Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Di Susun Oleh :
Nama : Rio Rusandi
Nim : 1106121095
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum mata kuliah Struktur
dan Sifat Kayu, Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Dalam Penulisan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Akhir
Praktikum Sturuktur dan Sifat Kayu ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
tangensial cenderung lebih lambat daripada kedua arah lainnya. Pada beberapa
jenis kayu daun jarum dapat disimpulkan bahwa aliran cairan dan gas pada arah
tangensial sangat lambat, sehingga urutan kecepatan aliran cairan dan gas dalam
kayu daun jarum yang terbesar adalah aliran longitudinal, diikuti aliran radial dan
yang paling lambat adalah aliran tangensial (Booker 1977, Booker dan Evans
1994). Perbedaan kecepatan aliran cairan pada ketiga arah utama kayu daun lebar
pada dasarnya sama dengan kayu daun jarum (Siau 1983). Tetapi variasi struktur
anatomi dari berbagai jenis kayu daun lebar mengakibatkan kecepatan aliran
cairan arah tangensial pada beberapa jenis kayu lebih besar daripada aliran cairan
arah radialnya. Pada jenis kayu Hevea brasiliensis Muell. Arg. misalnya, aliran
cairan arah tangensial lebih besar dari arah radialnya. Hal ini disebabkan susunan
parenkima
yang
membentuk
garis
tangensial
secara
berkesinambungan
(Pendlebury dan Petty 1993). Beberapa hal lain yang mempengaruhi laju aliran
cairan dalam kayu adalah adanya noktah yang beraspirasi pada kayu daun jarum
(Erickson dan Crawford 1959) dan tilosis yang menutup pembuluh kayu daun
lebar.
Struktur noktah pada sebagian besar kayu daun jarum mempunyai selaput
dengan torus yang menebal di bagian tengahnya (Haygreen dan Bowyer 1982).
Karena sifatnya yang lentur, selaput ini dapat bergeser ke salah satu sisi rongga
noktah sehingga mengakibatkan tersumbatnya mulut noktah oleh torus. Kondisi
yang demikian disebut noktah dalam keadaan ter-aspirasi. Penyumbatan mulut
noktah menyebabkan terhambatnya aliran cairan dan gas. Tilosis adalah sel-sel
parenkim yang masuk ke dalam rongga pembuluh melalui noktah dinding
pembuluh (Wilson dan White 1986). Tilosis terbentuk selama proses transisi dari
kayu gubal ke kayu teras,dan dapat pula sebagai akibat luka, infeksi cendawan
atau bakteri dan kekeringan. Tilosis yang berbentuk tonjolan dalam dinding sel
pembuluh pada mulanya mempunyai dinding yang tipis, tetapi dalam
perkembangannya dindingnya menjadi tebal. Selain itu, pembentukannya dalam
pembuluh dapat lebih dari satu, sehingga tilosis saling menekan satu dengan yang
lain sehingga bentuknya menyerupai prisma.
Beberapa perlakuan pendahuluan sebelum proses pengawetan meliputi
proses pengeringan, perebusan, penguapan, penggunaan bakteri atau pembentukan
lubang-lubang kecil pada kayu dengan sinar laser (laser incising) (McQuire 1962
dan 1974). Setiap perlakuan pendahuluan memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penerapannya. Namun, secara garis besar seluruh proses pendahuluan
tersebut memerlukan waktu yang lama. Teknologi pemanasan dengan microwave
telah dikembangkan aplikasinya untuk proses pengeringan dan perlakuan
pendahuluan kayu sebelum proses pengawetan dan impregnasi bahan kimia
(Barnes et al. 1976, Vinden et al. 2000). Teknologi ini memanfaatkan gelombang
microelektromagnetik yang dapat diserap oleh kayu. Pada saat gelombang
microwave melewati bahan kayu, molekul-molekul di dalam kayu bergetar karena
susunan positif dan negatif dipolar molekul kayu bergerak ke arah sumbu
elektromagnetik secara bergantian. Gerakan memutar ke arah positif dan negative
secara bergantian tersebut mengakibatkan perubahan energi kinetik menjadi
energi panas.
