1.

Analisa Kondisi Lapangan sudah memenuhi teori SPP

Sistem sirkulasi di Kecamatan Rancaekek Wetan untuk memperlancar arus
barang/informasi/jasa penunjang pertanian antara tiap-tiap usahatani di Kecamatan
Rancaekek dengan masyarakat luas tidak efektif dikarenakan sistem sirkulasi ini tidak
memenuhi unsur unsur SPP (Struktur Pedesaan Progressif), unsur yang tidak terpenuhi itu
adalah fasilitas kredit dan percobaan percobaan pengujian lokal. Hal tersebut dibuktikan
dengan hasil wawancara kami pada tanggal 16 Maret 2015 kepada Bapak Tatang (Kasi
Pemberdayaan Ekonomi) yang mengatakan bahwa di Kecamatan Rancaekek tidak terdapat
koperasi dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Kecamatan Rancaekek Wetan ini memiliki kota-kota pasar di daerah Dangder dan
Wahana. Pasar ini merupakan pusat jual beli hasil produk pertanian yang berasal dari
berbagai daerah, hasil produk dari daerah Kecamatan Rancaekek ini hanya ada padi palawija
dan ketimun yang dijual ke kedua pasar tersebut. Infrastruktur Jalanan Desa juga sudah
memenuhi kriteria, dikarenakan desa ini sudah mempunyai jalan yang sudah dapat dilalui
oleh kendaraan bermotor dengan keadaan aspal yang baik. Kecamatan ini juga mempunyai
aparat penyuluh seperti PPL yang memberikan bantuan pupuk yang disubsidi, PPL ini
berasasal dari UPT Solokan Jeruk.
Jika dilihat dari kondisi lapangan tersebut, Pembangunan Pertanian di Kecamatan
Rancaekek Wetan ini tidak berjalan dengan efektif, dikarenakan hasil produk pertanian tidak
terdistribusi dengan maksimal dan hasil produk tidak langsung dijual ke pasar akan tetapi
masih mengandalkan tengkulak, serta Kecamatan Rancaekek ini tidak memperhatikan
Struktur Pedesaan Progressif.
2. Rencana Untuk Menyempurnakan SPP
Hal hal yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan SPP ini adalah dengan
membuat Organisasi yang mengurusi 2 bagian, yaitu Lokalitas Usahatani dan Distrik
Usahatani. Hal ini diperlukan agar sistem sirkulasi ini dapat membangun pertanian secara
efektif. Untuk membuat usaha tani di Kecamatan Rancaekek ini menjadi komersial harus
memenuhi hal hal yang terdapat pada bagan di bawah ini :

Dari sector
ekonomi :
pengetahuan,
ketrampilan,
perangsang,
teknologi

Dari
peta
ni
Pupuk,
benih,
pestisida,
alat2
pertnian,
tenaga,
pengangkut
an

Dari tanah
pertanian
Unsur2 alam :
Sinar matahari,
zat-zat hara,
kelembaban, suhu
udara & tanah,
cuaca

USAHA
TANI
KOMERS
IAL

Hasil usaha
manusia :
irigasi,
peningkata
n kesuburan
tanah

OUTPUT

Seperti yang kita lihat pada analisa kondisi lapangan, Kecamatan ini tidak
mempunyai unsur unsur SPP yang lengkap, dengan tidak adanya Fasilitas Kredit dan
Percobaan percobaan pengujian lokal. Berdasarkan kesiapan untuk memenuhi syarat pokok
dan faktor pelancar yang tersedia, diperlukan struktur pedesaan yang progresif (SPP) untuk
mendukung laju pembangunan yang berkelanjutan. Kelembagaan yang diperlukan untuk
menumbuhkan SPP ini antara lain adalah (i) pasar, dimana jual-beli hasil maupun input
produksi untuk keperluan masyarakat desa, (ii) cukup tersedia jalan menuju ke pasar maupun
kedunia luar, (iii) percobaan/ pengujian teknologi secara lokal yang lebih menguntungkan,
(iv) jasa penyuluhan, dan (v) tersedianya kredit produksi yang terjangkau oleh warga
pedesaan.
Dengan tersedianya struktur pedesaan yang progresif tersebut, diharapkan dapat
membawa pengaruh luar yang positif, memperluas jangkauan pasar dari produk pedesaan,
membantu perkembangan lapangan kerja alternatif, seperti industri pedesaan, mening katkan
peran-serta wanita pedesaan, dan kegiatan lain yang secara langsung menunjang tercapainya
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Tujuan dari rencana ini adalah Berdasarkan hal-hal di atas adalah

(a). Mengembangkan data-base sumberdaya lahan yang dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan perencanaan sistem usahatani konservasi di lahan kering secara cepat.
(b). Mengevaluasi potensi, kendala dan kapabilitas lahan kering secara lokal di berbagai
wilayah penelitian dan menyusun wilayah tersebut dalam "zone agro ekologi".
(c). Merancang alternatif paket rekomendasi teknologi sistem usahatani konservasi di lahan
kering yang layak teknik-ekonomis, aman lingkungan dan dapat diadopsi masyarakat.