Você está na página 1de 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

A DENGAN

MASALAH REUMATOID ATRITIS DI DESA


DAMSARI KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO
KUALA

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


PROFESI NERS STAGE KOMUNITAS dan KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :
Muhammad Rafie
NPM: 09225 A-S1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


BANJARMASIN 2014

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan

Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. A Dengan Masalah


Reumatoid arthritis Di Desa Damsari kec amatan tamban
kabupaten Barito Kuala.

Nama Mahasiswa

Muhammad Rafie

NPM

09225 A-S1.

Institusi

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Kesehatan

Muhammadiyah

Banjarmasin.
Banjarmasin, Agustus 2014
Mahasiswa
Muhammad Rafie
Menyetujui
CT

CT

Uni Afriyanti, S.Kep. Ns

Muhsinin,. M.kep,. Sp. An

Artritis Reumatoid
Definisi
Arthritis rheumatoid adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang
menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan mengakibatkan kelumpuhan
(Lueckenotte, 2000).
Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system
organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung
difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya
sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)
Tanda dan gejala rematik
Penderita penyakit rematik kebanyakan datang ke dokter sudah dalam kondisi
parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat, atau depresi berat.
Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya kecacatan itu dapat dihindari
lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi fisik. dengan penanganan yang tepat,
penderita rematik dapat menjalani hidup seperti orang sehat pada umumnya.
Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid
Faktor (RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit
autoimun lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik untuk penyakit ini
dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated antibody. Tes ini relatif batu
dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi munculnya rematik secara lebih dini.
Karena hasil tes ini bisa memprediksi munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi

dini sangat penting bagi diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan dini pula maka
berbagai kerusakan sendi dapat dicegah.
Adapun Gejala Rematik antara lain :
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi
hari.
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan. (Corwin, 2001)
Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1.1
Gambar Sendi lutut normal dan reumatoid arthritis

Gambar 1.2
Gambar sendi lutut Normal Gambar sendi lutut Rheumatoid arthritis
Sistem muskuloskeletal bekerja membuat gerakan dan tindakan yang harmoni
sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem muskuloskeletal
terdiri dari kerangka, sendi, otot, ligamentum dan bursa. Kerangka membentuk dan
menopang tubuh, melindungi organ penting dan berperan sebagai penyimpanan mineral
tertentu seperti kalsium, magnesium, dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat
utama yang memproduksi sel darah. Otot memberikan kekuatan untuk menggerakkan
tubuh, menutup lobang luar dari sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta
meningkaykan produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur (Charlene J, 2001)
Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti.
Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor
sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
a. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
b. Endokrin
c. Autoimmun

d. Metabolik
e. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh factor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan
antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau
sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit rheumatik. Fungsi
persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak
tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada
sendi-sendi yang dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler
membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta
ulet untu gerakan.
Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan
cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut
(shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas
dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi
dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rheumatik.
Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada
satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik
meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus.
Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis.
Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus
(proliferasi jaringan sinovial).
Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit
reumatik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya
lebih

ringan

serta

menggambarkan

suatu

proses

reaktif,

dan

lebih

besar

kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan
dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang
mengalami

degenerasi

kendati

faktor-faktor

imunologi

dapat

pula

terlibat

(Brunner&Suddarth, 2002).
Manifestasi klinik
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering
menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis gejala yang sering lainnya
mencakup pembengkakan sendi. Gerakan yang terbatas, kekakuan, kelemahan, dan
perasaan mudah lelah. (Brunner&Suddarth, 2002).
Penatalaksanaan
Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-periode
istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian, aspirin, obat anti-inflamasi
nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik, pembedahan untuk mengeluarkan membrane
sinovium atau untuk memperbaiki deformitas (Corwin, 2001).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. A DENGAN

MASALAH REUMATOID ATRITIS DI DESA DAMSARI


KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA
A. Pengkajian
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama KK

: Tn. A.Y

Umur

: 41 Tahun

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: desa damsari Rt. 3 Kec. Tamban kab.barito kuala

Agama

: Islam

Suku

: Banjar

Nama Klien

: Ny. A

Umur

: 38 Tahun

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: desa damsari Rt. 3 Kec. Tamban kab.barito kuala

Agama

: Islam

Suku

: Banjar

2. Daftar anggota Keluarga


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Tn. A. Y
Ny. A
An. R
An. A
An. M
An. I

3. Genogram

L/P

Umu

Hub.Kel

Pend

Pekerjaa

Status Kes

L
P
P
P
L
L

r
41 Th
38 Th
17 Th
12 Th
7 Th
7 Th

KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Anak

.
SD
SD
MA
SD
SD
SD

n
Buruh
Buruh
Pelajar
Pelajar
Pelajar
Pelajar

Sehat
Sakit Rematik
Sehat
Sehat
Sehart
Sehat

Keterangan :

: Laki-laki

: Meninggal Perempuan

: Perempuan

: Tinggal Serumah

: Anggota Keluarga yang sakit


: Meninggal Laki-laki

4. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga
Nuclear Family yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak yang tinggal
serumah . dan keluarga berada pada tahap perkembangan anak remaja.
memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkatkan otonominya,
mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga, mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan, perubahan system peran dan peraturan untuk
tumbuh kembang keluarga

a. Pengambil keputusan

Pola pengambilan keputusan di dalam keluarga Ny. R biasanya dilakukan


berdasarkan keputusan kepala keluarga, dan untuk masalah tertentu,
pengambilan keputusan dengan musyawarah.
b. Hubungan dalam keluarga
Hubungan dalam keluarga terlihat harmonis, komunikasi berjalan dengan
baik dan tidak ada mengalami masalah keluarga.
c. Status social ekonomi keluarga
Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami dan istri . Penghasilan : Rp.
1.000.000 perbulan , itupun tak tentuPenghasilan didapatkan dari pekerjaan
sebagai petani

dan itupun hamper sama dengan pengeluaran yang

dibutuhkan untuk mencukupi kehidupannya sehari hari dan itu pun belum di
tambah dengan pengeluaran lain seperti biaya anak sekolah.
d. Sosial
Hubungan keluarga dengan masyarakat baik, bahkan di lingkungan rumah
mayoritas kerabat dekat. Ny. A tidak begitu aktif dalam kegiatan masyarakat
dalam kepengurusan masyarakat. Ny. Hanya sebagai ibu rumah tangga
5. Pola Kebiasaan Keluarga
1. Nutrisi
Keluarga Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 x sehari dengan waktu yang
tidak teratur, dengan makanan pokok nasi ditambah tahu atau tempe, makan
sayur kadang-kadang saja, dan Ny. R makan makan tidak ada pantangan
baik itu manis, asam dan asin. Klien mkan buah buahan jarangv sekali
karena keterbatasan biaya.
2. Personal Hygiene keluarga cukup bersih.
Keluarga ini mandi 2 x sehari yaitu pagi dan sore hari dengan memakai
sabun dan air sungai, gosok gigi 2 x sehari dengan menggunakan pasta gigi,
kebersihan anggota keluarga cukup.
3. Pola Rekreasi dan Hiburan
Hanya menonton tv dan kadang kerumah anak2nya.

4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur Keluarga


Lama tidur malam dalam sehari 6-7 jam, sedangkan pada siang hari kadangkadang saja. Ny. R sering terbangun di malam hari karena ingin BAK Dan
BAB
5. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga ini adalah saling terbuka dan
berinteraksi dengan masyarakat disekitar rumahnya dengan menggunakan
bahasa banjar.
A. Data Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran lebar 6 x
8 m yang terdiri dari satu ruang tamu langsung menjadi tempat kumpul
keluarga , satu kamar tidur, satu dapur, tanpa wc di dalam rumah , Lantai
rumah cukup bersih, Hal ini terlihat dari tidak adanya kotoran pada lantai,
perabotan rumah tertata dengan rapi. Lantai rumah terbuat dari papan kayu .
Dinding rumah terbuat dari kayu, jendela hanya ada pada bagian ruang tamu.
Plafon tidak ada sehingga saat siang hari terasa sangat panas. Kamar tidur
tidak ada jendela. Pencahayaan hanya dari ventilasi dekat ruang
tamu.penerangan malam hari menggunakan listrik Atap rumah dari seng.
Halaman rumah bersih jika tidak ada hujan. Bila musim hujan, halaman
rumah tampak becek. Kondisi air minum bening, tidak berbau, tidak berasa,
dan tidak bewarna. Keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan
menyapu setiap hari dan kadang-kadang dipel pada pagi hari. Alat
trnasfortasi keluarga adalah kelotok atau sepeda.

Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah dihalaman ini.

