Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba,2002).
Menurut
Manuaba,
2002 bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah persalinan spontan, persalinan buatan, dan
persalinan anjuran (induksi persalinan). Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua
persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, Kejadian sekitar 4%. Sebagian dari
ketuban pecah dini mempunyai periode laten lebih dari satu minggu. Bahaya ketuban pecah dini
adalah kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
Proses persalinan ditandai dengan pembukaan servik, proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu :
a. Fase laten
berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
diameter 3 cm.
b. Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase : yaitu Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
c. Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat. Dari 4 cm menjadi 9
cm.
d. Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali. Dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm. (Sulistyawati, ari. 2010)
Proses persalinan tidak selalu berlangsung normal. Beberapa orang mengalami
komplikasi selama proses tersebut berlangsung dan sering kali mengancam nyawa baik ibu
maupun bayinya. Masalah-masalah yang menyebabkan kematian ibu bersalin itu hanya dapat
ditangani di fasilitas kesehatan yang memadai. Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi sangat penting dalam upaya penurunan
kematian ibu.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan beberapa masalah, yaitu:
Apakah pengertian persalinan?
Apakah etiologi persalinan?
Apakah tanda dan gejala in partu?
Apakah faktor-faktor dalam persalinan?
Apa saja yang termasuk tahapan persalinan ?
Apa saja klasifikasi partus lama ?
Apa bahaya yang akan terjadi pada kala 1 memanjang?
Apakah diagnosis kala 1 memanjang?
Bagaimana penatalaksanaan/penanganan kala 1 memanjang?
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara almiah dalam memberikan
asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam mememcahkan masalah
khususnya Asuhan Kebidanan Pada Ny. I G 1 P0 A0 Usia Kehamilan 40 - 41 MingguJanin
Tunggal Hidup Intra Uterin Preskep Inpartu Kala I Fase Laten Dengan Kala I
Memanjang. Di RSUD Taman Husada Bontang.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
Pengkajian dan menganalisa data pada persalinan dengan kala I fase aktip
Merumuskan diagnosa kebidanan
Menyusun rencana kebidanan
Melaksanakan rencana kebidanan
Evaluasi asuhan kebidanan
4.
Lokasi
Asuhan kebidanan ini disususn saat penulis melaksanakan praktik klinik kebidanan di Ruang
kebidanan RSUD Taman Husada Bontang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawiroharjo, 2001).
2. Proses Terjadinya Persalinan
Menurut Manuaba (2002) proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,
sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Ada
2 hormon yang dominan selama kehamilan yaitu:
a.
Estrogen yang meningkatkan sensitifitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan dari
luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis
b. Progesteron yang menurunkan sensitifitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari
luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
3. Tanda dan Gejala Inpartu
Menurut manuaba (2002) tanda persalinan adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya his persalinan
b. Pengeluaran lender dan darah
c. Pengeluaran cairan
4. Faktor Faktor dalam Persalinan
a.
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi
metabolik ibu.
b.
Passage
Keadaan jalan lahir.
c.
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I servik membuka dari pembukaan 0-10 cm.
Kala I dinamakan juka kala pembukaan, kala II disebut kala pengeluaran, kala III disebut juga
kala pengeluaran urie, sedangkan kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.
(Sumarah. 2009: 4-5)
a.
Kala I (Pembukaan)
Pasien dikatanya dalam persalina kala I, jika sudah terjadi pembukaan servik dan kontraksi
terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara 0-10 cm. Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam)
dimana servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6 jam) dimana servik membuka dari 3-10
cm. (Sulistyowati. 2010: 7)
Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
cm.
Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali. Dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
5.
a.
b.
c.
kepala janin sudah tampak divulva denagn diameter 5-6 cm. (Sulistyowati, 2010)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1.
His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50- 100 detik
2.
Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
3.
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran.
4.
Dua kekuatan yaitu, his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga
kepala beyi membuka pintu berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka,
serta kepala seluruhnya.
Kepala lajir seluruhnya dan diikuti dengan putar paksi luar yaitu penyesuaian
kepala dan punggung.
