Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun Oleh :
ARIEF FADLULLAH
NIM : 108046200026
ABSTRAK
Arief Fadlullah, pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap
cadangan dana tabarru pada asuransi sinarmas syariah (Studi Pada Sinarmas
Syariah), di Bawah Bimbingan Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.
Cadangan dana tabarru merupakan salah satu keuntungan perusahaan dan
nasabah yang didapat dari pendapatan underwriting tabarru, beban tabarru, dan hasil
investasi dana tabarru, untuk mendapatkan surplus yang lebih besar perusahaan harus
mampu mengelola dengan baik. Pendapatan dan beban menjadi faktor penting
terhadap besar kecilnya jumlah surplus jika terjadi banyak klaim pada nasabah dana
tabarru akan mengalami devisit dan tidak akan terjadi surplus.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan premi dan hasil
investasi yang mempengaruhi Cadangan Dana Tabarru pada perusahaan Sinarmas
Syariah. Pendapatan yang digunakan pada Dana Tabarru merupakan premi nasabah,
yang mana sudah dikontribusikan reasuransi, ujroh dan kontribusi yang belum
merupakan pendapatan. Kemudian hasil investasi terdiri dari peserta, tabarru, dan
pengelolah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalan laporan keuangan
Sinarmas Syariah priode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Sedangkan
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh
secara signifikan negatif terhadap rasio solvabilitas. Sedangkan variabel hasil
investasi berpengaruh signifikan positif terhadap rasio solvabilitas. Kemudian secara
simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap rasio
solvabilitas. Angka koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,976, yang berarti
bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan
hasil investasi) terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru) sebesar 97,6%.
Keyword : Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan Cadangan Dana Tabarru
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu
kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta
kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan
salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain
yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang
selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan
bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,
karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam
penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin
dalam proses penulisan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan
ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari
beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam
memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna
penyempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin rasanya mengucapkan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga kepada;
1. Dr. H. JM Muslimin, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
ii
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mumin Roup,
MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat
3. Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.selaku Pembimbing penulis yang tidak
kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini
tidak ada apa-apanya.
4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas
Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau
Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman
dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf
Perpustakaan Syariah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah
melayani pinjaman buku.
5. Bapak Maulana Zakir, MEI, selaku Relationship Manager dan karyawan
Asuransi Sinarmas Kerugian Divisi Syariah. yang telah banyak memberikan
informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ayahanda H. Slamet, dan Ibunda tercinta Hj. Niti Chomsyah, Yang telah
memberikan segala daya upaya, kucuran keringat, sujud panjang, letihmu yang
terus harap akan keselamatan juga keberhasilan hidup penulis, serta rasa kasihsayang beserta doa yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.
7. Untuk kekasihku Indah Prawiti, yang selalu menjadi permata embun pagi yang
mengademkan bagi hati sanubari yang kadang bergejolak karena keruhnya
pandangan.
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah ........................................................................ 15
B. Premi .......................................................................................... 37
C. Investasi ...................................................................................... 39
D. Cadangan Dana Tabarru ........................................................... 42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 44
BAB IV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran-Saran ............................................................................... 78
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Coefficientsa .......................................................................................... 67
Tabel 4.6.
ModelSummaryb .................................................................................. 68
Tabel 4.7.
Correlations .......................................................................................... 69
Tabel 4.8.
Coefficientsa ......................................................................................... 70
Tabel 4.9.
ANOVAb .............................................................................................. 72
2
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Yadi Janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Juli 2005) cet-1, h. 4
2
perusahaan asuransi di Indonesia, juga telah menargetkan pada tahun 2010 seluruh
perusahaan asuransi konvensional di Indonesia harus memiliki unit syariah.2
Dalam perkembangannya, perusahaan asuransi syariah memiliki beberapa
kendala yang harus dihadapi, seperti banyaknya pesaing dari sesama perusahaan
asuransi syariah ataupun bank syariah yang menyediakan produk asuransi. Selain itu,
pengetahuan masyarakat muslim yang minim mengenai asuransi syariah dan tingkat
kesadaran mereka yang belum menganggap asuransi syariah itu sebagai suatu
kebutuhan juga menjadi pekerjaan rumah dan tantangan tersendiri yang harus
dipecahkan oleh industri asuransi syariah dalam mengembangkan usahanya. Untuk
itu, setiap perusahaan asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring
nasabah sebanyak mungkin dan menjadikan dirinya market leader.3
Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong
diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut merupakan donasi dengan
syarat tertentu dan merupakan milik peserta secara kolektif, bukan merupakan
pendapatan entitas pengelola. Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling
menolong (taawuni) dan saling menanggung (takafuli) antar sesama peserta asuransi.
Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori dan Praktik,
(Jakarta: INSCO Consulting, 2007), h. V
3
Perkembangan Asuransi Syariah artikel diakses pada 26 September 2013 dari
http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah-2010.html/
3
Menurut Mustafa Ahmad Zarqa,4 makna asuransi secara istilah adalah
kejadian. Adapun metodologi dan gambaranya dapat berbeda-beda, namun pada
intinya, asuransi adalah cara atau metode untuk memelihara manusia dalam
menghindari resiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam
hidupnya, dalam perjalananya kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya.
Seperti halnya perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi syariah
juga mengenal istilah premi atau sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta
asuransi kepada entitas pengelola. Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari
unsur tabarru dan tabungan (untuk asuransi jiwa), dan unsure tabarru saja (asuransi
kerugian dan term insurance pada life). Unsur tabarru pada jiwa, perhitungannya
diambil dari tabel mortalitas (harapan hidup), yang besarnya tergantung usia dan
masa perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin panjang masa perjanjian, maka
semakin besar pula nilai tabarru-nya. Besarnya premi asuransi jiwa yang pada
asuransi syariah disebut tabarru berada pada kisaran 0,75 sampai 12 persen.
Sedangkan, besarnya tabarru pada asuransi kerugian merujuk ke rate standar yang
dibuat oleh DAI (Dewan Asuransi Indonesia). Beberapa pakar asuransi syariah
seperti M.M Billah menyebut premi ini dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa
fiqih disebut Al-Musahammah.5
Berdasarkan uraian di atas, pendapatan premi dapat diartikan sebagai jumlah
total dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola setelah
dikurangi biaya administrasi dan operasional. Pendapatan premi yang didapatkan
4
Mustafa Ahmad Zarqa, Al-Ightisodi Al-Islamiyah Nidzomuttamin Bairut, Dar alFikr,1968. h. 253
5
Mohd. Masum Billah, Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A
Comporative Analysis. Makalah disampaikan dalam Internasional Conference on Takaful Insurance,
Tgl 2-3 juni 1999, Hilton, Kuala Lumpur. h. 14
4
tersebut dikumpulkan ke dalam dana tabarru untuk dilakukan pengelolaan
selanjutnya oleh perusahaan. Selain berasal dari pendapatan premi, dana tabarru
juga dibentuk dari hasil investasi dan akumulasi cadangan surplus underwriting dana
tabarru yang didistribusikan kembali ke dana tabarru.
Dana tabarru yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah tidak diakui
sebagai pendapatan. Hal ini mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 108 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa entitas pengelola asuransi
syariah tidak berhak menggunakan dana tabarru untuk keperluannya, tetapi hanya
sebagai wakil para peserta dalam mengelola dana tersebut.6 Akan tetapi, dana
tabarru yang diterima perusahaan diinvestasikan sehingga hasil investasinya
seluruhnya menjadi penambah dana tabarru, atau sebagian menjadi penambah dana
tabarru dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai dengan akad yang
disepakati.
Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa
harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan
atau akan meningkatkan nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan
adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat
nilainya dimasa mendatang.7
Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada
perinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (Investor) terhadap
pemilik usaha (Emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan
6
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010, h. 108.19
Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal (Pandangan Praktisi),2003, Modal
Publications, Jakarta, h. 45
7
5
kegiatan usahanya dimana pemilik harta (Investor) berharap untuk memperoleh
manfaat tertentu. Karena itu, kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan pada
dasarnya sama dengan kegiatan usaha lainnya, yaitu memelihara prinsip kehalalan
dan keadilan.8
Untuk mengetahui korelasi antara pendapatan premi dan hasil investasi
dengan cadangan dana tabarru, tidak bisa dilepaskan dari penerapan fungsi
manajemen underwriting oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting
merupakan proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
tingkat yang dapat ditanggung oleh perusahaan. Dengan fungsi manajemen tersebut,
perusahaan dapat menentukan tarif premi yang mampu memberikan laba maksimal
dengan cara mengestimasi risiko yang akan ditanggung pada masa yang akan datang.
Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang ditanggung dari proses
underwriting akan menghasilkan surplus/defisit underwriting.
