Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DASAR
IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT
INDONESIA(IAKMI) CABANG BIMA
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan
dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap warga negaranya untuk mengisi
kemerdekaannya tersebut dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil dan makmur.
Bahwa dalam usaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur berasaskan Pancasila dan
berdasarkan Undang-undang Dasar1945, terciptanya masyarakat yang sehat badaniah,
rohaniah dan sosial merupakan salah satu unsur yang mutlak.
Bahwa salah satu usaha mencapai masyarakat sehat badaniah, rohaniah dan sosial ialah
dengan menerapkan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat.
Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Bahwa pengikutsertaan masyarakat dalam penerapan prinsip dan program kerja kesehatan
masyarakat, hanya akan tercapai jika dilaksanakan sebagai usaha-usaha yang teratur,
berencana dan penuh kebijakan, maka Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia menghimpun diri
dalam satu organisasi yang digerakkan dengan pedoman anggaran dasar sebagai berikut :
BAB
I
Nama, Tempat, Kedudukan dan
Waktu
Pasal 1 :
Organisasi ini bernama Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ( INDONESIAN
PUBLIC HEALTH ASSOCIATION )Cabang Bima dengan singkatan IAKMI Kabupateten
Bima, dan untuk selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut IAKMI Kabupaten Bima.
Pasal 2 :
IAKMI Kabupaten Bima berkedudukan di Bima.
Pasal 3 :
IAKMI Kabupaten Bima didirikan di Bima pada tanggal 0 9 April 2012 untuk waktu yang
tidak ditentukan.
BAB
II
Pasal 4 :
IAKMI Kabupaten Bima adalah organisasi profesi yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan
Undang- Undang Dasar 1945.
Pasal 5 :
IAKMI kabupaten Bima adalah organisasi yang independen dan bersifat multidisipliner.
BAB III
Maksud dan
Tujuan
Pasal 6 :
1. Turut dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan masyarakat.
2. Turut dalam peningkatan derajat kesehatan Indonesia khususnya dan ummat
manusia umumnya.
3. Melindungi kepentingan anggota IAKMI Kabupaten Bima dan memberikan peran aktif
untuk lebih meningkatkan peranan anggota IAKMI Kabupaten Bima.
4. Membantu pemerintah dalam program pembangunan nasional.
BAB IV
Upay
a
Pasal 7 :
1. Turut melaksanakan dan mempertinggi mutu pendidikan dan latihan bidang
kesehatan masyarakat.
2. Melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat.
3. Melaksanakan dan mendorong untuk melakukan pengabdian pada masyarakat dalam
bidang kesehatan masyarakat.
4. Mengadakan dan membina hubungan kerja sama dengan pelbagai instansi dan
organisasi yang setujuan, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar negeri.
5. Memperjuangkan kepentingan anggota IAKMI Kabupaten Bima.
6. Melaksanakan upaya-upaya lain untuk mencapai maksud dan tujuan yang tidak
bertentangan dengan asas dan sifat IAKMI Kabupaten Bima.
7. Memberikan konsultasi dan bimbingan bagi yang memerlukan.
BAB
V
Keanggotaa
n
Pasal 8:
1. Anggota Muda
2. Anggota Biasa
3. Anggota Luar Biasa
4. Anggota Kehormatan
BAB VI
Organisas
i
Pasal 9:
Badan Legislatif ialah Rapat Anggota pada tingkat cabang
Pasal 10:
Badan Exekutif adalah Pengurus cabang pada tingkat Kabupaten
Pasal 11:
Dewan Penasehat yang dibentuk pada tingkat Pengurus Cabang.
Pasal 12:
Pusat-pusat Pengembangan Cabang Ilmu Kesehatan Masyarakat yang dibentuk di lingkungan
Pengurus
Cabang.
Pasal 13:
Koordinator yang dibentuk di tingkat Kecamatan untuk membantu pelaksanaan tugas dan
kewajiban organisasi.
Pasal 14:
Perhimpunan atau Perkumpulan Bidang Peminatan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang dibentuk
oleh ahli kesehatan masyarakat seminat.
BAB VII
Kekayaan
Pasal 15:
Pasal 18 :
Penjelasan dari pasal pasal dan hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dimuat
dalam
Anggaran Rumah Tangga IAKMI Kabupaten Bima yang disahkan oleh Kongres.
---ooOO0OOoo---
BAB I
Pengertian
Pasal 1 :
Ilmu Kesehatan Masyarakat ialah ilmu dan seni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
yang meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, keluarga
maupun perorangan serta penyehatan lingkungan hidupnya dalam bentuk fisik, biologis,
sosio-ekonomi dan sosio- kultural dengan mengikut sertakan masyarakat.
