Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TEORI DASAR
1. TAHAN NAFAS
Fungsi utama respirasi adalah memperoleh O 2 untuk digunakan oleh sel tubuh
dan
untuk mengeluarkan CO2 yang di produksi oleh sel. Sebagian besar orang
berfikir bahwa
respirasi sebagai proses menghirup dan menghembuskan
udara. Namun, dalam fisiologi respirasi memiliki arti yang jauh lebih luas.nRespirasi
mencakup dua proses yang terpisah tapi berkaitan :
respirasi internal
respirasi eksternal.
Respirasi internal atau respirasi sel adalah merujuk kepada proses-proses
metabolic intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O 2 dan
menghasilkan CO2 selagi mengambil energi dari molekul nutrient. Respirasi eksternal
merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaranO2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh. (Sherwood, 2011)
Untuk melaksanakan fungsi tersebut , pernapasan dapat dibagi menjadi empat
mekanisme dasar, yaitu :
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarganya udara antara alveoli
dan atmosfir
2. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah
3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh
ke dan dari sel
4. Pengeluaran ventilasi
(Guyton & Hall, 1996)
Pengaturan Tahan Napas
Pernafasan dapat sengaja dihambat untuk beberapa saat, titik saat pernafasan
tidak dapat dihambat lagi secara volunteer disebut titik lepas. Lepasnya kendali
volunteer ini disebabkan oleh peningkatan Pco2 dan penurunan Po2 darah arteri.
Setelah glomus karotikus seseorang diangkat maka kemampuan menahan napas akan
lebih lama.
Bernafas dengan 100% oksigen sebelum menahan napas akan menaikkan Po2
alveolus awal sehingga titik lepas dapat ditunda. Hal yang serupa timbul bila kita
melakukan hiperventilasi dengan udara biasa karena co2 dihembuskan keluar dan
Pco2 darah arteri pada awalnya akan diturunkan. Reflex atau factor mekanik agak
mempengaruhi titik lepas karena pada subjek yang menahan nafas selama mungkin
kemudian bernafas dengan campuran udara berkadar o2 rendah dan co2 tinggi, masih
dapat menahan nafas kembali selama 20 detik atau lebih. Factor psikologis juga
memegang peranan, dan subjek dapat menahan nafasnya lebih lama bila usahanya
diberikan pujian dibandingkan bila subjek tersebut tidak diberikan pujian.
1
2. TEKANAN PERNAFASAN
Inspirasi
Udara masuk ke paru karena Pbar > Pparu
Pada saat inspirasi biasa Palveoli lebih negative dari Pbar atau PA = -1mmHg (dibanding
dengan Pbar)
Jika Pbar = 760mmHg PA = 759mmHg
Pada saat inspiarasi maksimal PA = -80mmHg
Ekspirasi
Udara keluar dari paru karena Pbar < Pparu
Pada saat ekspirasi biasa PA = +1mmHg
Jika Pbar = 760mmHg PA = 761mmHg
Pada saat eskpirasi maksimal PA = +100mmHg
Mekanika Pernapasan
Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah yaitu menuruni gradien tekanan.Terdapat 3 tekanan berbeda yang penting pada
ventilasi :
1) Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh
berat udara diatmosfer terhadap benda-benda dipermukaan bumi.
2) Tekanan intraalveolus (tekanan intrapulmonalis) adalah tekanan di
dalam alveolus.
3) Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks) adalah tekanan di dalam
kantong pleura dan tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga
toraks.
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:
1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan
napas pada berbagai kondisi pernapasan.
2. Menerangkan perbedaan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan
yang berbeda-beda.
3. Mengukur tekanan pernapasan dengan manometer air raksa dan
manometer air.
ALAT
1. Stopwatch
2. Beberapa kantong plastik :
yang kosong
yang berisi O2
yang berisi CO2
3. Sfigmomanometer dan stetoskop
4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2
5. Manometer air raksa dan botol perangkap
6. Manometer air
TATA KERJA
1. TAHAN NAPAS
Tetapkanlah lamanya op dapat menehan napas (dalam detik) dengan
cara menghentikan pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri
sehingga tercapai breaking point pada berbagai kondisi pernapasan seperti
tercantum dalam daftar dibawah ini (berilah istirahat 5 menit antara 2
percobaan).
1. Pada akhir inspirasi biasa
3
HASIL PERCOBAAN
O.P : Nazza (19th)
4
NO PERLAKUAN
1
2
3
5
6
7
8
9
WAKTU
2. TEKANAN PERNAFASAN
A. Pengukuran tekanan pernapasan normal.
1) Suruh o.p bernapas biasa selama 1-2 menit.
2) Dengan tetap bernapas melalui hidung, hubungkanlah pipa kaca
manometer air dengan mulut o.p sehingga permukaan air dalam
manometer naik turun mengikuti ekspirasi dan inspirasi.
3) Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi normal o.p.
B. Tekanan pernapasan maksimal.
1) Hubungkanlah pipa kaca manometer air raksa dengan mulut o.p
melalui botol perangkap.
2) Suruhlah o.p melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya
beberapa kali sambil menutup hidung. Permukaan air raksa
dalam manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan
ekspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi
maksimal o.p
P- IV.1.4 Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini?
Agar air raksa tidak masuk ke mulut.
HASIL PERCOBAAN
O.P : Puput Aurelia
1) Pengukuran tekanan pernapasan normal
Inpirasi
: mmHg
Ekspirasi
: mmHg
2) Pengukuran tekanan pernapasan maksimal
Inspirasi :
I.
20mmHg
II.
20mmHg
III.
20mmHg
5
Ekspirasi :
I.
10mmHg
II.
10mmHg
III.
10mmHg
KESIMPULAN
Tahan Napas
Pada hasil percobaan, pada saat inspirasi o.p dapat menahan napas
lebih lama dibandingkan pada saat ekspirasi, disebabkan volume oksigen yang
terdapat pada paru-paru, yang mana saat menahan napas pada inspirasi kita
telah menghirup oksigen dan menambah kadar oksigen yang ada di paru-paru,
lain halnya pada saat ekspirasi. Saat ekspirasi kita tidak menghirup oksigen,
maka dari itu menahan napas pada akhir inspirasi lebih lama dibandingkan
pada akhir ekspirasi. Begitu juga pada akhir inspirasi tunggal kuat dan
ekspirasi tunggal kuat.
Saat o.p bernapas dengan kantong plastik berisi O 2 breaking point yang
terjadi akan lebih lama dibanding saat bernapas dengan menggunakan kantong
berisi CO2 karena dengan kantong O2 menambah cadangan O2 didalam paruparu.
Pada keadaan setelah lari (kerja otot), breaking point relative lebih
sebentar karena terjadi peningkatan kadar CO 2 sehingga tekanan CO2
meningkat yang menyebabkan terjadinya kompensasi tubuh untuk
meningkatkan tekanan O2 yaitu terjadinya hiperventilasi. Pada keadaan
hiperventilasi, CO2 yang dihasilkan oleh tubuh harus segera dikeluarkan
sehingga o.p tidak mampu menahan napas terlalu lama.
Tekanan Pernapasan
Perbedaan tekanan pernapasan pada inspirasi dan ekspirasi maksimal
lebih besar dibandingkan pada inspirasi dan ekspirasi biasa.
TUJUAN
Dalam latihan ini akan dipelajari
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
a) Ekspirasi pelan-pelan.
b) Inspirasi maksimal.
c) Ekspirasi paksa.
d) Bernapas biasa.
Pemeriksaan Kapasitas Vital
Tekan VC/MVV, kemudian tekan start/stop lalu baca pesan yang
tertulis di LCD. Kemudian dilihat hasilnya di LCD.
Pemeriksaan Kapasitas Residu Fungsional
Seperti diatas, tetapi dilakukan pernapasan tenang selama 3 kali,
kemudian ekspirasi komplit, bila tidak stabil tidak terdapat pesan di
LCD, tetapi bila stabil terdapat pesan dan dilakukan pernapasan
dangkal, ekspirasi komplit kemudian
inspirasi penuh, dan lihat
hasilnya di LCD.
Pemeriksaan Kapasitas Pernapasan Maksimal
Tekan VC/MVV lalu tekan start/stop, perhatikan pesan pada LCD,
bernapas biasa dan cepat selama 12 detik.
Pemeriksaan Kurve Flow Volume
Tekan FVC, lalu start dan stop ditekan, dan lihat pesan di LCD yaitu
napas semaksimal mungkin diluar alat kemudian ekspirasi secepatcepatnya dan sedalam-dalamnya kedalam mouth piece yang
dihubungkan dengan transducer. Dan setelah itu dilihat hasilnya dan
bila perlu direkam.
HASIL PERCOBAAN
O.P : Tri Hardi
Umur : 19th
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat
: kg
Tinggi
: cm
KAPASITAS VITAL
Prediction
:
Actual
:
KAPASITAS FUNGSIONAL
: 60-80%
Prediction
Actual
:
:
N
: 75-80%
Pred. Europe : 80% (Normal)
KESIMPULAN
Volume dan kapasitas paru seseoramg dapat diukur dengan menggunakan alat
spirometer. Volume dan kapasitas paru seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu : posisi tubuh, usia, kekuatan otot pernafasan, tinggi badan dan jenis
kelamin. Namun pada hasil percobaan tidak dapat membaca hasilnya, karena terjadi
kendalaan pembacaan spirometer.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2011). Guyton and Hall textbook of medical physiology (12th
ed.). Philadelphia, Pa.: Saunders/Elsevier.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia edisi 6. Jakarta : EGC
10