Dalam
surplus/defisit
underwriting,
terdapat
tiga
faktor
yang
mempengaruhinya, yaitu total pendapatan premi, total beban underwriting, dan hasil
investasi dari semua unsur tersebut. Pendapatan premi merupakan pendapatan yang
berasal dari premi asuransi atau reasuransi nasabah yang dibayarkan kepada
perusahaan setelah dipotong ujroh atau fee. Sedangkan beban underwriting
merupakan beban perusahaan yang berupa klaim ganti rugi nasabah dan komisi
kepada agen, broker atau perusahaan lain. Hasil dari proses underwriting yang berupa
surplus/defisit underwriting kemudian dialokasikan untuk dua hal : dibagikan kepada
peserta atau entitas pengelola dan membentuk cadangan dana tabarru.
8
Ibid h. 37
6
Penelitian yang akan penulis lakukan secara khusus mengkaji tentang
pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru.
Penelitian tersebut akan penulis lakukan pada salah satu perusahaan asuransi syariah
di Jakarta, yaitu Asuransi Sinarmas Syariah Oleh karena itu, untuk membahas lebih
jauh mengenai pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan
dana tabarru, penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi :
PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL INVESTASI TERHADAP
CADANGAN DANA TABARRU (Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah)
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini, berdasarkan latar belakang
masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang tersebut di atas, adalah
ditentukan sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru pada
Asuransi Sinarmas Syariah?
7
b. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru pada
Asuransi Sinarmas Syariah?
c. Bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan
dana tabarru pada Asuransi Sinarmas Syariah?
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
sebagai
bahan
8
sehingga dapat menambah referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan
pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru.
Nama
Tahun
Judul Skripsi
1.
Angga
Bachtiar
2011
2.
Humaidi
2010
3.
Sri
Susanti
2003
1. Angga Bachtiar (2011) dengan judul skripsi Analisis Pengaruh Kekayaan Dan
Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas Pada Dana Tabarru Asuransi Syariah
(Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah). Skripsi ini menguji tentang
bagaimana pengaruh kekayaan terhadap rasio solvabilitas dan bagaimana
pengaruh kewajiban terhadap rasio solvabilitas pada dana tabarru asuransi
Asuransi Sinarmas Syariah. Persamaan dengan skripsi yang penulis angkat adalah
sama-sama berbicara tentang dana tabarru. Adapun perbedaannya yaitu skripsi
yang ditulis Angga Bachtiar fokus pada dana tabarrunya, sedangkan penulis
fokus pada cadangan dana tabarunya.
9
2. Humaidi (2010) membahas Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting
kepada Peserta Asuransi Kebakaran (Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 Syariah). Hasil penelitian ini berisi tentang mekaisme penditribusian
surplus underwriting yang ada pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Syariah, yang mana pengalokasian surplus underwriting diprioritaskan untuk
cadangan dana tabarru. Penelitian ini juga membahas tentang mekanisme
pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi di PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah. Skripsi yang penulis angkat memiliki
persamaan dengan skripsi yang ditulis oleh Humaidi, yaitu sama-sama meneliti
alokasi
surplus
underwriting.
Humaidi
meneliti
tentang
mekanisme
10
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh pendapatan
premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru. Salah satu upaya
untuk menganalisis hubungan tersebut adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan menggunakan analisis regresi linear berganda. Di mana dengan
penerapan tersebut, beberapa hal nantinya dapat diketahui yaitu apakah
pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana tabarru.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T yaitu mengetahui apakah ada
pengaruh atau tidak secara parsial (secara individu) variabel independen terhadap
variabel dependen dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersamasama (simultan) ada pengaruh atau tidak antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas
dengan variabel bebas yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dari model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari reidual suatu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji autokorelasi dilakukan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode T-1 atau sebelumnya.
11
2. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1
PT. Sinarmas Syariah
Pendapatan Premi
Hasil Investasi
12
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
macam, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan
(field research), yang dimaksud oleh keduanya adalah :
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan
jalan mengumpulkan data dari buku-buku, majalah dan artikel yang
berhubungan dengan materi skripsi ini.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu pengumpulan data dengan jalan
terjun langsung ke PT. Asuransi Sinarmas Syariah.
Teknik ini menggunakan tiga cara untuk mendapatkan data yang valid dan
akurat, yaitu :
a. Observasi, yaitu dengan melihat dan mengamati secara langsung sistem
peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang
terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru.
(2) Wawancara, yakni melakukan tanya jawab dengan karyawan atau pejabat
dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian ini; (3)
Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data tertulis tentang sistem
peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang
terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan Cadangan Dana
Tabarru.
1. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih
13
dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian
menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
2. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan
dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku Pedoman Penulisan Skripsi
yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2012
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan skripsi,
penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab I berisikan mengenai. Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Peneltian, Metodologi
Penelitian dan Teknik Penulisan yang Digunakan, Review Studi
Terdahulu, Serta Kerangka Teori Skripsi Ini.
BAB II :
LANDASAN TEORI
Bab II berisikan mengenai tinjauan pustaka dengan membahas
Pengertian Asuransi Syariah, Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan
Cadangan Dana Tabarru.
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III berisikan mengenai. Ruang Lingkup Penelitian, Metode
Penentuan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data,
dan Definisi Operasional Variabel.
14
BAB IV :
BAB V :
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi berasal dari dari bahasa inggris, insurance,1 yang dalam
bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar
Indonesia dengan padanan kata pertangtanggungan.2 Echols dan Shadilly
memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan.3 Dalam bahasa
Belanda bisa disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering
(pertanggungan).4
Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu saling
menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian,
gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung
risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi
penanggung peserta yang lainnya.5
Mengenai definisi asuransi secara baku dapat dilacak dari peraturan
(perundang-undangan) dan beberapa buku yang berkaitan dengan asuransi, seperti
yang tertulis di bawah ini :
John M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990)
h. 326
2
15
16
Muhammad Muslehuddin dalam bukunya Insurance and Islamic law
mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopaedia Britanica sebagai suatu
persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian,
guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian
tersebut menimpa salah seorang diantara mereka maka beban kerugian tersebut
akan disebarkan ke seluruh kelompok.6
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia
memaknai asuransi sebagai: suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin
berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin,
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.7
Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Tamin, Takaful,
Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.8
Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah
non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga
keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari
hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian
Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law, (Terj. oleh Burhan Wirasubrata),
Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternatif baru dalam perspektif hukum islam,
(Jakarta: Lentera,1999), cet. Ke-1, h. 3. Lihat juga dalam Encyclopaedia Britanica (Eleven Edition),
(Cambridge, 1910), h. 656
7
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Auransi di Indonesia, (Jakarta: Intermasa, 1987), h. 1
8
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
17
keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil
(profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai
pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta
asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi
hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shahibul
maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi
hasil dari perusahaan asuransi.9
Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan
lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi
syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu
sendiri.10
Proses
hubungan
Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung:
Mimbar Pustaka, 2005), h. 9
10
Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung: PT.
Salamadani Pustaka Semesta, 2009), Cet.1, h. 7
18
1) Konsep
Konsep asuransi syariah adalah suatu konsep dimana terjadi saling
memikul resiko diantara semua peserta sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul.
2) Asal usul
Ad-diyah ala alaqilah merupakan istilah yang cukup masyhur dalam
kitab-kitab fiqih, yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai cikal bakal
asuransi syariah. Al-aqilah berasal dari kebiasaan suku arab jauh sebelum
islam datang (571 M). Al-aqilah bahkan tertuang dalam konstitusi
pertama didunia, yang dibuat langsung oleh Rasulullah yang dikenal
dengan konstitusi pertama didunia.
3) Sumber Hukum
Sumber hukum dari asuransi syariah adalah syariat islam. Sedangkan
sumber hukum dalam syariah islam adalah Al-quran, Sunnah, Ijma.
4) Bersih dari maghrib (maisir, gharar, dan riba)
Asuransi syariah baik yang life insurance (jiwa) maupun general
insurance (kerugian) telah terbebas dari hal hal yang diharamkan oleh
para ulama yaitu bersih dari adanya maghrib (maisir, gharar, dan riba).
5) Dewan Pengawas Syariah
Peran utama para ulama dalam dewan pengawas syariah adalah
mengawasi jalannya operasional sehari-hari lembaga keuangan syariah
(seperti Bank, Asuransi, Obligasi,Pasar Modal, Leasing). Agar sesuai
dengan ketentuan-ketentuan syariah.
19
6) Akad
Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tijarah dan
akad tabarru. Akad tijarah yang dimaksud adalah semua bentuk akad
yang dilakukan untuk tujuan komersial misalnya mudharabah, wadiah,
wakalah.
