Você está na página 1de 11

Anatomi burung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anatomi luar burung (topografi) :


1. Paruh
2. Kepala
3. Iris
4. Pupil
5. Mantel
6. Lesser Bulu
7. Scapular
8. Bulu Atas
9. Tertials
10. Pantat
11. Primari

12. Anus
13. Paha
14. Artikulasi Tibio-Tarsal
15. Tarsus
16. Kaki
17. Tulang kering
18. Perut
19. Panggul
20. Dada
21. Tenggorokan
22. Pial

Anatomi burung atau struktur fisik tubuh burung memperlihatkan banyak adaptasi, yang
kebanyakan bertujuan untuk menunjang kemampuan terbang. Burung memiliki sistem kerangka
yang ringan dan otot yang ringan tapi kuat, dengansistem kardiovaskular dan sistem
pernapasan yang mampu dalam tingkat metabolisme yang tinggi serta asupan oksigenyang
memungkinkan burung untuk terbang. Perkembangan paruh telah
membawa evolusi pada sistem pencernaan. Kekhususan anatomi tersebut telah menempatkan
burung dalam klasifikasi ilmiah mereka dalam filum vertebrata.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Sistem kerangka
o

1.1Kaki burung

2Sistem otot

3Sistem integumen
o

3.1Sisik

3.2Rampoteka dan Podoteka

4Sistem pernafasan

5Sistem peredaran darah

6Sistem pencernaan

7Perilaku minum

8Sistem urogenital dan endokrin

9Sistem saraf

10Lihat juga

11Catatan

12Referensi

13Pranala luar

Sistem kerangka[sunting | sunting sumber]

Sistem tulang pada kerangkamerpati:


1. Tengkorak
2. Tulang leher
3. Furcula
4. Korakoid
5. Bengkokan tulang rusuk
6. Keel
7. Patela
8. Tarsometatarsus
9. Jari
10. Tulang kering

11. Fibia
12. Tulang paha
13. Iskium
14. Pubis
15. Illium
16. Tulang ekor
17. Pygostyle
18. Synsacrum
19. Scapula
20. Lumbar vertebrae
21. Humerus
22. Tulang hasta
23. Tulang pengumpil
24. Karpus
25. Metakarpus
26. Jari
27. Alula

Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat ringan, namun
cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang dan mendarat. Salah satu
kunci adaptasi yakni tergabungnya tulang dalam osifikasi tunggal. Hal ini membuat burung
memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga
tidak memiliki gigi bahkan rahang, namun memiliki paruh yang lebih ringan. Paruh pada anak
burung memiliki "gigi telur" yang digunakan untuk membantu keluar dari cangkang telur.
Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah kekuatan
struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antar spesies, meskipun burung yang terbang
dengan melayang atau melambung cenderung memiliki tulang berongga yang lebih banyak.
Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk kantung-kantung udara dalam
tulang semi berongga pada kerangka burung.[1] Beberapa burung yang tidak mampu terbang
seperti penguin atau burung unta hanya memiliki tulang yang padat, hal ini membuktikan
hubungan antara kemampuan terbang burung dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang.

Kantung udara dan pendistribusiannya.

Burung juga memiliki tulang leher yang lebih banyak dibanding binatang lainnya. Kebanyakan
memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13 - 25 tulang. Burung merupakan
satu-satunya binatang vertebrata yang memiliki tulang selangka yang menyatu (furcula atau

