Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ebagai patih karena dianggap bersalah dalam kasus Perang Bubat (hal. 151).
Buku ini mengungkapkan wilayah Majapahit sejak berdiri sampai dengan saat kejaya
annya. Juga memuat sistem kenegaraan, kesusateraan dan tata kehidupan masyarakat
nya. Slamet Muljana secara khusus menunjukkan bahwa ada tiga perempuan yang pern
ah menduduki tahta Majapahit.
Sebagai sebuah negara besar, mengapa Majapahit tidak membangun bangunan-bangunan
monumental seperti yang dilakukan oleh Mataram Hindu di Jawa Tengah? Mataram Hi
ndu menghasilkan Borobudur, Prambanan dan candi-candi megah di Jawa Tengah. Seda
ngkan Majapahit, bahkan sejak jaman Singasari, candi-candi yang dibangun sangat
sederhana dan kecil. Slamet Muljana berpendapat bahwa ada perubahan peruntukan c
andi di era Majalahit. Candi tidak diperuntukkan untuk upacara keagamaan besar,
tetapi lebih digunakan sebagai tempat pemakaman raja-raja. Hal ini disebabkan ka
rena perubahan orientasi politik kerajaan. Jika pada masa Mataram di Jawa Tengah
politik kerajaan adalah untuk memuliakan agama (Hindu dan Budha), kerajaan-kera
jaan yang kemudian di Jawa Timur, termasuk Majapahit lebih mengutamakan cakupan
wilayah dan kesejahteraan rakyat (hal. 259).
Siapa sebenarnya Prapanca? Jika Prapanca adalah nama samaran, perlu dicari siapa
sesungguhnya dia. Slamet Muljana mengajukan pendapat bahwa Prapanca (yang artin
ya kesedihan) adalah mantan Dharmmadyaksa Kasogatan yang bernama Dang Acarya Nad
endra (293). Pada saat menulis Negarakretagama Dang Acarya Nadendra sudah tidak
lagi menjabat sebagai Dharmmasyaksa Kasogatan. Dia menulis Negarakretagama dari
sebuah desa sepi jauh dari ibukota Majapahit. Tujuan penulisan Negarakretagama a
dalah supaya dia diingat kembali oleh Raja. Namun Slamet Muljana masih membuka p
eluang bagi para ahli sejarah untuk mencari tahu siapa sesungguhnya Prapanca ini
. Di halaman 317, Slamet Muljana menyatakan bahwa siapa sesungguhnya Prapanca ma
sih belum diketahui. Dengan diketahuinya Prapanca, maka nilai Negarakretagama se
bagai dasar penulisan sejarah era Janggala-Panjalu, Singasari dan Majapahit menj
adi lebih jelas.
Slamet Muljana juga memuat gubahan Negarakretagama secara lengkap, termasuk pupu
h 95-98 yang dianggap oleh Purbacaraka sebagai pupuh tambahan. Bahkan Purbacarak
a menyatakan bahwa pupuh 97 adalah pupuh sulapan belaka. Namun Slamet Muljana me
mberikan pendapat yang berbeda. Pupuh 95-98 adalah bagian asli karangan Prapanca
.