Você está na página 1de 14

TUGAS KIMIA BAHAN INDUSTRI

ALUMUNIUM - DURALUMIN

Oleh:
Afifah Syadza

062114015

Caraka Yuki Mantowi

062114016

Ilva Mawasri T.

062114012

Junaedi Alnur

062114047

Riesky Meigianita F.

062114014

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendakNya lah kami selaku tim penulis bias menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan penyusun membuat makalah ini, adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah kimia bahan industri, yaitu penggunaan diagram biner dalam
industri pembuatan duralumin. Di dalam makalah ini berisi sifat-sifat fisika dan kimia logam
penyusun duralumin (Aluminium, Tembaga dan Mangan), cara pembuatan aluminium,
klasifikasi aluminium, serta aplikasi dari logam paduan duralumin.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penyusun mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, teori, dan sistematika
penulisannya. Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami sangat terbantu bila
pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan
makalah ini dari segi manapun.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik
untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang.
Bogor, Januari 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3
A.

Tujuan............................................................................................................ 3

B.

Dasar Teori...................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 4


A.

Alumunium...................................................................................................... 4

B.

Kandungan Atom atau Unsur................................................................................5

C.

Duralumin....................................................................................................... 5

D.

Sifat Fisika Dan Kimia........................................................................................ 6


1.

Sifat Fisika dan Kimia Alumunium......................................................................6

2.

Sifat Fisika dan Kimia Tembaga.........................................................................6

3.

Sifat dan Karakteristik Paduan Duralumin.............................................................7

E.

Pembuatan Alumunium Murni dan Paduan...............................................................7

F.

Aplikasi Duralumin.......................................................................................... 10

G.

Diagram fasa paduan Al-Cu................................................................................ 11

BAB III KESIMPULAN............................................................................................. 12


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Mengetahui aplikasi diagram dua fasa (biner) dalam industri duralumin.

B. Dasar Teori
Pada dasarnya, logam tidak berdiri sendiri dalam keadaan murni, tetapi lebih banyak
dalam keadaan dipadu atau digabungkan dengan logam lain yang disebut logam paduan.
Logam paduan dapat diperoleh dengan menggabungkan beberapa unsur dengan kadar
(kandungan) tertentu sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada
temperatur dan tekanan tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih yang
membentuk paduan logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya.
Tujuan pemaduan adalah untuk memperbaiki sifat logam Sifat yang diperbaiki adalah
kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan lelah, dll. Dengan
dibuatnya suatu paduan, maka dibuat pula grafik yang menghubungkan antara fasa,
komposisi dan temperatur. Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan representasi
tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan
komposisi. Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi banyak aspek terhadap
sifat material.
Diagram fasa secara umum dipakai ada 3 jenis :
1. Diagram fasa tunggal/Uner ( 1 komponen/Komposisi sama dengan Paduan )
2. Diagram fasa Biner ( 2 komponen unsur dan temperatur)
3. Diagram fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alumunium
Alumunium merupakan unsur non ferrous yang paling banyak terdapat di bumi
yang merupakan logam ringan yang mempunyai sifat yang ringan, ketahanan korosi
yang baik serta hantaran listrik dan panas yang baik, mudah dibentuk baik melalui
proses pembentukan maupun permesinan, dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai
sifat logam. Di alam, alumunium berupa oksida yang stabil sehingga tidak dapat
direduksi dengan cara seperti mereduksi logam lainnya. Pereduksian alumunium
hanya dapat dilakukan dengan cara elektrolisis. Sebagai tambahan terhadap kekuatan
mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan
sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik
lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan
sebagainya. Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium
wronglt alloy (lembaran) dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium
(99,99%) memiliki berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik
leburnya pada suhu 6600C, alumunium memiliki strength to weight ratio yang lebih
tinggi dari baja. Sifat tahan korosi alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan
oksida alumunium dari permukaan alumunium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan
rapat pada permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya)
sehingga melindungi bagian dalam.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium
yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductilitynya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk
menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.

