Você está na página 1de 10

EFFECT OF CONSERVATIVE MEASURES IN IMPROVING HEMORRHOID

STAGES AND RELIEVING SYMPTOMS AMONG PATIENTS WITH


HEMORRHOID

OLEH :

I GUSTI AGUNG AYU CAHYANINGRUM ANANTA


P07124214 017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK
JURUSAN KEBIDANAN
2016

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya lah, makalah yang berjudul Effect of Conservative Measures in
Improving Hemorrhoid Stages and Relieving Symptoms among Patients with
Hemorrhoid ini dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Om, Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, 11 Februari 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................................ 6
Daftar Pustaka...................................................................................................... 7
Lampiran

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid dikenal dimasyarakat sebagai penyakit hemoroid atau ambeien
merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu. Namun
masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tau mengenai gejalagejala yang timbul dari penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah
anorektal (anus dan rektum) dan penyakit-penyakit umum yang berhubungan
dengannya. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi (Smeltzer dan Bare, 2002). Hemoroid atau
hemoroid merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan dibagi menjadi 2 jenis
yaitu, hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena
hemoroidalis superior dan media, sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises
vena hemoroidalis inferior. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh
kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu
setelah melahirkan. Pada saat kehamilan, tekanan intra abdomen yang meningkat oleh
karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon sehingga
menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Walaupun keadaan ini tidak mengancam
jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman (Yunie, 2012).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi,
diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid
uteri, dan tumor rektum. Semua orang dapat terkena hemoroid, namun yang paling
sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya
sekitar 5-35 % dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun,
dan jarang terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil. Keluhan yang
biasanya dirasakan oleh pasien hemoroid adalah nyeri, terdapatnya benjolan pada
anus dan perdarahan (Yunie, 2012). Adapun keluhan dapat diatasi dengan berbagai
tindakan.

Ada beberapa alternatif lain untuk menangani hemoroid yaitu dengan


hemoroidektomi maupun konservatif. Terapi konservatif tampak lebih aman
dibandingkan harus dilakukan pembedahan apalagi dalam kondisi hamil. Oleh karena
itu ibu hamil dengan hemoroid perlu mendapatkan asuhan dengan tepat. Peran bidan
sangat penting dalam merawat ibu hamil dengan hemoroid antara lain sebagai
pemberi pelayanan kesehatan, dan pendidik. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka melalui makalah ini penulis akan mengkaji lebih dalam mengenai terapi
konservatif hemoroid pada kehamilan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini :
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Penyakit Bedah yang Menyertai
Kehamilan, Persalinan dan Nifas
2. Untuk memahami hemoroid pada kehamilan dan menambah wawasan mengenai
efektifitas terapi konservatif hemoroid.

