Você está na página 1de 34

LEUKEMIA

Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A


Bag. Ilmu Kesehatan Anak
Fk.Universitas Wijaya Kusuma

Leukemia akut

Definisi

Keganasan sumsum tulang, progresif


Henti maturasi, hiperproliferasi, myelosupresi & infiltrasi

LLA

LMA

Leukemia akut

MORFOLOGI SEL LEUKEMIA AKUT

LMA

LLA

Leukemia
keadaan keganasan organ pembuat darah
sumsum tulang didominasi oleh klon maligna
limfositik atau granulositik
terjadi penyebaran sel-sel ganas tersebut ke darah
dan semua organ tubuh.

Biasanya (tak selalu) darah tepi leukositosis

Leukemia akut

KLASIFIKASI LEUKEMIA
A. Sel asal & perjalanan
LLA/ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia, 85%)
LMA/AML (Acute Myeloblastic Leukemia/ANLL, 12%)
LMK/CML (Chronic Myeloblastic Leukemia, 2%)
LLK/CLL (Chronic Lymphoblastic Leukemia, sangat jarang)

B. Morfologi (FAB), Histokimia


ALL (L1, L2, L3)
AML (M0 - M7)
C. Immunophenotyping
ALL: Sel T, Sel B

Leukemia akut dapat dibagi atas:

Leukemia limfoblastik akut (LLA) : 85% leukemia pada


anak

Non limfoblastik leukemia akut (NLLA): 15% leukemia


anak

Unclassified : 4%.

Etiologi
Penyebab/faktor risiko :
Faktor keturunan
Kelainan kromosomal
Bahan kimia
Radiasi
Faktor hormonal
Infeksi virus (sekarang banyak diteliti).

Leukemia Limfoblastik Akut

Klasifikasi LLA menurut FAB


L1
L2
L3

Diagnosis
Anamnesis
Penderita anemia berat harus dicurigai leukemia.

Kelemahan tubuh
Berat badan menurun
Anoreksia
Pasien mudah sakit
Sering demam.
Riwayat perdarahan easy bruising, nyeritulang, nyeri sendi
Tumor/ pembesaran perut (hati, limpa) telah diketahui
oleh pasien/orang tuanya.

Pemeriksaan fisik

Kulit anemis, perdarahan (purpura, hematoma)


Mukosa anemis, perdarahan (gusi, epistaksis) , ulsera mirip
noma, Ludwig angina, difteria atau agranulositosis ;
pembengkakan dan ulserasi gingiva (sering pada
leukemia monositik).
Pembesaran limfonodi general, tidak mencolok seperti
limfoma.
Kadang-kadang splenomegali/hepatomegali.
Jantung : tanda-tanda akibat anemia
Paru : tanda radang kadang-kadang saja
Tulang dan sendi: poliartritis, nekrosis tulang
Kulit : leukemi

Laboratorium :
Darah
1. Anemia normositik normokromik, kadang normablas.

2. Hitung jenis : granulosit rendah, bisa sampai nol, limfosit


dewasa normal atau menurun sekali, ditemukan limfoblas
yang dapat tinggi sekali puluhan persen sampaimendekati
100%.
3. Trombositopenia (dapat sampai kurang dari 10.000) dan
uji saring perdarahan menunjukkan uji tourniquet biasanya
positif, waktu perdarahan memanjang.

4.Retikulositopenia
5.Pungsi sumsum tulang: diagnostik pasti
pendesakan eritropoesis, trombopoesis dan granulopoesis
Sumsum tulang:
didominasi oleh limfosit muda (limfoblast)
Ro foto toraks AP dan lateral :
untuk mengidentifikasi masa tumor dimediastinum yang
merupakan kriteria risiko tinggi.

Tatalaksana penderita rawat Inap


Protokol pengobatan:

Ada protokol untuk normal risk dan high risk (obat dan
jadwal pemberian lihat
Protokol Tetap).
Kriteria high risk :

Leukosit 50.000/mm3
Foto rontgen dada : tampak masa mediastinal.
Meningeal leukemia
Setelah 1 minggu pemberian deksametason :
- jumlah blast > 1000/mm di darah tepi

Kriteria :
a. Remisi total:

Perbaikan keadaan klinis;

Tak ada tanda-tanda infiltrasi;

Tak ada leukemia meningeal;

Darah tepi normal;

Sumsum tulang mengandung bias <5%.


b. Remisi parsial:

Klinik dan darah tepi normal;

Sumsum tulang dengan bias > 5% tetapi < 20%;


c. Relaps:

bila muncul dalam sumsum tulang > 20% bias per 200 sel yang
berinti:
dan/atau

Bias di darah tepi;

Leukemia meningeal; dan/atau

Infiltrat leukemia khususnya di testis pada anak laki-laki.

Pemantauan
a. Umum :
Keadaan umum, tanda utama;
Perdarahan, anemia;
Infeksi, sepsis;
Sebaiknya periksa HBsAg

b. Terhadap perkembangan leukemia:


Darah tepi 2 kali seminggu selama induksi/reinduksi;
Pungsi sumsum tulang pada akhir induksi dan selanjutnya bila
ada indikasi;
Cairan serebrospinal, setiap memasukkan MTX i.th.;
Pembesaran testis pada anak laki-laki.
Organomegali, limfodenopati

Tatalaksana penderita rawat jalan


Penderita lama (yang sudah terdiagnostik) dan mencapai
terapi tahap rumatan di rumah dikelola sebagai berikut:
a. Protokol pengobatan:
disesuaikan dengan tahapnya (lihat Protokol Tetap).
b.Dipantau keadaan klinis dan pemeriksaan laboratorium
seperti di atas dan mungkin dirawat inap bilamana ada
indikasi: infeksi, tanda-tanda relaps, terapi intratekal. dll.