Pasal 2 :
Ahli Kesehatan Masyarakat ialah mereka yang berpendidikan sarjana atau sarjana muda
kesehatan masyarakat atau pasca sarjana lainnya yang berpengalaman / penguasaan ilmu
dalam bidang kesehatan masyarakat sekurang-kurangnya lima tahun.
BAB II
Keanggotaan
Pasal 3 :
Pengertian :
1. Anggota muda ialah mereka yang masih menempuh pendidikan dalam suatu
lembaga pendidikan tinggi di bidang ilmu kesehatan masyarakat dan warga
negara Indonesia.
2. Anggota biasa ialah ahli kesehatan masyarakat warga negara Indonesia.
3. Annggota luar biasa ialah ahli kesehatan masyarakat warga ngara asing yang sedang
bekerja di Indonesia dalam bidang kesehatan masyarakat.
4. Anggota kehormatan ialah mereka yang berjasa dalam bidang kesehatan masyarakat.
Pasal 4 :
Tata cara keanggotaan :
1. Setiap mereka yang sesuai dengan pengertian anggota sesuai dengan kategorinya dan
ingin menjadi anggota IAKMI cukup mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus
Daerah/Cabang setempat dan selanjutnya oleh Pengurus Daerah/Cabang dilaporkan oleh
Pengurus Pusat.
Pasal 5 :
Hak anggota
1. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa, berhak untuk diperjuangkan
dan dilindungi kepentingannnya sepanjang menyangkut bidang profesinya.
2. Anggota muda dan anggota luar biasa mempunyai hak bicara dan dapat
mengajukannya secara lisan ataupun tulisan.
3. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, mempunyai hak memilih dan dipilih.
4. Anggota kehormatan mempunyai hak memberikan nasehat ataupun saran dan dapat
diajukan secara lisan maupun tulisan.
Pasal 6 :
Kewajiban anggota
1. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban membayar uang pangkal,
uang
iuran , ikut aktif dalam setiap kegiatan dan menjaga nama baik IAKMI Kabupaten Bima.
2.
1. Keanggotaan dapat dicabut oleh Pengurus Pusat atas usul Pengurus Daerah/Cabang
karena tindakannya yang menyalahi kewajiban dan merugikan nama baik IAKMI
Kabupaten Bima.
2
3.
BAB III
Organisasi
Pasal 8 :
Musawarah Cabang (Muscab)
1.
Pengertian ;
a. Muscab merupakan musyawarah Pengurus Cabang dan merupakan badan
legislatif tertinggi yang memegang kekuasaan tertinggi IAKMI Kabupaten
Bima.
b.
2.
3.
Muscab dilaksanakan sekali dalam tiga tahun, kecuali diminta oleh setengah dari
Pengurus Cabang atau lebih.
Muscab dihadiri oleh Pengurus Cabang, Undangan dan peninjau.
c.
Untuk lancarnya pelaksanaan Muscab dapat dibentuk Panitia Pengarah Muscab
oleh
Pengurus Pusat.
d.
Pengurus cabang
e . Sidang organisasai pada Muscab dibedakan atas sidang lengkap dan sidang
kelompok.
f. Sidang lengkap ialah sidang pengesahan acara, sidang pengesahan tata tertib,
sidang pengesahan kuorum, sidang pertanggungan jawab Pengurus cabang, sidang
pendemisioneran pengurus, sidang pengesahan hasil Kongres dan sidang
pemilihan Pengurus cabang periode berikutnya.
g.
Pimpinan sidang lengkap dijabat oleh Ketua Panitia Pelaksana Kongres dan
didampingi oleh ketua Pengurus Daerah tempat dilaksanakannya Kongres serta
oleh salah seorang Pengurus Pusat yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat.
h.
Sidang kelompok ialah sidang yang dibentuk oleh Kongres guna membicarakan
materi Kongres secara lebih mendalam, dan banyaknya sidang kelompok
ditentukan oleh Rapat Anggota.
i.
Pimpinan sidang kelompok dijabat oleh pimpinan sidang yang dipilih dari
dan oleh peserta sidang kelompok yang bersangkutan.
j.
Pimpinan sidang ilmiah dijabat oleh pimpinan sidang yang ditentukan oleh
Panitia
Pelaksana Kongres bersama Pengurus Pusat.
k.
Utusan Daerah/Cabang mempunyai hak bicara dan hak suara, sedangkan
Pengurus
Pusat, Undangan dan peninjau hanya memiliki hak bicara.
l.
