Você está na página 1de 12

Apakah Jasa Selain Audit Mengancam Independensi Auditor? Bukti Yang Lebih Lanjut.

Abstrak:
Penelitian ini menentang penemuan Frankel et al (2002) (FJN). Hasil dari tes
discretionary accruals berbeda dengan penelitian FJN ketika peneliti menyesuaikan
discretionary current accruals atas kinerja perusahaan. Pada penelitian ini tes benchmark laba,
berlawanan dengan penelitian FJN, peneliti menemukan hubungan antara ramalan analist tentang
pertemuaan perusahaan dan fee audit tidak signifikan secara statistik. Tes reaksi pasar modal juga
menyediakan hasil yang berbeda dengan yang dilaporkan pada penelitian FJN. Secara
keseluruhan penelitian ini mengindikasi hasil penelitian FJN sensitif terhadap pemilihan desain
penelitian, dan penelitian ini menemukan tidak adanya bukti sistematik yang mendukung klaim
bahwa auditor merusak independensi sebagai hasil dari pembayaran yang relatif lebih dari klien
atas jasa selain audit.
Pendahuluan
Badan regulasi, pengguna laporan keuangan dan peneliti merisaukan bahwa auditor akan
merusak independensinya dengan membiarkan fee yang tinggi dari klien terdapat lebih
discretion
laporan keuangan dari pada klien dengan fee rendah. Frankel et al (2002) (dalam hal ini disebut
FJN) menggunakan hubungan antara biaya perusahaan audit dan dua ukuran bias pelaporan
keuangan perusahaan, akrual diskresioner dan kecenderungan pertemuan perusahaan memenuhi
earning benchmarks untuk menarik kesimpulan pada independensi auditor. Selain itu, mereka
melakukan event study untuk menyelidiki apakah pasar bereaksi terhadap pengungkapan biaya
auditor. FJN menunjukkan bahwa hasil mereka memberikan bukti bahwa independensi auditor
dikompromikan ketika klien membayar biaya nonaudit relatif tinggi terhadap total biaya. Kami
melakukan tiga set tes empiris yang sama dengan FJN untuk menyelidiki sensitivitas hasil FJN
atas pilihan desain penelitian.
Motivasi untuk penelitian FJN dan penelitian ini didasarkan pada keprihatinan pasar
modal Amerika dan SEC tentang pertumbuhan biaya nonaudit relatif terhadap biaya audit selama
tahun 1990 (misalnya, lihat Levitt 2000). Perhatian SEC bahwa pertumbuhan dalam penyediaan
jasa nonaudit mengkompromikan (merusak) independensi perusahaan audit yang didasarkan
pada premis bahwa penyediaan layanan nonaudit meningkatkan fee yang dibayarkan kepada
perusahaan audit sehingga meningkatkan ketergantungan ekonomi perusahaan audit pada klien.
Penelitian sebelumnya setuju bahwa itu adalah kekuatan ikatan ekonomi antara perusahaan audit

