Você está na página 1de 8

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DALAM

MENJALANKAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAROMPONG
KABUPATEN LUWU
Elmiani1, Nurfadillah Sewang2, Sri Darmawan3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar


STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2

ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas normal yaitu
120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolic.Diet adalah pengaturan jenis makanan dengan
maksud mempertahankan kesehatan, serta status nutrisi dan membantu kesembuhan penyakit dan
mempercepat lama perawatan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui faktorapayang berhubungan
dengan kepatuhan dalam menjalankan diet hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 orang diambil dari jumlah pasien pada bulan
Oktober dan aktif memeriksakan dirinya di Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu. Pengambilan
sampel menggunakan teknik Total Sampling dengan mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel
penelitian sebanyak 36 responden.Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang telah
terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Komputer. Analisis data
mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekwensi, analisis brivariat dengan ujiChiSquare dengan tingkat kemaknaan (p < 0,05) untuk mengetahui hubungan antara variable. Hasil
analisis brivariat di dapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga, gaya hidup dan jenis hipertensi
dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi dengan nilai dukungan keluarag (p = 0,002), gaya hidup
dengan nilai (p = 0,005) dan jenis hipertensi dengan nilai (p = 0,009). Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan antara faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Gaya Hidup, Jenis Hipertensi, Kepatuhan Diet Hipertensi
PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang berada diatas normal atau optimal
yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg
untuk diastolic.Penyakit ini dikategorikan
sebagai the silent disease karena penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu
lama dan terus menerus bisa memicu stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik
(Purnomo, 2009).
Hipertensi belum diketahui factor
penyebabnya, namun ditemukan beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi yaitu usia lanjut
dan adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam
keluarga. Selain itu juga terdapat factor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi yaitu kelebihan berat badan yang
diikuti dengan kurangnya berolahraga, serta
mengkomsumsi makanan yang berlemak dan

berkadar garam tinggi (Palmer, 2007).Begitu


banyaknya hipertensi sehingga menyebabkan
hipertensi merupakan penyakit dengan
penderita banyak.
Hampir 1 miliar atau sekitar seperempat
dari seluruh populasi orang dewasa di dunia
menyandang tekanan darah tinggi, dan jumlah
ini cenderung terus meningkat. Penyakit ini
diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang
di inggris, dengan 34% pria dan 30% wanita
menyandang tekanan darah tinggi diatas
140/90 mmHg. Pada populasi usia lanjut,
angka penyandang tekanan darah tinggi lebih
banyak lagi, dialami oleh lebih dari separuh
populasi orang berusia diatas 60 tahun. Pada
tahun 2025 diperkirakan penderita tekanan
darah tinggi mencapai hamper 1,6 miliar orang
di dunia (Palmer, 2007).
Berdasarkan
data
departemen
kesehatan Indonesia, prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 31,7 % dari populasi pada
usia 18 tahun ke atas. Sekitar 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya mengakibatkan penyakit jantung.,
gagal ginjal, dan kebutaan. Riskesdas (2007)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

213

menyebutkan hipertensi sebagai penyebab


kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberculosis, jumlahnya mencapai 6,8 % dari
proporsi penyebab kematian pada semua umur
di Indonesia (Yoga, 2009). Fenomena ini
disebabkan karena perubahan gaya hidup
masyarakat secara global, seperti semakin
mudahnya mendapatkan makanan siap saji
membuat komsumsi sayuran segar dan serat
berkurang, kemudian komsumsi garam, lemak,
gula, dan kalori yang terus meningkat sehingga
berperan besar dalam meningkatkan angka
kejadian hipertensi.
Dari 33 Provisnsi di Indonesia terdapat 8
propinsi yang kasus penderita Hipertensi
melebihi rata - rata nasional yaitu : Sulawesi
Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa
Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera
Utara 24%, Sumatera Selatan (24%), Riau
(23%), dan Kalimantan timur (22%). sedangkan
dalam perbandingan kota di Indonesia kasus
Hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban
seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung,
Surabaya, dan Makassar yang mencapai
30
34%. (Anonim, 2010).
Sedangkan menurut Bustan dan Nur
(1988) prevalensi hipertensi di Indonesia pada
tahun 1997 berkisar antara 0,65 % sampai
2,6%. Dan dari hasil survey kesehatan rumah
tangga (SKRT) tahun 2001 prevalensi di
daerah jawa dan bali sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan kawasan sumatera dan
kawasan Indonesia
Timur.
Sedangkan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof.
DR dr. H. Mochammad Sjabani, M. Med Sc,
SpPD-KGH di Indonesia pada tahun 2008,
penderita hipertensi berkisar antara 22,8%
sampai 34,7% terutama hipertensi esensial
(Eharmayaku, 2008).
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung
meliputi lebih dari sepertiga penyebab
kematian, dimana stroke menjadi penyebab
kematian terbanyak 15,4%, ke dua hipertensi
6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan
penyakit jantung 4,6% ( hasil Riskesdes 2007).
Data Riskesdes 2007 juga disebutkan
prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30%
dengan
insiden
komplikasi
penyakit
kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan
(52%) dibandingka laki-laki (48%).
Surveians rutin penyakit tidak menular
pada Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
pada tahun 2012, ditemukan sebanyak 99,862
kasus penyakit tidak menular yang terdiri dari
perempuan (50,862) kasus dan laki (48,449)
kasus. Jumlah kematian karena PTM sebanyak
666 orang (0,7%)
Lima
penyakit
ururtan
terbesar
ditemukan pada Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu tahun 2011 antara lain
hipertensi (57,48%), kecelakaan lalu lintas
(16,77%), asma (13,23%), diabetes mellitus

214

(7,95%) dan osteoporosis (1,20%). Tetapi 5


urutan penyebab kematian karena PTM yang
ditemukan pada psukesmas sentinel antara
lain hipertensi (63,66%), kecelakaan lalu lintas
(14,86%), asma (9,91%), diabetes mellitus
(9,76%), dan tumor genital (1, 50%).
Sedangkan lima penyakit urutan
terbesar
ditemukan
pada
Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu tahun 2012
antara lain hipertensi (49,56%), kecelakaan lalu
lintas (16,96%), asma (14,21%), diabetes
mellitus
(7,31%),
dan
tumor
(6,91%).Berdasarkan hasil surveilans PTM
berbasis rumah sakit di Sulawesi Selatan pada
tahun 2008, diperoleh informasi bahwa lima
urutan PTM terbanyak ditemukan pada rumah
sakit sentinel, yaitu kecelakaan lalu lintas
(30,50%), hypertensi (17,63%), asma (7,53%),
diabetes mellitus (6,65%), dan stroke
(5,86%).Sedangkan lima urutan terbesar PTM
penyebab kematian, yaitu hypertensi primer
(22,07%), kecelakaan lalu lintas (16,61%),
hypertensi sekunder (14,58%), stroke (6,66%),
dan dibetes mellitus (6,28%).
Banyak factor yang berperan untuk
terjadinya hipertensi melipui factor resiko yang
tidak dapat dikendalikan (mayor) dan factor
resiko yang dapat dikendalikan (minor). Factor
resiko yang tidak dapat dikedalikan (mayor)
seperti keturunan, jenis kelamin, ras, dan umur.
Sedangkan factor resiko yang dapat dikontrol
(minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan
makan garam), alcohol, stress dan kelebihan
berat badan (obesitas) (Palmer, 2007).
Gaya hidup hidup dapat diklsifikikasikan
menjadi beberapa komponen yang berkaitan
dengan kejadian hipertensi yang terdiri dari
merokok, merawat berat badan tetap ideal, aktif
beraktifitas, dan minum alkohol. Dari hal-hal ini
tersebut dapat mentebabkan terjadinya
penyakit hipertensi seperti dijelaskan berikut ini
: merokok dapat merusak jantung dan sirkulasi
darah dan meningkatkan resiko penyakit
jantung dan stroke, merawat berat badan tetap
ideal yaitu aktif beraktifitas dapat melindungi
dari penyakit hipertensi, selain itu aktif
beraktifitas secara teratur dapat membantu
menurunkan tekanan darah dan memperbesar
penurunan berat badan dan batasi minum
alcohol berlebih dapat menyebabkan resistensi
pada terapi antihipertensi dan beresiko
terjadinya beberapa penyakit lain, seperti
stroke dan jantung (Anonim, 2009).
Dukungan sosial keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial
berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap
siklus kehidupan. Namun demikian, dalam
semua tahap siklus kehidupan, dukungan
sosial keluarga membuat keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan
akal.Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