B. Kandungan Atom atau Unsur


Alumunium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%. Zat
pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan memiliki berbagai
kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur mayor
seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn,
Zr, Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur paduan yang utama dalam almunium antara
lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium
yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductilitynya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk
menaikkan kekerasannya.

C. Duralumin
Duralumin merupakan sebuah paduan dari logam Alumunium dengan logamlogam seperti tembaga, magnesium serta mangan. Duralumin merupakan paduan yang
mengandung Alumunium lebih dari 90%, logam Tembaga 4-6%, Magnesium 0,5%,
dan Mangan 0,5%. Paduan ini disebut duralumin karena sifat durability yang tinggi
yaitu kemampuan suatu material untuk menerima beban kejut sehingga mampu
memperpanjang usia produk. Pada awalnya paduan logam duralumin ini digunakan
dalam pembuatan komponen pesawat terbang. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi dengan berbagai inovasi duralumin dapat digunakan dalam
pembuatan komponen penting otomotif sebagai spare part dari kendaraan roda dua
ataupun roda empat. Duralumin sendiri memiliki kekuatan tertinggi setara baja
tegangan tinggi (high tensile steel).Paduan logam yang di sebut dengan Duralumin ini
memilki sifat ringan,keuletan yang tinggi dan juga tahan korosi.
Duralumin dikembangkan oleh Alfred metalurgi Jerman Wilm di Durener
Metallwerke Aktien Gesellschaft. Pada tahun 1903, Wilm menemukan bahwa paduan
aluminium yang mengandung tembaga 4% perlahan akan mengeras bila dibiarkan
6

pada suhu kamar selama beberapa hari. Perbaikan lebih lanjut menyebabkan
pengenalan duralumin pada tahun 1909.

D. Sifat Fisika Dan Kimia


1. Sifat Fisika dan Kimia Alumunium
Sifat Fisika
Nomor atom
: 13
Konfigurasi e
: [Ne] 3s2 3p 1
Massa Atom relatif : 26,98154
Jari-jari atom
: 1,82
Titik Didih
: 2467 C
Titik Lebur
: 660 C
Elektronegatifitas
: 1,45
Energi Ionisasi
: 577 kJ/mol
Bilok Maksimal
: 3+
Struktur Atom
:Kristal Logam
Wujud
: Padat

Sifat Kimia
Logam ringan, mengkilap seperti perak, mudah
dibengkokkan dan ditempa, penghantar panas dan
listrik yang baik, tahan terhadap air dan udara
Bersifat amfoter.
a. Al2O3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2O
b. Al2O3 + 6NaOH 2Na3AlO2 + 6H2O
Merupakan agen pereduksi yang baik.

2. Sifat Fisika dan Kimia Tembaga


Sifat Fisika
Fase
Massa jenis (25C)
Massa jenis pada t.l.
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan
Kalor penguapan

: Padat
: 8.94 g/cm3
: 8.02 g/cm3
: 1084.62 C
: 2562 C
: 13.26 kJ/mol
: 300.4 kJ/mol

Sifat Kimia

Logam berwarna merah kekuningankuningan/merah ros.


Dapat ditempa, liat, mengkilap, penghantar kalor
dan listrik yang baik
Larut dalam HNO3 , NH4OH sedangkan HCl dan
H2SO4 larut bila ada oksigen.
Di udara basah yang mengandung CO2 berubah
menjadi karat tembaga.
Tidak berubah dalam udara kering pada suhu
biasa, tetapi menjadi hitam (CuO) jika
dipanaskan.
Warna Cu2+ dalam air : hijau, sedangkan bebas
air : putih, kuning atau hitam.