7) Sharing Of Risk
Proses
hubungan
peserta
dan
perusahaan
dalam
mekanisme
20
21
b. Misi Ibadah
Asuransi syariah adalah asuransi yang bertumpu pada konsep tolongmenolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Serta menjadikan peserta
sebagai keluarga besar yang saling menanggung.
c. Misi Iqhtishodi (Ekonomi)
Asuransi syariah bersama lembaga-lembaga ekonomi syariah lainnya
muncul sebagai solusi bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi
umatnya, tetapi untuk membantu perekonomian Negara.
d. Misi Pemberdayaan umat (Sosial)
Sebagaimana misi yang diemban asuransi umumnya, pada asuransi
syariah misi mengemban beban social terasa lebih melekat pada
dirinya, melalui produk-produk yang khusus dirancang untuk lebih
mengarah kepada kepentingan social dan pemberdayaan umat daripada
kepentingan komersial.
b. Asuransi Konvensional
1) Konsep
Konsep asuransi konvensional sebgaimana didefinisikan dalam
undang-undang tentang usaha perasuransian, berbunyi, Asuransi atau
pertanggung adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilanggan keuntungan yang
diharapkan.
22
2) Asal Usul
Asalmula dari asuransi konvensional adalah dari kebiasaan masyarakat
Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi,
dikumpulkan oleh raja Babilonia dalam 282 ketentuan pada tahun 2250
SM. Kemudian menjadi praktikperjanjian Bottomry sekitar 1600-1000
SM yang dipraktekan dimasyarakat yunani.
3) Sumber Hukum
Jika sumber hukum syariah bersumber dari firman Allah dan Sunnah
Rasul, maka pada asuransi konvensional sumber hukum didsarkan pada
pemikiran manusia dan kebudayaan.
4) Bersih dari maghrib (maisir, gharar, dan riba)
Dewan Hisbah PERSIS dalam siding yang ke 12 tanggal 26 juni 1996,
memberikan kesimpulan hukum tentang asuransi konvensional sebagai
berikut :
a. Semua asuransi konvensional yang ada saat ini mengandung unsur
gharar, maisir, dan riba.
b. Sedangkan gharar, maisir, dan riba humunya haram.
c. Adapun Takaful, dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti (asuransi
syariah), dengan catatan takaful masih terus harus berusaha
menyemprnakan apa yang telah ada.
5) Pada Asuransi Konvensional, tidak ada dewam pengawas syariah (DPS)
6) Akad (Perjanjian)
23
Akad pada asuransi konvensional adalah akad muawadhah. (1)
muawadah ialah suatu perjanjian dimana pihak yang memberikan
sesuatu kepada pihak lain, berhak menerima penggantian dari pihak yang
diberinya. (2) akad Idzam- Pendudukan dalam perjanjian ini tidak
ketidakadilan, karena tidak seimbang, dimana pihak yang kuat adalah
pihak asuransi. (3) akad Gharar, karena masing-masing dari kedua pihak,
penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak
mengetahui jumlah yang ia akan berikan dan jumlah yang ia akan ambil.
7) Sharing of Risk
Jika pada asuransi syariah hubungan antara peserta yang terjadi adalah
sharing of risk, maka pada asuransi konvensional justru sebaliknya adalah
transfer of risk memindahkan resiko. Karena, itulah sebetulnya hakekat
dan tujuan utama orang berasuransi.
8) Pengelolahan Dana
Sementara
itu,
mekanisme
pengelolahan
dana
pada
asuransi
konvensional tidak ada pemisahaan antara dana peserta dan dana tabarru.
Semua bercampur menjadi satu dan status dana tersebut adalah dana
perusahaan.
9) Investasi Dana
Menurut peraturan pemerintah, investasi wajib dilakukan pada jenis
investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang
sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi.
24
10) Kepemilikan Dana
Hal yang sebaliknya terjadi pada asuransi konvensional, dimana dana
yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan.
Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja.
11) Unsur Premi
Sementara itu pada asuransi konvensional, unsur premi terdiri dari : (1)
tabel mortalitas (2) bungga (interest), (3) biaya-biaya asuransi (cos of
insurance).
12) Kontribusi Biaya
Pada asuransi jiwa (konvensional), loading atau kontribusi biaya
include (tercakup) dalam premi peserta, dan biasanya premi tahun
pertama dan kedua habis terserap untuk biaya kontribusi biaya, terutama
untuk komisi agen.
13) Sumber Pembayaran Klaim
Pada Asuransi konvensional sumber pembayaran klaim adalah dari
rekening perusahaan, murni bisnis, dan tentu tidak ada nuansa spiritual
yang melandasinya.
14) Sistem Akutansi
Konsep akutansi yang diterapkan pada asuransi konvensional adalah
accrual basis dasar akrual Accrual basis menurut belkaouni adalah suatu
proses akutansi untuk mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan non
kas.
25
15) Keuntungan Profit
Pada asuransi konvensional sebagaimana lazimnya semua industry
asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun keuntungan menjadi
milik perusahaan.
16) Misi dan Visi
Secara garis besar dapat disederhanakan bahwa ada dua misi dari
asuransi, yaitu (1) misi ekonomi (2) misi social.
a. Misi ekonomi
Dalam ekonomi asuransi memberikan manfaat ekonomi, misalnya rasa
aman karena risiko kerugian ada yang menanggung. Dan dapat
melakukan efisiensi dikala harus mengeluarkan biaya besar.
b. Misi Sosial
Asuransi juga tidak dapat dipungkiri, menambah misi sosial.
Misalnya, asuransi sosial jaminan tenaga kerja (Jamsostek), asuransi
pensiun (Pegawai Negeri), asuransi Jasa Raharja, dan sebagainya.
Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak
membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir
(perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan adanya
riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area yang harus
dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama
dengan asuransi konvensional.11
11
2005), h.2
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
26
2. Landasan Asuransi Syariah
Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum
praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai
wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam
ajaran islam, yaitu al-quran dan sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai
dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian
ahli hukum Islam.12
Kebanyakan ulama (jumhur) memakai metodologi konvensional dalam
mencari landasan syariah (al-asas al-syariyyah) dari suatu pokok masalah
(subject matter). Dalam hal ini subjeck metter-nya adalah lembaga asuransi. Pada
kesempatan kali ini, landasan yang digunakan dalam member nilai legalisasi
dalam praktik bisnis asuransi syariah adalah: al-Quran, dan sunnah Nabi.
a. Al-Quran, Surah al-Maidah : 2
) 2 : (
Artinya : Tolong-menolonglah kamu kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al Maidah : 2)
12
h. 104
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,2004), cet. 1,
27
b. As-Sunnah
Muhammad bin Ismail Abu Abdallah Al-Bukhari Al-Jafi, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar
ibn Katsir, 1987), V.1, h.182
28
Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak
dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. Fatwa dari Dewan
Syariah Nasional MUI tidak mempunyai kekuatan hukum dalam hukum nasional
karena tidak termaksud dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Agar ketentuan dalam Fatwa DSN MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka
perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pedoman
asuransi syariah.
Adapun
peraturan
perundang-undangan
yang
telah
dikeluarkan
29
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003
tentang
Kesehatan
Keuangan
Perusahaan
Asuransi
dan
Perusahaan
15
Peraturan
Menteri
Keuangan
(PMK)
nomor
30
g. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang
sahamnya;
h. reksa dana syariah;
i. efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset syariah;
j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
pembelian pembiayaan (refinancing) syariah; dan/atau
k. emas murni.
Pasal 6
Penelitian atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. deposito pada Bank, berdasarkan nilai nominal;
b. saham syariah, berdasarkan nilai pasar dengan menggunakan informasi harga
perdagangan terakhir di bursa efek;
c. sukuk atau obligasi syariah, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan
oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat
harga efek yang telah diakui secara internasional;
d. surat berharga syariah Negara, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan
oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat
harga efek yang telah diakui secara internasional;
31
e. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, berdasarkan nilai
pasar;
f. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik
Indonesia, berdasarkan nilai pasar;
g. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang
sahamnya, berdasarkan nilai pasar;
h. reksa dana syariah, berdasarkan nilai aktiva bersih;
i. efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset syariah yang telah mendapat pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, berdasarkan nilai
pasar;
j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
pembelian pembiayaan (refinancing) syariah, berdasarkan nilai sisa
pembiayaan setelah dikurangi penyisihan untuk pembiayaan tah tertagih (Not
Reforming Loan); dan
k. emas murni, berdasarkan nilai pasar.
Pasal 12
(1) Pembatasan atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah sebagai berikut:
a. investasi berupa deposito, untuk setiap Bank paling tinggi 20% (dua puluh per
seratus) dari jumlah investasi;
32
b. investasi berupa saham syariah, untuk setiap emitmen masing-masing paling
tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling
tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi;
c. investasi berupa sukuk atau obligasi syariah, untuk setiap emitmen masingmasing paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi, dan
seluruhnya paling tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi;
d. investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain
Negara Republik Indonesia untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi
10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi;
e. investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga
multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota
atau pemegang sahamnya, untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi
20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi;
f. investasi berupa reksa dana syariah untuk setiap manajer investasi masingmasing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi, dan
seluruhnya paling tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi;
g. investasi berupa efek beragun aset syariah, untuk setiap manajer investasi
masing-masing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi,
dan seluruhnya paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah
investasi;
h. investasi berupa pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain
dalam bentuk pembelian pembiayaan (refinancing) syariah, untuk setiap pihak
lain masing-masing jumlahnya paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari
33
jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20% (dua puluh per seratus)
dari jumlah investasi; dan
i. investasi berupa emas murni, besarnya paling tinggi 20% (dua per seratus)
dari jumlah investasi.
