Você está na página 1de 15

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CADANGAN

Salah satu aspek atau bagian dari eksplorasi endapan bahan galian yang cukup vital
adalah analisis dan perhitungan cadangan agar hasil eksplorasi yang telah dilakukan
mempunyai nilai kuantitatif.
Secara umum, cadangan dapat dinyatakan dalam volume atau dalam tonnase. Jumlah
cadangan dalam mineral bijih (logam) umumnya dinyatakan dalam tonnase, demikian
juga dengan batubara. Sedangkan jumlah cadangan logam emas dinyatakan dalam
troy-ons, serta bahan galian golongan C umumnya dinyatakan dalam meter kubik.
Demikian juga dengan penyataan kadar suatu endapan. Kadar mineral-mineral logam
dasar (endapan primer) dinyatakan dalam % berat atau dalam ppm ( 0/000). Untuk
endapan sekunder (seperti aluvial), kadar logamnya dinyatakan dalam satuan berat per
volume (misal, kg/1000m3). Khusus untuk intan, kadar dinyatakan dalam karat.
Hal-hal yang sangat berpengaruh dan perlu diperhatikan dalam analisis dan
perhitungan cadangan antara lain :
pola pengambilan conto (pola eksplorasi),
penyebaran endapan,
bentuk geometri,
dan kadar

1.

Pengklasifikasian Cadangan (Potensi) Bahan Galian

Ada dua istilah utama yang digunakan dalam pengklasifikasian endapan, yaitu potensi
(resources) dan cadangan (reserve). Pada dasarnya potensi dan cadangan dibedakan
oleh jenis data pendukungnya. Resources didefinisikan sebagai konsentrasi alami
material di alam yang dapat diambil daripadanya secara ekonomis satu atau lebih
mineral berharga.
Jika hanya didukung oleh data dan informasi geologi, maka endapan tersebut
dikelompokkan ke dalam potensi (resource). Sesuai dengan tingkat ketelitian data dan
informasi geologi terhadap sebaran endapan bahan galian tersebut, maka potensi

dikelompokkan lagi menjadi potensi tereka (inferred), terkira (indicated), dan terukur
(measured).
Sedangkan jika sudah memasukkan unsur-unsur kajian ekonomi, perencanaan
tambang, pengolahan, analisis lingkungan, dll, maka jumlah endapan yang diperoleh
(yang dapat diambil/ditambang) dikelompokkan ke dalam cadangan (reserve). Sama
dengan potensi, maka berdasarkan tingkat ketelitian data (informasi) maka cadangan
(reserve) dikelompokkan lagi menjadi probable dan proven. Jika disetarakan, maka
probable setara dengan indicated, dan proven setara measured (lihat Gambar 1).

Informasi
Eksplorasi

Resources
(Potensi)

Reserve
(Cadangan)
Level
penyelidikan
dan informasi
geologi

Inferred

Indicated

Probable

Measured

Proven

Ekonomi, Metoda
Penambangan,
Pengolahan, Pemasaran

Gambar 1. Gambaran umum pengklasifikasian endapan bahan galian

2.

Pola Pengambilan Conto

2.1

Pola Eksplorasi

Secara umum pola dasar eksplorasi bekerja dari lokasi yang sudah diketahui (known
area) menuju lokasi (tempat) yang belum diketahui (unknown area). Akibat adanya
faktor mineralisasi dan kondisi topografi, maka bentuk pola-pola eksplorasi dapat
dikelompokkan menjadi empat (Gambar 2), yaitu :

Gambar 2. Bentuk pola-pola eksplorasi


a. Pola bujursangkar (square), digunakan untuk ;
endapan-endapan yang mempunyai penyebaran isotrop (mineralisasi homogen),
atau isotrop
topografi landai
b. Pola empat persegi panjang, digunakan untuk :
endapan-endapan yang mempunyai penyebaran (mineralisasi) yang mempunyai
variasi bijih/kadar ke arah (p) lebih besar daripada variasi kadar ke arah (q).
topografi landai
c. Pola segitiga, digunakan untuk :
endapan-endapan yang mempunyai penyebaran (mineralisasi) yang tidak
homogen.
topografi bergelombang
d. Pola rhombohedron, digunakan untuk kondisi mineralisasi antara (a) dan (b).
Pola bujursangkar merupakan pola awal dalam eksplorasi, dengan asumsi bahwa
penyebaran mineral (mineralisasi) dalam arah Utara-Selatan sama dengan arah BaratTimur. Jika informasi tentang penyebaran mineralisasi telah diperoleh dengan lebih
detil, maka pola dasar bujursangkar tersebut dapat berubah menjadi pola-pola lain
sesuai dengan kebutuhan (arah mineralisasi, topografi, dll)
2.2

