Você está na página 1de 12

2.1.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

2.1.1. Genitalia eksterna

a. Mons pubis / mons veneris


Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian
depan symphisis pubis, terbentuk dari tuberkel genital. Normalnya, pada awal
pubertas akan tumbuh rambut kasar berwarna hitam diatas mons pubis. Selama
masa reproduksi, rambut pubis sangat lebat, tetapi menjadi jarang setelah
menopause. Saraf-saraf sensorik mons pubis adalah nervus ilioinguinal dan nervus
genitofemoral.
Mons pubis mendapatkan aliran darah dari arteri dan vena pudenda
eksterna. Saluran limfe bergabung dengan saluran limfe dari bagian lain vulva dan

abdomen superfisial. Persilangan peredaran limfe labia di dalam mons pubis


sangat penting secara klinis karena memungkinkan terjadinya penyebaran
metastasis kanker dari satu sisi vulva ke kelenjar inguinal di sisi yang berlawanan
serta sisi yang terkena.
b. Labia mayora
Berupa
menonjol yang

dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan


berasal dari mons veneris

dan

berjalan

kebawah

dan

ke

belakang yang mengelilingi labia minora. Homolog embriologik dengan skrotum


pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa dan
ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung
banyak kelenjar sebacea. Kelenjar sebasea berhubungan dan bermuara ke dalam
folikel rambut. Namun, pada labia minor yang tidak berambut, kelenjar sebasea
bermuara ke permukaan. Pada saat pubertas, kelenjar ini menghasilkan cairan
berminyak dengan sedikit berbau. Cairan ini melumasi dan melindungi kulit dari
iritasi oleh sekret vagina.
Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan
dari perinium disebut Commisura posterior/frenulum.
Dari korpus perineum, labia mayor kemudian meluas ke anterior
mengelilingi labia minor dan bergabung dengan mons pubis. Labia normalnya
tertutup pada wanita nulipara tetapi kemudian semakin lama akan semakin
terbuka karena persalinan per vaginam dan menjadi tipis serta atrofi dengan
rambut yang jarang pada usia lanjut.
Kelenjar keringat subkutan terdapat di seluruh tubuh kecuali dibawah labia
minor atau batas labia berwarna merah terang. Normalnya, sekresi cairan kelenjar
keringat kecil yang bergelung (ekrin) yang tidak mempunyai rambut, tidak berbau.
Kelenjar keringat besar yang bergelung (apokrin) yang bermuara ke dalam folikel

rambut ditemukan di seluruh mons, labia mayor dan perineum serta aksila.
Kelenjar ini yang mulai mengeluarkan cairan berbau pada saat pubertas menjadi
lebih aktif selama menstruasi dan kehamilan. Kelenjar keringat dikontrol oleh
sistem saraf simpatik.
Labia mayor mendapat suplai darah dari arteri pudenda interna (berasal dari
bagian parietal anterior arteri iliaka interna atau arteri hipogastrikia). Drainase
melalui vena pudenda interna dan eksterna.
Di bagian anterior, labia mayor dipersarafi oleh nervus ilioinguinal dan
nervus pudendus. Dibagian lateral dan posterior dipersarafi oleh nervus kutaneus
femoralis posterior.
c. Labia minora
Lipatan kulit yang memanjang, yang kecil, dan sempit, antara labia mayor
dan introitus vagina. Labia minor berasal dari lipatan kulit dibawah klitoris yang
berkembang. Pada nulipara, labia minor normalnya merapat, menutupi introitus.
Di posterior, labia minor menyatu pada fourchette. Labia terpisah dari himen,
suatu selaput yang menandai jalan masuk ke vagina atau introitus. Di anterior,
setiap labia bergabung di garis median dan bersatu berbentuk frenulum klitoris,
suatu lipatan posterior yang menjadi prepusium klitoris. Labia minor tidak
mempunyai folikel rambut ataupun kelenjar keringat tetapi kaya akan kelenjar
sebasea.
Ukurannya dapat membesar dengan stimulasi hormon dari ovarium. Tanpa
stimulasi estrogen labia nyaris tidak tampak. Persarafan labia minor melalui
nervus ilioinguinal, pudendus, dan hemoroidalis. Aliran darahnya berasal dari
arteri pudenda interna dan eksterna.
d. Clitoris