3. Sifat dan Karakteristik Paduan Duralumin


Duralumin merupakan paduan alumunium yang kuat, keras, berbobot ringan, reflektif
dan kedap. Duralumin juga merupakan logam lunak, dan dapat dibentuk dengan
mudah. Merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Tidak berbau, dan
bereaksi dengan oksigen yang ada di sekitar, membentuk aluminium oksida. Tahan
terhadap korosi. Memiliki permukaan tipis, yang terdiri dari lapisan aluminium murni,
yang tahan korosi, dan melindungi inti dari duralumin yang kuat. Secara umum,
duralumin ini lembut, elastis dan dapat digunakan dalam keadaan normal. Dapat
dengan mudah digulung, dilipat atau ditempa dalam berbagai bentuk. Memiliki
kekuatan tinggi, yang dapat dengan mudah hilang selama penggunaan. Sehingga
dapat dengan mudah diubah, dan karenanya digunakan dalam konstruksi pesawat
terbang. Hal ini cocok untuk konstruksi pesawat terbang karena kekuatannya yang
besar dan ringan.
Paduan Al-Cu mempunyai kelebihan antara lain :
Tahan korosi dan keuletan yang tinggi
Sangat ringan
Tahan terhadap retak
Mampu mesin dan las
Koefisien pemuaian yang kecil
Menaikkan kekuatan dan kekerasan
Penghantar listrik yang baik

E. Pembuatan Alumunium Murni dan Paduan


Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk membuat alumunium murni dan
alumunium paduan, yaitu :
1. Proses Penambangan Alumunium
Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi.
Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar alumunium4060%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan secara halus dan
merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada.
Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.
2. Proses Pemurnian Alumunium

Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir adalah
alumina.
Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda. Campuran
tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan.
Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian
untuk membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina). Alumina basah
kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara memanaskan
sampai suhu 1200oC. Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina dengan rumus
kimianya adalah Al2O3.
3. Proses Peleburan Alumunium
Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina
dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode
Hall-Heroult. Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada
sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari baja.
Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan karbon
yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus listrik searah sebesar 50-150
kiloampere.

Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen bereaksi
membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa akan turun ke dasar pot
dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel yang kemudian diangkut
menuju tungku-tungku pengatur(holding furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium berkisar sekitar
12-15 kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg alumina dan 1/2 kg karbon.
Reaksi pemurnian alumina menjadi alumunium adalah sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2

Secara umum proses awal pembuatan duralumin yaitu dengan Powder Metallurgy.
Powder Metallurgy adalah suatu proses pembuatan produk yang menggunakan serbuk
sebagai bahan bakunya dengan cara penekanan dan pemanasan. Proses pembentukan
logam menggunakan metalurgi serbuk dilakukan dengan mencampurkan unsur-unsur
serbuk logam yang dipadukan ,kemudian baru dilakukan pemadatan.
Proses pembuatan serbuk dapat dilakukan melalui berbagai proses yaitu :
Permesinan
Penggilingan
Proses reduksi
Pengendapan elektrolit
Atomisasi
Shotting

10

Selain proses pembuatan serbuk ada proses selanjutnya yaitu proses pencampuran
serbuk. Pada proses pencampuran serbuk terdapat dua macam proses yang dapat
dilakukan yaitu : Grinding secara fisika dan Mixing secara kimia kedua proses
pencampuran ini dapat dilakukan dalam keadaan kering dan basah.Pada proses
selanjutnya ada proses penekanan/ kompaksi (compacting) yaitu proses pembentukan
atau pemapatan serbuk sehingga mempunyai kekuatan yang cukup.Proses selanjutnya
adalah sinter yaitu proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan dibawah titik
lebur,yang dilakukan selama proses penekanan atau sesudah penekanan.
Pada proses metalurgi serbuk dikenal yang namanya Bushing. Bushing adalah
bantalan jenis silinder bercelah yang berfungsi untuk menumpu poros,bushing dapat
dibuat dengan menggunakan proses metalurgi serbuk,untuk mendapatkan proses
pemadatan yang sempurna,kompaksi dapat dilakukan dengan temperatur tinggi dan
tekanan konstan atau yang lebih dikenal dengan proses Hot Isostatic Pressing.
Setelah,dilakukan proses Hot Isostatic Pressing akan dilakukan pengujian Porosity
dengan

menggunakan

pengujian

Piknometry.