Penguapan air yang terjadi di dalam kayu menimbulkan terjadinya tekanan
uap yang mendesak keluar dari bahan kayu. Tekanan uap ini mampu
memodifikasi struktur sel kayu, terutama sel-sel kayu yang menjadi penghambat
laju aliran cairan di dalam kayu, sehingga permeabilitas kayu meningkat setelah
proses pemanasan dengan microwave. (Vinden dan Torgovnikov 1996, Love et al.
2001). Tulisan ini menguraikan perubahan struktur anatomi yang terjadi akibat
pemanasan dengan microwave, secara mikroskopik dan makroskopik.
Dibidang ilmu kehutanan khususnya ilmu yang mempelajari sifat-sifat
kayu, dikenal dua kelompok besar golongan kayu, yaitu kayu daun jarum dan
kayu daun lebar. Istilah ini sering bersamaan artinya dengan softwood dan
hardwood yang sesungguhnya kurang kaitannya dengan sifat kelunakan dan
kekerasan kayunya.
Selain perlunya memahami perbedaan kedua golongan kayu diatas, setiap
pengguna kayu harus memahami sifat-sifat dari kayu tersebut. Sifat-sifat kayu erat
kaitannya dengan pemanfaatan kayu itu sendiri sebagai bahan baku bangunan
maupun industri. Dengan mengenal sifat kayu dengan tepat,maka kemungkinan
mendapatkan masalah dari penggunaan kayu yang tidak cocok untuk
peruntukannya dapat ditekan. Dalam buku praktikum ini ditekan pada anatomi
kayu dan sifat fisik kayu.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teori yang telah
diperoleh dari mata kuliah Struktur dan Sifat Kayu
2. Untuk mengenalkan dan dapat menggunakan berbagai jenis peralatan yang
diperlukan dalam menentukan sifat-sifat kayu.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
: Laboratorium Kehutanan UR
5 cm
10 cm
idenstitasnya
1) Diketahui nama ilmiah, dagang dan nama daerah
2) Diketahui asal contoh uji
2.
5 cm
5 cm
5 cm
Alat-alat
1. Timbangan Analitik
2. Oven
3. Kalifer
4. Gelas Ukur
5. Penitik besar
6. Wood Moisture Meter
a. Identifikasi kayu
Cara Pengamatan Identifikasi kayu
1.
Catat Nomor Koleksi kayu dan Nama Jenis Kayu yang akan
diamati pada daftar isian yang tersedia
2.
3.
Amati ciri umum dari kayu seperti, warna dan corak, tekstur dan
arah serat, kilap, kesan raba dan bau. Masukan kedalam tabel
pengamatan (Tabel pengamatan terlampir).
X 100%
BKT
Ket. : BA
= Berat Awal
Nilai penyusutan kayu diukur pada sisi radial dan tangensial. Penyusutan
diukur dengan rumus sebagai berikut :
Da Db
% Susut =
Da
Dimana,
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
2.
Merah
Ungu
Hitam
Kelabu
Polos
Bercorak
Kulim
Meranti
Meranti
4.
Mahang
5.
Mempisang
kunyit
3.
6.
Coklat
KAYU
Kuning
JENIS
Putih
NO.
CORAK
x
X
x
Sendok-
sendok
1.
2.
3.
Kulim
Kasar
Sangat kasar
Lurus
Agak Berpadu
Berpadu
Bergelombang
KAYU
Agak kasar
Agak halus
JENIS
halus
NO
ARAH SERAT
Sangat Halus
TEKSTUR
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Meranti
kunyit
Meranti
x
x
4.
Mahang
5.
Mempisang
6.
x
x
Sendok-
sendok
Kilap
20
1.
2.
Kulim
Meranti
kunyit
3.
Meranti
4.
Mahang
5.
6.
21
Mempisa
ng
Sendoksendok
22
Kesan Raba
23
24
25
26
Bau
27
28
29
30
x
x
Lainnya
Damar
Bahan Penyamak
Harum
Licin
Agak Licin
Kesat
KAYU
Sangat Mengkilap
Mengkilap
JENIS
Agak Mengkilap
NO
Kusam
1.
