Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ISI
1.1 Skenario
Bingung KB
Seorang ibu berusia 35 tahun dengan anak 3, setelah melahirkan anak
pertama langsung menggunakan AKDR. Sejak pasang AKDR sampai
sekitar 5 tahunan ia selalu mengalami keputihan yang sangat menyiksa.
Begitu AKDR diangkat ibu tersebut hamil anak kedua. Setelah anak kedua
lahir, ia jadi kebingungan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Karena
terlalu lama berpikir malah hamil lagi anak yang ketiga. Setelah kelahiran
anak ketiga ia mencoba KB suntik. Sampai sekarang sudah sekitar 2 tahun
memakai KB suntik, dan akibatnya berat badan naik 10 kg lebih, mata
menjadi kering, sering sesak nafas.
1.2 Klarifikasi Istilah
1. AKDR
2. KB
3. Alat kontrasepsi
4. KB suntik
5. Mata kering
6. Keputihan
cara
memberikan
konseling
KB
yang
baik
untuk
2. Ada.
Syarat alat kontrasepsi:
a. Dapat dipercaya
b. Efek sampingnya minimal
c. Daya kerja diatur oleh kebutuhan
d. Tidak menimbulkan gangguan saat koitus
Mekanisme kerja:
a. Injeksi 3 bulan (Depo-Provera): menghalangi terjadinya ovulasi
dengan cara pembentukan faktor inhibitor di hipotalamus
b. AKDR: tembaga berfungsi sebagai spermatisi
c. Operasi: menghalangi jalan sperma sehingga tidak terjadi konsepsi
d. Alami
1) Pembilasan paska senggama: mencuci vagina agar sperma keluar
2) Menyusui: kadar prolaktin tinggi, kadar estrogen dan progesteron
rendah
3) Kondom: menghalangi jalan sperma sehingga tidak terjadi konsepsi
Kekurangan dan kelebihan:
a. Spermatisid (erola dan serola)
-
b. AKDR
-
c. Kondom
-
e. Coitus interuptus
-
f. Pantang berkala
-
6. SB
n
a
a
d
s
a
i
k
k
l
h
n
a
n
n
t
O
A
M
B
p
l
u
e
a
r
c
s
i
m
a
t
i
-
m
(
a
a
c
a
a
t
m
o
a
b
l
t
a
)
1.7 Penjelasan
1.7.1 Kontrasepsi Ditinjau dari Segi Agama, Sosial, dan Hukum
1.7.1.1 Aspek Agama
Pengaturan keturunan menurut Ilyas Ruhiyat, adalah
sebagai sebuah upaya ikhtiar manusia untuk mengatur jumlah
anggota keluarga disesuaikan dengan minat orang tua yang
tidak bisa dilepaskan dengan alasan-alasan atau orientasi niat
yang digunakan untuk melegitimasi pengaturan keturunan.
(Sarwat, 2010)
Ulama lain memberikan memberikan tiga alasan dalam
pengaturan keturunan dengan memperhatikan kondisi individu
orang tua. Ketiga alasan tersebut adalah (Sarwat, 2010):
a. Perempuan yang hamil dalam selang waktu yang rapat.
b. Orang tua yang menderita penyakit yang mudah menurun
atau menular kepada anak.
c. Orang yang lemah dari segi ekonomi dan sosial
Sementara
itu,
al-Ghazali
memberikan
alasan
pengaturan yaitu:
a. Untuk tidak menjadi ayah dari anak-anak yang akan menjadi
budak.
b. Untuk menjaga kecantikan dan kesehatan perempuan demi
langgengnya kesenangan suami dan untuk menjaga
kehidupannya dari risiko yang berhubungan dengan
kehamilan.
c. Untuk menghindari kemudharatan ekonomi dan kesulitan.
