Você está na página 1de 5

CHANCROID

Definisi :

Adalah penyakit infeksi pada alat kelamin akut, setempat, disebabkan oleh
Streptobacillus ducreyi ( Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa
ulkus nekrotik yang nyeri pada tempaat inokulasi, dan sering disertai pernanahan
kelenjar getah bening regional.
Biasanya disebut soft chancre, ulkus mole, soft sore.
Chancroid merupakan faktor risiko untuk penyebaran heteroseksual dan HIV.

Epidemiologi :

Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik
banyak terdapat pada :
- daerah-daerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
- di bagian dunia yang memiliki sarana kesehatan yang kurang misalnya di Afrika,
Asia, dan Karibia.
- Di Afrika bagian selatan dan timur, dimana yang melakukan sirkumsisi agak
rendah dan prevalensi HIV yang tinggi.
pria > wanita

Etiologi :
Haemophilus ducreyi
Sistem klasifikasi :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Pasteurellales
Family : Pasteurellaceae
Genus : Haemophilus
Species : H. ducreyi
Binominal name : Haemophilus ducreyi

Morfologi :

Berbentuk batang kecil, tidak bergerak, termasuk golongan bakteri gram negative,
dan bersifat parasit pada media yang mengandung darah.
- bakteri fakultatif anaerob, yang kadang-kadang memiliki kapsul tetapi juga
terkadang tidak memiliki kapsul.
- Suhu optimum untuk tumbuhnya adalah 37C.
- Menyusun dirinya berupa rantai pendek maupun panjang atau berpasangan secara
parallel.
- Tempat infeksi yang umum pada pria adalah sulkus koronanius, meatus atau glans
penis, sedangkan pada wanita adalah vulva, labia, uretra, paha, vagina atau
serviks.
Cara bakteri menginfeksi penyakit :
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang lecet dan menimbulkan
terjadinya ulcus pada alat kelamin yang pinggirnya tidak rata dan terasa sakit bila
dipijit dan biasanya terdapat beberapa ulcus.

Gambaran Klinis :

Masa inkubasi antara 1-2 minggu


ciri khas ulkus mole:
- Bentuk bulat / lonjong
- Kecil, multipel
- Dikelilingi halo eritematosa & edematus
- Berbentuk seperti cawan
- Tepi ulkus tidak teratur / tidak rata
- Dinding bergaung
- Dasar ulkus - jaringan granulasi - mudah berdarah, isi sekret keruh, tertutup sekret
kotor berwarna kuning, jaringan nekrotik
- Perabaan ulkus - lunak, tanpa indurasi, mudah berdarah & terasa nyeri.
Sekitar 30 % pembesaran KGB inguinal medial
tempat predileksi lesi di daerah genital :
- pria : permukaan mukosa pruputium bag.dalam, frenulum, sulkus koronanius,
batang penis, dalam uretra, skrotum, anus perineum.
- wanita : labium mayus, vulva, klitoris, fourchette, vestibuli, uretra, serviks, anus.
tempat predileksi lesi di daerah ekstragenital :
- lidah
- bibir
- jari tangan
- payudara
- konjungtiva
- umbilikus
- abdomen
- pubis
- paha
- dada

Jenis-jenis bentuk klinis :


1. Ulkus mole folikularis
- Timbul pada folikel rambut, pada permukaannya menyerupai folikulitis yang
disebabkan oleh kokus, tetapi cepat menjadi ulkus.
- Lesi seperti ini dapat timbul pada vulva dan pada daerah berambut di sekitar
genitalia dan sangat superfisial.
2. Dwarf chancroid
- Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya tidak
teratur dan tepi berdarah.
3. Transient chancroid (Chancre mou valant)
- Lesi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetapi 2-3 minggu kemudian diikuti
timbulnya bubo yang meradang pada daerah inguinal. Gambaran ini menyerupai
limfogranuloma venerum
4. Papular chancroid (ulkus mole elevatum)
- Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya.
- Gambarannya menyerupai kondilomata lata pada sifilis stadium II.
5. Giant chancroid
- Mula-mula timbul ulkus kecil, tetapi meluas dengan cepat dan menutupi satu
daerah, sering mengikuti abses inguinal yang pecah, dan dapat meluas ke daerah
suprapubis bahkan daerah paha dengan cara autoinokulasi
6. Phagedenic chancroid
- Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang luas.
- Genitalia eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai infeksi organisme
Vincent
7. Tepi serpingiosa
- Lesi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah
lipat paha atau paha.
- Ulkus jarang menyembuh, dapat menetap berbulan-bulan atau bertahun-tahun