Kulim
2.
Meranti kunyit
Agak Lunak
Agak keras
Keras
Sangat Keras
31
Lunak
JENIS KAYU
Lunak
NO.
Sangat
32
33
34
35
36
X
x
3.
Meranti
4.
Mahang
5.
Mempisang
6.
Sendok-sendok
Tabel 5. Daftar Isian Pengamatan Lingkar Tumbuh serta Sebaran, Susunan dan Isi
Pembuluh
LINGKA
R
TUMBU
1.
Kulim
2.
Meranti kunyit
3.
Meranti
4.
Mahang
5.
Mempisang
6.
Sendok-sendok
Soliter berganda
Berganda
Tilosis
Endapan
Soliter
Berkelompok
38
Tata Lingkar
37
Baur
JENIS KAYU
Tidak Jelas
Jelas
NO
40
41
42
43
44
45
46
x
x
x
x
x
x
x
x
LINGKAR TUMBUH
1.
2.
Kecil
Agak Kecil
Agak Besar
Besar
Sangat Besar
Sangat Jarang
Jarang
Agak Jarang
Banyak
Sangat Banyak
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
KAYU
Kulim
Meranti
kunyit
Meranti
4.
Mahang
6.
47
JENIS
3.
5.
Sangat Kecil
No
PEMBULUH
Mempis
ang
X
x
Sendok-
sendok
1.
2.
Kulim
Meranti
kunyit
akhir
Berat Volume
Awal
Berat Volume
Akhir
Volume
Volume Awal
KAYU
Tanur
JENIS
Berat Kering
NO.
Berat Awal
Tabel 7. Daftar Isian Sifat Kadar Air, Berat Jenis Dan Kerapatan
gr
Gr
Cm3
Cm3
58
59
60
61
62
63
133
100
119.57
117.88
110
101
93
76
143.02
140.03
130
118
3.
Meranti
75
64
117.33
114.97
102
97
4.
Mahang
89
75
142.93
139.68
109
96
5.
Mempisang
107
96
123.72
117.59
108
104
6.
Sendok-
111
sendok
92
133.58
131.51
129
125
Nnn
Bidang
JENIS KAYU
Bidang Radial
Tangensial
Longitudinal
cm
Cm
cm
cm
cm
cm
cm
cm
64
65
66
67
68
69
70
71
1.
Kulim
4.83
2.
Meranti kunyit
5.16
3.
Meranti
4.82
4.
Mahang
5.10
5.
Mempisang
4.85
6.
Sendok-sendok
4.72
Volume
Akhir
gr
58
113
gr
59
100
Cm
60
118.12
Cm
61
115.26
gr
62
110
gr
63
99
93
76
141.13
136.58
130
121
89
75
107
75
64
96
142.96
118.80
121.96
131.01
113.32
113.11
109
102
108
87
76
96
111
92
131.96
124.70
129
111
Volume
Awal
Berat
Volume
Akhir
2
3
4
5
Kulim
Meranti
Kunyit
Mahang
Meranti
Mempisang
Sendoksendok
Berat
Volume
Awal
Berat Kering
Tanur
No
Berat Awal
Jenis Kayu
Tabel 7.2 Daftar Isian Kadar Air, Berat Jenis, % Susut, % Pengembangan dan
1
2
3
4
5
6
%
Pengambangan
% Susut
Kerapatan
Berat Jenis
No
Kadar Air
Jenis Kayu
Kerapatan
Kulim
Meranti
Kunyit
Mahang
Meranti
Mempisang
Sendoksendok
KA : Berat Awal - Berat Kering Tanur x 100 % ( Berat awal : Sebelum dioven )
Berat Kering Tanur
BJ Kayu : Berat Kering Tanur
Berat Volume Awal
Kerapatan : Berat Awal
Volume Awal
% Susut
1
2
3
4
5
6
Kulim
Meranti Kunyit
Mahang
Meranti
Mempisang
Sendok-sendok
1
Cm
4.81
5.16
4.99
4.76
4.79
4.76
2
Cm
4.84
5.16
5.02
4.77
4.80
4.76
Gambar
Tangensial
3
Cm
4.83
5.11
5.01
4.80
4.75
4.73
4
Cm
4.83
5.14
5.01
4.78
4.78
4.75
1
Cm
4.92
5.10
5.23
4.95
4.94
5.66
2
Cm
4.92
5.12
5.22
4.98
4.96
5.67
Bidang Longitudinal
Rata2 Dimensi
Bidang Radial
Rata2 Dimensi
Bidang Tangensial
Jenis Kayu
No
3
Cm
4.87
5.11
5.25
4.97
4.93
5.68
4
Cm
4.90
5.11
5.23
4.97
4.94
5.67
1
Cm
4.86
5.24
5.00
4.74
4.78
4.70
2
Cm
4.87
5.15
4.99
4.79
4.80
4.55
Radial
Longitudinal
Gambar
Tangensial
Radial
Longitudinal
Bidang
Gambar
Tangensial
Radial
Longitudinal
Bidang
Gambar
Tangensial