tulang dada). Hal ini berfungsi sebagai penopang otot pada saat terbang, atau serupa
padapenguin untuk menopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh burung
yang tidak bisa terbang seperti burung unta. Menurut catatan, burung perenang memiliki tulang
dada yang lebar, burung yang berjalan memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi, sementara
burung yang terbang memiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati sama. [2]
Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang yang
membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling bertumpang tindih.
Fitur ini juga ditemukan pada Sphenodon. Mereka juga memiliki tulang panggultetradiate yang
memanjang seperti pada beberapa reptil. Kaki belakang memiliki sambungan intra-tarsal yang
juga ditemukan pada beberapa reptil. Ada perpaduan yang lebar pada tulang tubuh sama seperti
perpaduan tulang dada. Mereka memiliki tengkorak diapsid seperti pada reptil dengan lekukan
air mata. Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal. [3]
Tengkorak burung terdiri dari lima tulang utama: frontal (atas kepala), parietal (belakang
kepala), premaksilari dan hidung (paruh atas), dan mandibula (paruh bawah). Tengkorak burung
normal biasanya beratnya sekitar 1% dari berat badan keseluruhan burung. Mata burung
menempati sebagian besar tengkorak dan dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil
yang mengelilingi mata.
Sistem tulang belakang dapat dibagi menjadi tiga bagian: cervical (11-25)
(leher), Synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul),
dan pygostyle (ekor).
Dada terdiri dari furcula (tulang garpu) dan coracoid (tulang leher), dimana dua tulang, bersamasama dengan tulang belikat membentukpectoral korset. Sisi dada dibentuk oleh tulang rusuk,
yang bertemu di tulang dada.
Bahu terdiri dari skapula (tulang belikat), coracoid (tulang leher), dan humerus (tulang lengan
atas). Lengan atas bergabung dengantulang pengumpil dan ulna (lengan) untuk membentuk
siku. Tulang-tulang karpus dan metakarpus membentuk "pergelangan tangan" dan "tangan" dari
burung, dan jari-jari yang digabungkan bersama. Tulang-tulang di sayap sangat ringan sehingga
burung bisa terbang lebih mudah.
Pinggul terdiri dari panggul yang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul), iskium (sisi
pinggul), dan pubis (depan pinggul). Ketiga tulang ini menyatu menjadi satu (tulanginnominate).
Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang memungkinkan burung untuk
bertelur. Mereka bertemu di acetabulum (soket pinggul) dan mengartikulasikan dengan tulang
paha, yang merupakan tulang pertama dari kaki belakang.
Kaki bagian atas terdiri dari tulang paha. Pada sendi lutut, tulang paha menghubungkan
ke tibiotarsus (tulang kering) dan fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus membentuk
bagian atas kaki, serta jari yang membentuk kaki. Tulang kaki burung merupakan tulang yang
paling berat, berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini membantu dalam
penerbangan. Sebuah kerangka burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total berat badan
burung.

Kaki burung[sunting | sunting sumber]

Jenis kaki burung

Kaki burung diklasifikasikan


menjadi anisodactyl, zygodactyl, heterodactyl, syndactyl atau pamprodactyl.[4] Anisodactyl
merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga jari di depan dan satu di
belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi,burung pengicau, elang, rajawali,
dan falkon.
Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang
menyerupai anisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan menyatu seperti
yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan karakteristik burung
dari ordo Coraciiformes.
Zygodactyl (dari bahasa Yunani , kuk) adalah bentuk kaki burung, dengan dua jari kaki
menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari 1 dan 4).
Pengaturan ini paling sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies yang naik batang
pohon atau memanjat melalui dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl dapat dijumpai pada burung
bayan, burung pelatuk dan beberapa burung hantu. Dari hasil penelusuran, zygodactyl telah
ditemukan dari peride 120 - 110 juta tahun yang lalu (awal jaman kapur), 50 juta tahun
sebelum fosilzygodactyl pertama kali diidentifikasikan.[5]
Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada heterodactyl jari 3 dan 4
menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti ini
hanya ditemukan pada trogon, sedangkan pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana
keempat jari dapat menghadap ke depan, atau burung dapat memutar kedua jari belakang.
Bentuk kaki seperti ini merupakan karakteristik dari burung walet.

Sistem otot[sunting | sunting sumber]

Supracoracoideus bekerja menggunakan sistem seperti katrol untuk mengangkat sayap


sementarapectorals menyediakan daya dorong kebawah yang kuat

Kebanyakan burung memiliki sekitar 175 otot yang berbeda, yang sebagian besar
mengontrol sayap, kulit dan kaki. Otot terbesar dari seekor burung adalah otot pektoralis atau
otot dada yang mengatur gerakan sayap dan burung penerbang, berat otot ini sekitar 15 - 25%
dari berat tubuhnya. Otot ini memberikan kepakan sayap yang kuat untuk terbang.
Otot medialis (bawah) sampai pectorals adalah supracoracoideus. Otot ini mengangkat sayap
pada saat burung mengepakkan sayap. Kedua otot supracoracoideus dan pectorals ini memiliki
berat sekitar 25 - 35% dari keseluruhan berat badan burung.
Otot-otot kulit membantu burung pada saat terbang dengan menyesuaikan arah bulu yang
melekat pada otot kulit dan membantu burung saat melakukan manuver penerbangan.
Bagian tubuh dan ekor hanya memiliki beberapa otot, tetapi otot-otot tersebut sangat kuat dan
sangat penting bagi burung. Pygostylemengontrol semua gerakan di bagian ekor dan
mengontrol bulu di bagian ekor. Hal ini menjadikan ekor memiliki permukaan yang lebih besar
yang membantu menjaga burung di udara.

