desember 2013, diakses pada 08 november 2015)
Menurut artikel diatas kami mencoba menganalisis mengapa kasus migrasi
di Kota Surabaya mengalami peningkatan sehingga menyebabkan kepadatan
penduduk. Berikut merupakan kerangka analisis menurut kami yang dianalisis
dari kasus diatas:
3.1 KERANGKA ANALISIS
FAKTOR
PENDORO
NG
FAKTOR
PENARIK
FAKTOR
INDIVIDU
MIGRA
SI
KEPADATA
N
PENDUDUK
MENINGKA
PEMUKIMA
N KUMUH
MENINGKA
T
MASALAH
KESEHATAN
AKIBAT
SANITASI
MENINGKAT
dengan yang selama ini diterima di daerah asal. Begitu juga sebaliknya,
jika ternyata upah yang diterima lebih kecil atau sama dengan daerah asal,
mereka tidak akan memutuskan untuk bermigrasi ke daerah tujuan.
b. Faktor Penarik
Faktor penarik adalah hal-hal yang menarik didaerah yang akan di datangi.
Berikut merupakan beberapa faktor penarik menurut kasus diatas:
Surabaya
menjadi
pusat
di kota Surabaya.
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan
Kota Surabaya identik dengan penduduknya yang ramah serta
tingkat keamanannya lebih tinggi daripada daerah asal. Kemudian iklim
serta sumberdaya alam yang masih banyak, serta berbagai fasilitas yang
ditawarkan demi kenyamanan masyarakat menjadikan daya tarik migran
ke kota Surabaya.
c. Faktor Individu
Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini
sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perpindahanatau
tidak. Contoh faktor individu ini antara lain umur, jenis kelamin, status menikah
dan tingkat pendidikan.
Contohnya sepasang pasangan menikah, kemudian setelah menikah
biasanya perempuan bermigrasi karena mengikuti suaminya yang memiliki
pekerjaan yang lebih layak di daerah Surabaya. Oleh karena itu, perempuan
tersebut pastinya tidak bisa menolak permintaan suaminya untuk bermigrasi ke
Surabaya.
3.3 TERMASUK KE DALAM MIGRASI
Berdasarkan kasus di atas, migrasi di atas termasuk ke dalam mobilitas
Mobilitas Horizontal (Geografi) Mobilitas horizontal menunjuk pada gerakan
seseorang atau kelompok dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain
yang masih berada .pada satu ranking sosial. Dapat pula berupa perpindahan
seseorang atau kelompok secara geografis dari satu tempat tinggal, kota atau
wilayah ke tempat tinggal, kota atau wilayah lain.
3.4 DAMPAK DARI MIGRASI
Berdasarkan kasus di atas dampak dari migrasi yaitu kepadatan penduduk
yang meningkat dapat menimbulkan kemiskinan pada penduduk di Kota Surabaya
karena semakin terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada, sehingga akhirnya
berdampak pada kehidupan perkotaan yang jelek seperti penurunan kualitas
lingkungan yang dilihat dari semakin banyaknya pemukiman kumuh di daerah
kota tersebut. Penurunan kualitas lingkungan dapat meningkatkan penularan
prevalensi penyakit seperti ISPA, diare, DBD, dan penyakit kulit lainnya.
1.
2.
3.
tingkat provinsi
Tingkat RT/RW dibuat form untuk laporan data kependudukan yang
sifatnya baku, sehingga aka memudahkan RT/RW dalam membuat
laporan kependudukan dan mengoptimalkan lembaga-lembaga lokal
4.
5.
administrasikependudukan
(SIAK)
dibawah
kendali
mudah mengaksesnya
Dalam rangka pelayanan prima dan untuk memudahkan pelayanan
kepada masyarakat, pihak kelurahan maupun kecamatan sebaiknya
mencantumkan informasi tentang cara-cara pelayanan administrasi
kependudukan. Informasi pelayanan administrasi kependudukan
tersebut, sebaiknya ditempel ditempat-tempat yang mudah dilihat dan
dibaca oleh masyrakat . infromasi itu berisikan antara lain biaya
pelayanan (retribusi) berdasarkan perda, dan syarat-syarat untuk
mendapatkan pelayanan tersebut, serta lama proses pelayaannya
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis permasalahan di atas ada beberapa factor yang
menyebabkan terjadinya migrasi di Kota Surabaya semakin meningkat adalah
sebagai berikut:
a. Adanya Faktor pendorong seperti
Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
Penghasilan dan upah yang kecil
b. Adannya faktor penarik seperti
Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan , indrustri dan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/77059747/Ukuran-migrasi
http://www.academia.edu/9165860/Jenis_migrasi
https://www.scribd.com/doc/136138689/makalah-migrasi
http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot
ib/kelompok_3/kelompok_3_mobilitas_sirkuler.pdf
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Nurwati, Nunung. Setiawan, Nugraha. Dkk,