Grid Density

Derajad kerapatan (jarak) interval antar titik observasi di dalam eksplorasi disebut
dengan Grid Density. Ada dua keadaan kontradiksi dalam pembahasan grid density
ini, yaitu :
Jika grid density rendah, berarti interval/jarak antara titik observasi besar, berarti
mineralisasi bersifat homogen.
Jika grid density tinggi, berarti interval/jarak antara titik observasi kecil, berarti
mineralisasi bersifat non-homogen.
Peningkatan grid density ini perlu dilakukan untuk antisipasi adanya struktur dan
perbedaan keadaan mineralisasi antara titik pengamatan. Begitu juga dengan
meningkatnya tahapan eksplorasi, maka grid density juga akan bertambah besar.
3

Dengan bertambahnya kerapatan titik observasi (titik bor, atau sumuran uji) maka
tingkat derajad kepercayaan dan ketelitian bertambah tinggi (lihat Gambar 3 dan
Gambar 4).

Gambar 3.

Peningkatan grid density untuk mengantisipasi adanya struktur dan


perubahan mineralisasi.

Gambar 4.

Peningkatan grid density dengan meningkatnya tahapan kegiatan


eksplorasi.

3.

Penentuan dan Perhitungan Kadar (Assay)

Dalam penentuan dan perhitungan kadar (assay), ada beberapa hal yang harus
dperhatikan, antara lain : jenis conto dan cara pengambilan conto (interval, pola),
karena perlakuan analisis terhadap conto tersebut mempunyai beberapa kemungkinan,
dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada contoh dibawah ini, pada sampling
channel yang memotong urat endapan (Gambar 5). Kemungkinan perlakuan yang
dapat dilakukan adalah :

Conto 1, 2, 3, 4, dan 5 digabung dengan hasil 1 analisis kadar rata-rata (kadar


composite).
Conto 1, 2, 3, 4, dan 5 dianalisis terpisah, dan kadar rata-rata dihitung melalui
perhitungan.
Conto 2 dan 3 dianalisis sebagai satu composite, dan conto 1, 4, dan 5 sebagai
analisis composite lain.
Kemungkinan-kemungkinan perlakuan analisis terhadap conto tersebut di atas harus
disesuaikan dengan kebutuhan serta biaya yang tersedia.

Gambar 5.

3.1

Pengambilan conto pada suatu urat yang dibagi dalam beberapa subchannel karena mempunyai kadar yang bervariasi (berbeda).

Preparasi Conto

Preparasi conto adalah perlakuan terhadap conto yang diambil sebelum dilakukan
analisis penentuan kadarnya. Pada prinsipnya, preparasi dilakukan untuk mereduksi
jumlah conto yang diambil, sehingga conto yang dianalisis dapat mewakili keseluruhan
conto yang diambil. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :
Peremukan dengan mesin peremuk (crusher) untuk conto berupa inti bor dan conto
batu. Untuk conto berupa butiran (misalnya conto aluvial) dilakukan penyeragaman
ukuran butir dengan menggunakan ayakan.
Hasil peremukan atau penyeragaman butir dibagi dengan menggunakan metoda
coning & quartering atau dengan menggunakan alat riffle yang tujuannya untuk
mereduksi jumlah conto
Sebagian dikirim ke Laboratorium untuk dianalisis, dan sebagian lagi harus
disimpan sebagai dokumentasi
3.2

Penentuan Kadar Rata-Rata Conto Permukaan dan Test Pit


5

Dalam melakukan sampling pada test pit (sumuran uji) dan analisa kadar biasanya
dilakukan untuk interval ketebalan tertentu dan umumnya kadar pada setiap interval
juga bervariasi.
Karena itu untuk menghitung cadangan perlu dilakukan perhitungan kadar rata-rata
dari conto dari titik pengamatan yang bersangkutan (Gambar 6), dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
n

ai x t i

a i

ti

, dengan t t i
i

Gambar 6.

Penampang penyebaran kadar dalam channel pada test pit.