4. Operasional Asuransi Syariah
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah
membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut,
khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut :16
a. Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang tidak
mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
b. Akad dalam asuransi :
Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan terdiri atas
akad tijarah dan akad tabarru. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang
dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad tabarru adalah semua
bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebajikan.
1) Akad setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus dibedakan:
a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
Cara dan waktu pembayaran premi
16
Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang
Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Syariah Allianz Life
Indonesia, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2010), h. 37-40
34
b) Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru serta syarat-syarat yang telah
disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan
c) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru :
2) Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola)
dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis)
3) Dalam akad tabarru (hibah), peserta memberikan hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan
perusahaan bertindak sebagai pengelola dana.
4) Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru :
a) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru bila pihak yang
tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan haknya sehingga
menggugurkan
kewajiban
pihak
yang
belum
menunaikan
kewajibannya.
b) Jenis akad tabarru tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah
c. Masalah Premi :
1) Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad
tabarru
2) Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi syariah dapat
menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan
tabel morbidita untuk asuransi kesehatan
3) Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan
hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta
d. Masalah Klaim :
35
1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang telah disepakati pada awal
perjanjian
2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan
3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan
merupakan kewajiban perusahaan memenuhinya
4) Klaim atas akad tabarru, merupakan hak peserta dan hak perusahaan,
sebatas yang disepakati dalam akad
e. Masalah Investasi :
1) Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana
yang terkumpul
2) Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah
f. Masalah Pengelolaan Dana :
1) Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga
yang berfungsi sebagai pemegang amanah
2) Perusahaan asuransi syariah memeperoleh bagi hasil dari pengelolaan
dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah)
3) Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana
akad tabarru atau hibah.
5. Produk-Produk Asuransi Syariah PT Sinarmas Syariah
Produk asuransi syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi)
yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan
kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari
36
sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan
bersama.
Sedang proses marketing yang terjadi pada perusahaan asuransi syariah,
seharusnya tidak hanya bertumpu pada penjualan terhadap produk-produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan tetapi lebih berorientasi pada penawaran
keikutsertaan untuk saling menanggung (takaful) pada suatu peristiwa yang
belum terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga uang yang disetor oleh
nasabah asuransi syariah merupakan dana tabarru yang sengaja diniatkan untuk
melindungi dia dan nasabah lainya dalam menghadapi peril (peristiwa asuransi).17
Adapun produk asuransi syariah yang sering dipakai dalam operasional
sebuah perusahaan asuransi syariah secara garis besar dapat dipilah menjadi dua,
yaitu: (a) produk asuransi syariah dengan unsur saving dan (b) produk asuransi
syariah nonsaving.
Produk asuransi syariah dengan unsur saving adalah sebuah produk
asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah rekening dalam setiap
pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana tabarru (sosial) dan rekening untuk
dana saving (tabungan). Adapun status kepemilikan dana pada rekening masih
menjadi milik anggota bukan menjadi milik perusahaan asuransi, perusahaan
hanya berfungsi sebagai lembaga pengelolah. Karena dana tersebut masih
menjadi milik peserta asuransi, maka tatkala peserta asuransi berkeinginan
menarik dana itu, pihak perusahaan tidak ada dalih untuk menolaknya.
17
AM Hasan Ali, Pemasaran dan Sistem Pengajian Asuransi Syariah, makalah diskusi pada
program pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
B. Pendapatan Premi
1. Pengertian Pendapatan Premi
Pendapatan Premi adalah Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya
perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi.18
Sedangkan pengertian premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana
yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dana tabarru. dana
tabungan adalah dana titipan dari perserta asuransi syariah (life insurace) dan
akan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi bersih
yang diperoleh setiap tahun. Dana tabugan beserta alokasi bagi hasil akan
dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan
klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan
tabarru adalah derma atau dana kebijakan yang diberikan dan diikhlaskan oleh
peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim
atau manfaat asuransi (life maupun general insurance).19
Premi merupakan factor yang penting dalam asuransi baik bagi
penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan istilah
kontribusi atau dalam bahasa fiqh disebut al-musahamah, kontribusi (almusahamah) dalam perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan
18
A. Hasyim Ali, Drs., Agustinus Subekti, Drs., Wardana, Drs., Kamus Asuransi, Jakarta :
Bumi Aksara, 1996, h. 248
19
M Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional. (Jakarta
: Gema Insani, 2004), cet ke-7, h. 311
38
(al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul dari
perjanjian antara peserta dengan pengelola.20
Dalam himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI edisi revisi tahun
2006 dijelaskan bahwa premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk
memberikan sejumlah dana kepada PT Asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.21
Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga yaitu premi tabungan,
premi biaya, premi tabarru. Premi tabungan adalah premi yang disetor oleh
pemegang polis untuk dipergunakan sesuai keperluan masing-masing pemegang
polis. Menurut keputusan Menteri Keuangan Indonesia No. 225/KMK.017/1993,
PT Asuransi boleh pula memasukan unsur tabungan kedalam premi sehingga
akan terbentuk apa yang disebut dengan nilai tunai yang akan dikembalikan pada
kepada pemegang polis baik sewaktu maupun diakhir masa asuransi pada PT
Asuransi syariah, nilai tunai sama dengan akuntansi tabungan.
Premi biaya adalah sejumlah uang yang dibayarkan peserta suransi untuk
membayar biaya administrasi dan operasional. Sedangkan premi tabarru adalah
sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis atau peserta asuransi secara
tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali ditunjukan untuk tolong menolong.
Premi tabarru adalah premi yang disebut sebagai premi proteksi pada asuransi
konvensional adalah untuk menolong peserta suransi yang sedang menghadapi
musibah, serta boleh pula digunakan untuk berbagai kebijakan lainnya. Premi
tabarru bukan menjadi hak milik perusahaan, bila perusahaan tidak lagi
20
Ibid, h. 311
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Edisi
Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum asuransi syariah.
21
39
menjalankan usahanya maka saldo dana tabarru dikembalikan kepada umat untuk
berbagai aktifitas kebajikan.22
C. Hasil Investasi
1. Pengertian Hasil Investasi
Hasil Investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi
syariah dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut di bagi pada
pemilik dana dan pengelolah dana.
Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau
menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana
pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa
mendatang.23
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan sesuatu yang
dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi mendapatkan keuntungan
di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi terdapat dua macam asset yaitu
aset riil dan aset finansial. Aset riil adalah asset yang memiliki wujud, seperti
rumah, tanah, gedung dan yang lainnya. Sedangkan aset finansial adalah aset
22
Ibid
Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:
Modal Publications, 2003), h. 45
23
40
yang wujudnya tidak terlihat namun memiliki nilai yang tinggi, seperti saham,
obligasi, reksadana dan yang sejenisnya.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu AlQuran dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut
secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah.
Setidaknya ada empat landasan normatif alam etika Islami, yang dapat
dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu :24
a. Landasan Tauhid
Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi
bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya,
diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi. Makna tauhid
dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap keEsaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam.
b. Landasan Petanggungjawaban
Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma kebebasan,
karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Dalam hal ini
pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia tidak terlepas dari
pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya.
c. Landasan Keadilan dan Kesejahteraan
Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam Islam.
Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian manfaat
24
29
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28-
41
kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi.
Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban terjadinya sirkulasi
kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya
konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
d. Landasan kehendak bebas
Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki
kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang beragam. Oleh
karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memiliki kebebasan
pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun yang benar.
Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan
permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia
memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal
yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman
bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah
Allah SWT.25
2. Tujuan investasi
Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah
untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk
diinvestasikan.
Alasan mengapa seseorang atau suatu perusahaan melakukan investasi
antara lain adalah :
25
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 29
42
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Setiap orang pasti ingin meningkatkan taraf hidup atau setiap perusahaan pasti
ingin memajukan perusahanya dimasa yang akan datang, oleh karena itu
mereka melakukan investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan
yang lebih layak dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau
perusahaan dapat menghindarkan kekayaannya tidak merosot nilainya
dikarenakan inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan mereka untuk meningkatkan
investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang diberikan kepada seseorang
atau suatu perusahaan yang melakukan investasi.
26
43
2. Memitigasi dampak resiko kerugian yang luar biasa yang terjadi pada periode
mendatang untuk jenis asuransi yang menunjukkan derajat volatilitas klaim yang
tinggi.
E. Dana Tabrru
Dana Tabarru bersal dari kata tabarraa- tabarruan, artinya sumbangan,
hibah, atau derma. Tabarru merupakan pemberian sukarela seseorang kepada
orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta
itu dari pemberi kepada orang yang diberi.
Tujuan dana tabarru
1.
2.
