Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
Republik Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1998)
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa berarti segala aktivitas akan
berhenti dengan menyadari bagi hal itu setiap orang akan dituntut untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi tubuhnya yang kuat sehingga tidak akan mudah diserang berbagai
penyakit, diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan dimana angka prevalensi yang tinggi
dan akibat yang ditimbulkannya juga merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas
dan mortalitas.
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan pada Tn P dengan apendisitis di rumah sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien TN P dengan
apendisitis di ruang perawatan interna RSUD Syekh Yusuf Gowa.
2. Tujuan Khusus
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan
a.
Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan pada Tn P yang menderita pre
op apendisitis.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Tn P
dengan pre op apendisitis.
c.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan :
1. Penulis
a.
Merupakan bahan masukan bagi penulis untuk memahami lebih mendalam mengenai cara
Sebagai masukan bagi tenaga perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan atau
D. Metode Penulisan
Untuk memperoleh data bahan penulisan yang dibutuhkan dalam penyusunan karya tulis ini, maka
penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Studi kasus, yaitu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa
keperawatan, penyusunan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi asuhan keperawatan.
2. Studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan
dengan karya tulis ini.
3. Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, tenaga kesehatan, yang terlibat, dosen dan
pembimbing dari institusi pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penulisan
Adapun ruang lingkup pembahasan dari karya tulis ini adalah mencakup pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diterapkan pada klien Tn P dengan pre op apendisitis.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran karya tulis maka ini, secara sistematika diuraikan sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
Bab II
Tinjauan Teoritis
Bab ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep dasar keperawatan. Konsep dasar medik
terdiri dari : pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi. Konsep dasar keperawatan terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.
Bab III
Tinjauan Kasus
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn P dengan apendisitis di ruang interna
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa data,
prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Bab IV
Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara landasan teori dengan praktek pada klien Tn
P dengan apendisitis.
Bab V
Penutup
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada
sekomi tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara
teratur ke dalam sekum. Karena pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks
cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis), (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi
terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah
obstruksi luman oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa
menyebabkan inflamasi (Wilson dan Goldman 1989).
2. Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga abdomen,
adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi akan
mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering
dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi
pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun.
3. Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan
oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan
tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif,
dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang
terinflamasi berisi pus.
4. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual, muntah, dan
hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan tekanan
nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai.
Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada
beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri
tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui
hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat
rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan
dapat terjadi.
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial
menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah rupture, nyeri
menjadi lebih menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien
memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat
sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau proses penyakit lainnya. pasien mungkin tidak
mengalami gejala sampai ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih
tinggi pada lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak
secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium dan sinar-X
hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih. Jumlah
leukosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan
densitas kuadran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
6. Penatalaksanaan
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV
diberikan sampai pembedahan dilakukan analgesic dapat diberikan setelah didiagnosa ditegakkan.
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk
menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi emon atau spinal
dengan insisi abdomen bawah atau dengan lapareskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat
efektif.
7. Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis
atau abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan
lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan
suhu 37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
B. Tinjauan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan
dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu :
pangkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
a.
Aktivitas istirahat
1).
Gejala
kelemahan, kelelahan
2).
Tanda
tachikardi, tachipnea
b. Eliminasi
1).
Gejala
2).
Tanda
nyeri abdomen
c.
Makanan/Cairan
1).
Gejala
mual/muntah, anoreksia
2).
Tanda
d. Nyeri/kenyamanan
1).
Gejala
2).
Tanda
ditekuk.
2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
a.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
c.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi :
1. Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, integritas nyeri dengan (skala 0-10)
Rasional
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
Tujuan
sumber informasi.
Kriteria hasil
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
Rasional
program terapi.
3. Berikan informasi untuk membatasi efektifitas guna mencegah kelelahan.
Rasional
c.
Tujuan
: Kecemasan berkurang
Intervensi
: inflamasi peritoneum
2. Awasi masukan dan haluara : catat warna urine /konsentrasi, berat jenis
Rasional
4. Berikan perwatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
Rasional
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan untuk
memperoleh pelaksanaan yang efektif dituntut pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
berhubungan/komunikasi dengan anak dan keluarga.
Ada 2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan, yaitu
a.
Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau telah mencapai
tujuan tersebut.
b. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan yang diterima oleh klien.