Berukuran 2-3 cm, ditemukan pada garis tengah, sedikit anterior meatus
uretra. Tersusun atas dua korpus kecil yang erektil, masing-masing melekat ke
periosteum simfisis pubis dan sebuah struktur yang lebih kecil (glans klitoridis)
yang banyak sekali mendapat persarafan sensoris. Glans sebagian ditutupi oleh
labia minor dan lebih sensitif dari pada badannya
. Klitoris mendapat persarafan dari nervus pudendus dan hipogastrik serta
saraf simpatis pelvis dan mendapat aliran darah dari arteri dan vena pudenda
interna.

Jumlah

pembuluh

darah dan

persyarafan yang

banyak

membuat

klitorissangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi utama
klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan kereganganseksual.
e. Vestibulum
Merupakan rongga dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas
lateral

labia

minora.

Berasal

dari

sinus

urogenital.

Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae,


ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara
fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Daerah segitiga di antara labia minor yang berada di anterior muara uretra
dan pada posterior dibatasi oleh orifisium vagina disebut vestibulum vagina.
Ditutupi oleh epitel skuamosa tipis yang berlapis. Meatus urinarius terlihat

sebagai celah anteroposterior atau huruf v terbalik. Ditutupi oleh epitel


transisional. Dipersarafi oleh nervus pudendus dan diperdarahi oleh arteri dan
vena pudenda interna.
f. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus
atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan
dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut
parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak
pada wanita pernah melahirkan. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak
berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan
darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

g. Kelenjar Bartholini dan Skene


Kelenjar yang penting didaerah vulva karena dapatmengeluarkan lendir
tetutama meningkat saat hubungan seks.
Tepat di dalam uretra, pada bagian posterolateral, terdapat dua lubang kecil
yang menuju duktus tubuler yang dangkal atau kelenjar skene yang merupakan
sisa duktus wolfii. Dilapisi oleh sel transisionil. Persarafan dan suplai darah sama
dengan vestibulum
h. Ostium Uretra
Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namundimasukkan ke
dalam bagianini karana letaknya menyatu dengan vulva.Biasanya terletak
sekitar2,5 cm dibawak klitoris.
i. Hymen

Berupa selaput tipis yang cukup elastis yang biasanya menutupi sebagian
kanalis vaginalis tetapi jarang menutupinya secara total. Persarafan dilalui oleh
nervus pudenda dan suplai darah dari vena pudenda dan hemoroidalis inferior.
Biasanya

hymenberlubang sebesar ujung

jari berbentukbulansabit atau sirkular sehingga darah


menstruasidapat keluar.Namun kadang kala
ada banyaklubangkecil(kribriformis),bercelah (septata), atau
berumbaitidakberaturan(fimbriata).Padatipe himen fimbriata,
gadissulitmembedakannyadenganhimen yang sudah mengalami penetrasi

pada
saat

koitus.
Tepat diluar himen terdapat kelenjar paravagina, vulvovagina atau kelenjar
bartolini. Suatu saluran sempit berukuran 1-2 cm menghubungkan setiap lubang
kecil ini dengan kelenjar kecil, datar, dan menghasilkan mukus, yang terletak
antara labia minor dan dinding vagina.
j. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2.1.2. Genitalia interna
a. Vagina
Vagina

adalah

liang

atau

saluran

muskulomembranosa

yang

menghubungkan vulva dengan rahim, berbentuk tabung mulai dari tepi cervix
uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral yang
terletak di antara kandung kencing dan rectum.