kesehatan dan adaptasi keluarga .Wills (1985)


dalam Friedman (1998) menyimpulkan bahwa
baik efek-efek penyangga (dukungan sosial
menahan efek-efek negatif dari stres terhadap
kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan
sosial secara langsung mempengaruhi akibatakibat
dari
kesehatan)
pun
ditemukan.Sesungguhnya
efek-efek
penyangga dan utama dari dukungan sosial
terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh
jadi berfungsi bersamaan.Secara lebih spesifik,
keberadaan dukungan sosial yang adekuat
terbukti berhubungan dengan menurunnya
mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan
dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan
kesehatan emosi (Ryan dan Austin, 2012).
Berkaitan dengan gaya hidup, maka
pengetahuan,
sikap
dan
kepatuhan
menjalankan menjadi factor utama agar
penyakit hipertensi ini tidak berkembang
menjadi komplikasi yang lebih parah.
Kepatuhan terhadap diet meliputi diet rendah
garam, rendah kolestrol, dan rendah lemak
sangat diperlukan.Kepatuhan sendiri sangat
diperngaruhi oleh pengetahuan dan sikap
penderita. Pengetahuan akan mempengaruhi
kompetensi perasaan dalam mengatur gejala.
Seseorang yang paham tentang hipertensi dan
berbagai penyebabnya maka akan melakukan
tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya
tidak berlanjut (Scher dan Bruce, 2001). Factor
kepatuhan yang lain adalah sikap. Sikap
menjadi factor yang paling kuat karena dengan
sikap ingin sembuh dan keinginan untuk
menjaga kondisi tubuh tetap sehat akan
berpengaruh terhadap penderita untuk
mengontrol diri dalam berperilaku sehat
(Notoadmodjo, 2007).
Salah satu factor pendukung pasien taat
dalam menjalankan diet hipertensi adalah
dukungan keluarga, dimana dukungan ini
berupa dukungan emsoional, materil serta
psikis. Dukungan keluarga sangat penting
dalam menjalan kepatuhan diet hipertensi
karena akan memotifasi pasien dengan adanya
perhatian yang diberikan oleh keluarga.
Pada studi pendahuluan yang dilakukan
di Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu,
berdasarkan data penderita yang ada
menyebutkan jumlah penderita Hipertensi yang
berobat selama periode 2012, pada bulan
Oktober terhitung 36 orang yang aktif berobat,
diantaranya 20 perempuan dan 16 laki-laki.
Data ini masih sama dengan data pasien yang
datang berobat dari bulan januari sampai bulan
Agustus 2012.
Berkaitan dengan fenomena-fenomena
diatas, maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian tentang faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan dalam
menjalakan diet hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.

BAHAN DAN METODE


Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Penelitian ini adalah penelitian non
eksperimen dengan metode deskriptif analitik
dengan rancangan cross sectional yang
bertujuan untuk mencari hubungan jenis
hipertensi, gaya hidup dan dukungan keluarga
dengan kepatuhan dalam menjalankan diet
hipertensi
di
wilayah
kerja
PuskesmasLarompongKabupaten Luwu.
Penelitian ini dilakukan Di wilayah kerja
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.
Penelitian ini dilaksanakan akhir bulan
Desember 2012 sampai dengan bulan Januari
tahun 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah 36
orang diambil dari jumlah pasien selama satu
bulan yaitu bulan Oktober dan aktif
memeriksakan dirinya di wilayah kerja
PuskesmasLarompong Kabupaten Luwu.
Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling dengan cara
mengambil secara keseluruhan dari populasi
yang ada yaitu semua pasien yang menderita
hipertensi dan menjalankan diet hipertensi di
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.
Adapun criteria sampel dalam penelitian ini
adalah :
Kriteria Inklusi
1. Pasien yang bersediaditeliti
2. Pasien
yang
terdeteksi
mengalami
hipertensi
3. Pasien yang kooperatif
Kriteria eksklusi
1. Pasien yang tidakbersediaditeliti
2. Pasien yang merasaterganggu
3. Pasien yang tidakkooperatif.
Pengumpulan data dan pengolahan data
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang diisi langsung oleh responden yang
disusun
berdasarkan
literatur
tentang
kepatuhan menjalankan diet hipertensi di
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh melalui data rekam medic badan
pengelolaPuskesmasLarompongKabupaten
Luwuyaitu data mengenai jumlah pasien
hipertensi selama satu bulan yaitu bulan
Oktober dan aktif memeriksakan dirinya
diwilayah
kerja
PuskesmasLarompong
Kabupaten Luwu.
Pengolahan data dilakukan secara
manual (dengan mengisi kuesioner yang
disediakan) selanjutnya bantuan menggunakan
program SPSS For Windows dengan urutan
sebagai berikut :
1. Selecting
Selecting merupakan pemilihan untuk
mengidentifikasi data menurut kategori.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