BAB II
PEMBAHASAN
Hemoroid adalah penyakit yang cukup sering terjadi di masyarakat dan
tersebar luas diseluruh dunia. Hemoroid bukan penyakit yang fatal, tetapi sangat
mengganggu kehidupan. Sebelumnya, hemoroid ini dikira hanya timbul karena stasis
aliran darah daerah pleksus hemoroidalis, tetapi ternyata tidak sesederhana itu.
Simptomatologi sering tidak sejalan dengan besarnya hemoroid, kadang-kadang
hemoroid yang besar tidak hanya sedikit memberikan keluhan, sebaliknya hemoroid
kecil dapat memberikan gejala perdarahan masip (Ali, 2011).
Hemoroid adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil dan jaringan areola yang melebar (Piere
A.Grace & Neil R. Borley, 2007). Hemoroid terlihat seperti bantalan jaringan dari
varikosis vena yang merupakan insufisiensi kronik vena yang terdapat di daerah anus.
Bila terjadi infeksi hemoroid dapat menimbulkan perasaan gatal, sakit dan berdarah
terutama sesudah buang air besar yang mengeras (Sarwono, 2009).
Kembalinya darah dari hemoroid melewati vena cava inferior yang adalah
vena besar yang membawa darah ke jantung. Sebagai janin tumbuh dalam uterus,
rahim menjadi lebih besar dan lebih berat. Rahim mulai menempatkan tekanan pada
vena cava inferior sehingga lebih sulit untuk darah dari kaki dan daerah panggul
untuk mengalirkan kembali ke jantung. Karena darah dari hemoroid tidak mengalir
dengan baik, hemoroid membengkak menyebabkan rasa sakit, pendarahan, atau
keduanya. Sembelit merupakan faktor pencetus untuk gejala hemoroid. Banyak
wanita hamil menjadi sembelit untuk berbagai alasan (David, 2013). Pada umumnya
terapi pengobatan hemoroid ini ada terapi konservatif dan ada juga terapi bedah. Pada
kehamilan, pengobatan hemoroid yang paling sering adalah konservatif. Pembedahan
jarang diindikasikan karena risiko untuk ibu dan janin. Terapi konservatif terdiri dari
mandi air hangat, topikal anestesi dan diet tinggi serat untuk menghindari sembelit.
Selain jenis-jenis terapi konservatif yang seperti yang diatas, ada juga latihan
kegel yang dapat membantu mencegah hemoroid selama kehamilan. Ini latihan kecil

yang berguna membantu meningkatkan sirkulasi yang lebih besar dalam rektum dan
daerah vagina selama kehamilan. Mereka juga dapat memperkuat otot yang
mendukung rektum, dan akan mengurangi kemungkinan mengembangkan hemoroid.
Terapi konservatif tersebut terbukti efektif sesuai dengan penelitian yang dilakukan
menurut jurnal Effect of Conservative Measures in Improving Hemorrhoid Stages and
Relieving Symptoms amvatis terong Patients with Hemorrhoid telah dijelaskan bahwa
hanya gejala hemoroid yang memerlukan pengobatan. Kebanyakan pasien dapat
diobati dengan konservatif dengan langkah-langkah sendiri atau prosedur bedah.
Hasil dari penelitian dari jurnal ini juga mengatakan bahwa, sebagian besar
pasien yang terkena hemoroid adalah perempuan akibat dari kehamilan kembar dan
beberapa wanita menderita hemoroid selama kehamilan pertama mereka dan orangorang yang pernah memiliki sekali dan muliparitas, berpotensi untuk mendapatkan
hemoroid selama kehamilan mereka berikutnya. Selanjutnya, wanita juga bisa
mendapatkan hemoroid selama kedua tahap kerja yaitu, saat melahirkan (Zeinab dkk,
2011).
Dalam kelompok studi satu dibandingkan untuk kelompok studi dua
mengenai terhadap fase pasca intervensi, salah satunya mereka yang sulit buang air
besar akan menyebabkan hemoroid dan memperburuk gejala hemoroid yang sudah
ada, Sebuah sesi moderat latihan aerobik dianjurkan yang berlangsung 20 sampai 30
menit dapat membantu mengatur fungsi usus untuk ibu hamil waktu dapat
menyesuaikan. Ini membuat perjalanan ke kamar mandi lebih mudah, dan membantu
mengobati atau mencegah hemoroid. Ini biasanya melibatkan program latihan kegel,
berdiri di jari kaki sementara membungkuk. Secara teoritis, hal itu akan memperkuat
sfingter anal untuk membantu mencegah dan meringankan hemoroid (Zeinab dkk,
2011).
Kegiatan mengangkat beban yang berat, memiliki berat badan yang lebih,
dapat membuat otot perut tanpa sadar mendorong lemah dubur otot. Selanjutnya, ini
akan mengakibatkan prolapse otot atau otot yang didorong keluar dari anus
pembukaan. Mengejan saat buang air besar dan sembelit penyebab hemoroid untuk
membentuk, dan mengiritasi hemoroid. Menjaga tinja lunak mengurangi gejala yang