Kadar rata-rata cadangan yang bisa ditambang secara ekonomi dibatasi oleh cut off
grade, yaitu kadar rata-rata cadangan yang masih dapat ditambang dengan
menguntungkan. Karena itu seringkali tidak semua endapan dapat disebut sebagai
endapan, tetapi dibatasi oleh cut off grade tersebut sehingga ketebalan
cadangannyapun berubah.
3.3

Penentuan Kadar Rata-Rata Core

Dalam proses pemboran inti, dihasilkan dua jenis conto, yaitu core dan sludge. Core
merupakan hasil utama dari pemboran inti. Sedangkan sludge adalah material-material
bawah permukaan yang terbawa oleh fluida bor (Gambar 7). Biasanya sludge ini
ditampung dalam settling tank.

Gambar 7. Sketsa penampang suatu core dan sludge


Karena dalam pemboran inti sangat sulit untuk mencapai core recovery (CR) 100%,
sehingga perlu mengikutkan sludge dalam penentuan kadar rata-rata dari conto inti
tersebut. Suatu asumsi yang penting dalam pemboran inti adalah tidak ada perubahan
kadar secara radial pada core yang dihasilkan.
Secara matematis, ada lima kemungkinan untuk penentuan kadar gabungan dari core
dan sludge, yaitu :
Core Volume Ratio (Rumus LongYear) ; A t
Proportional Weight ; A t

C x VC S x VS
VC VS

C x WC S x WS
WC WS

Modified Combined Weight (jika Sludge Recovery > 100%)


100

C x WC
x WteoritisS x S
SR

At
100

WC
x WteoritisS
SR

i2
i2

S 100 100 C
Rumus I ;
100

At
100
2

Rumus Direct Proportion Core ; A t


Dimana,

Ci S(100 - i)
100

C = assay core
S = assay sludge
i = actual % recovery dari core
At = assay rata-rata

4. Perhitungan Cadangan
4.1
4.1.1

Perhitungan Endapan Secara Konvensional


Metoda Penampang

Metoda ini digunakan dengan cara sebagai berikut :


Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong endapan yang akan
dihitung.
Dari masing-masing penampang dihitung terlebih dahulu luasan endapan pada
masing-masing endapan.
Setelah luasan dihitung, maka digunakan rumusan perhitungan pada metoda
penampang.
Beberapa rumusan dalam metoda penampang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Rumus mean area
Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri teratur (luasan masingmasing penampang tidak jauh berbeda (Gambar 8).

Gambar 8. Sketsa perhitungan dengan rumus mean area


Rumus mean area ; V L
dimana ; S1 & S2

(S1 S 2 )
2

= luas penampang

= jarak antar penampang

= volume

b. Rumus Prismoida

Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri tidak teratur (luasan masingmasing penampang tidak teratur (Gambar 9).

Gambar 9.

Sketsa perhitungan dengan rumus prismoida

Rumus prismoida ; V L
dimana ; S1 & S2

(S1 4m S2 )
6

= luas penampang ujung

= luas penampang tengah

= jarak antara S1 & S2

= volume

c. Rumus Kerucut Terpancung


Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri seperti kerucut yang
terpancung pada bagian puncaknya (Gambar 10).

Gambar 10.Sketsa perhitungan dengan rumus kerucut terpancung


Rumus kerucut terpancung ; V L
dimana ; S1 & S2

(S1 S 2 S1S 2 )
3

= luas penampang atas dan bawah

= jarak antara S1 & S2

= volume

d. Rumus Obeliks
Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri membaji, contohnya pada
endapan pneumatolitik (Gambar 11).
9

Gambar 10.Sketsa perhitungan dengan rumus Obeliks

Rumus obeliks ; V L
dimana ; S1 & S2

(S1 S2 a1b2 a2 b1 2 )
3

= luas penampang atas dan bawah

= jarak antara S1 & S2

= volume

d. Rumus Trapezoidal
Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri seperti terlihat pada Gambar
12 dengan L konstan.