6. Setelah putar paksi luar, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut.
Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian tarik cunam kebawah
untuk melahirkan bahu depan dan cunam keatas untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.isa air ketuban.
Bayi lahir diikuti sisa air ketuban.
7.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
(Sulistyawati. 2010: 8)
c.
2.
3.
4.
Terjadi perdarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara kradepada fundus uteri.
(Sulistyowati.2010: 8)
d.
Kala IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi
terhadap pascapersalianan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
4.
1.
2.
3.
Kontraksi uterus.
Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
(Sulistyawati. 2010: 9)
6. KLASIFIKASI PARTUS LAMA
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama menjadi beberapa fase,
yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara
a.
b.
c.
d.
e.
laten itu menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2. Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal, yang
lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase
a.
b.
c.
d.
aktif menyertai :
Malposisi janin
Disproporsi fetopelvik
Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps tengah, secsio caesarea dan
cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok
klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun
dilatasi servik berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian
dilatasi serviks.
3. Fase aktif yang memanjang pada multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi
serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama
pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena
ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti
normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang
traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan
permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1%
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama Jumlah
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan
terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru
serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama
memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat
yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan
pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan
resiko pada anak selama persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan
bayi selanjutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang
dilahirkan melalui proses persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi
intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan
normal.
8. Diagnosis
Menurut Suprijadi dalam buku asuhan intrapartum pada fase laten memanjang ini
memungkinkan terjadinya partus lama. Maka dari itu bidan harus bisa mengidentifikasi keadaan
ini dengan baik.
Diagnosa partus lama ialah :
Tanda dan Gejala
Diagnosa
a.
b.
c.
Pembukaan
serviks
mengedan,
tetapi
lengkap,
tidak
ada
ibu
kemajuan
penurunan
Kekeliruan melakukan diagnosa persalinan palsu menjadi fase laten menyebabkan pemberian
induksi yang tidak perlu yang biasanya sering gagal. Hal ini menyebabkan tindakan operasi SC
yang kurang perlu dan sering menyebabkan amnionitis. Oleh sebab itu maka petugas kesehatan
atau bidan harus benar-benar tahu atau paham tentang perbedaan persalinan sesungguhnya dan
persalinan palsu yaitu dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Persalinan sesungguhnya
a.
b.
c.
d.
e.
Rasa nyeri berada dibagian perut bagian bawah dan menjalar ke belakang
f.
g.
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
h.
i.
j.
k.
2.
Persalinan Semu
a.
b.
c.
Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang satu dan yang lain
d.
e.
f.
g.
Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
h.
i.
j.
k.
9. Penatalaksanaan
1.
a.
Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda-tanda vital dan tingkat
hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan gelisah, jika ya pertimbangkan pemberian analgetik.
b.
c.
Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah O 2 ke plasenta,
maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan dan mengedan dengan tidak
menahan napas terlalu lama
d.
Perhatikan DJJ
2.
a.
Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks serta tak didapatkan tanda gawat
janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu
b.
Bila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostoglandin. Lakukan drip oksitosin dengan 5 unit dalam 500
cc dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes per menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai
His adekuat (maksimum 40 tetes/menit) atau diberikan preparat prostaglandin. Lakukan
penilaian ulang setiap 4 jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian
oksitosin lakukan seksio sesarea.
c.
Pada daerah yang prevelensi HIV tinggi, dianjurkan membiarkan ketuban tetap utuh, selama
pemberian oksitosin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan HIV
d.
Bila didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) lakukan akselerasi
persalinan dengan oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes
permenit setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimum 40 tetes/menit atau
diberikan preparat prostaglandin, serta berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan yaitu
amplisilin 29 gr IV. Sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam ditambah dengan gestamisin
setiap 24 jam.
e.
f.
BAB III
STUDI KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ny.R G1 P0 A0 Usia Kehamilan 40 - 41 Minggu
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Preskep Inpartu Kala I Fase Laten
Dengan Kala I Memanjang Di Rumah Sakit Umum Daerah
Taman Husada Bontang
No. Register
: 12 50 39
Tanggal Masuk/jam
Tangga Pengkajian/Jam
Ruangan
: Mawar
I. Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
Biodata
Nama istri
: Ny. R
Umur
: 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat: Jl. Wr.Soepratman RT 24
1. Data Biologis
a. Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah dan tembus ke bagian
-
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu
mengatakan
tidak
memiliki
riwayat
penyakit
menular
(TBC,hepatitis),
c.