Radial
Longitudinal
Bidang
Gambar
Tangensial
Radial
Longitudinal
Bidang
Gambar
Tangensial
Radial
Longitudinal
3.2. Pembahasan
1. Kulim
Klasifikasi Kulim
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Santales
Famili : Olaceae
Genus : Scorodocarpus
Spesies : Scorodocarpus Borneensis Becc.
2. Meranti Kuning
Klasifikasi Meranti Kuning
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Pohon Meranti banyak tumbuh pada dataran rendah lahan datar ataupun
bergelombang. Kayu meranti memiliki tekstur cukup kasar, sifat fisik kepadatan
kayu 575-753 kg/m3 ( susut : Radial 0.9-1.2 %, Tangensial 3.1-3.8 %, Modulus
elastisitas 10.200-12.100 N/mm2 , Modulus pecah 67-88 N/mm2. Kayu meranti
cocok untuk konstruksi ringan, tujuan utilitas umum, papan, paneling dan partisi
furniture, lantai, palet dan pembuatan kayu lapis. Dalam praktikum struktur dan
sifat kayu terdapat dua jenis meranti.
3. Meranti
Klasifikasi Meranti
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Theales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Spesies : Shorea sp.
4. Mahang
Klasifikasi Mahang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga sp.
5. Mempisang
Klasifikasi Mempisang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas :
Ordo :
Famili : Annonaceae
Genus : Alphoase
Spesies : Alphoase jaranice
6. Sendok-sendok
Klasifikasi Sendok-sendok
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas :
Ordo :
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Endospermum
Spesies : Endospermum spp.
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak
dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu
tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat fisik
kayu berbeda dengan sifat fisika kayu. Sifat kayu lebih berhubungan dengan
kesan yang diperoleh oleh panca indra kita saat melihat, meraba, membaui, dan
lain sebagainya terhadap kayu. Sifat fisik yang penting untuk pengenalan kayu
secara makroskopis, yaitu:
1. Warna kayu
Warna kayu adalah warna asli dari kayu (kayu teras), dan dapat dilihat
pada goresan/bidang baru yang belum terkena pengaruh air, sinar matahari dan
pengaruh luar lainnya dalam waktu yang lama. Warna asli kayu dapat berubah
oleh pengaruh tersebut. Selain kekuatan kayu, keawetannya, gambaran seratnya,
warna teras juga merupakan salah satu syarat dalam memilih kayu. Kayu Gubal
umumnya berwarna muda, seperti: putih, kuning, coklat muda; sedangkan kayu
Teras umumnya berwarna tua seperti: coklat, coklat kemerahan, hitam, kuning
tua dan lain sebagainya. Berikut gambar letak penampang kayu gubal dan kayu
teras :
2. Kesan raba
Kesan raba adalah kesan perasaan keadaan permukaan kayu apabila kita
lakukan perabaan pada permukannnya. Kesan raba kayu dipengaruhi oleh struktur
sel, kadar ekstraktif dan kadar air pada kayu. Kesan raba pada kayu bisa halus,
sedang atau kasar/kasar sekali. Kadang juga didapat kayu yang memiliki kesan
raba licin atau berminyak.