Sistem integumen[sunting | sunting sumber]

Kaki burung unta

Sisik[sunting | sunting sumber]


Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan taji.
Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa burung
dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak terlalu tumpang tindih,
kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung dianggap homolog dengan
sisik pada reptil dan mamalia.[6]
Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum, atau
lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk. Sisik-sisik ini dapat
digolongkan dalam;
1. Cancella sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit,
saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada
permukaan lateral dan medial metatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.[7]
3. Scutella Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang,
dari metatarsus ayam.
4. Scute sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian
depan metatarsus dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti
pada sisikreptilia.[7]
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat terletak di
antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih dalam.
Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan sepenuhnya
akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.[6]

Rampoteka dan Podoteka[sunting | sunting sumber]


Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu mereka
mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan merasakan
perbedaan tekanan yang mendadak di dalam air.[8]
Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan
tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat dengan mudah
dideteksi pada burung bayan.[9]
Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini kadang-kadang
berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari keluargapecuk.
Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.

Sistem pernafasan[sunting | sunting sumber]

Udara selalu mengalir dari kanan (posterior) ke kiri (anterior) melalui paru-paru burung baik pada saat
menghirup atau menghembuskankan nafas.
Keterangan gambar: 1 cervical, 2 clavicular, 3 cranial thoracic, 4 caudal thoracic, 5 abdominal (5'
diverticulus), 6 paru-paru, 7 trakea

Karena laju metabolisme basal yang tinggi diperlukan untuk terbang, burung memiliki
kebutuhan oksigen yang tinggi. Perkembangan sistem pernapasan yang efisien
memungkinkan evolusi burung untuk terbang. Burung melakukan pertukaran udara di paruparu dengan menggunakan kantung udara.
Kantung udara ini tidak langsung melakukan pertukaran udara, tapi berlaku seperti ubub yang
memindahkan udara ke sistem pernapasan, memungkinkan paru-paru menjaga volume udara
dalam jumlah yang tetap dengan udara segar selalu mengalir melewatinya. [1]
Tiga pasangan organ yang menjalankan tugas pernapasan; Kantung udara anterior
(interclavicular, cervicals, dan anterior thoracics), paru-paru, dan kantung udara posterior
(posterior thoracics dan abdominals). Kantung udara posterior dan anterior, biasanya sembilan,
mengembang pada saat menghirup nafas. Udara masuk melalui trakea. Separuh dari udara
masuk ke kantung udara posterior, separuh udara yang lain melewati paru-paru dan masuk ke
kantung udara anterior. Udara dari kantung udara anterior langsung terbuang melalui trakea dan
keluar melalui hidung. Kantung udara posterior mengeluarkan udara melalui paru-paru. Udara
yang melewati paru-paru saat burung menghembuskan nafas dibuang melalui trakea. Beberapa
grup taksonomi (burung pengicau) memiliki 7 kantung udara, karena kantung
udara klavikularis dapat saling behubungan atau menyatu dengan kantung udaracranial thoracic

Paru-paru burung mendapat udara bersih baik pada saat menghirup atau menghembuskan nafas.