(Sarwat, 2010)
Secara lebih komprehensif, Abd Rahim Umran telah
merangkum beberapa alasan sah pengaturan keturunan yang
menggunakan kontrasepsi dalam fikih Islam, yang didapat dari
para juris di antaranya:
1
3
4
muda
Untuk menjauhkan kehamilan pada istri yang sakit-sakitan
Untuk menghindari menurunnya penyakit yang diderita
karena
pendidikan,
Mahmud
masih
merasa
perlu
menambahkan
argumentasi hukum pengaturan keturunan secara rasional (almaqul), yakni sesungguhnya adanya masa luang atau jeda
antara kelahiran anak yang satu dengan anak yang lain, yang
membuat ibu mmpu mencukupi gizi anaknya, menuntaskan
10
Jadil
Haq
memperbolehkan
penggunaan
alat
doktoral
yang
dilakukan
Zuhroni
pun
tersebut
berkaitan
dengan
penggunaan
alat
penggunanya.
Kelima,
masalah
bahan
yang
11
keturunan
yang
cenderung
mengarah
ke
anak
sebagai
titipan
Tuhan
dapat
12
hal
pemakaian
jenis
kontrasepsi
yang
dengan
jumlah
anak
lima
atau
lebih
13
3. Pendidikan
Pendidikan
menunjukkan
hubungan
yang
positif
dalam
memilih
alat
kontrasepsi
yang
bekerja
menunjukkanadanya
pemakain
jenis
atau
tidaknya
perbedaan
kontrasepsi.
14
yang
individu
tidak
berarti
dalam
Sebaliknya
ditemukan
pekerjaan
menampakkan
suami
hubungan
lebih
dengan
dominan
dalam
pemakaian
jenis
pemakain
jenis.
Kecenderungan
pemakain
15
2. Undang-undang
Nomor
10
tahun
1992
tentang
Nomor
433/Menkes/SK/V/1998
tentang
diinginkannya
(atau
jika
pasien
tidak
ingin
menggunakan kontrasepsi):
a. Riwayat kontrasepsi
1) Metode apa yang pernah digunakan pasien?
2) Berapa lama pasien menggunakan metode tersebut?
3) Apakah terdapat komplikasi pada penggunaan metode
tersebut?
4) Bagaimana tingkat kepuasan pasien dengan penggunaan
metode tersebut?
16
digunakan
pasien,
serta
berikan
brosur
yang
yang
kooperatif
dengan
pemakaian
kontrasepsi
b. Agama: Pantangan terhadap beberapa metode, atau
seluruhnya
c. Faktor psikologis
1) Perasaan negatif atau positif terhadap metode tertentu.
2) Publikasi yang negatif saat ini tentang suatu metode
tertentu.
3) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
tentang metode tertentu.
17
d. Teknis
1) Kemudahan penggunaan (dapat atau mungkin tidak
dapat menjadi bahan pertimbangan yang penting)
2) Kemampuan penguasaan teknik meliputi penggunaan
metode tertentu
3) Akses ke pelayanan medis
e. Frekuensi hubungan seksual dan jumlah pasangan
1) Bila hubungan jarang dilakukan, suatu metode
barrier mungkin lebih dipilih untuk tetap dilakukan,
serta terhadap potensial komplikasi dari metode
lain.
2) Bila pasien memiliki banyak pasangan, risiko
terkena
IMS dan
penyakit
radang
panggul
terjadi
dan
pertanyaan
18
tindakan
yang
permanen.
(Morgan
dan
Hamilton, 2009)
Bagan Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KB
Sumber
Informasi
lain
KLIEN
KIE
Memilih
ber-KB
Penapisan
Klien
PSP
meningk
at
Informed
Consent
Tidak Tertulis :
- Suntik
PLKB/
Kader
KIP/K
Informed
Choice
Memilih
tidak berKB
Provider
Informasi
Lengkap,
Jelas,
Benar
Peserta KB
19
Pil
Kondom
Tertulis :
- Kontap
-
Implan
IUD
Tindakan
Pelayanan
Kontraseps
i
tidak
dapat
mempergunakan
cara
ini.
mempunyai
spinnbarkeit
yang
tinggi.
(Wiknjosastro, 2008)
2.
sperma
secara
mekanik
dari
vagina.
menjaga
asiditas
vagina.
Efektivitas
cara
ini
tertentu
20
karena
sebelum
dilakukannya
3.
(Prolonged
Lactation)
Kemungkinan untuk menjadi hamil menjadi lebih kccil
apabila
mereka
terus
menyusui
anaknya
setelah
4.