3.
4.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2006, Cet. XIII, h. 12
44
45
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.2 Berdasarkan
sumber data tersebut maka diperoleh data meliputi data premi, investasi dan cadangan
dana tabarru.
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan
Menulis Tesis, Jakarta, Erlangga, 2009, Edisi 3, h.148
46
diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimators).
Berbagai uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :3
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi dalam hal ini yang di
uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi
nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Ada dua
cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi
antara lain dengan analisis grafik (normal P-P plot) regresi dan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov.
signifikansi lebih besar dari 0,05 pada uji normalitas dengan metode One
Sample Kolmogorov-Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data dengan
analisis grafik (normal P-P plot) adalah :
1) Dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar
pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi
secara normal.
Duwi Priyatno, SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisisen, dan Akurat, Yogyakarta,
MediaKom, 2011
47
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal maka residual pada model regresi tersebut tidak terdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model
regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang
harus
terpenuhi
dalam
model
regresi
adalah
tidak
adanya
h. 81
lain.
Model
regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
Duwi Priyatno, Paham Anlaisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta, MediaKom, 2010,
48
heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan
antara lain uji korelasi Spearman, uji Glejser, uji Park, dan Scatter plot (nilai
prediksi ZPRED dengan residual SRESID).
Dalam pengujian heteroskedastisitas yang digunakan adalah dengan
menggunakan uji korelasi Spearman. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan melakukan analisis korelasi Spearman antara
residual dengan masing-masing variabel independen. Jika nilai signifikansi
antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada
korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode
sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah
autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji DurbinWatson (uji DW).
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
1) du < dw < 4 du maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
2) dw < dl atau dw > 4 dl maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
3) dl < dw < dl atau 4 du < dw < 4 dl, artinya tidak ada kepastian atau
kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
49
2. Uji Hipotesis
Teori
yang
digunakan
dalam
penelitian
kuantitatif
akan
Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2005, h. 76
50
Ha : 2 > 0 = Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%)
3) Menentukan t hitung
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada
t hitung
t tabel
1) Merumuskan Hipotesis
Ho : 1 = 2 = 0, maka tidak ada pengaruh antara pendapatan premi dan
hasil investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru.
51
Ha : 1 2 0, maka ada pengaruh antara pendapatan premi dan hasil
investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
a) Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b) Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%)
3) Menentukan F hitung
4) Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%,
= 5%, df 1 (jumlah
determinasi
digunakan
untuk
mengetahui
prosentase
52
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam
model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2
sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi
variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi
variabel dependen.
Besarnya Koefisien determinasi (R2) didapat dengan mengkuadratkan
koefisien korelasi r. Semakin besar R2, maka semakin besar (kuat) pula
hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas.6
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini dapat berguna untuk
menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel independen dan
dependennya.
Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006, h. 125
53
Y
X1
: Pendapatan Premi
X2
: Hasil Investasi
Hubungan variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
X1
X Pendapatan Premi
X2
Y
Cadangan Dana Tabarru
Hasil Investasi
54
c. Cadangan Dana Tabarru (y)
Cadangan Dana Tabarru adalah Suatu dana yang terkumpul dari hasil
pendapatan premi ditamabah dengan hasil investasi dan dikurang dengan
beban premi.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah cadangan dana tabarru.
Cadangan dana tabarru adalah cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting
yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas asuransi syariah.7
Cadangan dana tabarru diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang dianggap
mencerminkan kehati-hatian agar mencapai tujuannya yang bersumber dari
surplus underwriting dana tabarru.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
55
56
Syariah. Dan dalam melakukan promosinya perusahaan dengan cara melakukan
penyebaran brosur yang telah dibagikan kepada beberapa agen, mengadakan
event di setiap acara-acara besar, dan melakukan promosi melalui media
periklanan yang menampilkan iklan dengan visual yang menarik dan
penyampaian kata-kata dalam iklan yang berpesan untuk menarik minat
masyarakat dalam menggunakan produk asuransi sinarmas.
Dari sisi produk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk melindungi
asset, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah individu maupun nasabah
perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti Asuransi Asset,
Rekayasa, Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan Bermotor, ASM
juga memiliki produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas
ukm untuk proteksi kredit ukm, asuransi sepeda simas sepeda, dan simas golf
insurance, serta yang terbaru adalah simas mobil bonus, produk asuransi
kendaraan bermotor pertama yang memberikan no claim bonus sampai dengan
100% dari premi yang sudah dibayarkan.
Selain inovasi produk, layanan yang memuaskan dengan dukungan
inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan faktor
penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada
nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan Reasuransi ternama
Internasional seperti Munich Re, Swiss Re, Hannover Re, Toa Re, dll serta
Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu Re, Nasional Re, Marein dan
Reindo.
Prestasi ASM sebagai salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di
Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah diperoleh
57
ASM diantaranya penghargaan sebagai Asuransi terbaik untuk kategori asuransi
umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company award versi Majalah Warta
Ekonomi tahun 2009, Penghargaan Pelayanan yang Berkualitas, 2010 untuk
produk simas Mobil, dan Penghargaan Pelayanan yang Berkualitas,2010 untuk
produk simas sehat dan pada September 2010, Asuransi Sinar Mas berhasil
memperoleh rating AA+ (idn) Insurer Financial Strength/Asuransi Keuangan
yang Kuat (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional
Fitch Ratings.
Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih
penghargaan Indonesia Juara Merek Dunia 2011 di dua kategori yaitu Asuransi
Mobil Terbaik pilihan Peserta dan Merek Yang Paling Populer Dari Asuransi
Mobil. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance Award versi Majalah
Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar. Dan pada tanggal 23
Agustus 2011, mengafirmasi posisi Asuransi Sinar Mas dengan perolehan rating
yang sama di tahun 2010, rating AA+ (idn) Asuransi Keuangan yang Kuat (IFS).
Pada tahun 2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The Best
Insurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum dengan
asset di atas 3 trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah Media Asuransi
untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan mendapat Predikat Sangat
Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk Kriteria Asuransi Umum
dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi Majalah Infobank. Tanggal 2
Agustus 2012 ASM juga kembali mempertahankan Rating AA+ (IDN) Insurer
Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat
58
internasional Fitch Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang
diterima ASM dan semakin memantapkan posisi perusahaan sebagai market
leader di industri asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan industri terhadap Asuransi Sinar Mas.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mayoritas umat muslim dan
merupakan potensi pasar yang besar dan cenderung menginginkan produk-produk
berbasis syariah. Seiring hal tersebut pada tahun 2004 Asuransi Sinarmas
mengembangkan produk Asuransi Syariah dengan mengajukan izin operasi
kantor cabang syariah Jakarta ke Departemen Keuangan RI. Asuransi Sinarmas
syariah mempunyai satu cabang asuransi kerugian syariah yang berlokasi di Jl.
Tebah III No. 36 Mayestik, Jakarta Selatan 12120.
2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang
Syariah
a. Visi
Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan
memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi,
pemegang saham, dan karyawan kami.
b. Misi
Menjadikan Asuransi Sinarmas Syariah senantiasa berada di benak
dan hati masyarakat di segmen Asuransi Kerugian Syariah dengan :
1) Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah
2) Hasil underwriting yang menguntungkan
3) Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi
59
karyawan
4) Inovasi
produk
dan
pengembangan
teknologi
informasi
yang
berkesinambungan.
3.
60
4.
61
5. Struktur Organisasi
62
B. Deskriptif Data
Untuk dapat memberikan gambaran tentang data mengenai cadangan dana
tabarru, pendapatan premi dan hasil investasi Sinarmas Syariah yang menjadi sampel
penelitian dari periode Januari 2001 September 2013, berikut ini disajikan hasil
statistik deskriptifnya sebagai berikut :
Secara keseluruhan nilai pendapatan premi dari Sinarmas Syariah dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.
Pendapatan Premi
Tabel 4.1
Laporan Keuangan Pendapatan Premi Asuransi Sinarmas Syariah
Periode Januari 2011 s/d Desember 2013
No.
Periode
Pendapatan
Premi
1
Jan 11
Rp 4.989.502.535
2
Feb 11
Rp 4.397.207.992
3
Mar 11
Rp 5.666.913.896
4
Apr 11
Rp 2.913.676.865
5
May 11 Rp 3.892.832.879
6
Jun 11
Rp 4.768.967.827
7
Jul 11
Rp 4.555.878.717
8
Aug 11
Rp 3.962.931.590
9
Sep 11
Rp 2.554.572.685
10
Oct 11
Rp 4.129.841.558
11 Nov 11
Rp 4.540.589.244
12 Dec 11
Rp 3.611.098.999
13
Jan 12
Rp 2.948.608.373
14
Feb 12
Rp 5.982.365.642
15 Mar 12
Rp 7.634.556.529
16 Apr 12
Rp 3.449.245.501
17 May 12 Rp 3.783.690.063
18
Jun 12
Rp 3.557.657.527
Sumber : Data diolah
No.