215

2. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap
daftar pertanyaan yang sudah diisi, editing
meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan
pengisian dan kontensi dari setiap jawaban.
3. Coding
Coding merupakan tahap selanjutnya
denagn memberi kode pada jawaban dari
responden tersebut.
4. Tabulasi data
Setelah dilakukan kegiatan editing dan
koding
dilanjutkan
dengan
mengelompokkan data kedalam suatu table
menuru tsifat sifat yang dimiliki sesuai
dengan tujuan penelitian.
Analisis data
Setelah
dilakukan
tabulasi
data,
kemudian data diolah dengan menggunakan uji
statistic yaitu analisi univariat dilakukan untuk
variable tunggal yang dianggap terkait dengan
penelitian dan analisis bivariat untuk melihat
distribusi beberapa variabel yang dinggap
terkait dan menggunakan uji chi-square
dengan kemaknaan 0,05.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden tentang
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet Hipertensi berdasarkan
jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki
16
44.4
Perempuan
20
55.6
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 1 di atas dari 36
responden dapat diketahui jumlah jenis kelamin
responden tertinggi adalah perempuan yaitu
sebanyak 20 responden (55,6%) dan terendah
laki - laki yaitu sebanyak 16 responden (44,4
%).

216

terendah umur 15 24 tahun yaitu sebanyak 1


responden (2,8%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden tentang
fakor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet Hipertensi berdasarkan
tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu
Pendidikan
n
%
Perguruan Tinggi
2
5.6
SMA
18
50.0
SMP
5
13.9
SD
6
16.7
Tidak Sekolah
5
13.9
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 3 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah tingkat
pendidikan tertinggi adalah SMA yaitu
sebanyak 18 responden (50,0%) dan terendah
perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 responden
(5,6%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden tentang
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet Hipertensi berdasarkan
pekerjaan
di wilayah kerja Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu
Pekerjaan
n
%
Tidak Bekerja
15
41.7
Pensiunan
14
38.9
Pelajar/Mahasiswa
2
5.6
Pegawai Negeri
3
8.3
Pegawai Swasta
2
5.6
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 4 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah pekerjaan
tertinggi yang tidak bekerja yaitu sebanyak 15
responden (41,7%) dan terendah adalah
pegawai swasta dan pelajar/mahasiswa yang
masing-masing adalah 2 responden (5,6%).

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden tentang


fakor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet Hipertensi berdasarkan
umur di wilayah kerja Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu
Umur
n
%
15 24
1
2.8
25 40
8
22.2
> 40
27
75.0
Total
36
100.0

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden tentang


faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam
menjalankan
diet
Hipertensi
berdasarkan status perkawinan di wilayah
Kerja Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
Status
n
%
Perkawinan
Kawin
30
83.3
Belum Kawin
2
5.6
Janda/Duda
4
11.1
Total
36
100.0

Berdasarkan tabel 5.2. diatas dari 36


responden dapat diketahui jumlah umur
responden tertinggi adalah > 40 tahun yaitu
sebanyak 27 responden (74,0%) kemudian
umur 25 40 tahun 8 responden (22,2%) dan

