Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendidikan
mempunyai
peranan
penting dalam peningkatan sumber daya
manusia. Pendidikan mempengaruhi secara
penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Hal ini bukan karena pendidikan akan
berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi
juga akan berpengaruh terhadap fertilitas
masyarakat (Dody, 2004; Nanang, 2002).
Sejalan dengan hal tersebut Mulyani (1993)
jauh sebelumnya telah mengemukakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang akan semakin tinggi kemampuan
dalam pengetahuan dan keterampilannya
sehingga akan semakin produktif, dan oleh
sebab itu akan menghasilkan pendapatan
yang lebih tinggi sebagai imbalan kenaikan
produktifitas itu. Lebih lanjut Mulyani
menyatakan bahwa secara agregat, maka
pendidikan
itu akan
meningkatkan
kehidupan bangsa.
Jika
kita
menempatkan
posisi
pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dalam konteks masyarakat madani,
diperlukan keberanian investasi yang besar
untuk memperkuat sistem pendidikan
nasional. Biaya pendidikan sebagai investasi
merupakan komponen penting dalam
penyelenggaraan
pendidikan.
Dapat
dikatakan bahwa proses pendidikan tidak
dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Biaya
pendidikan merupakan salah satu komponen
masukan instrumental (instrumental input)
yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dalam setiap upaya pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat
menentukan. Hampir tidak ada upaya
pendidikan yang dapat mengabaikan
peranan biaya, sehingga dapat dikatakan
bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di
sekolah) tidak akan berjalan.
Pemerintah
telah
menetapkan
pengalokasian dana pendidikan seperti yang
tertuang dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 49 ayat (1) bahwa dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja
Daerah
(APBD),
namun
implementasinya harus diakui masih belum
dapat diwujudkan secara optimal karena
tekanan persoalan-persoalan lain yang lebih
mendesak. (UU Sisdiknas, 2003).
Selanjutnya
lulusan
sekolah
di
PROVINSI Sulawesi Selatan tahun 2000
lulusan SD 138212 dan tahun 2001 sebesar
145481, lulusan SLTA tahun 2000 sebanyak
52380 dan tahun 2001 sebanyak 54169 orang.
Banyaknya SD tahun 2001 sebesar 7309
menurun dari tahun sebelumnya sebesar
7432, SLTP sebesar 929 pada tahun 2001 dan
SLT 537 pada tahun yang sama (BPS, 2002).
Banyaknya sekolah tersebut bukan hanya
sebagai perwujudan kewajiban negara atas
rakyatnya, tetapi juga berdasarkan bahwa
SLTP
SD
TS
0
12
15
18
23
65
Age
42
lama (tahun)
Direct Costs
pt
Wslta t
(1 r )
t 1
Wslta C pt 1 r
NPV SLTA
:
45
Wsltp t
slta
(1 r )
t 1
:
3
Wsltp C slta 1 r 2
t
t 1
NPV SLTP
48
t 1
Wsd t
sltp
(1 r )
:
3
Wsd C sltp 1 r . 3
t 1
Wsd
Wts t
(1 r )
Dimana:
t 1
NPV SD
51
t 1
:
3
Wts Cts 1 r . 4
t 1
W pt W
5W
slta
W pt W
5W
sltas
slta
. 9
C pt
W slta W sltp
3 W sltp C slta
. 10
sd
sltp
. 11
sltas
W sd W ts
3 W ts C sd
. 12
Earning
PT
SLTA
SD
W
3 W sltp
TS
slta
sltp
. 6
12
W
3 W sd
sltp
sd
... 7
W
3 W ts
sd
ts
. 8
15
18
23
65
42
Age
lama (tahun)
Direct Costs
16.000.000
30.000.000
14.000.000
25.000.000
TS-pria
SD-pria
SMTP-pria
SMTA-pria
Diploma-pria
Universitas-pria
15.000.000
Ts-desa
SD-desa
SMPT-desa
SMTA-desa
Diploma-desa
Universitas-desa
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
10.000.000
2.000.000
5.000.000
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
0
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
14.000.000
18.000.000
16.000.000
12.000.000
14.000.000
TS-perempuan
SD-perempuan
SMTP-perempuan
SMTA-perempuan
Diploma-perempuan
Universitas-perempuan
8.000.000
6.000.000
W (Rp/tahun)
W(Rp/tahun)
10.000.000
TS
SD
SMTP
SMTA
Diploma
Universitas
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
4.000.000
2.000.000
2.000.000
0
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
100.000.000
20.000.000
TS-kota
SD-kota
SMTP-kota
SMTA-kota
Diploma-kota
Universitas-kota
15.000.000
10.000.000
W (Rp/tahun)
80.000.000
W(Rp/Tahun)
TS
SD
SLTP
SLTA
Universitas
60.000.000
40.000.000
5.000.000
20.000.000
64
60
62
56
58
52
54
48
50
44
46
2003
40
42
2002
36
38
2001
32
34
2000
Tahun
28
30
1999
24
26
1998
20
22
1997
16
18
1996
9
12
14
W(Rp/tahun)
20.000.000
W(Rp/tahun)
12.000.000
Umur
P e n g h asilan (R p /ta h u n )
50000000
40000000
TS
SD
30000000
SLTP
SLTA
Universitas
20000000
10000000
64
62
60
58
56
54
52
50
48
46
44
42
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
9
12
Umur (tahun)
No.