Periode
Pendapatan Premi
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Rp 3.979.123.993
Rp 4.022.629.708
Rp 2.527.552.194
Rp 4.886.147.657
Rp 3.126.342.451
Rp 3.497.186.757
Rp 3.422.644.518
Rp 4.698.427.663
Rp 5.423.150.058
Rp 4.905.172.129
Rp 5.433.378.058
Rp 3.938.425.728
Rp 8.231.630.373
Rp 4.876.910.293
Rp 7.392.695.253
Rp 7.637.674.669
Rp 7.470.447.759
Rp 7.943.833.162
63
Gambar 4.1
Grafik Pendapatan Premi Sinarmas Syariah
64
2. Hasil Investasi
Tabel 4.2
Laporan Keuangan Hasil Investasi Sinarmas Syariah
Periode Januari 2011 s/d Desember 2013
No.
Periode
1
Jan 11
2
Feb 11
3
Mar 11
4
Apr 11
5
May 11
6
Jun 11
7
Jul 11
8
Aug 11
9
Sep 11
10
Oct 11
11 Nov 11
12 Dec 11
13
Jan 12
14
Feb 12
15 Mar 12
16
Apr 12
17 May 12
18
Jun 12
Sumber : Data diola
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 378.000.000
Rp 398.400.000
Rp 424.200.000
Rp 451.050.000
Rp 471.450.000
Rp 504.750.000
Rp 517.200.000
Rp 544.500.000
Rp 584.250.000
Rp 631.500.000
Rp 671.250.000
Rp 711.000.000
Rp 236.250.000
Rp 279.150.000
Rp 313.500.000
Rp 329.400.000
Rp 340.350.000
Rp 353.250.000
No.
Periode
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Gambar 4.2
Grafik Hasil Investasi Sinarmas syariah
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 371.070.000
Rp 384.810.000
Rp 390.180.000
Rp 408.000.000
Rp 426.900.000
Rp 502.500.000
Rp 249.150.000
Rp 270.600.000
Rp 291.000.000
Rp 312.450.000
Rp 332.850.000
Rp 332.850.000
Rp 360.750.000
Rp 368.700.000
Rp 408.000.000
Rp 441.300.000
Rp 483.000.000
Rp 519.750.000
65
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Hasil Investasi Sinarmas
Syariah periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 mengalami
fluktuasi. Hasil Investasi yang meningkat secara signifikan terjadi pada periode
Desember 2011, yaitu sebesar Rp. 711.000.000,-. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Sinarmas Syariah, mengalami peningkatan Hasil Investasi dari Rp.
378.000.000,- pada periode Januari 2011 hingga mencapai Rp. 711.000.000,pada periode Desember 2011.
3. Cadangan Dana Tabarru
Tabel 4.3
Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru Sinarmas Syariah Periode
Januari 20011 s/d September 2013
No.
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jan 11
Feb 11
Mar 11
Apr 11
May 11
Jun 11
Jul 11
Aug 11
Sep 11
Oct 11
Nov 11
Dec 11
Jan 12
Feb 12
Mar 12
Apr 12
May 12
Jun 12
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 4.369.602.028
Rp 3.916.166.394
Rp 4.957.731.117
Rp 2.781.991.492
Rp 3.585.716.304
Rp 4.319.924.262
Rp 4.161.902.974
Rp 3.714.845.272
Rp 2.627.908.148
Rp 3.935.373.246
Rp 4.303.721.395
Rp 3.599.879.199
Rp 2.595.136.699
Rp 5.065.042.513
Rp 6.421.145.007
Rp 3.088.796.401
Rp 3.367.302.050
Rp 3.199.376.022
No.
Periode
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 3.554.369.194
Rp 3.602.913.767
Rp 2.412.221.755
Rp 4.316.918.126
Rp 2.927.973.961
Rp 3.300.249.405
Rp 2.987.265.614
Rp 4.029.342.130
Rp 4.629.520.047
Rp 4.236.587.703
Rp 4.679.552.446
Rp 3.483.590.583
Rp 6.946.054.299
Rp 4.270.228.234
Rp 6.322.156.203
Rp 6.551.439.735
Rp 6.459.358.207
Rp 6.874.816.529
66
Gambar 4.3
Grafik Cadangan Dana Tabarru Sinarmas Syariah
67
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam hal ini yang di uji
normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi
nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Cara
yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara
lain dengan analisis grafik uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
1) Uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov
Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 4.5. berikut ini akan disajikan One Sample
Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
68
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas terhadap data penelitian digunakan dengan uji
korelasi. Suatu kelompok data dikatakan tidak ada multikolinearitas jika nilai VIF
kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1. Sedangkan jika nilai VIF lebih dari
10
maka
dapat
dikatakan
bahwa
kelompok
data
tersebut
terdapat
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Sig.
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error
(Constant)
Pendapatan
1
Premi
Hasil
Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
69
c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi terhadap data yang telah diuji dilakukan dengan
menggunakan Durbin-Watson Test. Sesuai dengan teori pengujian autokorelasi,
suatu kelompok data dikatakan tidak ada autokorelasi jika nilai Durbin-Watson
hasil pengujian berada diantara du dan 4 du.
Adapun hasil dari pengujian autokorelasi yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.6
Model Summaryb
Mode
R
R Square Adjusted R Std. Error of
l
Square
the Estimate
a
1
.988
.976
.975
.04561
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi
b. Dependent Variable: ln_y
DurbinWatson
2.133
Dari tabel di atas didapat DW yang dihasilkan dari model regresi adalah
2,133. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) =
36, seta k = 2 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar
1,321 dan du sebesar 1,577. Dengan ini maka didapat 4-du = 2,423 dan 4-dl =
2,679. Karena nilai DW (1,483) berada pada daerah antara dl dan du, maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan).
70
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan lain.
1) Uji korelasi spearman
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan
analisis korelasi. Spearman antara residual dengan masing-masing variabel
independen. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual
lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.7
Correlations
Correlations
Correlation
Unstandardized Coefficient
Residual
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed)
N
Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Hasil Investasi
1.000
.326
-.153
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
36
36
36
71
Dari tabel Correlations di atas, dapat diketahui korelasi antara pendapatan
premi dengan unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi 0,052 dan
korelasi antara hasil investasi dengan unstandardized residual menghasilkan nilai
signifikansi 0,373. Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah
heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil regresi linear berganda meliputi penyajian hasil pengujian untuk
melihat hubungan antara variabel dependen (Y) yang cadangan dana tabarru
dengan variabel independen (X) berupa pendapatan premi dan hasil investasi.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi model Loglinier. Adapun hasil
pengujian regresi berganda sebagai berikut :
Tabel 4.8
Coefficientsa
Model
(Constant)
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
21.167
.038
Pendapatan
1.788E-010
Premi
Hasil Investasi 2.511E-010
a. Dependent Variable: ln_y
1
Sig.
552.306
.000
.000
.991
36.702
.000
.000
.101
3.754
.001
72
Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:
lnY = lna + b1lnX1 + b2lnX2
lnY = 21,167 + (1,788)lnX1 + 2,511lnX2
lnY = 21,167 1,788lnX1 + 2,511lnX2
Dengan :
lnY = Variabel dependen
lnX1, lnX2
= Variabel independen
lna
= Nilai konstanta
b1, b2
= Koefisien regresi
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil estimasi diperoleh nilai t
hitung masing-masing variabel independen untuk dapat melakukan pengujian
satu sisi (disajikan dalam tabel 4.8 diatas). Hasil pengujiannya adalah sebagai
berikut :
1) Pengujian koefisien regresi variabel Pendapatan Premi (lnX1)
Untuk menguji konstanta dan koefisien dapat digunakan uji t, dimana
hasil nilai statistik t hitung untuk konstanta sebesar 552,306 dan nilai statistik
untuk koefisien regresi variabel pendapatan premi sebesar 36,702.
73
b. Uji F
Untuk mengetahui apakah pendapatan premi dan hasil investasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap cadangan dana tabarru digunakan uji F.
Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
ANOVAb
Model
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
2.804
.069
2.873
ANOVAa
Df
2
33
35
Mean
F
Square
1.402 673.890
.002
Sig.
.000b
74
dilakukan pengujian terhadap model regresi dengan menggunakan Uji F
dengan bentuk hipotesis sebagai berikut :
Ho : 1 = 2 = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi
dan hasil investasi secara bersamaan terhadap cadangan dana
tabarru.
Ha : 1 2 0, Ada pengaruh yang signifikan antara antara pendapatan
premi dan hasil investasi secara bersamaan terhadap cadangan dana
tabarru.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
a.