Karena udara mengalir melalui sistem kantung udara dan paru-paru, maka tidak pernah terjadi
percampuran antara udara yang kayaoksigen dengan udara yang miskin oksigen, kaya karbon
dioksida, seperti pada paru-paru mamalia. Dengan demikian tekanan oksigen dalam paru-paru
burung sama dengan tekanan di udara terbuka, sehingga burung memiliki pertukaran oksigen
dan karbon dioksida yang lebih efisien dibandingkan dengan mamalia.
Paru-paru burung tidak memiliki alveolus, sebagai yang dimiliki paru-paru mamalia, tetapi berisi
jutaan bagian kecil yang dikenal sebagaiparabronkhus, terhubung di kedua ujunnya
oleh dorsobronchi dan ventrobronchi. Udara mengalir melalui dinding sarang lebah dari
parabronkhus ke vesikula udara, yang disebut serambi, yang menjorok dari parabronkhus.
Serambi ini meningkatkan kapilaritas udara, di mana oksigen dan karbon dioksida yang bertukar
dengan kapilaritas darah yang mengalir bersilangan melalui proses difusi.[10]
Burung juga tidak memiliki diafragma. Rongga seluruh tubuh bertindak sebagai penghembus
untuk memindahkan udara melalui paru-paru. Fase aktif respirasi pada burung adalah
menghembuskan nafas, yang membutuhkan kontraksi otot.
Siring adalah organ yang menghasilkan suara pada burung, terletak di dasar trakea burung.
Seperti pada laring mamalia, suara yang dihasilkan oleh getaran udara mengalir melalui organ
ini. Siring memungkinkan beberapa spesies burung untuk menghasilkan vokalisasi yang sangat
kompleks, bahkan meniru ucapan manusia. Pada beberapa burung penyanyi, siring dapat
menghasilkan lebih dari satu suara pada suatu waktu.

Sistem peredaran darah[sunting | sunting sumber]


Burung memiliki jantung dengan empat bilik, yang sama dengan manusia, kebanyakan mamalia,
dan beberapa reptil (yakni Crocodylia). Adaptasi ini memungkinkan transportasi nutrisi dan
oksigen yang efisien ke seluruh tubuh, memberikan burung dengan energi untuk terbang dan
mempertahankan aktivitas yang tinggi. Hati Archilochus colubrisberdetak hingga 1200 kali per
menit (sekitar 20 denyut per detik).[11]

Sistem pencernaan[sunting | sunting sumber]

Sistem pencernaan pada burung.

Banyak burung memiliki kantong otot di sepanjang kerongkongan disebut tembolok. Fungsi
tembolok adalah sebagai tempat menghaluskan makanan serta mengatur aliran makanan

kedalam sistem pencernaan dengan menyimpannya sementara. Ukuran dan bentuk tembolok
dari beberapa variasi burung cukup berbeda. Burung
dari ordo columbidae seperti merpati menghasilkan susu tembolok bergizi yang diumpankan ke
anak mereka dengan regurgitasi. Burung memiliki ventriculus, atau ampela, terdiri dari empat
larik otot yang memutar dan menghancurkan makanan dengan menggeser makanan dari satu
tempat ke tempat lain di dalam ampela. The ampela dari beberapa spesies mengandung
potongan kecil pasir atau batu yang sengaja ditelan oleh burung untuk membantu proses
penggilingan pencernaan, yang berfungsi seperti gigi pada mamalia atau reptil. Penggunaan
batu ampela pada burung memiliki kesamaan dengandinosaurus.

Perilaku minum[sunting | sunting sumber]


Ada empat cara yang umum dilakukan burung untuk minum: menggunakan gravitasi,
menghisap, menggunakan lidah, mendapatkan air hanya dari makanan.
Sebagian besar burung tidak dapat menelan dengan gerakan peristaltik "mengisap" atau
"memompa" di kerongkongan mereka (seperti yang dilakukan manusia), dan minum dengan
berulang kali mengangkat kepala mereka setelah mengisi mulut mereka untuk memungkinkan
cairan mengalir oleh gaya gravitasi, metode yang digambarkan sebagai "menyeruput".
[12]
Pengecualian yang tercatat adalah Columbidae, menurut Konrad Lorenz pada tahun 1939,
"Ordo ini dapat dikenali dengan sebuah karakteristik tingkah laku, yaitu bahwa pada saat
minum, air dipompa oleh gerakan peristaltik dari esophagus yang terjadi tanpa
pengecualian. Satu-satunya kelompok lain yang menunjukkan tingkah laku yang sama
adalahPteroclidae, diletakkan dekat dengan merpati hanya karna karakteristik lama yang
tidak diragukan lagi."[13]
Meskipun aturan umum ini masih berlaku, sejak saat itu, beberapa observasi telah membuat
beberapa pengecualian dari kedua arah.[12][14]
Sebagai tambahan, burung penghisap nektar seperti Nectariniidae dan Trochilidae minum
dengan menggunakan lidah yang menyerupai palung, dan Psittacidae minum dengan
menjilat air.[12]
Banyak burung laut yang memiliki kelenjar di dekat matanya yang memungkinkan mereka
minum air laut. Garam yang terkandung dalam air laut akan dikeluarkan melalui lubang
hidung.
Banyak burung gurun pasir mendapat air hanya dari makanan yang mereka
makan. Pembuangan limbah nitrogen sebagai asam urat mengurangi kebutuhan tubuh akan
air.[15]