Ukuran panjang dinding depan vagina (= 9 cm) lebih pendek dari belakang
(= 11 cm). Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan sirkuler dan
disebut: rugae, terutama pada bagian bawah vagina. Setelah melahirkan, sebagian
dari rugae akan menghilang. Walaupun disebut selapur lender vagina, selaput ini
tak mempunyai kelenjar-kelenjar sama sekali sehingga tak dapat menghasilkan
lender, mungkin lebih baik disebut kulit. Ke dalam puncak vagina, menonjol
ujung dari serviks yang menonjol ke dalam dan disebut portio. Oleh portio ini,
puncak vagina dibagi dalam 4 bagian ialah fornix anterior, fornix posterior, fornix
lateral kanan dan fornix lateral kiri.
Fungsi penting dari vagina ialah sebagai (a) saluran keluar dari uterus untuk
mengalirkan darah haid dan secret lain dari uterus, (b) alat untuk bersenggama, (c)
sebagai jalan lahir pada waktu partus. Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina
mengandung glikogen. Glikogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya
basil-basil Doderlein hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan pH = 4.5 dan
ini memberi proteksi terhadap invasi kuman-kuman.
b. Uterus
Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor di antara
vesika urinaria dan rectum. Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh
peritoneum sedangkan permukaan depannya hanya di bagian atasnya saja. Bagian
bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang vesika urinaria.
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang
gepeng dan terdiri dari 2 bagian:
1. Corpus uteri berbentuk segitiga
2. Cervix uteri berbentuk silindris
Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung usia dan pernah
melahirkan anak atau belum. Sebelum pubertas, panjangnya bervariasi antara 2,53,5 cm. Uterus wanita nulipara dewasa panjangnya antara 6-8 cm, sedangkan pada
wanita multipara panjangnya 9-10 cm. Berat uterus wanita yang belum dan sudah
pernah melahirkan juga bervariasi antara 50-70 g pada yang belum pernah

melahirkan, dan 80 g atau lebih pada yang sudah pernah. Hubungan antara
panjang korpus uteri dan panjang serviks juga sangat bervariasi. Pada anak
perempuan pramenarke, panjang korpus kurang lebih setengah panjang serviks.
Pada wanita nulipara, panjang keduanya kira-kira sama. Sedangkan pada wanita
multipara, serviks hanya sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang total organ
ini.
Sebagian besar korpus uteri terdiri dari otot, tetapi tidak demikian halnya
dengan serviks. Permukaan dalsm dinding anterior dan posterior uterus hamper
bersentuhan, rongga di antaranya hanya merupakan celah sempit. Pada
penampang frontal, rongga korpus berbentuk segitiga. Kanalis servikalis
berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu os interna
dan os eksterna. Pada wanita yang pernah melahirkan, tepi uterus menjadi cekung
bukannya cembung, dan karenanya bentuk segitiga rongga uterus menjadi tidak
jelas terlihat lagi.
Setelah menopause, ukuran uterus berkurang sebagai konsekuensi dari atrofi
miometrium dan endometrium. Anomali congenital pada fusi mullerian
menyebabkan

sejumlah

kelainan

uterus

yang

dapat

dideteksi

dengan

hysterosalpingogram atau MRI.


Dinding rahim secarahistologik terdiri dari 3 lapisan:
(1) Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
(2) Lapisan otot (miometrium), di tengah, terdiri otot polos yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada persalinan. Otot
uterus terdiridari 3 lapisan:
Lapisan luar:
Lapisan seperti kap melengkung melalui funduns menuju ke arah ligament.
Lapisan dalam:
Merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai sphincter terletak pada
ostium internum tubae da orificium uteri internum.
Lapisan tengah:
Terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang
tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah, jadi dinding uterus terutama

dibentuk oleh lapisan tengah ini.Masing-masing serabut mempunyai 2


lengkungan hingga keseluruhannya berbentuk angka 8, dengan struktur seperti
ini setelah persalinan serabut-serabut ini berkonstriksi dan menekan pembuluh
darah, jadi bekerja sebagai penjepit pembuluh darah, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
(3) Lapisan mukosa (endometrium), di dalam. Pada endometrium didapatkan
lubang-lubang kecil, merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar
uterus yang dapat menghasilkan sektret alkalis yang membasahi cavum uteri.
Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya, susunan dan faalnya berubah
secara siklis karena dipengaruhi oleh hormone-hormon ovarium.