dan kliennya yang mengurangi independensi auditor (DeAngelo 1981; Beck et al. 1988; Magee
dan Tseng 1990). Namun, ada pertikaian tentang bagaimana mengukur ikatan ekonomi. Banyak
penelitian kontemporer menyelidiki apakah ketentuan dari layanan nonaudit menurunkan
independensi auditor menggunakan rasio fee audit terhadap total fee audit (selanjutnya disebut
sebagai rasio fee) sebagai ukuran dari ikatan ekonomi. Namun, rasio biaya tidak menangkap arti
penting ekonomi klien untuk kantor audit ketika total fee klien tidak material terhadap
perusahaan audit.
Pertimbangkan hal berikut. Dua perusahaan dalam sampel kami memiliki rasio biaya
sebesar 73%. Satu laporan perusahaan dengan total biaya dari $ 71.000 dan perusahaan lain
melaporkan jumlah biaya sebesar $ 5,7 juta. Berdasarkan rasio biaya mereka, kedua perusahaan
dianggap ancaman independensi, sedangkan hanya yang belakangan ini signifikan secara
ekonomi terhadap auditor. Dengan demikian, kita mengandaikan bahwa biaya total, yaitu, jumlah
biaya audit dan nonaudit dibandingkan rasio fee adalah ukuran yang lebih tepat atas
ketergantungan ekonomi auditor pada klien, meskipun, peneliti memasukan rasio biaya dalam
analisis empiris untuk menyediakan penilaian lengkap atas hasil FJN tersebut.
Bagian pertama tes peneliti menguji apakah hasil akrual diskresioner FJN sensitif
terhadap pengukuran akrual diskresioner. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa akrual
pengukuran diskresioner yang digunakan oleh FJN sistematis menolak hipotesis nol tidak ada
bias pelaporan keuangan di pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat lain karena ukuran
tidak memperhitungkan dampak dari kinerja akrual (Kothari et al. 2002). Kami menghitung dua
ukuran akrual diskresioner yang saat ini (discretionary current accruals) yang mengontrol
dampak dari kinerja perusahaan dalam estimasi akrual diskresioner. Metode pertama mengukur
kinerja akrual diskresioner saat ini yang disesuaikan (adjusted discretionary current accruals)
sebagai perbedaan antara perkiraan akrual diskresioner saat ini perusahaan dan rata-rata akrual
diskresioner saat ini dari industri dan kinerja portofolio. Pendekatan kedua mengikuti Kothari et
al. (2002) dan termasuk kontrol untuk kinerja perusahaan dalam model regresi digunakan untuk
memperkirakan nondiscretionary akrual saat ini.
Konsisten dengan penelitian FJN, kami mendokumentasikan hubungan positif antara nilai
absolut dari akrual diskresioner perusahaan saat ini dan rasio fee, terlepas dari penggunaan
pengukuran kinerja akrual yang disesuaikan. peneliti juga menemukan, seperti penelitian FJN,
bahwa tidak ada bukti bahwa total fee perusahaan terkait dengan akrual diskresioner saat ini

perusahaan-perusahaan. Namun, berbeda dengan penelitian FJN, ketika peneliti mempartisi


perusahaan sampel berdasarkan apakah mereka melaporkan peningkatan pendapatan atau
penurunan pendapatan akrual diskresioner, dan peneliti menggunakan ukuran kinerja yang
disesuaikan (performance adjusted measure) atas akrual diskresioner saat ini, peneliti tidak
menemukan ada hubungan antara rasio biaya dengan peningkatan pendapatan akrual
diskresioner. Analisis lebih lanjut menunjukkan kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh
tidak mengontrol kinerja perusahaan dalam estimasi pendapatan akrual diskresioner yang
meningkatkan dikaitkan dengan rasio biaya. Jadi kita memberikan penjelasan untuk mengapa
penelitian FJN menemukan asosiasi antara rasio biaya dan pendapatan akrual diskresioner yang
meningkat sedangkan dalam penelitian ini tidak.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa hubungan antara rasio biaya dan nilai absolut
dari diskresioner akrual didorong oleh pendapatan akrual diskresioner yang menurun. Sementara
penurunan pendapatan akrual dapat diartikan sebagai bentuk pelaporan keuangan bias,
penurunan pendapatan akrual juga mencerminkan aplikasi konservatif prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Biasanya regulator dan pengguna laporan keuangan lebih peduli dengan
penerapan GAAP yang oportunistik dari pada penerapan GAAP yang konservatif.
Penelitian FJN juga menggunakan hubungan antara fee perusahaan audit dan dua
benchmark laba, yaitu peningkatan kecil laba dan perkiraan analis pertemuan (meeting analyst
forecasts) - untuk menarik kesimpulan independensi perusahaan audit. Bagian tes kedua
penelitian ini mereplikasi tes benchmark laba pada penelitian FJN. Konsisten dengan penelitian
FJdan juga penelitian Francis dan Ke (2001), kita tidak menemukan ada hubungan antara rasio
biaya dan kemungkinan perusahaan melaporkan peningkatan kecil laba. Sebagai tambahan,
seperti penelitian FJN, peneliti mendokumentasikan hubungan negative antara total fee dan
kemungkinan perusahaan yang melaporkan peningkatan kecil laba. Namun, tidak seperti
penelitian FJN, kita tidak menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara baik rasio
biaya maupun total fee dengan perkiraan analis pertemuan (meeting analyst forecasts)
perusahaan.
Singkatnya, berdasarkan penggunaan akrual diskresioner dan benchmark laba sebagai
proxy untuk pelaporan keuangan yang bias, peneliti menemukan sedikit bukti yang mendukung
klaim bahwa auditor melanggar independensi mereka sebagai hasil dari pembayaran fee audit