berhubungan dengan hemoroid. Meningkatkan asupan cairan untuk setidaknya


delapan gelas air setiap hari membantu melunakkan tinja, tentunya terapi-terapi
tersebut tidak memberatkan ibu hamil.
Mengenai efek Kegel latihan pada keparahan hemoroid ini menunjukkan
bahwa, ada perbedaan yang sangat statistik dan signifikan antara kelompok satu dan
dua mengenai tonjolan, gatal dan nyeri. Hal ini menunjukkan efek menguntungkan
dari latihan yang diberikan kepada pasien dalam kelompok studi satu yang datang
kongruen dengan klinik, selain itu berolahraga membantu meningkatkan pergerakan
tinja melalui tubuh dan mencegah sembelit (Zeinab dkk, 2011).
Berdasarkan intervensi yang dilakukan seperti yang dikatakan diatas tindakan
konservatif yang dilakukan terhadap keparahan gejala hemoroid antara pasien di
sampel penelitian, seluruh tahapan penelitian sehingga hasil menunjukkan bahwa,
efektivitas yang signifikan terjadi ketika penerapan tindakan konservatif yang
meliputi perubahan gaya hidup, perawatan higienis, kebiasaan yang harus dihindari
untuk tidak mengangkat benda berat, manajemen diet yang terdiri dari memadai
cairan dan asupan serat untuk meringankan sembelit dan membuat gerakan usus lebih
mudah, membatasi waktu di toilet, serta latihan kegel. Sesuai dengan penelitian,
tindakan ini dapat tindakan konservatif memiliki efek positif yang sangat signifikan
secara statistik. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggeneralisasi tindakan
konservatif ini dan dikolaborasi dengan keadaan kehamilan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hemoroid bukan penyakit yang fatal, tetapi sangat mengganggu kehidupan
yang dapat menimbulkan perasaan gatal, sakit dan berdarah terutama sesudah buang
air besar yang mengeras. Pada kehamilan, pengobatan hemoroid yang paling sering
adalah konservatif. Tindakan konservatif ini terbukti memiliki efek positif yang
sangat signifikan secara statistik meliputi perubahan gaya hidup, perawatan higienis,
tidak mengangkat benda berat, manajemen diet yang terdiri dari memadai cairan dan
asupan serat untuk meringankan sembelit dan membuat gerakan usus lebih mudah,
membatasi waktu di toilet, serta latihan kegel.
B. Saran
Diharapkan semua anggota tim kesehatan dapat lebih menekankan peran
mereka sebagai pendidik kesehatan dan informasi terapi konservatif ini dapat
dikembangkan melalui gambar pamflet yang harus didistribusikan ke setiap orang
yang mengalami hemoroid. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk
menyelidiki efek jangka panjang dari konservatif ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zeinab H,dkk. 2011. Effect of Conservative Measures in Improving Hemorrhoid


Stages and Relieving Symptoms among Patients with Hemorrhoid.
(online)http://www.jofamericanscience.org/journals/amsci/am0709/009_6565am0709_53_65.pdf. Diakses pada 9 Februari 2016
Armiyati, Yunie. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Hemoroid Predan
Post Operasi Hemoroidektomi di Ruanganggrek RSUD Tugurejo Semarang.
(online)http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-iisapriani-6698 Diakses pada : 9
Februari 2016.
Djumhana, Ali. 2011. Patogenesis,Diagnosis dan Pengelolaan Medik Hemorroid.
(online)http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/03/patogenesis_diagnosis.pdf. Diakses pada : 9 Februari
2016
Piere A.Grace & Neil R. Borley. 2007. At a Clance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Rosenfeld, David B. 2013. Hemorrhoids http://davidrosenfeldmd.com/wpcontent/uploads/2013/02/brochure-hemorrhoids.pdf
Smeltzer, C. S. dan Bare, G. B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar