Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
wewenangnya
kepada
direksi
untuk
menjalankan
dan
bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan urusan
kekuasaan pemegang saham.
Sesungguhnya di dalam perseroan, pemegang saham tidak
mempunyai kekuasaan sama sekali. Para pemegang saham baru
mempunyai kekuasaan atas PT bila mereka sudah berada dalam satu aula
atau ruangan pertemuan yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Status hukum keptusan RUPS yang tidak bisa ditentang oleh
siapapun serupa itu yang menyebabkan RUPS sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi dalam PT dan bukan pemegang saham. Pemegang
saham di luar forum RUPS tidak mempunyai kekuasaan apa-apa lagi
terhadap perseroan, malainkan Direksi yang paling berkuasa. Rapat Umum
Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertingi dalam PT
mempunyai kewenangan untuk pertama menetapkan kebijaksanaan umum
PT. Kedua mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris dan
ketiga, mengesahkan laporan tahunan Direksi/Komisaris.
2. Direksi
Sruktur organisasi PT (Persero) dalam Undang-undang No. 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasal 5 ayat (1)
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. (2) Direksi bertanggung jawab
penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta
mewakili BUMN, baik dalam maupun diluar pengadilan. (3) Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar
BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksankan
prinsip-prinsip,
efisiensi,
transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas,
(3) Pihak yang menerima kuasa sebagaiman dimaksud dalam ayat (2),
wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri untuk mengambil
keputusan dalam RUPS mengenai :
1. perubahan jumlah modal;
2. perubahan anggaran dasar;
3. rencana penggunaan laba;
4. penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta
pembubaran Persero;
5. investasi dan pembiayaan jangka panjang;
6. kerja sama Persero;
7. pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;
8. pengalihan aktiva.
Pasal 32 bahwa :
(1) Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada
Komisaris untuk memberikan persetujuan kepada Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
(2) Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat
melakukan tindakan pengurusan Persero dalam keadaan tertentu untuk
jangka waktu tertentu.
Dengan demikian dalam struktur organ Perseroan Terbatas yang di
tegaskan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT dan
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN hampir bisa sama,
hanya pada undang-undang PT mengatur perseroan secara umum,
sedangkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN mengatur
Perseroan secara khusus bagi Badan Usaha Milik Negara.