yang tinggi dari klien atau memiliki rasio biaya yang tinggi. Analisis akrual diskresioner pada
penelitian ini tampil konsisten dengan kebanyakan penelitian yang menguji fee perusahaan audit
dan mengukur manajemen laba. Chung dan Kallapur (2003) menemukan tidak ada hubungan
antara metrik fee audit mereka dengan nilai absolut akrual diskresioner yang diukur dengan
Jones model modifikasi. Penelitian mereka juga mengeksplorasi empat sub-set yang berbeda dari
perusahaan di mana mereka mengharapkan perusahaan untuk memiliki insentif yang lebih besar
pada manajemen laba (yaitu, perusahaan dengan market-to-book ratio yang tinggi, leverage yang
tinggi, spesialisasi industri perusahaan audit yang rendah dan pengaruh tinggi insider pada
dewan direksi) dan tidak menemukan bukti dari hubungan antara fee audit atau nonaudit dengan
manajemen laba. Kesimpulan yang ditarik dari akrual diskresioner pada penelitian ini dan tes
benchmark laba juga konsisten dengan yang dilaporkan oleh DeFond et al. (2002) yang
menunjukkan tidak ada hubungan antara opini going concern perusahaan dan besarnya jasa
nonaudit, dan hubungan positif antara kemungkinan mengeluarkan opini going concern dengan
fee audit.
Sebagai pendukung temuan pada penelitian yang bersamaan dengan audit, hasil analisis
akrual diskresioner pada penelitian ini memperpanjang literatur kontemporer yang membahas
estimasi akrual diskresioner perusahaan. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa
mengendalikan kinerja adalah penting saat memperkirakan praktek pelaporan diskresioner
manajer. Kami juga memberikan bukti empiris bahwa kesalahan pengukuran akrual diskresioner
dapat menyebabkan kesimpulan yang salah ketika terjadi kesalahan pengukuran berkorelasi
dengan variabel yang uji.
Bagian terakhir dari tes adalah peneliti menyelidiki reaksi pasar terhadap pengungkapan
fee auditor dalam laporan proksi perusahaan. Penelitian FJN melaporkan bahwa mereka
menemukan hubungan negatif yang signifikan antara harga saham dan pengungkapan dari fee
nonaudit yang lebih tinggi dari yang diharapkan, meskipun mereka menyatakan terdapat sedikit
hubungan dalam hal ekonomi dan tidak signifikan ketika diukur selama periode jendela yang
panjang. Peneliti memiliki dua keprihatinan utama berkaitan dengan analisis reaksi pasar pada
penelitian FJN tersebut. Pertama, ketika peneliti menghitung abnormal return pada tanggal
proksi pengajuan perusahaan, kami menemukan bahwa 1-hari adjusted return pasar kurang dari
setengah dari satu persen, dan tidak berbeda secara signifikan dari nol. Kekhawatiran kedua
peneliti adalah bahwa perusahaan diminta untuk membuat sejumlah besar pengungkapan dalam