DAPUR 1
KETERANGAN
1 : DAPUR
2 : KAMAR

KAMAR 2

3 : RUANG TAMU
DAN KUMPUL
KELUARGA

L
O
R
O
N
G

4 : PINTU
5 : TERAS
6 : KAMAR MANDI

RUANG TAMU 3 DAN KUMPUL


KELUARGA
TERAS 5

Pintu
4

2. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber Air Minum.
Air minum berasal dari air tadah hujan dan sungai yang ada di depan
rumah, air bisa di beri obat/tawas bisa juga tidak. Air yang digunakan
untuk minum dimasak sampai mendidih.
b. Sumber Air Untuk Mencuci.
Air yang digunakan untuk mencuci adalah air sungai.
c. Pembuangan Air Limbah.
Pembuangan air limbah biasanya dilakukan keluarga di belakang rumah
seperti tanah serapan.

d. Kebiasaan mengelola air minum.


Air minum selalu dimasak sampai mendidih.

e. Pembuangan kotoran BAB / BAK.


Keluarga ini memiliki kakus / WC yang berada dalam kamar.
f. Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air minum.
Keluarga dan masyarakat disekitar rumah Ny. A jarak pembuangan
dengan sumber air sudah lebih dari 10 meter.
g. Kebiasaan membuang sampah.
Keluarga ini membuang sampah dipekarangan rumah dan langsung di
bakar.
h. Letak kandang ternak keluarga.
Keluarga Ny. A tidak memilki hewan ternak.
i. Pemanfaatan pekarangan rumah.
Pekarangan rumah tidak di manfaatkan oleh keluarga Ny. A. halaman
rumah hanya di tumbuhi rumput rumput kecil dan tidak terurus.
3. Sarana Kesehatan
Tempat meminta pertolongan kesehatan yaitu di Pustu yang ada di RT 02
berjarak > km, dan Puskesmas yang ada di desa tamban sari Baru, yang
berjarak > 1 km. namun koien jarang memanfaatkan sarana kesehatan yang
ada disana.
4. Aktifitas rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat hiburan. Rekreasi
hanya berkumpul dengan keluarga. Menurut Ibu R, keluarganya bila selesai
mengurus rumah biasanya mengobrol-ngobrol dan bercerita dengan tetangga
karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa senang dan dapat
menghilangkan kebosanan. Aktifitas keluarga lebih banyak di habiskan di
sawah, pagi berangkat untuk mengatam padi sampai sore baru pulang ke

rumah.pada sore hari keluarga baru terkumpul untuk untuk bercanda bersama
anak anak.
5. Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
-

Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan


mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah
dipenuhi oleh keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar
bersama teman-temannya.

Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada


masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga lain.

Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga


berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang
sakit, biasanya mereka membeli obat di warung. Dan jika sakit rematik
kambuh Ny. A tahani saja karena tidak ada biaya untuk berobat dan jarak
puskesmas yang jauh dari tempat tinggal klien.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi
kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya.
c. Riwayat keluarga inti
Bapak A dan Ibu A adalah orang banjar. Mereka berpacaran selama satu tahun
sebelum akhirnya menikah. Keempata anak merupakan anggota keluarga
yang direncanakan dan mereka menyayanginya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Hubungan antara keluarga pihak Bapak A dan Ibu A saat ini baik,Tidak ada
konflik dalam berhubungan, sedangkan kedua orang tua Ibu R tinggal di
sungai miai, mereka jarang berkunjung ketempat klien waaupun saat Ny.A
libur kadang 3 bulan sekaili atau 6 bulan sekali dan kadang kadang
dan keluarga yang berkunjung kesana
e. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Ny. A

Lingkungan tetangga umumnya berasal dari banjarmasin juga. Ada beberapa


warga berasal dari hulu sungai sudah cukup lama menetap di damsari karena
bertani disini. Keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu sore
hari. Tempat berbelanja kebutuhan dapur sekitar 20 m dari rumah. Sekolah ,
Tempat ibadah, dan Posyandu tidak jauh dari rumah. Untuk pergi ke
Posyandu biasanya mereka mendapat pengumuman lewat masjid.
f. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny. A sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah
tangga

sampai sekarang, tempat tinggalnya berdampingan tetangga di

sebelahnya.
g. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Bapak A termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
kegiatan masyarakat, dengan keluarga dilingkungan nya seperti pengajian
dan yang lainnya tampak saling berinteraksi dengan baik. Ny. A yang
menderita Rematik juga seorang yang aktif.
h. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga tidak mempunyai tabungan asuransi, namun sudah terdaftar menjadi
anggota Jamkesmas

akan tetapi keluarga jarang menggunakannya untuk

berobat kepuskesmas
6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi
masalah, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka.