Kongres sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh lebih dari setengah jumlah
Pengurus Daerah.
m.
Jika persyaratan diatas tidak terpenuhi, maka kongres diundur selambatlambatnya dalam waktu 24 jam dan setelah itu Kongres dianggap sah dengan
jumlah Pengurus Daerah yang hadir.
n.
o.
Jumlah utusan daerah yang diundang dalam kongres ditentukan oleh Pengurus
Pusat bersama Panitia Pelaksana Kongres.
p.
Keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, tetapi jika tidak
tercapai, keputusan diambil atas dasar perhitungan kelebihan suara.
q.
Hal-hal lain tentang tata laksana Kongres diatur dalam suatu peraturan
teresendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pelaksanaan ini.
Pasal 9 : Rapat
Anggota
1.
Pengertian ;
a.
Rapat Anggota merupakan musyawarah para anggota dari Pengurus Daerah
dan
Pengurus Cabang yang bersangkutan.
b.
2.
3.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
Sidang Rapat Anggota dibedakan atas sidang lengkap dan sidang kelompok.
f.
Sidang lengkap ialah sidang pengesahan acara, sidang pengesahan tata tertib,
sidang pengesahan kuorum, sidang pertanggungan jawab Pengurus
Daerah/Cabang, sidang pendemisioneran pengurus, sidang pengesahan hasil
Rapat Anggota dan sidang pemilihan Pengurus Daerah/Cabang berikutnya.
g. Pimpinan sidang lengkap dijabat oleh Ketua Panitia Pelaksana dan oleh salah
seorang
Pengurus Daerah/Cabang yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah/Cabang.
h.
Sidang kelompok ialah sidang yang dibentuk oleh Rapat Anggota guna
membicarakan materi Rapat Anggota secara lebih mendalam, dan banyaknya
sidang kelompok ditentukan oleh Rapat Anggota.
i.
Pimpinan sidang kelompok dijabat oleh pimpinan sidang yang dipilih dari
dan oleh peserta sidang kelompok yang bersangkutan.
j.
Anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, sedangkan Pengurus
Daerah/Cabang, undangan dan peninjau mempunyai hak bicara.
k.
Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota biasa.
l.
m.
Keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, tetapi jika tidak
tercapai, keputusan diambil atas dasar perhitungan kelebihan suara.
n.
Hal-hal lain tentang tata cara Rapat Anggota diatur dalam suatu peraturan
teresendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pelaksanaan ini
Pengertian
:
a.
b.
c.
lengkap. d.
-
Ketua Umum
Sekretaris Umum
e.
2.
Bendahara Umum
Yang dimaksud dengan Pengurus Lengkap :
Pengurus harian
Wakil-wakil sekretaris
Wakil-wakil bendahara
Kongres b.
3.
Yang dapat dipilih sebagai Pengurus Pusat adalah anggota biasa IAKMI
b.
c.
d.
e.
f.
Sidang Pengurus Lengkap ialah sidang yang dihadiri oleh semua anggota
Pengurus Psat dan para Ketua Badan Pelengkap organisasi, dan dilaksanakan
sekurang- kurangnya sekali dalam enam bulan.
g.
Sidang pengurus harian ialah sidang yang dihadiri oleh anggota pengurus
harian dan dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
4.
h.
Ketua Pengurus Pusat atau mereka yang dikuasakan dapat mewakili IAKMI
di depan ataupun di luar pengadilan.
i.
Tata cara pemilihan Ketua Pengurus Pusat dan tata cara persidangan Pengurus
Pusat diatur dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan
tata cara pengelolaan ini.
Cabang b.
antar cabang. c.
b.
bersangkutan. c.
d.
3.
Yang dapat dipilih sebagai Pengurus Daerah ialah Anggota biasa IAKMI.
b.
4.
c.
d.
e.
Sidang Pleno ialah sidang yang dihadiri oleh semua anggota Pengurus
Daerah dan para Ketua badan kelengkapan organisasi tingkat daerah.
f.
Sidang Pengurus Daerah Harian ialah sidang yang dihadiri oleh semua
anggota pengurus daerah yakni para Ketua, para Sekretaris dan para
Bendahara.
g.
h.
Tat cara pemilihan Ketua Pengurus Daerah dan tata cara persidangan
Pengurus Daerah diatur dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan cara cara pengelolaan ini.
b.
d.
e.
f.
Daerah tingkat Kabupaten/kota yang tidak memenuhi syarat didirikannya
Pengurus
Cabang, dikelola oleh Pengurus Cabang
terdekat.
c.
d.