Proses pelaksanaan perawat mencakup 3 hal :
a.
Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi yang mencakup dalam rencana
5.
Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan
sebagai berikut :
a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
b. Apakah masalah yang ada telah teratasi
c. Apakah perlu pengkajian kembali
d. Apakah timbul masalah baru.
C. Penyimpangan KDM
kurang pengetahuan
BAB III
Lumen menyempit
Apendisitis
Merangsang nociceptor
Medula spinalis
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn P dengan pre op
apendisitis. Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di ruang interna selama 2 hari
dengan data yaitu : pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian Data
I.
Biodata
a. Identitas Pasien
Perubahan
status
kesehatan
Ada
rencana
operasi
Kurang
informasi
Kecemasan
1. Nama
TN P
2. Umur
50 tahun
3. Agama
Islam
4. Suku/Bangsa
: Makassar/Indonesia
5. Pendidikan :
Sarjana
6. Pekerjaan :
Pensiunan
7. Status
Kawin
8. Alamat
9. Pendapatan :
Tidak tentu
: Laki-laki
b. Nama Penanggung
1. Nama
Ny M
2. Umur
33 tahun
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Pekerjaan :
IRT
: Istri
II.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
a.
Penyebab/Pencetus
b. Sifat Keluhan :
hilang timbul
c.
: pada abdomen
Lokasi penyebaran
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Serumah
Komentar :
a.
b. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien : Nampak lemah
B. Kesadaran composmentis (GCS : 15)
C. Tanda-tanda vital :
1.
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
2.
Nadi
16 x/m
3.
Pernapasan
: 24 x/m
4.
Suhu
36oC
b. Palpasi
-
2. Muka
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
-
3. Mata
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
-
5. Telinga
a. Inspeksi
-
Pendengaran baik
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
6. Mulut
a. Inspeksi
- Keadaan gigi lengkap
- Tidak memakai gigi palsu
- Tidak terdapat peradangan pada gusi
- Bibir kering
- Kemampuan bicara baik
- Keadaan lidah bersih
7. Tenggorokan
a. Inspeksi
-
8. Leher
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
-
9.
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
c. Auskultasi
- Suara napas vesikuler
- Bunyi tambahan tidak ada
d. Perkusi
- Sonor
10. Jantung
a. Inspeksi
- Tidak nampak ictus cerdis
b. Palpasi
-
Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.
c. Perkusi
- Tidak teraba pembesaran jantung
d. Auskultasi
- Bunyi jantung I dan II murni
- Bunyi jantung pekak
- Bunyi tambahan tidak ada.
11. Abdomen
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
- Teraba benjolan pada abdomen kanan bawah
- Ada nyeri tekan abdomen kanan bawah
c. Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d. Perkusi
- Tympani.
12. Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
-
Kekuatan otot : 4
Refleks : normal
Ekstremitas bawah
-
Motorik
: pergerakan terbatas
Refleks
: patella
Nutrisi
Kebiasaan
Sebelum
Selama
- Pola
Sakit
- 2-3
sakit
Klien
makan
kali/hari
malas
- Nafsu
- Porsi
makan
- porsi
makan
makan
makan
tidak
dihabiska
- Pola
dihabiskan
- +8
n
- kurang
minum
gelas/hari
dari 8
gelas
dalam 1
hari
b.
Eliminasi BAB
Kebiasaan
Sebelum
Selama
Sakit
+2
sakit
- Tidak
Frekuensi
kali/haro
pernah
BAB
-
Kuning
BAB
-
Konsistensi
-
kecoklatan
+ 3-4
1-2
Frekuensi
kali/haro
kali/hari
BAK
c.
Sebelum
Selama
- Tidur
Sakit
2000 05
sakit
Tidak
Tidak tentu
teratur
Tidak
malam
- Tidur
siang
teratur
d. Personal Hygiene
Kebiasaan
Sebelum
Selama
- Mandi
Sakit
2 kali/hari,
sakit
Tidak
pagi dan
pernah
- Sikat
sore
2 kali/hari,
Tidak
gigi
pagi dan
pernah
sore
2-3
Belum
kebersihan
kali/mingg
pernah
rambut
V. Kesehatan Sosial
-
Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang lainnya.
Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa sembuh total seperti semula.
Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama dengan baik.