21
mempergunakan
bersangkutan
cara
ini,
sekurang-kurangnya
perempuan
harus
yang
mempunyai
22
cara
pantang
berkala
dapat
ditingkatkan
Kondom
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis
sewaktu melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan
sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris
dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka,
sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung
sperma. Biasanya diameternya kira-kira 31 - 36,5 mm dan
panjangnya lebih kurang 19 cm. (Wiknjosastro, 2008)
Keuntungan
kondom,
selain
untuk
memberi
kalanya
pasangan
yang
mempergunakannya
alergi
terhadap
(Wiknjosastro, 2008)
23
bahan
kondom
itu
sendiri.
bahan
kondom
pelicin
untuk
secukupnya
mencegah
pada
terjadinya
robekan.
e. Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam
keadaan ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya
ketika penis dikeluarkan dari vagina supaya sperma
tidak tumpah. (Wiknjosastro, 2008)
2.
Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk
tujuan kontrasepsi. Secara umum pessarium dapat
dibagi atas dua golongan, yakni diafragma vaginal dan
cervical cap.
a. Diafragma vaginal
Diafragma vaginal terdiri atas kantong karet
yang berbentuk mangkuk dengan per elastis pada
pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam
tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari
kawat halus yang tergulur sebagai spiral dan
24
memperkuat
khasiat
diafragma,
obat
keadaan-keadaan
tertentu
pemakaian
25
atau
oleh
karena
terjadinya
atau
IUD
oleh
karena
(Wiknjosastro, 2008)
26
sesuatu
sebab.
lebih
seseorang
sulit
menggunakan
dengan pas.
b. Karena alasan posisi serviks, ukuran, dan
lain sebagainya, hanya sebesar 50% wanita
yang dapat mengenakan dengan pas.
c. Keterampilan manual diperlukan agar cervikal
cap dapat dikenakan. dengan tepat.
d. Setelah12-24 jam berada di serviks cervikal cap
dapat menyebabkan peningkatan insidens rabas
berbau tidak sedap
e. Alat ini tidak boleh digunakan pada saat
laju menstruasi yang besar karena tindakan
pemasangan dapat menyebabkan membaliknya
rabas menstruasi ke saluran tuba falopii dan
menyebabkan endometriosis pada pasien. Alat
ini harus dilepas 6-8 jam setelah koitus, pada
hari ketika rabas menstruasi sedikit
27
terhadap
IMS.
(Morgan
dan
Hamilton, 2009)
3.
umumnya
digunakan
bersama-sama
kontrasepsi
kombinasi
yang
sekarang
28
Mekanisme kerja
Pil-pil kontrasepsi lerdiri atas komponen
estrogen dan komponen progestagen, atau oleh satu
dari komponen hormon itu. Walaupun banyak hal
yang masih belum jelas, pengetahuan tentang dua
komponen tersebut tiap hari bertambah. Yang jelas
bahwa
hormon
steroid
sintetik
dalam
29
progestagen
tertentu,
seperti
ovum
yang
telah
rasa mual,
tersebut.
Akan
tetapi,
biasanya
kadang-kadang
dapat
menyembuhkan
30
perdarahan
tidak
teratur,
pil
kombinasi
ialah
tromboemboli,
trombofiblitis,
tromboemboli,
31
efek
samping
walaupun
sifatnya
Norplant
menyalurkan
levonorgestrel
dengan
segera.
Berdasarkan
pemeriksaan
metode
32
ini
hampir
identik
dengan
sebelumnya),
kecuali
efek
pada
pemakai,
Alvarez-Sanchez
dkk.
(2000)
mengemukakan insiden pembesaran (>25 mm) folikelfolikel ovarium sebesar 18 persen dibandingkan
dengan hanya 4 persen pada kelompok kontrol yang
menggunakan AKDR. Waktu resolusi terlama adalah 4
minggu. Karena memerlukan tindakan bedah ringan,
terdapat juga masalah yang berkaitan dengan infeksi
lokal. Apabila kapsul tidak dimasukkan sesuai
petunjuk, pengeluaran akan menjadi lebih sulit.
Barbirurat, karbamazepin, fenitoin, dan rifampin
mengurangi
efektivitas
kontraseptif
Norplant.