laporan proksi mereka. Upaya untuk menguji hubungan antara metrik fee dan perubahan nilai
pasar tanpa pengendalian untuk informasi lain yang terkandung dalam laporan proksi dapat
menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah pada apakah pasar bereaksi terhadap
pengungkapan fee auditor. Ketika kita melakukan tes reaksi pasar memeriksa perbedaan
abnormal return pada pengajuan perusahaan 2000 dibandingkan 1999 laporan proksi, tidak
seperti penelitian FJN, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa pasar, pada rata-rata,
bereaksi terhadap rasio biaya. Kami mengandaikan bahwa sulit untuk menarik kesimpulan yang
dapat diandalkan tentang reaksi pasar terhadap pengungkapan fee auditor tanpa mengontrol
pengungkapan-perusahaan tertentu yang terkandung dalam laporan (pernyataan) proksi.
Makalah ini dilanjutkan sebagai berikut. Pada bagian berikutnya membahas cara-cara
alternatif untuk menggabungkan data fee untuk mengetahui ancaman terhadap independensi
auditor. Bagian III menjelaskan sampel dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu fee auditor
yang perlu untuk dikendalikan dalam uji empiris. Bagian IV menyajikan desain penelitian dan
hasil. Bagian terakhir merangkum perbandingan temuan kami terhadap mereka dari penelitian
FJN.
MENGUKUR ANCAMAN INDEPENDENSI AUDITOR
Pada penelitian DeAngelo (1981) ikatan ekonomi antara perusahaan audit dan klien
meningkatkan ketergantungan perusahaan audit terhadap peningkatan klien. Fee Nonaudit lebih
jauh meningkatkan ikatan auditor klien dengan meningkatnya porsi kekayaan perusahaan audit
yang berasal dari klien (Simunic 1984; Beck et al. 1988). Biaya Nonaudit juga dapat mengancam
independensi ketika klien menggunakannya sebagai biaya kontingen. Magee dan Tseng (1990)
mencatat bahwa sementara biaya kontingen secara eksplisit dilarang dalam standar audit, klien
dapat membuat biaya kontingen dengan menahan layanan nonaudit yang menguntungkan jika
auditor tidak memungkinkan klien untuk melaporkan kondisi keuangan yang disukai. Peneliti
berpendapat bahwa jumlah fee audit dan nonaudit, yaitu total fee, secara eksplisit paling tepat
menunjukkan ikatan ekonomi antara perusahaan audit dan klien. Kami tidak menganjurkan
penggunaan rasio fee karena rasio fee tidak selalu menunjukkan kepentingan ekonomi klien
terhadap perusahaan audit. Namun rasio fee menunjukkan nilai moneter relatif audit terhadap

pelayanan nonaudit yang diberikan oleh perusahaan audit kepada klien, yang mungkin persepsi
regulator serta masyarakat umum akan berdampak pada independensi. Seperti yang dinyatakan
sebelumnya, kami menyertakan rasio fee dalam analisis empiris penelitian ini untuk
dibandingkna dengan penelitian FJN dan penelitian independensi auditor kontemporer.
Desain penelitian ini, seperti penelitian FJN, menyelidiki apakah tingkat ikatan auditor
klien terkait dengan bukti bahwa laporan keuangan mencerminkan pandangan bias pada kondisi
keuangan klien. Kami berdua menggunakan besarnya akrual diskresioner dan kemungkinan
pertemuan benchmark laba sebagai bukti laporan keuangan yang bias. Akrual diskresioner dan
benchmark laba dapat dilihat sebagai bukti pelanggaran independensi auditor berdasarkan tiga
asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa auditor independen memerlukan laporan keuangan
kliennya yang objektif (tidak bias). Kedua, akrual diskresioner memberikan ukuran tingkat bias
yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan oleh manajemen dan diizinkan oleh auditor.
Ketiga, pertemuan atau beating earnings benchmark seperti laba tahun sebelumnya atau
perkiraan analis saat ini yang tidak acak, menunjukkan bahwa laporan keuangan manajer yang
bias untuk memenuhi target laba (lihat Burgstahler dan Dichev 1997). Seorang auditor obyektif
tidak akan mengizinkan laba klien yang bias untuk mencapai benchmark ini bahkan ketika
ketergantungan ekonominya pada peningkatan klien meningkat.
FEE AUDITOR
Sampel Dan Statistik Deskriptif
Kami mengumpulkan data fee audit untuk 4959 perusahaan dari pendaftar Amerika
Serikat 2000 laporan proksi yang tersedia di Edgar atau Global Access selama November dan
Desember 2001. Kami dihapus 761 perusahaan perbankan dan 1.028 perusahaan yang tidak
memiliki data keuangan yang diperlukan pada Compustat untuk memperkirakan model fee, pada
akhir sampel terdiri dari 3.170 perusahaan.
Panel A pada Tabel 1 melaporkan statistik deskriptif untuk empat metrik fee audit yang di
gunakan dalam tes empiris penelitian ini. AUDIT dan NONAUDIT adalah biaya audit dan
nonaudit yang dilaporkan dalam sampel laporan proksi perusahaan berturut-turut. TOTAL adalah
jumlah AUDIT dan NONAUDIT. FEERATIO didefinisikan sebagai NONAUDIT dibagi dengan

