Você está na página 1de 2

PENCEGAHAN SIROSIS

Menurut Soemoharjo

(2008) terdapat beberapa pencegahan yang dapat

dilakukan untuk meminimalisir faktor resiko terjadinya sirosis dan komplikasi yang
akan dialami. Tindakan pecegahan tersebut diantaranya:
A. Pencegahan Primer
Pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi sirosis hati pada individu yang
memiliki faktor resiko menderita penyakit tersebut.
1. Melakukan vaksinasi untuk melindungi hati
Vaksin yang tersedia untuk mencegah terjadinya sirosis didalam tubuh
yaitu vaksin hepatitis A dan hepatitis B. Jika tubuh mendapatkan vaksin
tersebut, maka tubuh dapat memproteksi terjadinya hepatitis yang dapat
menyebabkan hepatomegali dan menimbulkan komplikasi sirosis hati.
2. Menghindari konsumsi alkohol berlebih dan dalam waktu yang lama
Efek kandungan racun pada alkohol jika berada di dalam tubuh dapat
merusak fungsi hati yaitu membuat kerja hati lebih keras. Sehingga, akan
mengalami kerusakan yang parah seperti sirosis
3. Menghindari obat yang dapat merusak fungsi hati
Golongan obat yang berbahaya bagi tubuh seperti obat nonsteroid
antiinflamasi (ibuprofen, naproxen) dan beberapa obat yang mengandung
acetaminophen tidak boleh dikonsomsi >2000 mg per hari. Hal ini
berhubungan dengan tingginya dosis obat tersebut di dalam tubuh mampu
merusak fungsi hati yang akan memperparah terjadinya sirosis.
B. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini bersifat untuk mengatasi penyakit yang dapat menimbulkan
sirosis, terdapat beberapa tindakan yaitu:
1. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan yaitu mengobati penyakit yang dapat
menimbulkan

sirosis

yaitu

pengobatan

hepatitis

dan

pemberian

imunosupresif pada autoimun. Klien yang menderita sirosis hati memerlukan


istirahat yang cukup dan makanan yang adekuat, serta seimbang.

Protein diberikan dengan jumlah 1- 1,5 g/kgBB.

Lemak antara 30% - 40%

Jika terdapat Aites dan edema, maka pemberian cairan NaCl dibatasi

Jika terdapat infeksi pada tubuh, maka untuk mencegah keparahanya


dapat diberikan antibiotik sesuai dosis dokter.

2. Diet makanan dengan gizi seimbang


Makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi yaitu mengandung
jumlah kaori dan protein yang seimbang. Dari gizi yang seimbang maka hati
dengan mudah melakukan metabolisme zat nutrisi ke seluruh tubuh.
Jika pada klien ditemukan adanya edema dan asites, maka klien perlu

untuk mengkonsumsi makanan (diet) rendah garam


Jika pada klien menderita ensefalopati maka kebutuhan protein
diturunkan sementara.

C. Pencegahan Tersier
Pencegahan yang dilakukan lebih lanjut jika individu terdiagnosa menderita
sirosis hati secara klinis, diantaranya:
1. Pemberian Terapi
Menentukan terapi yang tepat untuk mengatasi klien dengan sirosis hati,
maka perlu ditinjau kembali berat ringanya kegagalan fungsi hati tersebut.
Tujuan dilakukannya terapi yaitu;

Mengurangi keparahan penyakit

Menghindari bahan-bahan yang dapat memperparah kondisi hati (alkohol,


obat antiinflamasi, dll)

Untuk meminimalisir adanya komplikasi kematian.

2. Pemeriksaan Skrining
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari kerusakan
hati atau mengikuti resiko pendarahan. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
dengan endoskopi atas atau melalui USG yang berfungsi melihat deteksi dini
adanya kanker di hati.
Sumber:
Soemoharjo, S. dan Stephanus gunawan. 2008. Hepatitis Virus B. Edisi 2. 67 77
hal. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar