Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
KELOMPOK 10
KARTIKA WIDYA TRIDEWANTI
(1306305141)
(1306305195)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
AUNTANSI KEPERILAKUAN.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
16 November 2015,
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
B. Memotivasi Pihak yang Diaudit
C. Hubungan Dengan Gaya Manajemen
D. Pengelolaan Konflik
E. Masalah-Masalah Hubungan
F. Karakteristik Umum Individu
G. Kesadaran Pada Diri Sendiri
H. Komunikasi Secara Efektif
I. Pelaksanaan Audit Partisipasi
DAFTAR PUSTAKA
4
4
5
8
10
10
11
11
13
15
A. PENDAHULUAN
Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi,
khususnya aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan
aktivitas-aktivitas auditor dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil
keputusan. Terdapat banyak hal yang dapat dipertimbangkan sebagai data
pendukung dalam pengambilan keputusan yang mengarah pada aspek keperilakuan
auditor.
Salah satu karakteristik yang membedakan akuntan publik dengan auditor
internal berkaitan dengan keterikatan secara pribadi. Akuntan publik terikat dengan
catatan-catatan suatu organisasi dan prinsip-prinsip akuntansi yang dibangun oleh
badan profesi akuntansi. Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktivitasaktivitas manajemen dan orang-orang yang menjalankan operasi organisasi. Selain
itu, auditor internal juga berkaitan dengan standar-standar yang biasanya
dikembangkan oleh bagian lain dengan memastikan kepatuhan terhadap prosedur,
undang-undang, serta praktik-praktik bisnis yang bersih. Praktik-praktik ini meliputi
pelaksanaan praktik-praktik yang ekonomis dan operasi yang efisien serta penetapan
standar-standar operasional untuk pencapaian efektivitas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa audit internal mengevaluasi
aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang sehingga terdapat hubungan pribadi
antara orang yang dievaluasi dengan orang yang mengevaluasi dengan para auditor.
Hubungan antara kedua kelompok yang menjadi subjek konflik atau subjek sinergi
saling berkaitan.
B. MEMOTIVASI PIHAK YANG DIAUDIT
Sebagaimana diketahui, motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar
bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk
menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga
dapat melayani auditor internal secara baik.
1. Kebutuhan menjadi bagian dari organisasi.
Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang
berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit
dapat dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan
untuk
dimasukan
dalam
pertimbangan
keseluruhan
manajemen
guna
pihak yang diaudit dengan bahasa yang memperkuat kebutuhan ini dan potensi
penyelesaian serta dengan mempercayai pihak yang diaudit untuk membantu
atau mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari pekerjaan audit sekarang.
Hal ini harus dicapai melalui jaminan dari pihak yang diaudit bahwa sikap
positif mereka akan dicermikan secara lansung ataupun tidak langsung dalam
laporan audit.
2. Menghormati Diri Sendiri dan Orang Lain.
Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan
pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit
untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam
mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif.
Aspek terpenting disini adalah auditor mengidentifikasikan tindakan-tindakan
pihak yang diaudit secara langsung sebagai bagian dari usaha audit. Pihak yang
diaudit biasanya akan menerima rsa hormat dan respons manajemen melalui
penerapan audit, yang merupakan bagian dari manajemen, yang berpengaruh
dalam melakukan perbaikan operasional manajemen.
C. HUBUNGAN DENGAN GAYA MANAJEMEN
Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum. Empat gaya
tersebut meliputi:
1. Gaya mengarahkan
Gaya mengarahkan berarti pemimpin memberikan instruksi spesifik dan
mengawasi penyelesaian pekerjaan.
2. Gaya melatih
Gaya melatih berarti pemimpin tidak hanya memberikan pengarahan dan
mengawasi penyelesaian tugas dari dekat, etapi juga menjelaskan keputusan,
menawarkan saran, dan mendukung kemajuan bawahannya.
3. Gaya mendukung
Gaya mendukung berarti pemimpin memudahkan dan mendukung upaya
bawahan untuk penyelesaian tugas serta berbagi tanggung jawab dalam
pembuatan keputusan dengan bawahan.
4. Gaya mendelegasikan
Gaya mendelegasikan berarti pemimpin menyerahkan tanggung jawab
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan secara relative
utuh.
5
dan bahkan cenderung untuk menghilangkan nilai-nilai tersebut. Oleh sebab itu
terdapat empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan
konflik, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Arbitrasi,
Mediasi,
Kompromi, dan
Langsung.
Keempat metode ini mencoba untuk mencapai suatu posisi yang dianggap
adalah yang terbaik bagi organisasi. Metode tersebut tidak selalu mencoba untuk
meredakan perasaan dari masing-masing kelompok yang mengalami konflik.
Metode yang terbaik dan paling sering digunakan dalam pendekatan
keprilakuan adalah metode kompromi, jika perbedaan masih dapat dikompromikan.
Metode terbaik berikutnya adalah mediasi. Mediasi merupakan jenis metode
kompromi dengan pengecualian bahwa mediasi yang menggunakan seorang juri
memegang teguh kepentingan-kepentingan organisasi. Pada metode arbritasi, ketika
terjadi suatu konflik munculah kelompok ketiga yang menjadi suatu harapan
penyelesaian konflik dalam organisasi tersebut.
E. MASALAH-MASALAH HUBUNGAN
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah:
1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh
sebab itu auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya dengan
karyawan pihak yang diaudit.
2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor seharusnya
mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal tersebut
secara efektif.
3. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan cara
yang sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan.
Auditor diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika
menghadapi kelompok yang lebih luas.
5. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap
perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor
seharusnya memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan
interpersonal.
9
10
tertulis.
Pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi saran.
Menjaga laporan dan memberikan keadilan.
Jangan berargunen mengenai moralitas.
Mengaitkan dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab dari temuanya.
Sepanjang proses penyusunan laporan mengizinkan pihak yang diaudit untuk
mengungkapkan pendapatnya.
9. Sopan dengan seluruh karyawan pihak yang diaudit dan menyambut manajemen pihak
10.
11.
1. Suatu indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit. Manajemen puncak dari
pihak yang diaudit menolak untuk berpartisipasi dalam pertemuan untuk
mempertimbangkan laporan.
11
2. Piak yang diaudit bertindak dalam suatu gaya konfrontasional, missal saja catatancatatan tidak tersedia
3. Pihak yang diaudit menolak untuk mengambil berbagai tindakan selama atau setelah
audit, dan operasi terus dijalankan seperti sebelumnya.
Auditor dihadapkan pada suatu masalah seperti pembatasan atas berbagai
tindakan. Pernyataan hanya akan meningkat pada tingkatan perlawnan. Bujukan dan
seruan kepada hal-hal yang menarik pihak yang diaudit cenderung akan
melemahkan mereka. Selain itu, percobaan untuk mencapai beberapa hal yang
terpisah, seperti perbaikan status pihak yang diaudit akan dapat membantu.
I. PELAKSANAAN AUDIT PARTISIPASI
Telah menjadi suatu hal yang umum dalam audit bahwa inti dari kinerja
audit yang baik berasal dari pendekatan keperilakuan. Pada dasarnya, audit
merupakan usaha kerja sama antara auditor dan pihak yang diaudit. Elemen-elemen
keperilakuan tersebut:
1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan
diaudit.
2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam
menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.
3. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
4. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit. Partisipasi di dalam audit
membantu
memecahkan
berbagai
permasalahan-permasalahan
dan
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan lubis Arfan.2009.Akuntansi Keperilakuan edisi 2,: Salemba Empat
14