TOTAL. Kami juga melaporkan metrik fee dipartisi oleh Big5 dan non-Big5 klien, di mana Big5
didefinisikan sebagai perusahaan audit Arthur Andersen, Deloitte & Touche, Ernst & Young,
KPMG, atau PriceWaterhouseCoopers. Kami partisi sampel berdasarkan kriteria auditor karena
data biaya kami menunjukkan bahwa besarnya biaya audit dan nonaudit berbeda antara Big5 dan
non-Big5. Rata-rata (median) dari AUDIT untuk Big5 klien adalah $ 562.420 ($ 212.000) dan
rata-rata (median) dari NONAUDIT adalah $ 1.332.408 ($ 240,100). Sebaliknya, rata-rata
(median) dari AUDIT untuk non-Big5 klien adalah $ 149,371 ($ 88,750) dan rata-rata (median)
dari NONAUDIT adalah $ 136.483 ($ 33.360), sehingga TOTAL untuk auditor nonBig5 menjadi
lebih kecil daripada auditor Big5. Statistik deskriptif juga menunjukkan bahwa rata-rata (median)
FEERATIO secara signifikan lebih kecil untuk non-Big5 auditor [30,32 persen (27,87 persen)]
dari Big 5 auditor [49,60 persen (51,90 persen), p <.001].
Untuk lebih memahami hubungan antara ukuran klien dan permintaan untuk audit terkait
layanan (jasa), kami melaporkan di Panel B dari Tabel 1 rata-rata (median) nilai FEERATIO,
JUMLAH / ASET, BIG5, ASET, dan MVE di desil TOTAL. MVE adalah sama dengan
perusahaan nilai pasar ekuitas didefinisikan sebagai harga per saham pada akhir tahun fiskal
(Compustat item data 199) dikalikan dengan jumlah saham yang beredar (Compustat item data
25) diukur dalam jutaan dolar. TOTAL secara langsung berkaitan dengan ukuran klien.
FEERATIO, ASET, dan MVE meningkat dalam TOTAL, dan proporsi perusahaan kontrak
dengan auditor Big5 meningkat di TOTAL.
Panel C dari Tabel 1 melaporkan distribusi sampel perusahaan pada penelitian ini di
berdasarkan klasifikasi industri yang dilaporkan dalam penelitian FJN, dan menunjukkan bahwa
komposisi sampel industri penelitian ini berkaitan erat dengan komposisi industri dalam database
Compustat. Statistik deskriptif sampel penelitian ini serupa, dalam segala hal, dengan penelitian
FJN.
Fee Determinants
Kami menyelidiki faktor penentu fee auditor karena dua alasan. Pertama, 2000 adalah
tahun pertama data fee auditor telah banyak tersedia untuk perusahaan publik AS. Kami ingin
membangun bahwa faktor-faktor penentu biaya auditor yang diidentifikasi oleh penelitian
sebelumnya menggunakan data fee dari luar negeri, serta data yang dikumpulkan melalui survei,
adalah valid untuk sampel penelitian ini. Kedua, kami ingin menentukan apakah variabel pada