Prognosis LLA dipengaruhi oleh


1. Jenis kelamin: anak laki-laki prognosis kurang baik dibanding
perempuan
(relaps testis).
2. Umur: kelompok jmur 2-6 tahun prognosis paling baik.
Umur kurang dari 1 tahun dan di atas 10 tahun prognosis tidak
baik.
3. Tingginya sel leukemia (bias) di darah tepi, yang biasanya
berkaitan dengan tingginya
jumlah leukosit, memperburuk prognosis.
4. ALL > 50.000/mm3 berkaitan dengan prognosis kurang baik
(meningeal relaps).
Meningeal leukemia memperburuk prognosis.
5. Infiltrat di mediastinum (Ro torak A-P dan lateral) : tanda
prognosis tak baik.

Prognosis LLA dipengaruhi oleh ( lanjutan ) :


6. Lain-lain:
a. Infeksi berat/sepsis mempunyai prognosis tak baik.
b. Perdarahan memberi prognosis kurang baik.
c. Common ALL mempunyai prognosis > pre B-ALL > T-ALL > B-ALL.
B-ALL palingburuk (belum ada fasilitas).
d. Pasien LLA dengan hiperploidi punya masa remisi paling
panjang dibanding lainnya.
e. Pasien pseudoploidi punya remisi paling pendek (bila
perlu dapat
diperiksa).

Tanda-tanda 1 s/d 5 dalam praktek digunakan untuk


mengelompokkan pasien dalam high risk dan
non-high/normal risk

Leukemia Mieloblastik Akut


Pengertian
Pada
leukemia
berasal
dari
keturunannya.

mieloblastik,
sel-sel
leukemia
myeloid
stem
cell
dan

M1 - LMA tanpa diferensiasi, terdiri atas promieloblas tak


bergranula, kadang ada
granula azurofilik, Auer rod sangat jarang ada, nukleoli jelas
1-2.
M2 - LMA dengan diferensiasi awal, t.a promielosit (sel-sel
dengan sedikit granula, inti
masih bulat atau sedikit melekuk, plasma biru) dan mioblas;
Auer rod sering ada.
M3 - Pmmyelocytic leukemia, sel dengan granula lebih kasar dan
lebih banyak, inti
seperti ginjal, Auer rod mudah ditemukan.
M4 - Acute myelomonocytic leukemia, terdiri atas sel muda
mieloid yang telah
bergranula dan monosit (jumlah mieloblas, promielosit,
mielosit dan seri granulosit
lain >20% tetapi kurang dari 80% dari sel berinti non-eritroid).

M5 - Acute monocytic leukemia, sel dari seri granulosit <20% sel berinti noneritroid;
ada dua tipe:
a. MBA, kurang diferensiasi: monoblas besar dengan inti berkromatin
seperti
benang-benang halus, bentuk bulat atau oval, nukleoli 1-3 tampak
vesikular;
sitoplasma banyak, biru. Tipe ini lebih banyak pada anak dan dapat
dikacaukan
dengan LLA terutama L3; (dibedakan dengan pengecatan esterase non
spesifik
>90% kasus esterase positif).
b. MSB, lebih berdiferensiasi: 20% atau lebih berupa promonosit atau lebih
tua
dengan nuklei berlekuk-lekuk, sitoplasma biru abu-abu dan granula
azurofilik
tersebar. Jarang ada Auer rod.
M6 - Erythroleukemia, >30% adalah leukoblas dan 50% adalah induk eritroid
megaloblastik.
M7 - Megakaryocytic leukemia, jarang sekali, merupakan bentuk fulminan;
pasien sering
menunjukkan pansitopenia, sumsum tulang sering dry tap, pada biopsi
terdapat
peningkatan retikulin dengan kelompokan megakoriosit atipik dan/atau
bias.

Diagnosis
Gejala klinis seperti LLA; pada leukemia monositik
infitrasi lebih sering terjadi seperti pada gingiva atau
kelenjar parotis (sindroma Mickulicz).
Laboratorium
Sel mieloid dominan. Pungsi sumsum tulang: sumsum
tulang didominasi oleh turunan myeloid stem cell,
sistem lain terdesak.

Tatalaksana

Umum, sama dengan LLA


Sitostatika:
kombinasi Daunorubisin (atau Doxorubisin, lebih
toksik), Arabinosa sitosin dan Tioguanin merupakan
standar terapi. Vinkristin, Prednison, 6 MP dan
Siklofosfamid dapat ditambahkan (lihat protokol terapi
keganasan).

Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik cermat,
menyeluruh.
Darah rutin,hitung jenis, trombosit.
Urinalisis
Biokimiawi darah
Ro toraks, CT scan toraks, abdomen/ pelvis
Fungsi dan biopsi sumsum tulang
Kalau perlu limfangiogram, scan gallium
untuk membedakan IIA atau IIIA
mungkin perlu dibuktikan dengan
laparatomi.untuk kepentingan terapi.

Tatalaksana
Pembagian stadium bermanfant untuk tatalaksana terapi:
- stadium I : radio terapi
- stadium II : radiotarapi dengan/tanpa kemoterapi
- stadium III & IV: kemoterapi
Kemoterapi
- MOPP (nitrogen-mustard, onkovin/vinkristin,
procarbazin dan prednison)
paling baik untuk stadium lanjut.
- ABVD (Adriamisin, Bleomisin, Vinblastin dan
Dekarbazin).
Untuk kasus resisten

Prognosis :

Pasien stadium IA dan IIA


survival 5 tahun > 90%.
Pasien IIIA

80%.

Stadium III dan IV 50%.

30

31

32

33

Você também pode gostar