Berdasarkan tabel 5 diatas dari 36


responden dapat diketahui jumlah status
perkawinan tertinggi yaitu berstatus kawin
sebanyak 30 responden (83,3%) dan terendah
adalah belum kawin 2 responden (5,6%).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden tentang


faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet hipertensi berdasarkan
jenis hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu
Jenis Hipertensi
n
%
Hipertensi Primer
19
52.8
Hipertensi
Sekunder
17
47.2
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 6 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah penderit
hipertensi yang tertinggi yaitu hipertensi primer
sebanyak 19 responden (52,8%) dan terendah
adalah hiperensi sekunder sebanyak17
responden (47,2%).
Tabel 7. Distribusi frekuensi responden tentang
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet hipertensi berdasarkan
Dukungan keluarag
di wilayah kerja
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
Dukungan
n
%
Keluarga
Mendukung
23
63.9
Tidak Mendukung
13
36.1
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 7 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah dukungan
kelurga dalam menjalankan diet hipertensi
yaitu yang mendukung sebanyak 23 responden
(63,9%) dan yang tidak mendukung sebanyak
13 responden (36,1%).
Tabel 8. Distribusi frekuensi responden tentang
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet hipertensi berdasarkan
gaya hidup
di wilayah kerja Puskesmas
Larompong Kabupaten Luwu
Gaya Hidup
n
%
Gaya Hidup
22
61.1
Sehat
Gaya Hidup
14
38.9
Tidak Sehat
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 8 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah responden
yang memiliki gaya hidup sehat dalam
menjalankan diet hipertensi yaitu responden
yang memiliki gaya hidup sehat sebanyak 22
responden (61,1%) dan yang tidak memiliki
gaya hidup sehat sebanyak 14 responden
(38,9%).
Tabel 9. Distribusi frekuensi responden tentang
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalakan diet hipertensi berdasarkan

kepatuahn menjalankan diet di wilayah kerja


Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
Kepatuhan
n
%
Menjalankan Diet
Patuh
21
58.3
Tidak Patuh
15
41.7
Total
36
100.0
Berdasarkan tabel 9 diatas dari 36
responden dapat diketahui jumlah responden
yang patuh dalam menjalankan diet hipertensi
yaitu sebanyak 21 responden (58,3%) dan
yang tidak patuh dalam menjalankan diet
sebanyak 15 responden (41,7%).
Tabel 10. Hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu
Dukungan
Keluarga
Mendukung
Tidak
Mendukung
Total

Kepatuhan
Menjalankan Diet
Patuh
Patuh
n
%
n
%
18 50.0 5
13.9

N
23

%
63.9

3
21

8.3

Total

10

27.8

13

36.1

58.3 15
p= 0.002

41.7

36

100

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui


bahwa responden yang mendapat dukungan
keluarga yang patuh menjalankan diet
hipertensi sebanyak 18 responden (50,0%) dan
5 responden (13,9%) tidak patuh dalam
menjalankan diet hipertensi sedangkan
responden yang tidak mendapatkan dukungan
keluarga dalam menjalankan diet hiperensi
sebanyak 3 responden (8,3%) yang patuh dan
10 responden (27,8%) tidak patuh dalam
menjalankan diet hiperensi.
Berdasarkan uji statistik uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,002,dengan demikian Ha
diterima Ho ditolak dengan interpretasi
ditemukannya hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan menjalankan diet
hipertensi.
Tabel 11. Hubungan Gaya Hidup dengan
kepatuhan menjalankan diet hipertensi di
wilayah
kerja
Puskesmas
Larompong
Kabupaten Luwu
Gaya Hidup
Sehat
Tidak
Sehat
Total