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami istri dan 3 orang
anak dan saling perhatian
c. Struktur peran keluarga
-

Bapak A sebgai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur


rumah tangganya dan sebagai pengambil keputusan

Ibu A sebagai istri bekerja sebagai Petani seakligus sebagai IRT

Kelima anak klien masih sekolah di SMP dan SD.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Fungsi nilai budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati antara
anggota keluarga satu dengan lainnya dan menghormati yang lebih tua. Hal
ini terlihat pada anak yang setiap perawat berkunjung ke rumahnya selalu
sopan dan ramah . Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai
agama yang dianutnya (Islam), tidak terlihat adanya konflik dalam nilai, dan
tidak ada yang memengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan
nilai yang di yakini oleh keluarga.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku social yang baik.
Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang
ada di masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
rematik dan vertigo hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari
dampak masalah kesehatan akibat penyakit vertigo dan rematik. Keluarga
juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh lagi dan harus mendapat

pengobatan jangka panjang lagi. Kemampuan keluarga dalam mengambil


keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang
masalah yang terjadi pada penyakit rematik. Keluarga tidak mengetahui
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencegah penularan dan
menangani penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan barang-barang yang
bisa menimbulkan penyakit tersebut
d. Fungsi Reproduksi
Bapak A berusia 41 Tahun dan Ibu 38 Tahun merupakan usia yang masih
produktif.
e. Fungsi ekonomi
Bapak A bekerja petani dan Ibu R sendiri bekerja sebagai petani juga
sekaligus Ibu Rumah Tangga
8. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor yang dimiliki
Stressor yang dimiliki oelh keluarga Bpak A adalah Penyakit Rematik yang
diderita oleh Istrinya
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh
istrinya karena sudah berobat dari obat yang di beli di warung dan pasrah
kepada Tuhan terhadap situasi sakitnya
c. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalahnya biasanya keluarga berdiskusi
d. Strategi adaptasi disfungsional
Ibu A sejak timbul penyakit rematik dan didiagnosis Puskesmas tamban sari
baru merasakan penyakitnya tidak sembuh-sembuh

9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum Ibu R Nampak masih kuat, tetapi daya keseimbangannya
kurang, makan dan minum masih dalam batas normal
Tanda-tanda vital :
TD

: 120/80 mmHg

Respirasi : 20 x/mnt
Suhu

: 36,5 C

TB

: 155 cm dan BB : 60 Kg

b. Pemeriksaan Fisik Khusus


-

Kepala dan Leher


Pada pemeriksaan kepala, tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala
normal

Leher
Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena Jugularis dan
Arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (Struma)

Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih
baik

Telinga
Pendengaran bagus tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
kebersihan telinga bersih, tidak ada serumen dalam lubang telinga atau
pun cairan yang keluar dari telinga.

Hidung
Bentuk simtris dan Tidak ada kelainan yang ditemukan

Mulut
Tidak ada kelainan, sumbing(-),stomatitis(-), perdarahan gusi(-)

Dada
Pergerakan dada terlihat simetris antara kiri dan kanan, tidak ada jejas
pada dada, bunyi jantung s1 dan s2 tunggal, frekuensi R = 20x/menit

Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya pembesaran hepar,
tidak kembung, pergerakan peristaltic usus baik, tidak ada bekas luka
operasi

Ekstremitas
Pada Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema, ekstremitas pada
kaki sedkit terganggu akibat penyakitnya dan sedkit sulit digerakkan dan
terasa nyeri jika ditekan di area kaki bawah dan lutut.

10. Harapan Keluarga


Keluarga Bapak A berharap istrinya sembuh dari penyakitnya sehingga dapat
melakukan aktifitas sehari-hari dengan nyaman.

B. Analisa Data
No
1.

DATA
Data Subyektif
1. Ibu A sudah lama mengalami asam urat dan
dikatakan menderita Rematik setelah berobat ke
Puskesmas tamban sari baru
2. Ibu A tidak mengetahui penyebab penyebab rematik
ini dan bagaimana pencegahannya supaya tidak
kambuh lagi.
Data Objektif
1. Usia 38 Tahun
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan
TD

: 120/80 mmHg

Respirasi

: 20 x/mnt

Suhu

: 36,5 C

TB

: 155 cm dan BB : 60 Kg

Ektremitas bawah : terbatas pergerakannya


3. Ruangan rumah dan kamar tidur gelap dan hanya

ETIOLOGI
Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang pencegahan
penyakit rematik

MASALAH
Resiko terjadinya trauma

sedkit ventilasi(jendela ) saja yang di ruang tamu.