Gambar 11. Sketsa perhitungan dengan rumus trapezoidal


S1 Sn

S2 S3 ....... Sn-1
2

Rumus trapezoidal ; V L
dimana ;

Si

= luas penampang

= jarak antara penampang (konstan)

10

V
4.1.2

= volume

Metoda Isoline

Metoda ini sangat praktis diterapkan pada endapan-endapan dalam (hipogen), dimana
ketebalan dan kadar sekaligus berubah dengan mengecil ke tepi tubuh bijih.
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luasan daerah yang terdapat di dalam
garis kontur, dan selanjutnya dapat diketahui kadar rata-rata dari badan bijih tersebut,
melalui persamaan :
g

go A 0

g
A 0 2A1 2A 2 ..... A n
,
2
A0

dimana;
g0 = kadar minimum bijih
g = interval kontur kadar (konstan)
A0 = luas tubuh bijih dengan kadar g0 atau lebih besar
A1 = luas tubuh bijih dengan kadar g0+g atau lebih besar
A2 = luas tubuh bijih dengan kadar g0+2g atau lebih besar, dst
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut :

Gambar 13.Contoh penerapan metoda isoline


maka kadar rata-rata adalah :
g

go A 0

g
A 0 2A1 2( A 21 A 22 ) ( A 31 A 32 )
2
A0

11

4.2

Perhitungan Endapan per Lubang Bor/Test Pit

4.2.1. Included area


Dalam menghitung potensi terukur (measured), maka setiap titik test pit atau lubang
bor mempunyai pengaruh sampai 1/2 jarak terhadap titik lain di dekatnya. Jadi kadar
yang dihasilkan dari analisa conto untuk titik tersebut hanya berlaku sampai 1/2 jarak
terhadap titik terdekat (lihat Gambar 14).

Gambar 14.Daerah pengaruh pada metoda included area


Dengan metoda included area, maka
titik bor no. 1 akan menghasilkan cadangan terukur :
1
1
a x a x BJ (ton)
2
2

Trase1 = a1 x t1 x

titik bor no. 1 akan menghasilkan cadangan terukur :

Trase2 = a 2 x t 2 x a x a x BJ (ton)
2
titik bor no. 1 akan menghasilkan cadangan terukur :
Trase5 =

a 5 x t 5 x a x a x BJ (ton)

Jumlah cadangan terukur untuk blok di atas dibatasi oleh garis yang terluar yang
menghubungkan titik-titik terluar. Sedangkan potensi di luar blok tersebut sampai
sejarak 1/2 jarak ke titik terdekat merupakan potensi terduga (indicated).
n

Potensi seluruh blok =

4.2.2

Ti
i 1

Extended area

12

Dengan cara extended area, tingkat keberanian mengambil resiko lebih tinggi. Setiap
titik bor mempunyai jarak pengarah 1/2 jarak terdekat terhadap titik yang di dekatnya
(lihat Gambar 15).

Gambar 15.Daerah pengaruh pada metoda entended area


Cadangan terukur untuk setiap blok pengaruh lubang bor adalah :
(Ti) Trase =

ai x t i x a x a x BJ (ton)
n

Dan cadangan untuk seluruh blok =

4.2.3

Ti

(ton)

i 1

Cara perhitungan cadangan batubara

Di Indonesia perhitungan cadangan batubara umumnya dilakukan berdasarkan cara


perhitungan USGS (USGS Circular 891, tahun 1981) yang dimodifikasi untuk kondisi
Indonesia).
Untuk cadangan terukur (measured) apabila hanya ada satu lubang bor atau singkapan
maka jarak pengaruhnya adalah 400 meter dari singkapan batubara atau lubang bor
(Gambar 16). Sedangkan kalau ada singkapan dan lubang bor atau lebih dari satu
lubang bor dengan jarak maksimum 400 meter, maka jarak pengaruhnya adalah 1/2
jarak kedua lubang bor atau singkapan tersebut.
Dengan catatan :
kalau ada sesar maka jarak pengaruhnya hanya sampai sesar (Lihat Gambar 17).

13

kalau kemiringan lapisan batubara lebih dari 30O, maka jarak pengaruhnya menjadi
250 meter, atau dalam ketebalan lapisan batubara tersebut merata maka jarak
pengaruhnya boleh 400 meter searah lapisan batubara (Lihat Gambar 16).

Gambar 16.

Perhitungan jumlah cadangan terukur pada lapisan batubara, dimana ;


luas lapisan batubara yang dihitung pada penampang dengan
menggunakan planimeter, dan ketebalan batubara dihitung dari
singkapan, lubang bor atau test pit.

14

Gambar 17.Contoh pengaruh sesar pada perhitungan cadangan batubara

15

Você também pode gostar