penelitian sebelumnya berkorelasi dengan akrual diskresioner juga berkorelasi dengan fee
auditor. Identifikasi variabel tersebut diperlukan dalam rangka menilai ketepatan hubungan
antara akrual diskresioner dan fee auditor. Kegagalan untuk mengontrol variabel-variabel
tersebut dapat menghasilkan masalah hilangnya korelasi antar variabel.
Model pada penelitian sebelumnya terkait fee auditor sebagai fungsi dari pilihan auditor
suatu perusahaan, kompleksitas audit, risiko audit, dan permintaan untuk jasa konsultasi
(misalnya, Firth 1997). Kami memperkirakan regresi berikut:
Halaman 617
Kami menyertakan dummies industri untuk mengendalikan perbedaan industri lintas di fees.
BIG5 dalam model penelitian ini karena statistik deskriptif yang dilaporkan dalam Panel
B dari Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi perusahaan yang diaudit oleh Big5 meningkat pada
TOTAL. lnMVE dan MB proxy untuk kompleksitas audit. MERGER dan FINANCING
menunjukkan permintaan untuk audit tambahan dan layanan yang terkait dengan kombinasi
bisnis konsultasi dan perolehan modal. LEVERAGE, ROA, AR_IN, NEGATIVE_ROA, dan
SPECIAL_ITEM proxy untuk risiko audit. MB, ROA, dan NEGATIVE_ROA juga proxy untuk
kinerja perusahaan.
Tabel 2 melaporkan hasil estimasi regresi fee. Secara umum, peneliti menemukan
hubungan positif antara BIG5, lnMVE, MERGER, FINANCING, LEVERAGE, dan
SPECIAL_ITEM, dengan empat variabel fee. Kami juga menemukan, secara umum, hubungan
negatif antara ROA dan MB, dan empat variabel fee. Model AUDIT dan TOTAL adjusted R2
adalah masing-masing 66 persen dan 68 persen,. Sebaliknya, model NONAUDIT dan
FEERATIO R2 s adalah masing-masing 34 persen dan 28 persen. R 2 yang relatif rendah dari
model NONAUDIT dan FEERATIO adalah sebagian karena 138 perusahaan sampel yang tidak
membeli layanan nonaudit dari auditor mereka. Ketika kita menghilangkan perusahaan yang
melaporkan nol NONAUDIT dari analisis, kita menemukan R 2 dari model NONAUDIT untuk
menjadi mirip dengan model R2 audit dan total biaya. Kami menyertakan perusahaan-perusahaan
ini dalam tes empiris penelitian karena peneliti ingin sampel ini menjadi wakil dari populasi
perusahaan publik, sehingga meningkatkan validitas eksternal hasil kami.
Hasil analisis fee pada penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
berkinerja buruk, seperti yang ditunjukkan oleh MB, ROA, dan NEGATIVE_ROA, membayar