3. Kilap kayu
Kilap kayu adalah sifat kayu apabila terkena sinar/cahaya dan kemudian
mata kita menerima kesan tertentu, misalnya: mengkilap, agak mengkilap dan
suram. Adanya ekstraktif pada kayu dapat menimbulkan kesan mengkilap pada
kayu.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh:
kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak,
serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
1. Identifikasi Kayu
Pada kegiatan pratikum identifikasi kayu mengamati ciri ciri umum kayu
yaitu warna corak, tekstur, arah serat, kilap , kesan raba, bau. Dan hasil
pengamatan dari ke 6 jenis kayu Kulim, Meranti kunyit, Meranti, Mahang,
Mempisang, Sendok-sendok terlampir pada tabel hasil identifikasi tabel 1 8.
Air terikat, yang berada dalam dinding dinding sel kayu dan sulit untuk
dilepaskan, air terikat ini mempengruhi sifat sifat kayu.
Hasil pengukuran berat kering tanur pada ke 6 jenis kayu didapat hasil :
1. Kulim : 100 gr
2. Meranti kuning : 76 gr
3. Meranti : 64 gr
4. Mahang : 75 gr
5. Mempisang : 96 gr
6. Sendok-sendok : 92 gr
Untuk pratikum ini terdiri dari kayu lunak dan kayu keras, jenis dari kayu
sangat menentukan kadar air yang terkandung biasanya kandungan air berkisar 40
300 %. Pada jenis kayu ini kadar air terendah terdapat pada kayu Meranti dan
kadar air yang tertinggi pada kayu Kulim.
b. Berat Jenis Dan Kerapatan Kayu
Berat jenis tidak bersatuan karena merupakan perbandingan berat dari
volume air yang sama dengan voume benda yang diukur, berat jenis memiliki
pengaruh erat dengan kekuatan kayu, berat jenis tidak memiiki satuan karena
berat jenis adalah niai relatif.
Pada sampel kayu berat jenis yang tinggi terdapat pada kayu dengan jenis
kayu keras, seperti Kulim. Ini menunjukan bahwa jenis kayu tersebut memiiki
kekuatan dan kualitas kayu yang baik sedangkan pada kayu lunak kekuatan dan
kualitas kayunya rendah.
3. Penyusutan Kayu
Penambahan air atau zat ain ke dalam kayu pada zat dinding sel akan
menyebabkan jaingan mikrofibril mengembang, penambahan air seterusnya pada
kayu tidak akan mempengaruhi perubahaan volume. pengembangan atau
penyusutan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran / volume kayu yang
terjadi sebagai akibat perubahan kadar air dibawah titik jenuh serat. Pengurangan
air dibawah titik jenuh serat akan mempengaruhi dinding sel menyusut atau
dikatakan penyusutan kayu, perubahaan dimensi dinyatakan dalam % dari dimensi
T
R
Jari-jari
Gambar 8. Pengaruh Penyusutan terhadap Bentuk Pohon.
Perubahan dimensi kayu erat kaitannya dengan kadar air kayu itu sendiri.
Perubahan kadar air diatas titik jenuh serat tidak akan merubah dimensi kayu,
penyusutan baru akan terjadi apabila kadar air berkurang dibawah titik jenuh serat
kayu.
Banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah pengembangan
dan penyusutan kayu pada penggunaannya, salah satunya ialah dengan membuat
kadar air sekecil mungkin atau pada keadaan kadar air keseimbangan, dengan cara
sebagai berikut :
a. Kayu dikeringkan sampai kadar air stabil sehingga penyusutan relatif kecil
sehingga dapat diabaikan.
b. Setelah itu kayu disimpan pada ruang yang tidak lembab dan memiliki
sirkulasi udara yang baik (sistem penimbunan yang sempurna)
c. Memberi lapisan pada kayu dengan bahan penutup yang tidak tembus air
untuk mempertahankan atau menghambat masuknya air selain itu bisa
menambah keindahan kayu, prosesnya disebut finishing.