F. Aplikasi Duralumin
Digunakan untuk membuat kawat, bar dan batang untuk mesin pada produk sekrup.
Digunakan di tempat-tempat di mana diperlukan kekerasan yang baik serta
kemampuan mesin yang baik.
Digunakan dalam tempa skala berat, roda, piringan, ekstrusi, fitting pesawat terbang,
ruang penguat isi tangki dan kerangka truk, dan komponen suspensi lain.
Ditemukan pada aplikasi dimana diperlukan tenaga yang tinggi dan pada suhu yang
tinggi.
Digunakan untuk membuat struktur pesawat, roda truk, produk mesin sekrup, paku
keling dan produk aplikasi struktural lainnya.
Digunakan sebagai lembar untuk panel bodi mobil.
Digunakan juga dalam tempa, di piston mesin pesawat, impeller dari mesin jet dan
cincin kompresor.
Ada metode yang tepat yang digunakan untuk konversi Duralumin menjadi batang
logam. Harus melewati tekanan tinggi sebelum dikonversi ke ingot. Penanganan
tekanan ini meliputi rolling, pressing dan sebagainya. Kemudian dikonversi menjadi
piringan, bagian, lembar, tabung dan kabel. Kemudian dipadamkan dalam air pada
suhu sekitar 500 derajat Celcius, selama sekitar empat hari. Proses ini disebut penuaan
alami. Seringkali, duralumin ini mengalami penuaan buatan pada suhu sekitar 190
derajat Celsius. Perlakuan panas ini akhirnya mengarah pada perbedaan kekuatan
pada duralumin. Bahkan, periode awal di mana logam pesawat dibuat dengan
11

duralumin, juga harus melalui proses ini. Duralumin juga digunakan secara luas
dalam transportasi permukaan pertahanan, penerbangan dan teknik mesin.

G. Diagram fasa paduan Al-Cu

12

BAB III
KESIMPULAN
Penggunaan diagram fasa sangat berguna di bidang industri, salah satunya pada industri
yang memanfaatkan paduan duralumin. Duralumin merupakan paduan logam Alumunium
dengan logam Cu, Mn, dan Mg. Aplikasi Alumunium jenis duralumin ini digunakan pada
konstruksi pesawat terbang, roda gigi, baut/mur, pelg mobil, rangka sepeda dan aksesoris.
Dalam diagram duralumin ini digunakan diagram biner, karena melibatkan dua campuran
logam yang dominan.

DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. Application of Aluminum. 2009. www.google.com (sambung berkala jaring)
www.aluminum-matter.co.uk
(15 Januari 2016)
[Anonim].
Bayer
and
Hall-Heroult
Procces.
2008.

ft.unsada.ac.id/wp-

content/uploads/2008/10/bab1-pp1.pdf (15 Januari 2016)


[Anonim]. Cara Pembuatan Aluminium. 2009. www.google.com (berkala sambung jaring)
www.aluminum-matter.co.uk

(15 Januari 2016)


13

[Anonim]. Classification Aluminum. 2009. www.aluminum-matter.co.uk (15 Januari 2016)


[Anonim]. Duralumin. 2016. http://en.wikipedia.org/wiki/Duralumin (15 Januari 2016)
[Anonim]. Duralumin. 2016. http://www.encyclopedia.com/topic/duralumin.aspx (15 Januari
2016)
[Anonim]. Duralumin. 2016. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/174106/duralumin
(16 Januari 2016)
[Anonim]. Duralumin. 2016. http://www.flightglobal.com/pdfarchive/view/1920/1920%20%200931.html (16 Januari 2016)

14

Você também pode gostar