Você está na página 1de 2

AGRIBISNIS MASA DEPAN INDONESIA

Sumber daya manusia akan mempengaruhi kualitas agribisnis di masa


depan karena tidak bisa dipungkiri sumber daya manusia adalah tolak ukur pertama
untuk mewujudkan duania agribisnis yang maju, SDM yang baik akan diiringi pula
dengan peningkatan pertanian karena akan banyak inovasi yang keluar untuk
kemajuan agribisnis. Transformasi tenaga kerja diperlukan untuk pengembangan
dan penyegaran agar agribisnis tidak terjebak pada pakem yang ada selama ini,
transformasi dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan bagi para pelaku di
dalamnya terutama para petani. Keseimbangan antara fisik dan skill mutlak harus
setara karena dalam dunia modern keseimbangan keduanya diperlukan untuk
me,ajukan dunia agribisnis, dengan skill dan fisik yang bagus hasil dan kualitas
agribisnis akan terjaga dengan sempurna.
Dalam dunia pertanian, kebudayaan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan
karena ini yang melandasi dan menjiwai para pelaku agribisnis dalam bekerja.
Budaya berkembang seiring dengan jaman,mengikuti pola yang terjadi pada jaman
itu. Jadi transformasi budaya diperlukan untuk membuat peradaban agribisnis lebih
baik. Selama ini waktu selalu menjadi kendala bagi pelaku agribisnis untuk
mengembangkan usaha mereka. Musim tanam, waktu hujan, panen dan waktu
penjualan selalu menjadi pertimbangan besar, untuk menuju pada agribisnis masa
depan perlu dicari sebuah solusi yang sesuai untuk mengatasi hal ini, harapannya
agar waktu harus mendukung perkembangan agribisnis bukan menghambatnya.
Alam selalu menjadi andalan untuk mengembangkan agribisnis, setiap saat
memanfaatkan sumber dayanya untuk dikelola tetapi seiring berjalannya waktu
pastinya akan ada degradasi dari kualitas sumber daya tersebut, sehingga mencoba
meningkatkan ritme dan pola pada manusia sangat penting dilakukan agar inovasi
tetap berjalan baik tanpa merusak dan mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Penduduk atau komunitas yang biasanya jadi pelaku selalu jadi tumpuan
dan harapan demi terciptanya agribisnis yang maju. Tetapi persoalan juga menjadi
cukup pelik karena bagaimanapun juga masyarakat juga mengalami peralihan
pandangan untuk mencukupi hidup. Agribisnis menjadi sesuatu yang tidak lagi
menarik sehingga ditinggalkan sehingga transformasi dibutuhkan untuk membuat
agribisnis tetap berjalan dan tepat sasaran. Kelas menengah atau orang yang
biasanya menjadi pemodal mutlak harus dijaga agar tidak sekedar menjadi
konsumen atau mungkin malah jadi tengkulak yang menyensarakan petani jadi
harus ada “simbiosis mutualisme” diantara keduanya sehingga pola kerjasama bisa
terlaksana. Masyarakat membutuhkan pangan yang baik agar kesehatan dan hidup
mereka terjamin, dunia agribisnis harus memenuhi kebutuhan itu tentunya dengan
jumlah dan harga yang pantas pula.
Agrisbisnis selama ini belum menjadi sebuah komoditas utama dalam
bidang pertanian, sebuah persoalan yang sampai hari ini belum ada jawabannya.
Negara agraris tetapi dunia pertanian tidak mendapat tempat utama? Ketika ingin
memajukan pertanian Indonesia harus dibarengi juga dengan kedaulatan
perekonomian, jadi harga yang diberikan harus sesuai dengan keringat petani yang
dikeluarkan. Di Indonesia, rata-rata hasil pertanian hanya dipakai untuk mencukupi
kehidupan sehari-hari tidak diperuntukkan untuk dijual, hal ini memang bisa
dimaklumi karena lahan yang sedikit dan harga yang cenderung jeblok di pasaran
tetapi ketika ingin mencoba membuat agribisnis berkembang maka harus
dikembangkan pola untuk menjual hasil pertanian ke pasar agar bisa bersaing
dengan industri lainnya. Demikian adalah beberapa pola yang harus dilakukan agar
dunia agribisnis di masa depan bisa berdaulat dan maju, bisa menjadi tulang
punggung perekonomian bangsa Indonesia.

Você também pode gostar