Kepatuhan
Menjalankan Diet
Patuh
Patuh
n
%
n
%
17 47.2 5 13.9

N
22

%
61.1

11.1 10

27.8

14

38.9

21

58.3 15
p= 0.005

41.7

36

100

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Total

217

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui


bahwa responden yang gaya hidup sehat
yang patuh menjalankan diet hipertensi
sebanyak 17 responden (47,2%) dan 5
responden (13,9%) tidak patuh dalam
menjalankan diet hipertensi sedangkan
responden yang memiliki gaya hidup tidak
sehat dalam menjalankan diet hiperensi
sebanyak 4 responden (11,1%) yang patuh
dan 10 responden (27,8%) tidak patuh dalam
menjalankan diet hiperensi.
Berdasarkan uji statistik uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,005, dengan demikian Ha
diterima Ho ditolak dengan interpretasi
ditemukannya hubungan antara gaya hidup
dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi.
Tabel 12. Hubungan jenis hipertensi dengan
kepatuhan menjalankan diet hipertensi di
wilayah
kerja
Puskesmas
Larompong
Kabupaten Luwu
Jenis
Hipertensi
Primer
Sekunder
Total

Kepatuhan
Menjalankan Diet
Patuh
Patuh
n
%
n
%
15 41.7 4 11.1
6 16.7 11 30.6
21 58.3 15 41.7
p= 0.009

Total
N
19
17
36

%
52.8
42.7
100

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui


bahwa dengan jenis hipertensi primer yang
patuh menjalankan diet hipertensi sebanyak 15
responden (41,7%) dan 6 responden (16,7%)
tidak patuh dalam menjalankan diet hipertensi
sedangkan responden dengan jenis hiperensi
sekunder yang patuh dalam menjalankan diet
hipertensi sebanyak 6 responden (16,7%) yang
patuh dan 11 responden (30,6%) tidak patuh
dalam menjalankan diet hipertensi.
Berdasarkan uji statistik uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,009, dengan demikian Ha
diterima Ho ditolak dengan interpretasi
ditemukannya hubungan antara jenis hipertensi
dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi.
PEMBAHASAN
1. Dukungan Keluarga
Dukungan yang dibutuhkan klien
bukan hanya dari perawat, tetapi juga
dukungan dari keluarga.Bentuk dukungan
keluargalah yang mempunyai pengaruh
besar terhadap kesehatan klien.Untuk
memenuhi kebutuhan klien terhadap
dukungan keluarga ini maka perawat dapat
menjalan perannya sebagai fasilitator yang
memfasilitasi klien dengan keluarganya.
Selain itu perawat perlu melibatkan peran
serta keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan (Sarwono, 2007).

218

Berdasarkan
hasil
penelitian
terhadap 36 responden di wilayah kerja
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
diketahui jumlah dukungan kelurga dalam
menjalankan diet hipertensi yaitu yang
mendukung sebanyak 23 responden
(63,9%) dan yang tidak mendukung
sebanyak 13 responden (36,1%).
Berdasarkan uji statistik uji ChiSquare diperoleh nilai p = 0,002, dengan
demikian Ha diterima Ho ditolak dengan
demikian ada
hubungan antara fakor
dukungan keluarga dengan kepatuhan
menjalankan diet hipertensi.
Menurut Khomsan dan Faizal 2008,
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan
penerimaan
keluarga
terhadap
penderita yang sakit.Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Keluarga dapat menjadi faktor yang
sangat berpengaruh dalam menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta
dapat juga menemukan tentang program
pengobatan
yang
dapat
mereka
terima.Dukungan yang dibutuhkan klien
bukan hanya dari perawat, tetapi juga
dukungan dari keluarga.Bentuk dukungan
keluargalah yang mempunyai pengaruh
besar terhadap kesehatan klien.Untuk
memenuhi kebutuhan klien terhadap
dukungan keluarga ini maka perawat dapat
menjalan perannya sebagai fasilitator yang
memfasilitasi
klien
dengan
keluarganya.Selain itu perawat perlu
melibatkan peran serta keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan (Sarwono,
2007).
Menurutasumsi peneliti, berdasarkan
hasil penelitian dan uraian teori diatas pada
dasarnya dukungan keluarga dapat menjadi
faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan
individu serta dapat juga menemukan
tentang program pengobatan yang dapat
mereka terima.Dukungan keluarga sangat
penting dalam menjalan kepatuhan diet
hipertensi karena akan memotifasi pasien
dengan adanya perhatian yang diberikan
oleh keluarga.
2. Gaya Hidup
Berdasarkan hasil penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu dari 36 responden dapat
diketahui jumlah responden yang memiliki
gaya hidup sehat dalam menjalankan diet
hipertensi yaitu responden yang memiliki
gaya hidup sehat sebanyak 22 responden
(61,1%) dan yang tidak memiliki gaya hidup
sehat sebanyak 14 responden (38,9%).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Berdasarkan uji statistik uji ChiSquare diperoleh nilai p = 0,005, dengan