2.

Data Subyektif
1. Ibu A sudah lama mengalami asam urat dan berobat

Kurang pengetahuan tentang

Ketidakmampuan keluarga

perawatan rematik

mengambil keputusan dalam

ke Puskesmas Merdeka dinyatakan menderita

merawat anggota keluarga yang

Rematik sejak 2 bulan yang lalu

sakit

2. Keluarga memilih menukar obat di warung karena


alasan biaya dan jarak yang begitu jauh ke
puskesmas harus pake ojek.
3. Ibu A mengatakan kalo sakit dan tidak ada obat
hanya di tahani saja untuk berobat kepuskesmas
terlalu jauh.
Data Obyektif
1. Usia 38 Tahun
2. Pendidikan Bapak dan Ibu SD
3. Saat ini keluarga megobati penyakit dengan
menggunakan obat yang di beli di warung
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya traumaberhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik

Skoring Prioritas Masalah


1. Resiko terjadinya traumaberhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik

No
1.

Kriteria
a. Sifat Masalah :

Skala
2

Bobot
1

Skoring
2/3x1 = 2/3

Ancaman Kesehatan

Pembenaran
Keluarga tidak tahu penyakitnya
mudah mengakibatkan resiko
trauma

b. Kemungkinan

1/2x2 = 1

Kondisi klien pada usia tersebut

masalah dapat

mempengaruhi penyerapan

diubah : Hanya

informasi

sebagian
3

3/3x1 = 1

c. Potensial masalah

Keluarga mau diajak kerjasama


(Kooperatif)

untuk dicegah : Cukup


2

2/2x1 = 1

d. Menonjolnya

Bila tidak segera ditangani


memungkinkan penyembuhan lama

masalah : Masalah

dan terjadi resiko trauma kepada

berat, harus segera

anggota keluarga tersebut

ditangani

Total

3 2/3

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik

No
1.

Kriteria
a. Sifat Masalah :

Skala
2

Bobot
1

Skoring
2/3x1 = 2/3

Ancaman Kesehatan

Pembenaran
Rematik adalah penyakit yang
terjadi akibat penurunan kondisi
tubuh dan dipengaruhi oleh factor
umur

b. Kemungkinan

1/2x2 = 1

masalah dapat

Klien tidak tahu kalau penyakitnya


dapat menyebabkan resiko trauma

diubah : Hanya
sebagian
3

3/3x1 = 1

c. Potensial masalah

Penderita kooperatif dalam


penyuluhan dan penatalaksanaan

untuk dicegah : Cukup


0

0/2x1 = 1

d. Menonjolnya

Keluarga tidak tahu penyakit


rematik nya perlu pengobatan rutin

masalah : Masalah

dan lama. Keluarga merasa perlu

berat, harus segera

berobat ke dokter yang lebih manjur

ditangani

Total

2 2/3

Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga Bapak Ahmad adalah sebagai
berikut :
1. Resiko terjadinya trauma berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik

RENCANA DAN INTERVNESI


No

Tujuan
Umum

Khusus

Kriteria Evaluasi
Kriteria
Standar

Intervensi

Dx
1.

Setelah
dilakukan

Klien mampu :

Verbal

1. Dapat menjelaskan akibat

1. Klien dan keluarga

1. Kaji pengetahuan keluarga

dapat menjelaskan

2. Kaji kemampuan keluarga

penyuluhan

penyakit rematik

keluarga

terhadap kondisi pasien

2. Klien dan keluarga

mengenal dan

sendiri dan keluarganya

dapat menyebutka

mampu

2. Dapat menyebutkan

mencegah

sumber yang dapat

terjadinya resiko

menyebabkan penyakit

trauma pada

rematik

penyakit rematik

akibat penyakit rematik

sumber penyebab
penyakit rematik
3. Klien dan keluarga
dapat menyebutkan

3. Dapat menyebutkan

pada anggota

upaya untuk mencegah

keluarganya

terjadinya trauma

yang telah dilakukan pada Ibu


Ros utnuk menghindari resiko
trauma
3. Diskusikan dengan keluarga
tentang akibat penyakit rematik
terhadap diri sendiri
4. Diskusikan alterrnatif yang

upaya untuk mencegah

dapat dilakukan untuk

terjadinya trauma

mencegah terjadinya trauma


5. Evaluasi secara singkat
terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga
6. Berika pujian terhadap
ungkapan keluarga yang
mendukung upaya pencegahan.