75
Tabel 4.10
2
Koefisien Determinasi (R )
Model Summaryb
Model
R
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
a
1
.988
.976
.975
.04561
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi
b. Dependent Variable: ln_y
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada tabel Moddel Summary dari
hasil analisis regresi linier berganda di atas. Berdasarkan output diperoleh angka
R2 (R Square) sebesar 0,988 atau (98,8%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi)
terhadap variabel dependen (rasio solvabilitas) sebesar 98,8%. Atau variasi
variabel independen yang digunakan dalam model (pendapatan premi dan hasil
investasi) mampu menjelaskan sebesar 98,8% variasi variabel dependen (rasio
solvabilitas). Sedangkan sisanya sebesar 0,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
5. Interpretasi Koefisien Regresi
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 21,167; artinya jika pendapatan premi (X1) dan hasil
investasi (X2) nilainya adalah 0, maka cadangan dana tabarru (Y) nilainya
adalah 21,167 (dalam satuan logaritma natural).
b. Koefisien regresi variabel pendapatan premi (X1) sebesar 17,88; artinya jika
pendapatan premi mengalami kenaikan 1%, maka cadangan dana tabarru
76
(Y) akan mengalami penurunan sebesar 17,88 satuan dengan asumsi variabel
independen lain nilainya tetap. Variabel pendapatan premi berpengaruh secara
signifikan negatif artinya terjadi hubungan negatif antara pendapatan premi
dengan cadangan dana tabarru, semakin naik pendapatan premi, maka
semakin turun cadangan dana tabarru.
c. Koefisien regresi variabel hasil investasi (X2) sebesar 2,511; artinya jika hasil
investasi mengalami kenaikan 1%, maka cadangan dana tabarru (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 2,511 satuan dengan asumsi variabel
independen lain nilainya tetap. Variabel hasil investasi berpengaruh secara
signifikan positif artinya terjadi hubungan positif antara hasil investasi dengan
cadangan dana tabarru, semakin naik hasil investasi, maka semakin
meningkat cadangan dana tabarru.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dilihat dari hasil pengujian terhadap variabel independen secara individual
menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan
positif terhadap variabel cadangan dana tabarru dengan nilai koefisien regresi
variabel pendapatan premi sebesar 36,702 dan hal ini sesuai dengan hipotesa
awal. Kenaikan variabel pendapatan premi akan mengakibatkan kenaikan
terhadap cadangan dana tabarru Sinarmas Syariah.
2. Dilihat dari hasil pengujian variabel hasil investasi secara individu berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap variabel cadangan dana tabarru dengan
nilai koefisien regresi variabel hasil investasi sebesar 3,754 dan hal ini sesuai
dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel hasil investasi akan mengakibatkan
peningkatan terhadap cadangan dana tabarru Sinarmas Syariah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel hasil investasi lebih kecil berpengaruh secara
signifikan terhadap cadangan dana tabarru dibandingkan variabel pendapatan
premi.
3.
Dari hasil pengujian secara bersama-sama (uji f), nilai Sig. Dari hasil perhitungan
regresi antar variabel pendapatan premi dan variabel hasil investasi sebagai
variabel bebas (independent variable) terhadap cadangan dana tabarru sebagai
77
78
variabel terikat (dependent variable) adalah 0,000 berada kurang dari 0,05. Hal
ini menunjukan bahwa variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara
bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap cadangan dana tabarru
Sinarmas Syariah. Kemudian dapat dilihat juga dari hasil pengujian regresi linear
berganda yang dilakukan antara variabel pendapatan premi dan hasil investasi
(variabel independen) dengan cadangan dana tanarru (variabel dependen)
menghasilkan nilai R-Square sebesar 0,988. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel-variabel independen tersebut dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap
cadangan dana tabarru sebesar 98,8% sedangkan sisanya sebesar 0,2%
dijelaskan oleh variabel lain selain variabel pendapatan premi dan hasil investasi.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diambil terkait dengan hasil
penelitian ini adalah :
1. Sinarmas Syariah untuk tahun yang akan datang agar dapat memperkecil tingkat
persentase cadangan dana tabarru(total debt to total asset ratio) yang telah
dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikan pendapatan premi baik jangka
panjang maupun jangka pendek agar total aktiva mengalami suatu peningkatan.
2. Menjaga pendapatan premi selalu lebih besar daripada hasil invetasi pada
Cadangan Dana Tabarru perusahaan asuransi anda sehingga mampu menjaga
tingkat solvensi. Caranya, menambah pemasaran dan meningkatkan jumlah
pemasaran agar dapat meningkatkan pendapatan premi.
79
3. Untuk penelitian yang berikutnya diharapkan dapat meneliti bagaimana cadangan
dana tabarru yang dimiliki oleh perusahaan asuransi syariah sesuai dengan PMK
Nomor 11/PMK.010/2011.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Ali, AM Hasan. Pemasaran dan Sistem Pengajian Asuransi Syariah, makalah diskusi
pada program pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana,2004, cet. 1
Ali, A. Hasyim. Agustinus Subekti, Wardana, Kamus Asuransi, Jakarta : Bumi
Aksara, 1996
Astuti, Desiana Puja. Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah
Tentang Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan
Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2010),
h.37-40
Bachtiar, Angga. Analisis Pengaruh Kekayaan Dan Kewajiban Terhadap Rasio
Solvabilitas Pada Dana Tabarru Asuransi Syariah Studi Pada AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah, 2011
Billah, Mohd Masum. Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A
Comporative Analysis. Makalah disampaikan dalam Internasional Conference
on Takaful Insurance, Tgl 2-3 juni 1999, Hilton, Kuala Lumpur.
Dahlan, Abdul Aziz. dkk (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 1996
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Edisi
Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum asuransi
syariah.
Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.142-143
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
Ghani Abdul dan Emy. Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah; Antara teori dan
praktik. Jakarta, INSCO Counsulting, 2007
Hasan, Husein Hamid. Hukmu al-syariah al-Islamiyah fi Uqud al-Tamin, Kairo:
Darul Itisham,t.th
79
80
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Investasi pada Pasar Modal Syariah,
Jakarta: Kencana, 2008
Humaidi. Mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi
kebakaran. Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera
Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani
Press, 2005
Janwari, Yadi. Asuransi Syariah, Bandung, Pustaka Bani Quraisy. Juli 2005
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII
Press, 2004
Muslehuddin, Muhammad, Insurance and Islamic Law, (Terj. oleh Burhan
Wirasubrata), Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternatif baru
dalam perspektif hukum islam, (Jakarta: Lentera,1999), cet. Ke-1, h. 3. Lihat
juga dalam Encyclopaedia Britanica (Eleven Edition), Cambridge, 1910
NH, Muhammad Firdaus. dkk, Konsep Dasar Obligasi Syariah, Jakarta: Renaisan,
2005, Cet.1
Perkembangan Asuransi Syariah artikel diakses pada 26 September 2013 dari
http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan
-asuransi-syariah2010.html/
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010
Pontjowinoto, Iwan P. Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi),
Jakarta: Modal Publications, 2003
Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Auransi di Indonesia, Jakarta: Intermasa, 1987
PSAK, edisi syariah no. 111.pmd
Rodoni,Ahmad. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008
Soemitra,Andry. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009
Suhendi, Hendi. Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, Bandung:
Mimbar Pustaka, 2005
81
Sula,M Syakir. Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional.
Jakarta : Gema Insani, 2004, cet ke-7
Sumanto, Agus Edi. dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah,
Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009
Susanti, Sri. Faktor-faktor yang mempengaruhi Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari
Aspek hokum islam. Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, 2003
Zarqa, Mustafa Ahmad. Al-Ightisodi Al-Islamiyah Nidzomuttamin, Bairut, Dar
al-Fikr,1968
Zuuhaili, Wahab. al-Fiqh al-IslaminwaAdillatuhu, juz IV, Damaskus: Dar-al-Fikr,
t.th
LAMPIRAN 1
Laporan Keuangan Pendapatan Premi Asuransi Sinarmas Syariah
Periode Januari 2011 s/d Desember 2013
No.
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jan 11
Feb 11
Mar 11
Apr 11
May 11
Jun 11
Jul 11
Aug 11
Sep 11
Oct 11
Nov 11
Dec 11
Jan 12
Feb 12
Mar 12
Apr 12
May 12
Jun 12
Pendapatan
Premi
Rp 4.989.502.535
Rp 4.397.207.992
Rp 5.666.913.896
Rp 2.913.676.865
Rp 3.892.832.879
Rp 4.768.967.827
Rp 4.555.878.717
Rp 3.962.931.590
Rp 2.554.572.685
Rp 4.129.841.558
Rp 4.540.589.244
Rp 3.611.098.999
Rp 2.948.608.373
Rp 5.982.365.642
Rp 7.634.556.529
Rp 3.449.245.501
Rp 3.783.690.063
Rp 3.557.657.527
No.
Periode
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Pendapatan
Premi
Rp 3.979.123.993
Rp 4.022.629.708
Rp 2.527.552.194
Rp 4.886.147.657
Rp 3.126.342.451
Rp 3.497.186.757
Rp 3.422.644.518
Rp 4.698.427.663
Rp 5.423.150.058
Rp 4.905.172.129
Rp 5.433.378.058
Rp 3.938.425.728
Rp 8.231.630.373
Rp 4.876.910.293
Rp 7.392.695.253
Rp 7.637.674.669
Rp 7.470.447.759
Rp 7.943.833.162
LAMPIRAN 2
Laporan Keuangan Hasil Investasi Sinarmas Syariah
Periode Januari 2011 s/d Desember 2013
No.