Selain untuk meningkatkan kesetabilan kayu, pengeringan juga memberi
keuntungan, diantaranya :
a. dapat mengurangi berat kayu sehingga mengurangi biaya penanganan dan
biaya pengangkutan.
b. Kekuatan kayu akan meningkat dengan berkurangnya kadar air dibawah titik
jenuh serat, kecuali untuk keteguhan pukul.
c. Menghilangkan atau mengurangi cacat dan perubahan bentuk dalam
pemakaiannya seperti bungkuk, cekung, muntir, pecah ujung dan lain-lain.
d. Kayu kering tidak diserang oleh beberapa jamur dan serangga perusak kayu.
e. Dalam beberapa proses pengawetan, kayu kering lebih mudah dimasuki bahan
pengawet.
f. Daya hantar listrik dan suara sangat berkurang dengan berkurangnya kadar air
( menaikan sifat isolasi kayu ).
g. Kayu kering lebih mudah dikerjakan, seperti pemotongan, penyerutan dan
lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari praktikum tentang identifikasi struktur dan sifat kayu ini maka
praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
1) Kayu pada dasarnya bersifat higroskropis, kemampuan kayu menyerap
air dan mengeluarkan air tergantung pada suhu dan kelembaban udara di
sekelilingnya, Banyaknya kadar air pada kayu bervariasi tergantung pada
jenis kayunya. Berat jenis dan kerapatan saling berhubungan untuk
menentukan kekuataan dari jenis kayu, keduanya saling mendukung satu
sama lain. Dengan mengetahui sifat fisik kayu menjadi bekal untuk kami
mengenali dan mengetahui apakah kayu tersebut masuk dalam kayu
lunak atau pun kayu keras dan tahu jenis kayu tersebut.
2) Sifat fisik yang penting untuk pengenalan kayu secara makroskopis, yaitu
Warna kayu, kesan raba, kilap kayu, tekstur, arah serat, serta bau dan rasa
3) Dari hasil praktikum stuktur dan sifat kayu ini dapat disimpulkan bahwa
dari keenam kayu yang telah diidentifikasi (Kulim, Meranti kuning,
Meranti, Mahang, mempisang, dan sendok- sendok) Kayu kulim
merupakan kayu yang memiliki tingkat kekerasan kayu tertinggi dengan
tekstur halus, kadar air (berat kering tanur 100 gr) dan arah serat kayu
berpadu.
4.2. Saran
Kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bila laporan ini
memiliki kekurangan dan kesalahan. Agar kedepannya lebih baik. Peralatan
praktikum hendaknya ditambah dan diperlengkap untuk memudahkan kegiatan
praktikum. Saran untuk praktikan dalam praktikum agar lebih tertib dan lebih
teliti dalam menghitung volume dan mengidentifikasi jenis - jenis kayu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Sifat - sifat Kayu Kadar Air dan Penyusutan . From :
http://msstupido.blogspot.com/2011/01/sifat-sifat-kayu-kadar-airpenyusutan.html?m=1 (Diakses Tanggal 30/12/2012)
_______.
2011.
http://diddayz.blogspot.com/2011_09_01_archieve.html?m=1
_______.
2012.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1761
(Diakses
Tanggal 30/12/2012)
_______.
2010.
Jenis
Kayu
Komersial
Indonesia.
From
_______.
2010.
http://teguhmulya.blogspot.com/2010/03/sifat-sifat-fisik
2012.
http://endom-bayau.blogspot.com/2012/10/nama-nama-
LAMPIRAN
Jenis jenis kayu yang digunakan dalam praktikum (Kelompok 3)
a. Kayu Kulim
c. Kayu Meranti
d. Kayu Mahang
e. Kayu Mempisang
f. Kayu Sendok-sendok
LAMPIRAN
Alat alat yang digunakan dalam praktikum SSK
c. Caliper
b. Timbangan Digital
d. Oven Electric