2.

Setelah
dilakukan

Keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian

Verbal
pengetahua

1. Keluarga dapat
menyebutkan tanda-

1. Kaji pengetahuan keluarga


tentang penyakit rematik,

penyuluhan
keluarga mampu

rematik
2. Menybutkan tanda dan

mengambil
keputusan untuk

gejala rematik

tanda dan gejala

penyebab, gejala dan cara

penyakit Rematik

penanganannya

2. Keluarga dapat

3. Menyebutkan factor

mengidentifikasi cara

cara mengidentifikasi serangan


ulang

berobat secara

resiko yang menybabkan

pengobatan dan

teratur dan benar

rematik

perawatan

4. Menyebutkan

2. Berikan penyuluhan keluarga

3. Anjurkan berobat kembali ke

3. Keluarga dapat

Puskesmas/RS setelah

pengobatan dan

memutuskan tindakan

perawatan rematik

yang harus dilakukan

5. Mampu mengambil

bila obat habis

mendapatkan serangan berulang


4. Berikan kesempatan keluarga
menentukan sikap dan rencana

keputusan dalam

selanjutnya dalam pengobatan

pengobatan

5. Berikan pujian terhadap


kemampuan ide/sikap yang
positif yang diungkapkan
keluarga dalam menyikapi
kekambuhan penyakitnya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Dx
1.

Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya trauma
berhubungan dengan

Tanggal
1 September 2014

Implementasi
Memberi penyuluhan

Evaluasi
S=

pencegahan terjadinya trauma Ny. A dapat menyebutkan pengertian,

kurangnya pengetahuan

tanda dan gejala, penyebab akibat dan

keluarga tentang

cara pencegahannya dan keluarga dapat

pencegahan penyakit

menjelaskan dan mengetahui cara

rematik

penanganan terjadinya rematik


O=
-

Keluarga Ny. A dapat bekerjasama


dengan mahasiswa

Keluarga khususnya klien Ibu A mengerti


maksud dan tujuan kunjungan hari ini

Keluarga dapat terlihat aktif dalam


diskusi

Keluarga menunjukkan minat terhadap


kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan

Keluarga memberikan respon verbal dan


non verbal yang baik

Keluarga kooperatif selama kegiatan


berlangsung

A=
-

Keluarga dapat menjelaskan akibat

rematik bagi diri sendiri dan keluarga


lainnya
-

Menyebutkan bagian tubuh yang rawan


terjadi rematik

Menyebutkan upaya untuk mencegah


terjadinya trauma

P=
2.

Ketidakmampuan keluarga

5 September 2014

Penyuluhan tentang :

Lanjutkan Intervensi
S=

mengambil keputusan

1. Pengertian rematik

dalam merawat anggota

2. Penyebab Rematik

tanda dan gejala serta penyebab dan

keluarga yang sakit

3. Tanda dan gejala rematik

akibat dari hipertensi

berhubungan dengan

4. Penatalaksanaan rematik

Keluarga Tn. M dapat mengerti tentang

Keluarga mengerti tentang pengobatan

kurang pengetahuan tentang

sederhana dan perawatan pada penderita

perawatan rematik

hipertensi
O=
-

Keluarga Bapak Ahmad dapat


bekerjasama dengan mahasiswa

Keluarga khususnya klien Ibu


Rosmenegrti maksud dan tujuan

kunjungan hari ini


-

Proses

Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi

Keluarga menunjukkan minat terhadap


kegiatan atau tindakan yang dpat
dilakukan

Keluarga dapat memberikan respon verbal


dan non verbal yang baik

Keluarga kooperatif selam kegiatan


berlangsung

Keluarga bersedia konsul ke Puskesmas


ataupun RS

A=
-

Keluarga dapat menyebutkan pengertian


rematik

Menyebutkan tanda dan gejala rematik

Menyebutkan factor resiko yang


menyebabkan rematik

Menyebutkan akibat rematik bila tidak


dirawat

Klien mau menggunakan fasilitas


kesehatan atau ke puskesmas untuk
berobat

P=
Intervensi di hentikan

Daftar Pustaka
Mubarok, I, dkk, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto

Você também pode gostar