Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dispersi Cahaya
Di Susun Oleh
Nama
NIM
: K2313031
Prodi
: Pend. Fisika
A. Pendahuluan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak.
Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi
tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga
disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.
Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang
penting pada fisika modern.
Dualisme cahaya ini merupakan cahaya sebagai partikel dan cahaya
sebagai gelombang. Sebagai gelombang, cahaya dapat dipantulkan, menembus
benda bening, dan dapat dibiaskan. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap
sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan
refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi,
polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris
dan optika fisis
Dispersi sendiri merupakan proses penguraian cahaya polikromatik (putih)
pada prisma dengan cara pembiasan cahaya. Peristiwa ini terjadi karena adanya
perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Bidang prisma adalah salah satu bidang
yang dilalui cahaya. Sebuah prisma jika dilalui cahaya akan menghasilkan
spektrum warna cahaya.
Bidang prisma adalah salah satu bidang yang dilalui cahaya. Sebuah
prisma jika dilalui cahaya akan menghasilkan spektrum warna cahaya.
Penggunaan prisma digunakan untuk melakukan pembiasan terhadap sinar yang
masuk sehingga sinar yang masuk dapat terurai menjadi beberapa spectrum yang
memiliki panjang gelombang yang berbeda.
B. Pembahasan
1. Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat
mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut
foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya
yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik
yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang
gelombang, polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya
terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti
refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi,
difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut
dengan optika geometris dan optika fisis. Pada puncak optika klasik, cahaya
didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian
penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan
penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh
Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status
energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari
teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa
bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan
diskrit yang disebut elemen energi.
Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek
fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit
keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie
menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga
Kecepatan
cahaya
akan
berbeda
untuk
medium
yang
Disfraksi Cahaya
Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika
gelombang merambat pada suatu medium. Medium nyata yang gelombangnya
merambat dapat disebut sebagai medium non dispersi. Dalam medium non
dispersi, gelombang mempertahankan bentuknya.
Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya putih atas komponen komponen warna pelangi. Dalam percobaan di laboratorium, penguraian
cahaya tersebut menggunakan sebuah kotak sinar dan sebuah prisma kaca. Jika
sebuah sinar yang keluar dari kotak diarahkan ke salah satu bidang pembias
prisma, maka sinar yang keluar dari bidang prisma lainnya akan terpisah
menjadi 7 warna pelangi. Dalam kehidupan sehari hari , contoh penerapan
dispersi adalah pembentukan pelangi.selain itu, dispersi juga mempunyai
pengertian sebagai berikut:
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan. Hal itu membuktikan bahwa cahaya putih
terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan panjang gelombang
yang berbeda.
Pelangi adalah spektrum cahaya matahari yang diuraikan oleh butir butir air. Pelangi hanya dapat terlihat jika kita membelakangi matahari dan
hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas sinar matahari mengenai butir - butir
air yang besar, maka sinar itu akan dibiaskan oleh bagian depan permukaan air.
Sinar akan memasuki butir air. Sebagian kecil sinar akan dipantulkan oleh
bagian belakang butir air. Selamjutnya sinar pantul ini mengenai permukaan
depan dan dibiaskan oleh permukaan depan. Karena sinar pantul ini dibiaskan,
maka sinar ini pun diuraikan atas spektrum spektrum matahari.
Ketika cahaya merambat dalam suatu medium, maka kecepatan
rambat gelombang umumnya bergantung pada frekuensinya. Dalam kaca
misalnya, kecepatan rambat makin kecil bila panjang gelombang nya makin
kecil. Cahaya warna ungu merambat lebih lambat daripada cahaya warna
merah. Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas 2 medium dengan sudut
tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami
pembiasan. Besarnya sudut bias bergantung pada kecepatan rambat cahaya
dalam medium tersebut.
Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai
yang diberi notasi . Penggunaan prisma dilakukan pertama kali oleh Sir Issac
Newton untuk menganalisa pancaran cahaya berdasarkan warna-warna
pembentuknya dan besar panjang gelombangnya. Newton menggunakan
prisma untuk menguraikan cahaya sinar matahari. Cahaya putih dari cahaya
matahari merupakan cahaya polikromatis yang diuraikan menjadi warna-warna
monokromatis, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu.
Apabila spectrum warna yang telah disebutkan diatas diurutkan dari
merah hingga ungu, maka beberapa sifat yang diperoleh adalah sudut deviasi
semakin besar, indeks bias semakin besar, frekuensi semakin besar dan panjang
gelombang semakin kecil. Hubungan indeks bias medium n, dan panjang
gelombang dalam medium n yang dinyatakan oleh persamaan :
n
udara
n
Keterangan:
= sudut dispersi
nu = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
u = deviasi sinar ungu
m=deviasi sinar merah
Jika dua prisma segitiga digabungkan dengan menepatkan sudut
puncaknya berseberangan, cahaya akan keluar dari prisma tanpa mengalami
dispersi. Susunan dua prisma yang tidak mengalami dispersi disebut prisma
akromatik. Susunan prisma akromatik diperoleh jiak dispersi oleh prisma (1)
sama dengan dispersi prisma (2) sehingga kedua dispersi tersebut saling
meniadakan. Secara matematis persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
=
(n u1 - n m1 ) 1 = (n u2 - n m2 ) 2
2 =
(n u2 - n m2 )
1
(n u1 - n m1 )
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita
gunakan susunan Prisma Akhromatik.
Ftot = F
kerona
- F flinta = 0
kerona
- D flinta = 0
= r1 i 2
dengan:
= sudut pembias prisma
r1 = 1/2
Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n1.sin i1 = n2.sin r1
(sin i1/sin i1) = (n2/n1)
Masukkan i1 dari persamaan (3) dan r1 dari persamaan (4) sehingga :
Sudut Dispersi
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar
satu dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini
merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan. Jika sinarsinar
polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian warna
(sinar monokromatik) yang masing masing sinar mempunyai deviasi tertentu.
3. Dispersi Spatial
Bias negatif terjadi pada interferensi sebagai akibat alami dari
kecepatan kelompok negatif dari gelombang. Asal mula pemahaman ini adalah
fenomena yang dibahas secara singkat, beberapa yang mungkin menunjukkan
gelombang elektromagnetik normal (polaritons) dengan kecepatan grup
negatif. Sistem ini dianalisis dengan cara terpadu yang disediakan oleh
kerangka dispersi spasial. Kerangka kerja ini memanfaatkan gagasan yang
umum dielectric tensor e ij ... x; k mewakili respon elektromagnetik dari
media untuk gangguan frekuensi x dan vektor gelombang k. Polarisasi dengan
kecepatan kelompok negatif di media (baik dalam alam atau dalam meta-bahan
buatan) dengan dispersi spasial cukup kuat.
Fenomena
pembiasan
negatif
adalah
polarisasi
gelombang
B
D
i , j ( , k ) ( , k ) i , j 2 ( , k ) 2
k
k
permitivitas
dielektrik
dekat
resonansi
excitonic
dapat
4. Penutup
Dualisme cahaya ini merupakan cahaya sebagai partikel dan cahaya
sebagai gelombang. Sebagai gelombang, cahaya dapat dipantulkan, menembus
benda bening, dan dapat dibiaskan. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap
sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan
refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi,
polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris
dan optika fisis
Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya putih atas komponen komponen warna pelangi. Dalam percobaan di laboratorium, penguraian cahaya
tersebut menggunakan sebuah kotak sinar dan sebuah prisma kaca. Jika sebuah
sinar yang keluar dari kotak diarahkan ke salah satu bidang pembias prisma, maka
sinar yang keluar dari bidang prisma lainnya akan terpisah menjadi 7 warna
pelangi. Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan
cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks cahaya suatu bahan menentukan
panjang gelombang cahaya