Diagnosis :

Anamnesis
px. Fisik
px. penunjang
1. Pemeriksaan sediaan hapus
2. Biakan kuman
3. Teknik imunofluoresens untuk menemukan antibody
4. Biopsi
- Daerah superfisial pada dasar ulkus
- Daerah tengah
- Daerah sebelah dalam
5. Tes kulit ito-reenstierna
6. Autoinokulasi

Terapi :

Obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit ini adalah Sulfonamid.
obat yang lebih efektif untuk mengobati penyakit ini adalah Azitromisin.
- Farmakologi azitromisin :
Azitromisin adalah antibiotik golongan makrolida pertama yang termasuk
dalam kelas azalide.
Azitromisin diturunkan dari eritromisin dengan menambahkan suatu atom
nitrogen ke cincin lakton eritromisin A.
Pemberian azitromisin secara oral diserap secara cepat dan segera
didistribusi ke seluruh tubuh.
Distribusi azitromisin yang cepat ke dalam jaringan dan konsentrasi yang
tinggi dalam sel mengakibatkan kadar azitromisin dalam jaringan lebih
tinggi dari plasma atau serum.
Sebuah studi memperlihatkan bahwa makanan meningkatkan kadar
maksimum (Cmax ) hingga 23% tapi tidak ada perubahan pada nilai AUC.
- Indikasi : Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
- Dosis dan cara pemberian : 1 g Dosis tunggal Oral
- Efek samping :
Mual, muntah
rasa tidak nyaman di perut,
kembung,
diare,
gangguan pendengaran,
nefritis interstisial,
gangguan ginjal akut,
fungsi hati abnormal,
pusing/vertigo,
kejang,
sakit kepala,
somnolen.
- Interaksi : Antasid yang mengandung aluminium dan magnesium mengurangi
kadar puncak plasma (rate of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent
of absorption) tak berubah. Azitromisin mengurangi klirens triazolam sehingga
meningkatkan efek farmakologinya.
- Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap azitromisin atau makrolida lainnya.
- Nama dagang : Aztrin, Mezatrin, Zibramax, Zifin, Zithromax, dan Zycin.
Obat lain :
- Seftriaksone, 250 mg Dosis tunggal - IM
- Siprofloksasin, 2 x 500 mg selama 3 hari - Oral
- Spectinomisin, 2 g Dosis tunggal - IM
- kotrimoksazol, ialah kombinasi sulfametoksazol 400 mg dengan trimetroprim 80
mg, diberikan dengan dosis 2 x 2 tablet selama 10 hari.
- Eritromisin, 4 x 500 mg selama 7 hari.
Terapi topikal :

Terapi lokal dilakukan dengan membersihkan dan mengkompres untuk


mengurangi edema.
pemberian antiseptik seperti povidon yodium.
bila perlu diaspirasi untuk mencegah ruptur spontan.
pasien yg berespon baik terhadap antibiotik tidak perlu dilakukan drainase pada
lesinya.

Komplikasi :
1. Mixed chancre
Kalau disertai sfilis stadium 1. Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi setelah 15-20
hari menjadi manifes, terutama jika di obati dengan sulfonamide. Dapat terjadi pada
bagian atas penis dan kelenjar inguinal kanan.
2. Abses kelenjar inguinal
Bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus yang kemudian menjadi ulkus.
Ulkus kemudian membesar membentuk giant chancroid.
3. Fimosis parafimosis
Jika lesi mengenai preputium
4. Fistula uretra
Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat dekstruktif. Dapat
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat
menjadi stiktura uretra
5. Infeksi campuran
Dapat disertai infeksi organisme Vincent sehingga ulkus makin parah dan bersifat
destruktif. Di samping itu juga dapat disertai penyakit limfogranuloma venereum atau
granuloma inguinale.

Prognosis :
Prognosis ulkus mole adalah baik jika penyakit diterapi dengan tepat dan tidak ditemukan
infeksi HIV. Pasien sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual sampai lesi
sembuh sempurna. Kontak seksual sebaiknya diperiksa dan diterapi. Tetapi, tanpa
pengobatan, ulkus genital dan abses inguinal dilaporkan kadang-kadang menetap.

Você também pode gostar