Frekuensi (%)
Nyeri kepala
Pembesaran ovarium
.Pusing
Nyerl tekan payudara
Kegelisahan
Mual
Jerawat
Dermatitis
Duh mammae
Perubahan nafsu makan
Penambahan berat badan
Rambut rontok atau tumbuh
17-19
3-12
5-8
6
6
5-8
4-7
4-8
3-5
3-6
3-6
2-3
termasuk
dalam
golongan
kontrasepsi
menekan
pembentukan
gonadotropin
dan
sedang
(Wiknjosastro, 2008)
34
menyusui
anaknya.
sekali
bulan.
Suntikan
harus
kerjanya
ovum
dari
adalah
mencegah
ovarium
(ovulasi).
suntikan.
Bila
suntikan
tepat
perempuan
waktu,
angka
leukosit
yang
dapat
menghancurkan
35
sel
makrofag
spermatozoa.
(fagosit)
yang
Penelitian lain
mengandung
menemukan
sering
ring,
Antigon
F, Ragab
ring,
Cincin
hanya
memerlukan
satu
kali
36
massal
4) efektivitas cukup tinggi
5) reversibel. (Wiknjosastro, 2008)
c. Efek Samping IUD
1) Perdarahan
(menoragia,
spotting,
dan
metroragia).
2) Nyeri dan kejang di perut
3) Gangguan pada suami
4) Ekspulsi (pengeluaran sendiri). (Wiknjosastro,
2008)
d. Komplikasi IUD
1) Infeksi
2) Perforasi
3) Jika timbul kehamilan dengan IUD in situ,
kemungkinan keguguran tinggi. (Wiknjosastro,
2008)
1.7.3.3Sterilisasi
1. Tubektomi
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua
tuba Fallopii perempuan yang mengakibatkan yang
bersangkutan tidak dapat hamil. (Wiknjosastro, 2008)
37
2. Vasektomi
Vasektomi
merupakan
pengangkatan
kedua
vas
38
b. Komplikasi Vasektomi
Infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit, terjadinya
hematoma oleh karena perdarahan kapiler, epididimitis,
terbentuknya granuloma. (Wiknjosastro, 2008)
1.7.4 Metode Pengaturan Kehamilan dan Kelahiran
Kehamilan adalah bentuk alamiah reproduksi manusia, dengan
proses regenerasi (konsepsi). Kondisi-kondisi yang menyebabkan
kehamilan:
1. Usia subur (pada wanita usia 40-50 tahun sedangkan pada pria usia
60-70 tahun).
2. Melakukan hubungan seksual (konsepsi).
Keadaan ideal untuk hamil:
1. Kesiapan fisik wanita sekitar usia <20 tahun.
2. Kesiapan mental, emosional atau psikologis. Jika pasangan telah
siap menjadi oarng tua termasuk mengasuh dan mendidik anak.
3. Kesiapan sosial ekonomi. Jika usia >20 tahun jika tidak atau
belum mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan tempat
tinggal bagi keluarganya maka belum dapat dikatakan siap untuk
hamil dan melahirkan. (Morgan dan Hamilton, 2009)
Metode pengaturan kehamilan:
39
40
kemitraan
global
untuk
pembangunan
41
Program
ini
sering
diputuskan
lebih
berdasarkan
ilmiah
oleh
42
no.
10
tahun
1992,
yaitu
tentang
43
44
SIMPULAN
45
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G dkk. 2006. Obstetri Williams Vol 2 Ed 21. Jakarta. EGC.
Wiknjosastro, H, dkk. 1999. Ilmu Kebidan Ed 3 Cetakan kelima. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka. Sarwono Prawiroraharjo.
Morgan, G dan Hamilton, C. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik Ed 2
Jakarta. EGC.
Sarwat, A. 2010. Fiqih Kontemporer. Jakarta: Du Center.
BKKBN.
2005.
Strategi
Nasional
Kesehatan
Reproduksi
di
Indonesia.
(http://indonesia.unfpa.org/application/assets/publications/Kebijakan_Strategi_Na
sional_Kesehatan_Reproduksi_di_Indonesia.pdf.pdf).
Diunduh
pada
27
November 2012.
Rifai, A. 1990. Pemakaian Alat Kontrasepsi Pemeluk Agama Islam dan Non-Islam di
DKI
Jakarta.
Universitas
Indonesia.
(http://repository.ui.ac.id/contents/
46