Você está na página 1de 19

KELOMPOK 3

NPWP, NPPKP, SPT


Revi P (021401058)
Frengki Purba
(021401658)

NPWP (Nomor Pokok


Wajib Pajak)

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada


Wajib
Pajak
sebagai
sarana
dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.

Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)
NPPKP (No. pengukuhan pengusaha kena
pajak)
adalah
swajib
pajak
sebagai
pengusaha
yang
dikenakan
pajak
pertambahan
nilai
(PPN)
berdasarkan
undang-undang
PPN
wajib
melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan pengusaha
kena pajak (PKP).

Surat Pemberitahuan
(SPT)

SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak


digunakan
untuk
melaporkan
penghitungan
dan/atau
pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan per-UU-an
Pajak.

Fungsi NPWP
Sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak.
Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran
pajak
dalam
pengawasan
administrasi
perpajakan.
Untuk keperluan yang berhubungan dengan
dokumen
perpajakan,
karena
yang
berhubungan dengan dokumen perpajakan
diharuskan mencantumkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP)

Fungsi NPPKP
Sebagai identitas pengusaha kena pajak yang
sebenarnya
Untuk admnistrasi pemenuhan Kewajiban
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Barang Mewah.
Untuk pengawasan administrasi perpajakan

Tatacara Mendapatkan
NPWP
Wajib Pajak Orang Pribadi NonUsahawan
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi penduduk Indonesia
Fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi
orang asing.

Wajib Pajak Orang Pribadi


Usahawan
Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor
ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing;
Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

Tatacara Mendapatkan
NPWP
Wajib Pajak Badan

Fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat


keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT
(Bentuk Usaha Tetap);
Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor
ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi
yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi
orang asing, dari salah seorang pengurus aktif;
Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

Tatacara Mendapatkan
NPWP
Joint Operation sebagai wajib pajak
Pemotong/pemungut

Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation;


Fotokopi
NPWP
masing-masing
anggota
joint
operation;
Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi
paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala
Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus
joint operation.

PENGHAPUSAN NPWP

Tatacara Mendapatkan
NPPKP
o Pengusaha yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), wajib
melaporkan usahanya pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat-kedudukan Pengusaha dan tempat
kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP
o Pengusaha Orang Pribadi atau Badan yang mempunyai tempat
kegiatan usaha berbeda dengan tempat tinggal, wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP ke KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga
wajib mendaftarkan diri ke KPP di tempat kegiatan usaha
dilakukan;
o Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP
wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai
PKP
o Pengusaha kecil yang tidak memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP
tetapi sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku
seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang
ditentukan sebagai pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak

Pencabutan Pengukuhan NPPKP

a.PKP pindah alamat;


b.WP Badan yang telah dibubarkan secara
resmi;
c. PKP lainnya yang tidak memenuhi syarat
lagi sebagai PKP.

Bentuk Contoh Kartu NPWP &


NPPKP
NPWP

NPPKP

Fungsi dan Jenis SPT

FUNGSI SPT

Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan


penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan
untuk melaporkan tentang:
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan
objek pajak;
Harta dan kewajiban; dan/atau
Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain

Fungsi dan Jenis SPT

JENIS SPT
Adapun jenis SPT sesuai jenis pajaknya adalah :
Pajak Penghasilan, yang terdiri atas:
1)SPT Masa, yakni SPT untuk suatu Masa Pajak;
2)SPT Tahunan, yakni SPT untuk suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak.
Pajak Pertambahan Nilai yang mencakup SPT Masa PPN.
Pajak Bumi dan Bangunan, yang meliputi Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).

Batas Waktu Pembayaran SPT

Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak yang


terutang untuk suatu saat atas Masa Pajak ditetapkan
oleh Menteri Keuangan dengan batas waktu tidak
melewati 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya
pajak atau Masa Pajak berakhir.
Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan SPT Tahunan harus dibayar lunas paling
lambat tanggal 25 (dua puluh lima) bulan ke tiga
setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir,
sebelum SPT disampaikan.

Sanksi Tidak Atau


Terlambat Menyampaikan
SPT

Sesuai dengan UU nomor 28 tahun 2007, apabila wajib


pajak terlambat dalam menyampaikan/laporan Surat
Pemberitahuan (SPT) dikenakan sanksi administrasi,
dengan ketentuan sbb :
SPTMasa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) denda
sebesar Rp500.000,00
SPT Masa lainnya denda sebesar Rp100.000,00
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan
sebesar Rp1.000.000,00
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi sebesar Rp100.000,00

Prosedur penyelesaian
SPT
1. Wajib pajak sebagaimana mengambil sendiri Surat Pemberitahuan
di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Atau
dengan cara mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk
memperoleh formulir Surat Pemberitahuan tersebut.
2.Setiap
wajib
pajak
mengisi
formulir
tersebut
dengan
benar,jelas,dan
lengkap,dan
menandatangani
serta
menyampaikannya ke kantor Direktorat Pajak.
3. Wajib pajak telah mendapat izin menteri Keuangan untuk
menyelenggarakan pembukuan,dan wajib menyampaikan SP
dalam bahasa Indonesia dan satuan mata uang rupiah.
4. Penandatanganan SPT harus berisikan tanda tangan stempel/tanda
tangan elektonik.digital,yang semuanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

THANK YOU

Você também pode gostar