Tingkat
Rata-rata
Lama
Pendidi- Penghasilan menempuh
kan
(Rp/tahun) sekolah
TS
2
3
4
5
SD
SLTP
SLTA
PT
5.530.584
5.807.568
6.952.278
10.730.364
18.706.224
Tidak
tersedia
6
3
3
5
Biaya
langsung
tahunan
per tahun
sekolah
(Rp)
Tidak
tersedia
1.272.366
1.891.485
2.849.514
15.000.000
merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Determining return on investment
training/education.
Atma Jaya. (2005). Biaya pendidiklan lebih
banyak ditanggung orang tua siswa.
Down
load
internet.
www.atmajaya.ac.id.
BPS. (1996). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 1996. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (1997). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 1997. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (1998). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 1998. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (1999). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 1999. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (2000). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 2000. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (2001). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 2001 Jakarta: Bada Pusat
Statistik.
BPS. (2002). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 2002. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (2003). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di
Indonesia tahun 2003. Jakarta: Bada
Pusat Statistik.
BPS. (2002). Laporan perekonomian Indonesia.
Jakarta: Bada Pusat Statistik.
BPS. (2002). Pendapatan nasional Indonesia
tahun 1998 200. Jakarta: Bada Pusat
Statistik.
BPS. (2002). Sulawesi selatan dalam angka.
Jakarta: Bada Pusat Statistik.
BPS, Bappenas, UNDP. (2004). Indonesia
human development report 2004. the
economic of democracy: financing human
development in Indonesia. Jakarta: BPS
Bappenas UNDP.
Chad Bolen. (2003). Educational Investment
Fund Texax Christian university. William
C. Conner Foundation. Akses tanggal
10
Mei
2005.
www.eif.tcu.edu/reports/FTI.pdf
Dedi Supriadi. (2003). Satuan Biaya
Pendidikan dasar dan menengah:
rujukan bagi penetapan kebijakan
pembiayaan pendidikan pada era
otonomi dan manajemen berbasis
sekolah. Bandung: Rosda Karya.
Dody Heriawan Priatmoko. (2005). Reformasi
pendidikan Indonesia: Suatu solusi
keluar
dari
krisis.
http://www.edents.bravepages.com/e
dents
%20
online%
20baru/laput%20dody.htm
Gary S. Becker. (1993). Human capital: a
theoretical and empirical analysis, with
special reference to education. 3ed.
Chicago: The University of Chicago
Press.
George
Psacharopoulus,.
(1995).
The
profitability
of
investment
in
education:concepts
and
methods.
www.worldbank.org/html/extdr/hnp
/
hddflash/workp/wp_00063.html.
akses tanggal 10 Mei 2005.
Herrera B, Victor Hugo & Madrid Aris,
Manuel. (2000).Eraning profiles and
return to education in panama. Paper
prepared for presentation at LACEA
Annual Meeting. Brazil: Catholic
University of Rio de Janeiro.
John E. Roemer. (2002). The democratic
dynamics of education investment and
income distribution. Akses tanggal 10
Mei
2005.
www.nyu.edu/gsas/dept/politics/se
minars/roemer.pdf
Madris Aris, Manuel. (2002). Investmen in
education and human capital creation in
Cuba: where is the economic Variable.
Prelimiery Draft. Paper prepared for
presentation at twelfth annual meeting
of the association for the study of the
Cuban economy (ASCE), Coral Gables,
Florida August 1-3, 2002.
Manuel E. Madrid. (2002). Investment in
education and human capital creation
in Cuba: Where is the economic
variable?. Paper for presentation at twelfth
annual meeting of the association for study