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jan 11
Feb 11
Mar 11
Apr 11
May 11
Jun 11
Jul 11
Aug 11
Sep 11
Oct 11
Nov 11
Dec 11
Jan 12
Feb 12
Mar 12
Apr 12
May 12
Jun 12
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 378.000.000
Rp 398.400.000
Rp 424.200.000
Rp 451.050.000
Rp 471.450.000
Rp 504.750.000
Rp 517.200.000
Rp 544.500.000
Rp 584.250.000
Rp 631.500.000
Rp 671.250.000
Rp 711.000.000
Rp 236.250.000
Rp 279.150.000
Rp 313.500.000
Rp 329.400.000
Rp 340.350.000
Rp 353.250.000
No.
Periode
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 371.070.000
Rp 384.810.000
Rp 390.180.000
Rp 408.000.000
Rp 426.900.000
Rp 502.500.000
Rp 249.150.000
Rp 270.600.000
Rp 291.000.000
Rp 312.450.000
Rp 332.850.000
Rp 332.850.000
Rp 360.750.000
Rp 368.700.000
Rp 408.000.000
Rp 441.300.000
Rp 483.000.000
Rp 519.750.000
LAMPIRAN 3
Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru Sinarmas Syariah Periode
Januari 20011 s/d September 2013
No.
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jan 11
Feb 11
Mar 11
Apr 11
May 11
Jun 11
Jul 11
Aug 11
Sep 11
Oct 11
Nov 11
Dec 11
Jan 12
Feb 12
Mar 12
Apr 12
May 12
Jun 12
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 4.369.602.028
Rp 3.916.166.394
Rp 4.957.731.117
Rp 2.781.991.492
Rp 3.585.716.304
Rp 4.319.924.262
Rp 4.161.902.974
Rp 3.714.845.272
Rp 2.627.908.148
Rp 3.935.373.246
Rp 4.303.721.395
Rp 3.599.879.199
Rp 2.595.136.699
Rp 5.065.042.513
Rp 6.421.145.007
Rp 3.088.796.401
Rp 3.367.302.050
Rp 3.199.376.022
No.
Periode
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Jul 12
Aug 12
Sep 12
Oct 12
Nov 12
Dec 12
Jan 13
Feb 13
Mar 13
Apr 13
May 13
Jun 13
Jul 13
Aug 13
Sep 13
Oct 13
Nov 13
Dec 13
Pendapatan Hasil
Investasi
Rp 3.554.369.194
Rp 3.602.913.767
Rp 2.412.221.755
Rp 4.316.918.126
Rp 2.927.973.961
Rp 3.300.249.405
Rp 2.987.265.614
Rp 4.029.342.130
Rp 4.629.520.047
Rp 4.236.587.703
Rp 4.679.552.446
Rp 3.483.590.583
Rp 6.946.054.299
Rp 4.270.228.234
Rp 6.322.156.203
Rp 6.551.439.735
Rp 6.459.358.207
Rp 6.874.816.529
LAMPIRAN 4
UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Sig.
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error
(Constant)
Pendapatan
1
Premi
Hasil
Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
R
R Square Adjusted R Std. Error of
l
Square
the Estimate
a
1
.988
.976
.975
.04561
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi
b. Dependent Variable: ln_y
DurbinWatson
2.133
4. Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Correlation
Unstandardized Coefficient
Residual
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed)
N
Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Hasil Investasi
1.000
.326
-.153
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
36
36
36
LAMPIRAN 5
REGRESI LINIER BERGANDA
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant)
21.167
Pendapatan
1
1.788E-010
Premi
Hasil Investasi 2.511E-010
a. Dependent Variable: ln_y
Model
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
2.804
.069
2.873
.038
Sig.
552.306
.000
.000
.991
36.702
.000
.000
.101
3.754
.001
ANOVAa
Df
2
33
35
Mean
F
Square
1.402 673.890
.002
Sig.
.000b
LAMPIRAN 6
KOEFISIENDETERMINASI
Model
1
Model Summaryb
R
R
Adjusted R
Square
Square
.988a
.976
.975
LAMPIRAN 1
Laporan Keuangan Sinarmas Syariah
Priode 2011
Laporan Dana Tabarru Sinarmas 2011
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
Pendapatan Premi
Beban Calim
Hasil Investasi
Dana Cadangan Tabarru
4,989,502,534.76
399,160,202.78
378,000,000.00
4,968,342,331.98
4,397,207,992.06
351,776,639.36
398,400,000.00
4,443,831,352.70
5,666,913,896.46
453,353,111.72
424,200,000.00
5,637,760,784.74
2,913,676,864.61
233,094,149.17
451,050,000.00
3,131,632,715.44
3,892,832,879.41
311,426,630.35
471,450,000.00
4,052,856,249.06
4,768,967,827.38
381,517,426.19
504,750,000.00
4,892,200,401.19
4,555,878,717.15
364,470,297.37
517,200,000.00
4,708,608,419.78
3,962,931,589.75
317,034,527.18
544,500,000.00
4,190,397,062.57
2,554,572,684.57
204,365,814.77
584,250,000.00
2,934,456,869.80
4,129,841,557.72
330,387,324.62
631,500,000.00
4,430,954,233.10
4,540,589,244.30
363,247,139.54
671,250,000.00
4,848,592,104.76
3,611,098,999.00
288,887,919.92
711,000,000.00
4,033,211,079.08
49,984,014,787.17
Pendapatan Premi
Beban Calim
Hasil Investasi
Dana Cadangan Tabarru
2,948,608,373.26
176,916,502.40
236,250,000.00
3,007,941,870.86
5,982,365,641.66
358,941,938.50
279,150,000.00
5,902,573,703.16
7,634,556,259.18
458,073,375.55
313,500,000.00
7,489,982,883.63
3,449,245,500.82
206,954,730.05
329,400,000.00
3,571,690,770.77
3,783,690,062.87
227,021,403.77
340,350,000.00
3,897,018,659.10
3,557,657,527.33
213,459,451.64
353,250,000.00
3,697,448,075.69
3,979,123,992.74
238,747,439.56
371,070,000.00
4,111,446,553.18
4,022,629,708.22
241,357,782.49
384,810,000.00
4,166,081,925.73
2,527,552,193.60
151,653,131.62
390,180,000.00
2,766,079,061.98
4,886,147,657.31
293,168,859.44
408,000,000.00
5,000,978,797.87
3,126,342,451.01
187,580,547.06
426,900,000.00
3,365,661,903.95
3,497,186,756.69
209,831,205.40
502,500,000.00
3,789,855,551.29
49,395,106,124.69
LAMPIRAN 2
Laporan Keuangan Sinarmas Syariah
Priode 2013
Pendapatan Premi
Beban Calim
Hasil Investasi
Dana Cadangan Tabarru
3,422,644,518.12
171,132,225.91
249,150,000.00
3,500,662,292.21
4,698,427,662.76
234,921,383.14
270,600,000.00
4,734,106,279.62
5,423,150,058.38
271,157,502.92
291,000,000.00
5,442,992,555.46
4,905,172,128.54
245,258,606.43
312,450,000.00
4,972,363,522.11
5,433,378,057.90
271,668,902.90
332,850,000.00
5,494,559,155.01
3,938,425,728.44
196,921,286.42
332,850,000.00
4,074,354,442.02
8,231,630,373.32
411,581,518.67
360,750,000.00
8,180,798,854.65
4,876,910,292.63
243,845,514.63
368,700,000.00
5,001,764,778.00
7,392,695,253.39
369,634,762.67
408,000,000.00
7,431,060,490.72
7,637,674,669.13
381,883,733.46
441,300,000.00
7,697,090,935.67
7,470,447,758.53
373,522,387.93
483,000,000.00
7,579,925,370.60
7,943,833,161.64
397,191,658.08
519,750,000.00
8,066,391,503.56
71,374,389,662.78
LAMPIRAN 3
UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Sig.
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error
(Constant)
Pendapatan
1
Premi
Hasil
Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
3. Uji Autokorelasi
Mode
l
.988a
Model Summaryb
R Square Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
.976
.975
.04561
DurbinWatson
2.133
LAMPIRAN 4
4. Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Correlation
Unstandardized Coefficient
Residual
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed)
N
Model
(Constant)
1
1.000
.326
-.153
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
36
36
36
Std. Error
21.167
.038
Pendapatan
Premi
1.788E-010
.000
Hasil Investasi
2.511E-010
.000
Hasil Investasi
Sig.
Beta
552.306
.000
.991
36.702
.000
.101
3.754
.001
LAMPIRAN 5
Model
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
2.804
.069
2.873
ANOVAa
Df
2
33
35
Mean
F
Square
1.402 673.890
.002
Model
1
R
.988a
KOEFISIENDETERMINASI
Model Summaryb
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
.976
.975
.04561
Sig.
.000b