: 9,0 gram/m
HL
: 17,800
LED
: 50
Pengobatan
a.
Amoxan
b.
Dulcolax
Data Fokus
DS
- Klien mengeluh
nyeri abdomen kanan
DO
- Klien nampak meringis
bawah
- Klien menanyakan
tentang proses
bertanya.
penyakitnya.
- Klien mengatakan
penyakitnya.
- Klien merasa
khawatir tentang
kondisnya
kondisi yang
dialaminya sekarang.
- Klien mengeluh mual
- Klien mengeluh
muntah-muntah
- Turgor bibir nampak
kering
- Tanda tanda vital
TD
N
P
S
: 120/80 mmHg
: 16 kali per menit
: 24 kali per menit
: 36oC
B. Analisa Data
N
DATA
ETIOLOGI
MASA
O
1
DS :
Faeces yang
LAH
Gangg
Klien
terperangkap dalam
uan
mengeluh
lumen app
rasa
nyeri
menyerap air
nyama
abdomen
meningat
n nyeri
bagian kanan
bawah
obstruksi limen
DO
apendiks
Klien
nampak
meringis
Vital Signs
TD : 120/80
mmHg
N
: 16 x/m
: 24 x/m
: 36oC
hyperplasia
jaringan limfoid
sub mukosa
lumen menyempit
imvasi kuman
E.coli
udema, diapedesis
bakteri dan ulserasi
mukosa
apendisitis
pengeluaran
mediator kimia
oleh sel radang
merangsang
nociceptor
medulla spinalis
Corteks serebri
DS : Klien
Nyeri
Apendisitis
mena-nyakan
penget
tentang
Kurang informasi
ahuan
penyakitnya.
tentang penyakit
tentang
DO :
dan prosedur
penyak
- Klien
tindakan
it dan
nampak
pengob
sering
bertanya
- Klien
nampak
khawatir
Kurang
pengetahuan
Kurang
atanny
a
Vital Signs
TD : 120/80
mmHg
N
: 16 x/m
: 24 x/m
S : 36oC
DS :
Perubahan status
Kecem
- Klien
kesehatan
asan
menyatakan
cemas bila
Ada rencana
mengingat
operasi
penyakitnya
- Klien
merasa
khawatir
tentang
kondisi yang
dialaminya
sekarang
DO :
- Klien
nampak
gelisah
- Ekspresi
wajah tegang
- Klien dan
keluarga
Kurang informasi
Kecemasan
selalu
bertanya
tentang
kondisinya.
Vital Signs
TD : 120/80
mmHg
N
: 16 x/m
: 24 x/m
S : 36oC
DS :
Peningkatan
Kekura
- Klien
metabolisme tubuh
ngan
mengeluh
volume
mual
DO :
cairan
- Klien
Perporasi jaringan
mengeluh
muntahmuntah
- Turgor
rangsangan
medulla spinalis
bibir nampak
kering
Tanda tanda
Mual/muntah
vital
TD : 120/80
kekurangan
mmHg
volume cairan
: 16
x /m
: 24
x /m
S
: 36 oC
C. Prioritas Masalah
TANG
TANG
DIAGNOSA
GAL
KEPERAWA
DI
TAN
TEMU
GAL
TERA
TASI
Gangguan
KAN
06
rasa nyaman
April
nyeri
2005
belum
berhubungan
Masala
teratasi
dengan
peradangan
pada
2
apendisitis
Kurang
06
Masala
pengetahuan
April
tentang proses
2005
belum
penyakitnya
teratasi
dan
pengobatanny
a berhubungan
dengan kurang
3
informasi.:
Kecemasan
06
Masala
berhubungan
April
dengan
2005
belum
perubahan
status
teratasi
kesehatan
Kekurangan
06
Masala
volume cairan
April
berhubungan
2005
belum
dengan
muntah
praoperasi
teratasi
: Tn P
Tgl Masuk
Umur
: 50 tahun
April 2005
: 05
Tgl. Pengkajian : 06
April 2005
Dx Medik
Apendisitis
Diagnosa
Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Rabu
n
Gangguan
Nyeri akan
1. Kaji nyeri,
1.
