Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Menurut Soemoharjo
dilakukan untuk meminimalisir faktor resiko terjadinya sirosis dan komplikasi yang
akan dialami. Tindakan pecegahan tersebut diantaranya:
A. Pencegahan Primer
Pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi sirosis hati pada individu yang
memiliki faktor resiko menderita penyakit tersebut.
1. Melakukan vaksinasi untuk melindungi hati
Vaksin yang tersedia untuk mencegah terjadinya sirosis didalam tubuh
yaitu vaksin hepatitis A dan hepatitis B. Jika tubuh mendapatkan vaksin
tersebut, maka tubuh dapat memproteksi terjadinya hepatitis yang dapat
menyebabkan hepatomegali dan menimbulkan komplikasi sirosis hati.
2. Menghindari konsumsi alkohol berlebih dan dalam waktu yang lama
Efek kandungan racun pada alkohol jika berada di dalam tubuh dapat
merusak fungsi hati yaitu membuat kerja hati lebih keras. Sehingga, akan
mengalami kerusakan yang parah seperti sirosis
3. Menghindari obat yang dapat merusak fungsi hati
Golongan obat yang berbahaya bagi tubuh seperti obat nonsteroid
antiinflamasi (ibuprofen, naproxen) dan beberapa obat yang mengandung
acetaminophen tidak boleh dikonsomsi >2000 mg per hari. Hal ini
berhubungan dengan tingginya dosis obat tersebut di dalam tubuh mampu
merusak fungsi hati yang akan memperparah terjadinya sirosis.
B. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini bersifat untuk mengatasi penyakit yang dapat menimbulkan
sirosis, terdapat beberapa tindakan yaitu:
1. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan yaitu mengobati penyakit yang dapat
menimbulkan
sirosis
yaitu
pengobatan
hepatitis
dan
pemberian
Jika terdapat Aites dan edema, maka pemberian cairan NaCl dibatasi
C. Pencegahan Tersier
Pencegahan yang dilakukan lebih lanjut jika individu terdiagnosa menderita
sirosis hati secara klinis, diantaranya:
1. Pemberian Terapi
Menentukan terapi yang tepat untuk mengatasi klien dengan sirosis hati,
maka perlu ditinjau kembali berat ringanya kegagalan fungsi hati tersebut.
Tujuan dilakukannya terapi yaitu;
2. Pemeriksaan Skrining
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari kerusakan
hati atau mengikuti resiko pendarahan. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
dengan endoskopi atas atau melalui USG yang berfungsi melihat deteksi dini
adanya kanker di hati.
Sumber:
Soemoharjo, S. dan Stephanus gunawan. 2008. Hepatitis Virus B. Edisi 2. 67 77
hal. Jakarta: EGC.