biaya audit dan nonaudit lebih tinggi. Pembayaran fee yang lebih tinggi pada perusahaanperusahaan ini dapat mengancam independensi auditor. Atau, auditor dapat menetapkan harga
tambahan terkait dengan risiko berkinerja buruk klien.
ANALISIS EMPIRIS
Hubungan Antara Akrual Diskresioner dan Fee Audit
Penelitian FJN meneliti hubungan antara estimasi akrual diskresioner dan biaya auditor
untu membuktikan apakah penyediaan layanan nonaudit berhubungan dengan pendapatan
manajemen. Penelitian FJN menyelidiki tiga spesifikasi biaya auditor; (1) FEERATIO klien, (2)
peringkat persentil, oleh perusahaan audit, atas nonaudit klien (RANKNON) dan audit
(RANKAUD) fee, dan (3) peringkat persentil, oleh perusahaan audit, dari total fee klien
(RANKTOT). Dalam analisis utama mereka, FJN mengestimasi akrual diskresioner dengan
model cross-sectional Jones yang dimodifikasi untuk mengontrol untuk variasi akrual seluruh
klasifikasi industri (lihat FJN untuk rincian tentang crosssectional model Jones modifikasi). FJN
laporan hubungan positif dan signifikan antara akrual diskresioner dan FEERATIO setelah
mengendalikan faktor-faktor yang berhubungan dengan akrual diskresioner perusahaanperusahaan (lihat Lampiran untuk rincian pada model OLS FJN). Mereka juga melaporkan
hubungan positif antara RANKNON dan akrual diskresioner, dan hubungan negatif antara
RANKAUD dan akrual diskresioner. FJN tidak menemukan hubungan yang signifikan antara
RANKTOT dan akrual diskresioner. Ketika peneliti replikasi analisis akrual diskresioner FJN,
kita menemukan hasil serupa. Terlihat bahwa total biaya memiliki hubungan yang berbeda
dengan akrual diskresioner dibandingkan dengan proporsi biaya nonaudit dibayar oleh klien.
Pengukuran Akrual Diskresioner Alternatif
Dokumen penelitian sebelumnya menyatakan estimasi diskresioner akrual berkorelasi
dengan kinerja perusahaan (Dechow et al 1995;. Kasznik 1999;. Kothari et al, 2002). Kami
menyelidiki kekokohan tes akrual diskresioner FJN dengan menggunakan dua ukuran alternative
akrual diskresioner yang mengontrol kinerja perusahaan dalam estimasi akrual diskresioner.
Peneliti menandai pengukuran pertama akrual diskresioner Portfolio Performance Adjusted
Discretionary Current Accruals (PADCA), di mana kita mengendalikan kinerja perusahaan
melalui teknik portofolio. Pengukuran kedua, akrual diskresioner menyesuaikan untuk kinerja
perusahaan dengan memasukkan variabel untuk kinerja perusahaan dalam model regresi

digunakan untuk memperkirakan akrual diskresioner. Peneliti menandai ini pengukuran akrual
diskresioner sebagai ROA in Estimation Discretionary Current Accruals (REDCA).

Kedua

tindakan berfokus pada akrual saat ini karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
manajemen memiliki paling diskresi atas akrual saat ini (Becker et. Al. 1998).
PADCA dihitung sebagai berikut. Kami partisi seluruh populasi perusahaan Compustat,
tidak termasuk perusahaan yang beroperasi di sektor keuangan, dengan kode SIC dua digit. Kami
kemudian memperkirakan parameter dari regresi berikut untuk setiap partisi kode SIC dua digit:
FORMULA
Dimana akrual saat ini (CA) adalah laba bersih sebelum pos luar biasa (item data
Compustat 123) ditambah depresiasi dan amortisasi (Compustat item data 125) dikurangi kas
operasi arus (Compustat item data 308) skala oleh total aset awal tahun. Lag1assets adalah total
aset pada awal tahun fiskal dan Rev sama dengan penjualan bersih (Compustat item data 12)
pada tahun t kurang penjualan bersih pada tahun t-1 skala oleh awal total aset tahun.
Kami menggunakan perkiraan parameter dari persamaan (2) untuk menghitung akrual
saat ini yang diharapkan expected current accruals (ECA):
FORMULA
DiSmana DAR sama dengan piutang (Compustat item data 2) pada tahun t kurang dari piutang
tahun t-1 skala oleh total aset awal tahun. Sebuah perusahaan Discretionary Current Accrual
(DCA) adalah sama dengan CA dikurangi ECA.
Akhirnya, kita partisi perusahaan dalam setiap dua digit kode SIC ke desil berdasarkan
ROA tahun sebelumnya. PADCA adalah perbedaan antara DCA perusahaan sampel dan median
DCA untuk masing-masing ROA portofolio, dimana nilai median tidak termasuk perusahaan
yang menarik. Kami menerapkan portofolio penyesuaian daripada desain berpasangan karena
sampel kami tidak dapat diklasifikasikan ke dalam perlakuan dibandingkan kelompok kontrol
karena semua perusahaan sampel yang diperlukan untuk diaudit dan luas pengungkapan
perusahaan bahwa mereka membeli beberapa layanan nonaudit dari auditor mereka (misalnya,
95.65 persen dari perusahaan sampel kami). Hal ini berbeda dengan studi akrual diskresioner
lainnya, dimana fokus pada sampel non-acak yang didorong oleh beberapa peristiwa ekonomi
atau pilihan manajemen. Kontrol pendekatan portofolio untuk kinerja perusahaan relatif di
seluruh sampel acak.