Ligamen-ligamen Uterus:
1. Ligamentum Latum (Broad Ligament)
Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral ka. Ki. Dari uterus, meluas
sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah
menggantung pada tubae.Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini terisi
oleh jaringan yang longgar, disebut parametrium, di mana berjalan arteria, vena
uterine, pembuluh lympha dan ureter.
2. Ligamentum Rotundum (lig. Teres uteri; Round ligament)
Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, keuda
ligament ini melalui canalis inguinalis inguinalis ke bagian cranial
lab.majus.Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan myometrium) dan
jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie.Pada waktu kehamilan
mengalami hypertrophied an dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3. Ligamentum infundibulo pelvicum (lig. Suspensorium ovarii)
Dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul.
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut
tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.
4. Ligamentum cardinal

Kiri kanan dari serviks setinggi ostium uteri internum ke dinding


panggul.

Menghalangi

pergerakan

ke

kiri

atau

ke

kanan.

5. Ligamentum sacro uterinum


Kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sacrum mengelilingirectum.
6. Ligamentum vesico uterinum
Dari uterus ke kandung kencing.

Pembuluh darah uterus:


1. a.uterine:
Berasal dari arteri hypogastrica (cabang utama arteria Iliaca Interna) yang
masuk uterus melalui ligamentum latum kira-kira setinggi ostium uteri
internum dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan a.ovarica. Uterina terbagi menjadi dua,
sebagian kecil menjadi arteria servicovaginalis kearah bawah, dan sebagian
besar berjalan kearah atas melalui dinding lateral uterus.
2. a.ovarica:
Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum latum melalui
ligamentum infundibulopelvicum. Didaerah hillus ovarii, arteria ovarica
terbagi menjadi sejumlah cabang kecil yang masuk ovarium. Cabang utama
arteria ovarica selanjutnya berjalan sepanjang mesosalphynx dan memberi
darah pada ovarium, tuba, dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterine dan vena ovarica yang
sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke
dalam vena cava inferior, tapi melalui vena renalis kiri.
Pembuluh lympha dari cervix menuju lymphoglandulae hypogastricae
sedangkan dari corpus uteri sebagian ke lympho glandulae lumbales.

Serat-serat saraf uterus

Kontraksi dinding uterus adalah autonom, tidak memerlukan rangsang


dari susunan saraf pusat. Serat-serat saraf yang datang dari susunan saraf pusat
rupanya hanya untuk mengkoodinir kontraksi.Uterus dipengaruhi oleh seratserat saraf simpatis maupun parasimpatis yang menuju ke ganglion servikal
dari Frankenhauser yang terletak di pangkal lig.sacro uterinum.Rangsang pada
ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh kepala anak dapat menguatkan his.
c. Ovarium
Ovarium merupakan bangunan oval di dan kiri uterus berukuran kira- kra
5x3x1,5 cm pada masa reproduksi. Ovarium terletak di fossa ovarica ( fossa
Waldeyer), yaitu suatu cekungan pada percabangan a. Iliaca ekserna dan a.
Hipogastrika. Vaskularisasi berasal dari a. Ovarica dan a.Uterina.
Ovarium diikat oleh dua ligamenta yaitu ligamentum ovarii proprium yang
menggantungkan ke uterus dan ligamentum suspensorium ovarii (infundibulopelvicum) yang menggantungkan ke dinding lateral panggul.
Selain fungsi utama sebagai temat pematangan sel-sel germinal, ovarium
juga berfungsi sebagi sumber produksi hormon- hormon.

Pada ovarium dibedakan :


Permukaan medial yang menghadap kea rah cavum Douglasi dan permukaan

lateral.
Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat

dengan uterus (ekstremitas tubaria dan ekstremitas uterine).


Pinggir yang menghadap ke muka (margomesovaricus) melekat pada lembar
belakang lig.latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang
menghadap ke belakang (margo liber).

Ovarium terdiri dari bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada cortex
terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf
dan pembuluh lympha.

Verralls S. ed pertama.1996.Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan.


Yogyakarta:Yayasan Essentia Medica
Wim, de Jong dan Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:E
Woman's Body. 1984.Tubuh Wanita Serta Perubahan-Perubahan Yang Dialaminya.
Jakarta:Gunung Jati

Você também pode gostar