demikian Ha diterima Ho ditolak dengan
demikan ada hubungan antara factor gaya
hidup dengan kepatuhan menjalankan diet
hipertensi.
Gaya hidup menurut adalah pola
hidup seseorang di dunia yang iekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya.Gaya
hidup menggambarkan keseluruhan diri
seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.Gaya
hidup
menggambarkan seluruh pola seseorang
dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu
gaya hidup yang dikenali dengan
bagaimana orang menghabiskan waktunya
(aktivitas), apa yang penting orang
pertimbangkan pada lingkungan (minat),
dan apa yang orang pikirkan tentang diri
sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya
hidup adalah perilaku seseorang yang
ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini
khususnya yang berkaitan dengan citra diri
untuk merefleksikan status sosialnya
(Awan, 2009).
Hasil penelitian di wilayah kerja
Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Khomsan dan Faizal, 2008 diman mereka
mengatakan adanya perubahan gaya hidup
telah terbukti mempengaruhi pola makan,
dan kesehatan. Pergeseran gaya hidup
akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi, dan
industrialisasi
menyeret
sebagian
masyarakat Indonesia untuk cenderung
menyukai makanan siap saji, yang
kandungan gizinya tidak seimbang. Pada
umumnya,
makanan
siap
saji
ini
mengandung lemak dan garam tinggi
dengan kandungan serat yang rendah.Gaya
hidup tidak sehat seperi inilah yang
berkembang dalam kelompok professional
muda atau eksekutif muda di kota-kota
besar.
Menurutasumsi peneliti, berdasarkan
hasil penelitian dan uraian di atas pada
dasarnya perubahan gaya hidup akan
mempengaruhi pola makan, dan kesehatan.
Sehingga seseorang dengan gaya hidup
sehat maka kepatuhan dalam menjalankan
diet hipertensi akan baik.
3. Jenis Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Larompong
Kabupaten Luwu dari 36 responden dapat
diketahui jumlah penderit hipertensi yang
tertinggi yaitu hipertensi primer sebanyak 19
responden (52,8%) dan terendah adalah
hiperensi sekunder sebanyak 17 responden
(47,2%).

Berdasarkan uji statistik uji ChiSquare diperoleh nilai p = 0,009, dengan


demikian Ha diterima Ho ditolak dengan
demikianada hubungan antara faktor jenis
hipertensi dengan kepatuhan menjalankan
diet hipertensi.
Hipertensi dapat dikelompokkan
berdasarkan tinggi rendahnya sistol dan
diastole.Nilai
tekanan
darah
dapat
bervariasi karena brbagai kondisi, termasuk
waktu dalam sehari.Oleh karena itu, evolusi
tekanan darah sebaiknya dilakukan dua kali
dalam satu kali pemeriksaan.
Hipertensi sekunder merupakan
penyakit ikutan dan penyakit yang
sebelumnya diderita.Hipertensi primer atau
disebut juga hipertensi esensial hingga saat
ini masih belum diketahui penyebabnya.
Adapun penyakit yang memicu timbulnya
hipertensi sekunder di antaranya penyakitpenyakit pada ginjal, pada kelenjar adrenal
(kelenjar yang duduk di atas ginjal), pada
kelenjar tiroid, efek obat-obatan dan karena
kelainan pembuluh darah, serta pada
kehamilan (pre-eklamsi).
Dari uraian diatas dapat dikemukakan
bahwa diet hiprtensi sangat tergantung
pada jenis hipertensi yang diderita. Misalnya
hipertensi sekunder merupakan penyakit
ikutan dari penyakit yang sebelumnya
diderita
sehinggga
penderita
harus
menjalalankan diet lain selain diet hipertensi
atau kepatuhan yang berbeda jenisnya.
Pada kesimpulannya peneliti beransumsi
bahwa jenis hipertensi sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan menjalankan diet
hipertensi.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara faktor dukungan
keluarga dengan kepatuhan menjalankan
diet hipertensi
2. Ada hubungan antara faktor gaya hidup
dengan kepatuhan menjalankan diet
hipertensi.
3. Ada hubungan antara faktor jenis hipertensi
dengan kepatuhan menjalankan diet
hipertensi.
SARAN
1. Di harapkan kepada institusi pendidikan
agar hasil penelitian ini dapat di jadikan
referensi
untuk
meningkatkan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
khususnya keperawatan di masa yang akan
datang
2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu
dan Puskesmas Larompong Kabupaten
Luwu agar lebih memperhatikan pasien
hipertensi dalam menjalankan dietnya
karena hipertensi dapat mengakibatkan
penyakit jantung.,gagal ginjal, dan kebutaan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