Yang dapat dipilih sebagai Pengurus Cabang ialah Anggota biasa IAKMI.
b.
c.
i.
j.
Sidang Pleno ialah sidang yang dihadiri oleh semua anggota Pengurus
Cabang dan para Ketua badan kelengkapan organisasi tingkat cabang.
k.
Sidang Pengurus Cabang Harian ialah sidang yang dihadiri oleh semua
anggota pengurus cabang yakni para Ketua, para Sekretaris dan para
Bendahara.
l.
m. Tat cara pemilihan Ketua Pengurus Cabang dan tata cara persidangan
Pengurus Cabang diatur dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan cara cara pengelolaan ini.
h.
Pasal 13 : Komisariat
1.
2.
3.
4.
5.
Pengertian :
a.
b.
2.
b.
3.
Dewan Penasehat adalah Dewan yang dibentuk oleh Pengurus Pusat untuk
tingkat Pusat, Pengurus daerah untuk tingkat Propinsi dan Pengurus Cabang
untuk tingkat Kabupaten/Kota, Pengurus Komisariat untuk tingkat komisariat.
b.
c.
Tata cara pembentukan Dewan Penasehat dan tata cara pertemuan Dewan
Penasehat diatur dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan
dengan tata cara pengelolaan ini.
Pasal 15 :
Pusat Pusat Pengembangan Bidang Peminatan Kesehatan Masyarakat
1.
2.
Pengertian :
a.
b.
b.
c.
d.
3.
IAKMI. b.
c.
d.
Dalam melaksanakan kegiatannya Pusat melaksanakan sidang sekurangkurangnya sekali dalam enam bulan.
e.
f.
g.
h.
Tata cara pemilihan dan persidangan Pusat diatur dalam peraturan tersendiri.
2.
Pengertian :
a.
Badan khusus adalah kelengkapan organisasi yang dibentuk pada tingkat Pusat
untuk menjalankan kegiatan khusus IAKMI.
b.
Badan khusus yang dimaksud ialah : Dewan Pembelaan Anggota dan Badan
Informasi kesehatan masyarakat.
sesuai. b.
3.
tersendiri. b.
pasal tersendiri.
2.
Pengertian :
a.
b.
c.
Organisasi :
a.
sendiri. b.
ditentukan oleh
Pengurus Pusat IAKMI periode 1989/1990 1991/1992.
Badan pendiri yayasan terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan para
anggota.
c.
3.
b.
c.
d.
e.
YSBS harus diaudit oleh seorang auditor publik setahun sekali dan hasil
auditnya harus dilaporkan kepada badan pendiri yayasan dan pengurus
Pusat IAKMI.
Hasil usaha YSBS dilaporkan secara lengkap pada kongres.
YSBS berhak menentukan sendiri kebijakan dan program yayasan sesuai dengan
AD/ART yayasan.
Pengertian :
a.
b.
2.
3.
a.
IAKMI. b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Pengertian :
a.
b.
3.
IAKMI. b.
c.
d.
e.
f.
Pengertian :
a.
b.
2.
Musyawarah Kerja ialah Rapat antara Pengurus Pusat Badan Kelengkapan dan
Pengurus daerah IAKMI.
Musyawarah Kerja dapat dilengkapi dengan sidang ilmiah.
3.
b.
c.
Pusat. e.
f.
Musyawarah sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh lebih dari setengah
jumlah
Pengurus Daerah.
g.
h.
suara. i.
Pengurus
Daerah.
j.
Keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, tetapi jika tidak
tercapai, keputusan diambil atas dasar perhitungan kelebihan suara.
k.
Hal-hal lain tentang tata laksana musyawarah diatur dalam suatu peraturan
teresendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pelaksanaan ini.
BAB IV
Kekayaa
n
Pasal 21 :
1.
Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan oleh Kongres.
2.
3.
Lima puluh persen dari jumlah penerimaan tersebut diserahkan oleh Pengurus
Daerah/Cabang kepada Pengurus Pusat.
4.
5.
6.
Pengurus Pusat dapat membentuk yayasan sepanjang tidak bertentangan dengan asas,
dasar, sifat, maksud dan tujuan IAKMI.
7.
BAB V
Pasal 22 :
Logo, lambang dan atribut IAKMI lainnya serta penggunaannya ditetapkan oleh Kongres.
BAB VI
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pasal 23 :
1.
2.
3.
BAB VII
Pembubara
n
Pasal 24 :
1.
Pembubaran IAKMI hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang khusus dilaksanakan
untuk itu.
2.
3.
Pasal 25 :
BAB VIII
Aturan Tambahan
Pasal 25 :
1.
2.