06 April 05
rasa nyaman
berkurang/hilan
lokasi,
Tingkatkan
nyeri b/d
g kriteria :
karakteristik,
nyeri yang
peradangan
- Klien tidak
dan integritas
didapatkan
pada
mengeluh nyeri
nyeri dengan
sebagai
apendisitis
skala (0-10)
pendomen
ditandai
beraktivitas
2. Kaji tanda-
intervensi
dengan :
- Klien dapat
tanda vital
selanjutnya
DS :
bergerak dengan
- Klien
leluasa
2.
mengeluh
- Tanda-tanda
3. Ajarkan
Perubahan
nyeri
teknik relaksasi
tanda-
abdomen
normal.
misalnya napas
tanda vital
dalam
merupakan
Hari
Keperawata
Tanggal
bagian
kanan bawah
indi-kator
DO :
terjadinya
- Klien
nyeri.
nampak
4. Lakukan
3. Teknik
meringis
masase pada
relaksasi
- Nyeri
daerah nyeri
(napas
tekan (+)
dalam)
pada
dapat
abdomen
5.
mening-
kanan bawah
Penatalaksanaa
katkan sup-
Tanda
n pembe-rian
lain O2 ke
tanda vital
obat analgetik.
jaringan
TD : 120/80
sehingga
mmHg
nyeri
: 16 x/m
berkurang.
: 24 x/m
4. Dapat
: 36oC
mengurang
i nye-ri
5. Obat
analgetik
dapat
mengurang
i nyeri.
Rab
Kurang
Pengetahuan
1. Kaji
1. Sebagai
pengetahuan
klien tentang
tingkat
dasar untuk
06
proses
proses penyakit
pengetahuan
intervensi
Apri
penyakitnya
dan pengo-
klien tentang
selanjutnya.
l 05
dan
batannya
penyakit-nya.
pengoba-
meningkat
2. Diskusikan
tannya b/d
dengan
tentang pe-
kurang
kriteria :
ngobatan
informasi.
- Klien
yang
DS :
menyatakan
diberikan dan
- Klien
telah
efek samping
menanyakan
memahami
obat.
tentang
tentang
proses
penyakit dan
3. Berikan
penya-
pengobatannya.
informasi
kitnya.
- Klien
untuk
DO :
kooperatif
membatasi
- Klien
dalam program
aktivitas gu-
nampak
pengobatan.
na mencegah
2.
pemahaman
tentang
penyakit
dapat
meningkatkan
kerjasama
bertanya
kelelahan.
- Klien
4. Jelaskan
nampak
prosedur tin-
khawatir
dakan
de-ngan
program
terapi.
3. Berikan
penjelasan
tgg penyakit
dan
pengobatannya.
4.
pembendahan
Menambah
pengetahuan kien
tentang
tinda-kan
yang akan
dibe-rikan.
Kecemasan
Rasa cemas
1. Kaji tingkat
1. Dengan
berhubungan
teratasi dengan
kecemasan klien.
mengetahui
dengan
kriteria :
tentang lingkup
perubahan
- Klien
ke-cemasan
status
mengerti
klien akan
kesehatan
tentang
memudahkan
ditandai
penyakit atau
pe-nentuan
dengan :
kondisi yang
2. - Beri
intervensi se-
DS :
dialaminya.
kesempatan klien
lanjutnya.
- Klien
untuk
kooperatif
mengungkapkan
2. Dengan
dalam
keluhannya.
mendengarkan
- Klien
menyatakan
cemas bila
mengingat
penyakitnya.
- Kien merasa
kha-watir
perawatan dan
keluhan, klien
pengobatan.
akan merasa
- Ekspresi
diperhatikan
wajah tegang
tentang kondisi
yang
dialaminya se-
3. Beri informasi
dan dapat
tentang perawatan
mengurangi
yang diper-lukan
kecemasannya.
selama dirawat
karang.
3. Pemberian
DO :
informasi yang
- Ekspresi
adekuat dapat
wajah tegang
menurunkan
- Klien dan
keluarga selalu
bertanya
tentang
kondisnya.
4. Ciptakan
kecemasan klien
lingkungan yang
dan dapat
nyaman dan
melakukan
tenang
pera-watan
dengan baik.
4. Agar klien
tidak me-rasa
bosan dalam
menghadapi
perawatan.
Kekurangan
Kekurangan
1. Kaji tingkat
1. Untuk
volume cairan
volume cairan
dehiderasi klien
mengetahui
berhubungan
teratasi dengan
2. Anjuran
derajat
dengan
kriteria :
pemasukan cairan
dehidrasi klien
muntah
- Klien tidak
peoral secara
2. Membantu
praoperasi
mengeluh mual
bertahap
memenuhi
ditandai
- Klien tidak
3. observasi tanda-
cairan yang
dengan :
mengeluh
tanda vital
hilang
DS :
muntah-muntah
- Klien
Tanda-tanda
mengeluh
vital
mual
TD
DO :
3. Tanda-tanda
4.
vital
penatalaksanaan
menggambarka
mmHg
pemberian cairan
n kondisi klien
- Klien
: 16 x /m
imfus
secara umum
mengeluh
: 24 x /m
4. Untuk
muntah-
: 36 oC
mengganti
: 120/80
muntah
cairan yang
- Turgor bibir
terbuang
nampak kering
Tanda-tanda
vital
TD
: 120/80
mmHg
N
: 16 x /m
: 24 x /m
: 36 oC
Catatan Perkembangan
Nama Pasien
: Tn P
No Rekam Medik
: 06 35 19
NIM
Ruang Rawat
: Interna
: 1.0109.013
Kod
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi
06 April
NDX
1.
08.0
1. Mengkaji
S : - Klien
tingkat nyeri,
mengatakan
lokasi, karakteristik
abdomen masih
terasa sakit.
O :- Ekspresi
10)
wajah nampak
hasil : klien
meringis
mengeluh nyeri.
2. Mengukur
- Pasien rencana
08.1
0
tanda-tanda vital,
2005
operasi
- Tanda-tanda
hasil :
vital
TD : 120/80 mmHg
TD : 120/80
o
S : 36 C
mmHg
N : 16 x/m
08.2
P : 24 x/m
3. Mengajarkan
teknik relaksasi,
N : 16 x/m
P : 24 x/m
hasil : Klien
A : Masalah
menarik napas
belum teratasi
dalam (inspirasi
P : Lanjutkan
intervensi
eksparasi) dengan
1. Kaji tingkat
melakukan
nyeri
sebanyak 5 kali
2. Observasi
tanda-tanda vital
08.3
kolaborasi.
4. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik ,
hasil : Obat sudah
diminum.
S : 36oC
3. Ajarkan teknik
relaksasi
4. Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
08.0
1. Mengkaji tingkat
obat analgetik.
S : Pengetahuan
pengetahuan klien
klien tentang
tentang
proses penyakit
penyakitnya,
dan
pengobatannya
mengetahui
meningkat
penyakitnya.
O :- Klien
2. Memberikan
nampak sering
informasi untuk
bertanya
membatasi aktivitas
- Klien mampak
guna mencegah
khawatir
kelelahan,
A: - Masalah
hasil : klien
belum teratasi
mengerti dengan
informasi yang
P : Lanjutkan
disampaikan.
intervensi
3. Menjelaskan
1. Kaji tingkat
kepada klien
pengetahuan
tentang prosedur,
2. Kaji tentang
tindakan
prosedur tindakan
keperawatan,
keperawatan yang
hasil : klien
dilakukan
mengetahui
3. Kolaborasi
prosedur tindakan
pemberian Obat
09.0
keperawatan
4.
Megkolaborasikan
pemberian obat
analgetik,
hasil : obat sudah
3.
08.0
dominum
1. Mengkaji
S : Klien masih
tingkat kecemasan
merasa cemas
klien,
terhada
penyakitnya
08.2
nampak cemas
2. memberikan
O : Klien
kesempatan klien
nampak gelisah
untuk
A : Masalah
mengungkapkan
belum teratasi
keluhannya,
hasil : klien merasa
09.2
diperhatikan.
3. Memberikan
P : Lanjurkan
informasi tentang
intervensi
perawatan yang
1. Kaji tingkat
dilakukan selama
kecemasan klien
sakit,
2. Dengarkan
hasil: klien
semua keluhan
mengerti tentang
3. Bantu untuk
mengidentifikasi
09.3
pengobatannya
4. Memberikan
dorongan spiritual
cara untuk
memahami
pada klien, hasil :
berbagai
klien nampak lebih
perubahan akibat
tenang.
penyakit dan
penanganannya.
4. Beri dorongan
spiritual pada
4
08.0
1. Menganjurkan
klien
S : klien
pemasukan cairan
mengatakan
secara bertahap
masih mual
hasil : klien
08.1
O : - klien
putih
2. Mengobservasi
mengeluh
muntah-muntah
tanda-tanda vital
- turgo bibir klien
hasil :
TD :
masih nampak
120/80 mmHg
kering
N : 16 x /m
-
klien masih
S : 36oC
nampak cemas,
P : 24 x /m
masih terpasang
08.3
3. Melanjutkan
infus
A: masalah belum
Pemberian cairan
teratasi
infus
P : lanjutkan
hasil : infus
intevensi
1. kaji tingkat
08.4
terpasang
4. Memberi minum
obat cotrimizesoel
hasil : obat sudah
diminum
dehidrasi klien
2. anjurkan
masukan cairan
secara bertahap
3. observasi
tanda-tanda vital
4. lanjutkan
pemberian cairan
infus
5. beri minum
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara garis besar tampak ada persamaan antara teori yang dibahas dalam bab II dengan laporan kasus bab III. Dalam teori dijelaskan
bahwa tanda dan gejala apendisitis adalah malaise, takikardi, konstipasi pada awitan awal, distensi abdomen, nyeri tekan, anoreksia, nyeri
abdomen sekitar epigastrium dan ambilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc Burney (Setengah jarak antara umbilicus
dan tulang ileum kanan).
Sedangkan pada kasus yang diangkat dimana gejala klinik yang ada seperti, konstipasi pada awitan awal, tachikardi, malaise, nyeri
abdomen, anoreksia, mual dan muntah.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada klien pre op apendisitis :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis.
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
Sedangkan diagnosa keperawatan yang penulis temukan di dalam praktek yakni :
1.
2.
kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi
3.
Kesenjangan yang ditemukan yakni ada 1 diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus pada Tn P
yaitu :
1. kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
C. Perencanaan
Secara umum rencana keperawatan yang penulis buat pada kasus nyata tidak termuat dalam teori seperti yang telah diuraikan pada bab II,
karena klien telah mendapatkan pengobatan dan tindakan perawatan sebelum penulis melakukan pengkajian. Perencanaan disesuaikan
dengan kebutuhan dasar dan masalah keperawatan klien yang ditentukan penulis. Tindakan keperawatan didasarkan prioritas masalah
serta tujuan yang dicapai dengan mempertimbangkan aspek kondisi, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dapat
mendukung hal tersebut.
D. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata, semua rencana intervensi yang telah disusun untuk ketiga diagnosa dapat dilaksanakan
pada kasus nyata. Hal-hal yang mendukung implementasi yang direncenakan dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik
dengan klien dan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya yang ada di ruangan dan tersedianya sarana dan prasarana di ruangan untuk
kelancaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn P.
E. Evaluasi
Tahap ini merupakan respon umpan balik dari tindakan yang dilakukan dimana setiap tindakan pengobatan menyebabkan timbulnya
respon. Evaluasi dilakukan tiap hari untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sejauh mana respon klien setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Dari 4 (empat) diagnosa yang diangkat oleh penulis belum teratasi :
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan apendisitis
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan belum mampu menyelesaikan
semua masalah keperawatan yang dialami klien karena masalah keperawatan yang dialami klien cukup berat yang memerlukan perawatan
yang cukup lama sementara implementasi dalam karya tulis ini hanya 2 hari, namun hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan yang
diinginkan misalnya keterlibatan keluarga klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan kerja sama petugas ruangan akan
membantu menyelesaikan masalah klien nantinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan saran dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada
penderita pre op apendisitis.
A. Kesimpulan
1. Klien dengan pre op apendisitis memerlukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan respon dan kebutuhan dasarnya.
2. Klien dengan pre op apendisitis proses pengobatan memerlukan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan
pemberian motivasi atau dukungan untuk mengurangi tingkat kecemasannya.
3. Klien dengan pre op apendisitis perlu perhatian selama perawatan dan menjaga kebersihan kulit karena umumnya mengalami
gangguan aktivitas (bedrest total).
4. Keterlibatan keluarga, orang dekat dan pelayan kesehatan khususnya perawat sangat membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya.
B. Saran
1. Untuk rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai sebagai sarana peningkatan kualitas asuhan
keperawatan khususnya klien dengan pre op apendisitis.
2. Peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.