Ukuran kedua akrual diskresioner, REDCA, berikut Kothari et al. (2002) oleh termasuk
ROA tertinggal dalam regresi akrual untuk mengendalikan kinerja perusahaan. Kothari et al.
(2002) melaporkan bahwa pada pencocokan tertinggal ROA, sebagai lawan kontemporer ROA,
menghilangkan hubungan mekanis antara periode diskresioner akrual estimasi dengan metric
kinerja. Perhitungan REDCA dimulai dengan memperkirakan arus cross-sectional regresi akrual
saat ini dengan setiap partisi kode SIC dua digit:
FORMULA
FORMULA
REDCA sama dengan CA dikurangi ECAPC. Berbeda dengan PADCA, yang mengontrol
kinerja perusahaan relatif dalam dua-digit klasifikasi SIC, estimasi REDCA kontrol akrual
diskresioner saat ini untuk kinerja pada basis perusahaan tertentu.
[Sisipkan Tabel 3 di sini.]
Tabel 3 melaporkan statistik deskriptif pada variabel yang digunakan dalam uji empiris
penelitian ini untuk 3069 perusahaan sampel memiliki data untuk menghitung PADCA dan
REDCA. Rata-rata (median) nilai PADCA dan REDCA, yang keduanya dikurangi dengan
ASET, adalah -1,08 persen (0,08 persen) dan -0.66 Persen (0,53 persen), masing-masing. Sarana
PADCA dan REDCA secara signifikan berbeda pada tingkat 001. Panel B dari Tabel 3
melaporkan korelasi antara pengukuran akrual diskresioner alternatif. Sementara sangat
berkorelasi, korelasi antara DCA, PADCA, dan REDCA secara signifikan kurang dari satu,
menunjukkan setiap variabel adalah perkiraan yang berbeda dari perusahaan keuangan Bias
pernyataan.
Model Akrual Diskresioner
Persamaan (6) berbeda dari model yang digunakan penelitian FJN untuk menguji
hubungan antara fee auditor dan akrual diskresioner dalam beberapa cara. Pertama, penelitian
FJN menggunakan total akrual dan nilai absolute dari total akrual dalam model regresi mereka
untuk mengendalikan kinerja perusahaan. Sedangkan penelitian ini tidak memasukkan total
akrual atau nilai absolut dari total akrual dalam model karena variabel-variabel ini digunakan
untuk menentukan akrual diskresioner, sehingga menghasilkan overstatement dari kekuatan

penjelas model. Kami, bagaimanapun, menambahkan current accruals tahun sebelumnya


(L1ACCRUAL) kedalam model untuk menunjukkan pembalikan akrual dari waktu ke waktu.
Kedua, penelitian FJN menggunakan satu variabel untuk menunjukkan kombinasi bisnis
perusahaan dan kegiatan pembiayaan. Kami menggunakan dua variabel terpisah, MERGER dan
FINANCING, karena kedua jenis transaksi mungkin memiliki konsekuensi yang berbeda untuk
akrual perusahaan dan hasil analisis fee menunjukkan hubungan yang berbeda antara audit terkait
fee dan dua peristiwa ekonomi ini. Ketiga, mengenuarkan tenur audit dari model penelitian FJN,
dimana variabel ini tidak menambahkan kekuatan penjelas untuk model penelitian ini. Kami juga
mengecualikan nilai absolut arus kas operasi dari model, seperti termasuk variabel ini
menginduksi multikolinieritas dengan variabel arus kas dari operasi. Akhirnya, kita mengubah
variabel dependen, PADCA atau REDCA, dengan mengambil log alami dari nilai absolute untuk
mengoreksi pelanggaran normalitas (Warfield et al. 1995).
Read More on : http://jibonkrocksite.blogspot.com/2014/06/apakah-jasa-selain-auditmengancam.html#ixzz3nkKiqZoc

Você também pode gostar