Riwayat menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Lama
: 6-7 hari
Banyak
: 2-3x ganti pembalut / hari
Siklus
: 28 hari
Teratur/tidak : teratur
Disminore
: tidak ada
Flour albus : tidak ada
HPHT
: 04 Januari 2013
TP
: 11 Oktober 2013
f.
Tempat
Persalinan
Penolong
Penyulit
Anak
Persalinan
anak
JK
Nifas Usia
BB
PB
Hamil ini
: tidak
: tidak
: tidak
i.
Pola nutrisi
- Sebelum hamil:
Makan : 3x/hari (2 sendok nasi, 1 potong ikan, sayur, 1 potong
tempe,1 potong tahu).
Minum: 6-7 gelas/hari (air putih, teh, susu).
- Selama hamil
Pola eliminasi :
-Sebelum hamil :
BAB : 1x/hari (konsistensi lembek, kekuning-kuningan,
bau khas).
BAK : 4-5x/ hari (kuning jernih,bau khas).
-Selama hamil :
BAB : 2 hari sekali (konsistensis padat, kuning kecoklatan,
bau khas).
BAK : 8-9x/hari (kuning jernih, bau khas).
k. Pola aktifitas
Sebelum hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak
Selama hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak
l.
Pola istirahat
-Sebelum hamil :
Tidur malam
Tidur siang
- Selama hamil :
Tidur malam
Tidur siang
: 7 jam (22.00-05.00)
: 1 jam (13.00-14.00)
: 7-8 jam (21.00-05.00)
: 2 jam (13.00-15.00)
: 2x/hari
: 1x/hari
: 2x/hari
: 2x/hari
: 2x/hari
: 2x/hari
: 1x/hari
: 2x/hari
: 2x/hari
: 3x/hari
Auskultasi
DJJ
: 150x/menit regular
Punctum maximum : samping bawah pusat bagian kanan.
d. Perkusi
- Reflek patella : +/+
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
f.
Pemeriksaan dalam
Tanggal
: 13/10/2013
Jam
: 08.15 wita
Pengeluaran/vagina : Blood (+), slim (+)
Portio
: tebal kaku
VT
: 2 cm
Ketuban
: positif (+)
Effacement
: 40%
Presentasi
: kepala, divergen
Hodge
:I
Moulage
: tidak ada
Kesan panggul
: ginekoid
Pemeriksaan penunjang
Darah : Golongan Darah
Hb
:B+
: 10,4 gr%
HBsAg
GDS
WBC
RBC
HCT
PLT
: non reaktif
: 67 mg/dl ( N : 60-115 mg/dl )
: 8,92 10^3/uL
: 3,61 10^6/uL
: 30,2 %
: 262 10^3/uL
Ds
Do
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
: 110/70 mmHg
: TD
Nadi
a.
b.
c.
d.
e.
Suhu
: 36oC
RR
: 20x/i
: 80 x/menit
Tinggi badan
BB sebelum hamil
BB saat hamil
LILA
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
His
DJJ
: 143 cm
: 53 kg
: 57 kg
: 24 cm
: TFU 3 jari dibawah px, teraba bokong
: Teraba punggung disebelah kanan
: Presentasi kepala
: Kepala sudah masuk PAP (divergen)
: 3x10 menit, durasi 20 detik.
: 150x/menit regular
Pemeriksaan dalam
: 40%
f.
g.
h.
i.