Sistem urogenital dan endokrin[sunting | sunting sumber]

Anak burung

Meskipun kebanyakan burung jantan tidak mempunyai alat kelamin di luar, namun burung
jantan memiliki dua testis yang dapat membesar ratusan kali pada saat musim kawin untuk
memproduksi sperma.[16] Testis burung pada umumnya tidak simetri, dimana kebanyakan
burung memiliki testis sebelah kiri yang lebih besar dari sebelah kanan. [17] Burung betina
pada sebagian besar famili hanya memiliki sebuah ovarium yang dapat berfungsi (Ovarium

sebelah kiri), terhubung pada saluran telur - walaupun pada embrio burung betina dapat
ditemukan dua ovarium. Beberapa spesies burung memiliki dua ovarium yang dapat
berfungsi, dan ordo Apterygiformesselalu memiliki dua oravium.[18][19]
Pada burung jantan dari spesies yang tidak memiliki falus, sperma disimpan di
dalam semen glomera di dalam tonjolan kloaka sebelum persetubuhan. Pada saat
persetubuhan, burung betina menggerakkan ekornya ke arah samping, dan burung jantan
menunggan burng betina bisa dari samping atau dari atasnya. Kloaka kemudian
bersentuhan, sehingga sperma dapat masuk ke dalam sistem reproduksi burung betina. Hal
ini bisa terjadi dengan sangat cepat, bahkan kadang kurang dari setengah detik. [20]
Sperma disimpan dalam penyimpanan sperda di tubuh burung betina dalam waktu satu
minggu sampai lebih dari 100 hari,[21] tergantung dari jenis spesiesnya. Kemudian telur-telur
akan di buahi satu per satu saat telur tersebut keluar dari ovarium, sebelum cangkang telur
mengeras. Setelah telur dikeluarkan oleh burung betina, embrio terus berkembang di dalam
telur di luar tubuh burung betina.

Seekor Leucophaeus atricillaremaja

Banyak unggas air dan beberapa jenis burung lain seperti burung unta dan kalkun,
memiliki falus. Panjang falus ini diduga berhubungan dengan kompetisi sperma. [22] Bila tidak
melakukan persetubuhan, falus tersebut tersembunyi dalam
ruang proktodeum dalam kloaka, di dalam lubang anus.
Setelah telur menetas, induk burung memiliki kepedulian yang beragam dalam hal
penyediaan makanan serta perlindungan. BurungPrecocial sudah dapat mengurus diri
sendiri hanya dalam waktu beberapa saat setelah menetas, burung altricial pada saat baru
menetas tidak bisa melakukan apapun, buta, tidak berbulu dan membutuhkan perhatian
penuh dari induknya. Anak ayam dan beberapa burung yang bersarang di tanah
seperti partridge dan wader sering dapat berlari begitu menetas, burung yang seperti ini
dikelompokkan dalamnidifugous. Sebaliknya, burung yang bersarang di dalam lubang,
sering kali tidak bisa melakukan apapun begitu menetas.
Beberapa burung seperti merpati, angsa dan bangau mahkota merah memiliki pasangan
yang tetap sepanjang hidupnya dan dapat menghasilkan keturunan secara teratur.

Sistem saraf[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Penglihatan burung
Burung memiliki penglihatan yang tajam. Burung pemangsa memiliki penglihatan delapan
kali lebih tajam dari manusia. Hal ini dikarenakan tingginya densitas reseptor warnayang ada
di dalam retina (sampai 1.000.000 per mm persegi pada elang buteo, sementara manusia
hanya memiliki 200.000 per mm persegi), sejumlah besar saraf optik, otot mata kedua yang
tidak dimiliki binatang lain, dan, pada beberapa jenis, fovea yang menjorok yang dapat
memperbesar bagian tengah bidang pandang. Banyak spesies,
termasuk kolibri dan albatros memiliki dua fovea pada masing-masing mata. Banyak burung
yang mampu mendeteksi cahaya yang terpolarisasi.

Burung memiliki otak yang relatif besar jika dibandingkan dengan rasio tubuh. Hal ini
tercermin dalam kecerdasan burung yang tinggi dan kompleks.

Você também pode gostar