219

bahkan kematian dengan memberikan


penyuluha-penyuluhan
kesehatan
mengenai cara yang benar dalam
melakukan diet hipertensi.
3. Di harapkan kepada penelitian berikutnya
hendaknya hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi untuk mengadakan
penelitian lanjutan.

4. Perlu dilakukan penyuluhan kepada


masyarakat tentang faktor penyebab
hipertensi
5. Perlunya keluarga memberikan dukungan
terhadap anggota keluarga yang sakit untuk
meningkatkan motivasi penderita dalam
menghindari atau mencegah terjadi penyakit
yang lebih parah.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. aziz.2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.Penerbit Salemba Medika : Jakarta
Anonim. 2010. Hubungan Penyakit Jantung Koroner dengan Tingkat Hipertensi di RSUP Adam Malik . Universitas
Sumatera Utara : Medan
Anonim. 2011. Gaya Hidup (Bergaya Untuk Hidup). http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/08/gayahidup/. Diakses pada tanggal 29 November 2012.
Anonim.2009. Pengertian Gaya Hidup Menurut KBBI.http://carapedia.com/pengertiangaya hidup menurut kbbi.
Info. 1832.httml/. Diakses Pada Tanggal 28 November 2012.
Anonim, 2010.Ilmu Penyakit Dalam (online) (www.medscape.com, diakses pada tanggal 2 Desember 2012).
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperwatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar, Penerbit Salemba Medika:
Jakarta
Awan.

2009. Life Style (Hidup Sederhana, Modern, Penuh Semangat). http://lifesyle-awanblogspot.com/2009/03/Pengertian gaya hidup/. Diakses pada tanggal 29 November 2012.

Achmad Djaeni S. M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 2007


Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis, Maria C. Linder, Ph.D, Department of
Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi; Penerbit UI Press, 2005.
Hartono, Andry, 2007. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitEdisi 4.

EGC. Jakarta

Khomsan dan Faizal. 2008. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat Dengan Makanan Tepat. Penerbit Hikmah
(PT Mirzan Publika) : Jakarta.
Mansjoer, Arif . 2007. Kapita selekta Kedokteran jilid 1. FKUI: Jakarta
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penerapan Ilmu Keperawatan.Salemba medika. Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. Dr. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. Dr. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Palmer, A & Williams, B. Simple Guide., 2007, Tekanan Darah Tinggi. (Yasmine,
Penerjemah), Erlangga: Jakarta
Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia; Jakarta,
2002
Purnomo, H., 2009, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling Mematikan, Buana Pustaka, Yogyakarta
Sudewo, Bambang. 2009. Hidup Sehat Cara Mas Dewo. PT Agro Media Pustaka: Tangerang.
Sarwono, 2007.Psokologi sosial. Balai pustaka, Jakarta
Sudarianto. 2010. Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sulsel Yang Dominan :Hipertensi, Kecelakaan Asma dan DM.
http://dinkes-sulsel.go.id. Diakses pada Tanggal 3 Desember 2012.
Suprayanto, dr. 2011.Konsep dukungan.http://www.idionline.com/httml/. Diakses Pada tanggal 28 November 2012
Syamrina.2011. Darah Tinggi/ Hipertensi.http://dan20%lagi.com/hipertensi/html/. Diakses pada Tanggal 29
November 2012.

220

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Você também pode gostar