Presentasi
Hodge
:I
Moulage
Kesan panggul
: kepala, divergen
: tidak ada
: ginekoid
Pemeriksaan penunjang
Darah : Golongan Darah
:B+
Hb
: 10,4 gr%
HBsAg
: non reaktif
GDS
: 67 mg/dl ( N : 60-115 mg/dl )
WBC
: 8,92 10^3/uL
RBC
: 3,61 10^6/uL
HCT
: 30,2 %
PLT
: 262 10^3/uL
III. Antisipasi Masalah Potensial
Tanggal
: 13/10/2013
Jam : 08.25 wita
Diagnosa potensial:
- Pada Ibu : - potensial terjadinya pendarahan pervaginam dan terjadi syok
- Pada bayi:- potensial terjadi hipotermi dan asfeksia
IV. Evaluasi Kebutuhan Segera
Tanggal
: 13/10/2013
Jam : 08.25 wita
1. Observasi kemajuan persalinan
2. Persiapan persalinan yang aman dan bersih
3. Motivasi ibu dalam menghadapi proses persalinan
V. Intervensi
Tanggal
: 13/10/2013
Jam : 12.00 Wita
1. Lakukan salam terapeutik pada klien
R/ dengan melakukan pendekatan terapeutik akan lebih memberikan rasa saling percaya antara
bidan dan klien.
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang kondisinya saat ini.
3. Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan (SIO) tindakan medik
R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas rencana pelaksanaan induksi
Melakukan salam terapeutik kepada pasien serta membina hubungan baik dengan pasien agar
merasa nyaman dan timbul rasa percaya antara bidan dengan pasien.
6. Memberikan dukungan dan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu agar lebih termotivasi.
7.
Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi miring kiri agar mempercepat proses penurunan
kepala dan mempermudah asupan oksigen ke bayi.
8.
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih agar mempercepat proses persalinan
atau penurunan kepala.
9.
Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar agar tidak terjadi rupture perenium, caput pada
kepala bayi dan asfiksia.
VII.Evaluasi
Tanggal
Jam
S
O
: 13/10/2013
: 12.05 WITA
A : Ny R G1 P0 A0 usia kehamilan 40-41 minggu kala I fase laten dengan kala 1 memanjang
P : Observasi kemajuan persalinan
KALA I
Pengawasan kala I
Tanggal
Waktu
(WITA)
13 oktober 2013
08.15 wits
Kondisi Ibu
Kondisi janin
Pembukaan
TD
Kontraksi
DJJ
Hodge
Ketuban
portio
110/70
80
20
36
3x10 durasi 20
150
Utuh
2-3 cm porsio
120/70
80
20
36,4
152
Utuh
146
Utuh
145
II
merembes
cm
tebal kaku
12.00 wita
detik
tebal kaku
21.30 wita
detik
2-3 cm porsio
110/70
80
22
36
tebal kaku
14 Oktober 2013
04.00 wita
cm
3x10 durasi 20
detik
portio
120/80
82
20
36
tebal lembut
05.30 wita
3x10 durasi 20
10 cm portio
3x10 durasi 35
detik
130/80
80
20
tidak teraba
36
5x 10 durasi
warna hijau
131
45 detik
III
merembes
warna hijau
KALA II
Tanggal
: 14/10/2013
Jam
: 05.35 WITA
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
DJJ
: 131x/menit
His
Inspeksi
VT
: Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-) warna hijau, Effacement 100% Presentasi
kepala, hodge III, blood slim (+)
A : Ny.R G1P0A0 usia kehamilan 40-41 minggu janin tunggal hidup inpartu kala
II dengan induksi
P:
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini.
j. Telusuri sampai kaki, selipkan jari telunjuk tangan atas di kedua kaki.
k. Pegang janin dengan kedua tangan penolong menghadap ke penolong
l. Keringkan bayi, klem tali pusat dan potong tali pusat kemudian , ikat tali pusat serta angkat bayi
ke dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini
m. Memeriksa apakah ada janin yang kedua
n. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal
E:
S: Ibu mengatakan perutnya masih mules
Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan
O: Bayi lahir jam 05.25 wita spontan langsung menangis
JK
: Perempuan
BB
: 3200 gr
PB
: 50 cm
A/S
: 7/9
Anus
: (+)
Cacat
: (-)
PPV
: 50 cc
Inspeksi pada ibu :
Genetalia : Terdapat luka eisiotomi drajat II
A: Ny R P1A0 post partum aterm fisiologis + induksi dengan kala III
P: Manajemen aktif kala III
Heating luka episiotomi
KALA III
Tanggal
: 14/10/2013
Jam
: 05.45 Wita
:
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV TD
: 110/70 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Suhu : 36,5c
RR
: 21x / menit
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar
Tali pusat bertambah panjang
A : Ny.R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan kala III luka episiotomy
P
a.
b.
c.
tahan uterus.
Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan gerakan dorso cranial dengan sedikit
selaput
: baik
Kesadaran
: Composmentis
TTV : TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82x/i
RR
: 21x/i
Suhu
: 36,0C
TFU
: Setinggi pusat
: 13/10/2013
Jam
: 05.40 Wita
S
: KU
: baik
Kesadaran
: Compos mentis
TTV :
TD
:120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,2 0C
RR
A
P
: 22x/menit
TFU
PPV
: 50 cc
2. Observasi TTV, TFU, kontraksi, volume urine dan perdarahan dalam 2 jam pertama post partum
3. Motivasi untuk segera menyusui bayinya dan melakukan ASI ekslusif
4. Mengajarkan ibu cara perawatan luka jahitan
5. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi
I
setiap BAB, BAK, dan setiap ke kamar mandi, sehingga mencegah terjadinya infeksi
Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi dengan kasa sterill dan mengganti setiap kali
basah, sehingga tali pusat cepat kering dan mengurangi resiko terjadinya infeksi atau tetanus
neonaturum.
E
: Tanggal
: 13/10/2013
Jam
: 07.30 Wita
S:
KU
: baik
kesadaran
: composmentis
TTV : TD
: 120/70 mmHg
N
: 80x/menit
: 36 C
RR
: 20x/menit
TFU
: 100 cc
Kontraksi uterus
: baik
Kandung kemih
: kosong
Anjurkan ibu untuk memilih metode KB yang sesuai untuk ibu menyusui
-6 bulan
: baik
kesadaran
: composmentis
TTV : TD
: 120/70 mmHg
N
: 80x/menit
: 36 C
RR
: 20x/menit
TFU
3x1
3x1
Metergin tab
3x1
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien Ny. I G2P1A0 datang tanggal 13 Oktober 2013 jam 08.10 WITA dengan keluhan
perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah dan tembus ke bagian belakang mulai
tanggal 11 Oktober 2013 jam 16.00 Wita dan keluar lendir dan darah dari kemaluan pada tanggal
13 Oktober jam 05.00 Wita.
Hasil pemeriksaan :
KU
:baik
kesadaran
:composmentis
TFU
Dx
:31 cm
: Ny R G1P0A0 UK 40-41 minggu janin tunggal hidup intra uteri inpartu kala I fase
Tanggal
Waktu
(WITA)
13 oktober 2013
08.15 wits
Kondisi Ibu
Kondisi janin
Pembukaan
TD
Kontraksi
DJJ
Hodge
Ketuban
110/70
80
20
36
3x10 durasi 20
150
Utuh
152
Utuh
146
Utuh
145
II
merembes
cm
portio
tebal kaku
12.00 wita
detik
2-3 cm porsio
120/70
80
20
36,4
tebal kaku
21.30 wita
detik
2-3 cm porsio
110/70
80
22
36
tebal kaku
14 Oktober 2013
04.00 wita
cm
3x10 durasi 20
detik
portio
120/80
82
20
36
tebal lembut
05.30 wita
3x10 durasi 20
10 cm portio
3x10 durasi 35
detik
130/80
80
tidak teraba
20
36
5x 10 durasi
45 detik
warna hijau
131
III
merembes
warna hijau
Cacat
PPV
: (-)
: 50 cc
B. Saran
Bagi ibu bersalin dan keluarga agar lebih kooperatif sehingga proses persalinan dapat berjalan
dengan lancar dan normal.
Bagi petugas kesehatan di harapkan dapat lebih meningkatakan asuhan sayang ibu dan bayi,
dengan menerapkan prinsip tindakan aseptic dan pencegahan infeksi serta dapat memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala 1 memanjang
Bagi mahasiswa untuk selalu belajar dalam hal mendeteksi kemungkinan kelainan yang akan
timbul selama persalinan khususnya pertolongan persalinan dengan kala 1 memanjang.