Você está na página 1de 19

3.

Agama Islam dan IPTEK


3.1 Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya" (Al-'Alaq : 1-5)
Ayat tersebut diatas mendorong Umat Islam untuk pandai membaca, berfikir dan
berkreasi. semakin banyak membaca, semakin banyak manfaat yang diperoleh. Ilmu akan
bertambah, bahasa makin baik, dan wawasan makin luas. Bacalah alam ini. Bacalah Al Qur'an
ini. Bacalah buku-buku ilmu pengetahuan. Jadi, membaca merupakan kunci pembuka untuk
mempelajari ilmu pengetahuan.
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yang dicerminkan dalam wahyu
pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut diatas. Begitu besar perhatian
Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan
diwajibkan untuk menuntut ilmu.
Sabda Nabi : "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan"
(HR. Ibnu Abdil Bar). Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya. Sabda
Nabi: "Carilah ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu 'Adi dan Baihaqi). Menuntut ilmu dalam
Islam tidak berhenti pada batas usia tertentu, melainkan dilaksanakan seumur hidup. tegasya
dalam hal menuntut ilmu tidak ada istilah "sudah tua". Selama hayat masih dikandung badan,
manusia wajib menuntut ilmu. Hanya caranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan masing-masing. Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini diterangkan dalam
Hadits Nabi SAW. "Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahad".
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding dengan yang
tidak berilmu. Atau dgn kata lain, kedudukan mulia tidak akan dicapai kecuali dengan
ilmu. Firman Allah SWT : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 11). Dan
firman Allah SWT : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui" (Az-Zumar : 9). Sementara itu, penghormatan terhadap penuntut ilmu
dijelaskan pula dalam beberapa Hadits Nabi SAW. diantaranya : "Tidaklah suatu kaum
berkumpul disalah satu rumah Allah, sambil membaca al Qur'an dan mempelajarinya kecuali
mereka dinaungi oleh para malaikat, mereka diberikan ketenangan, disirami rahmat dan selalu
diingat Allah".
"Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) pada pencari ilmu
karena senang apa yang sedang dituntutnya". Menurut hadits tersebut diatas, tempat-tempat
majlis ilmu itu dinaungi malaikat, diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang
Allah di singgasana-Nya. Begitulah penghormatan yang diberikan kepada orang-orang yang
menuntut ilmu pengetahuan itu.

Ilmu Memperkuat Iman


lmu pengetahuan dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan pertimbangan
dalam segala sikap dan tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan serta kekayaan informasi
akan membuat seseorang lebih cenderung kepada obyektivitas, kebenaran dan realita. Ilmu yang
benar dapat dijadikan sarana untuk mendekatkan kebenaran dalam berbagai bentuk. Tentunya
bagi seorang muslim, dibalik wajah-wajah kebenaran itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah
Allah SWT. Dengan kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada Allah
SWT. Bahkan lebih dari itu, ilmu yang benar dapat pula memperkuat dan meningkatkan
keimanan seseorang. Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman melahirkan kepatuhan dan
tawadhu' kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT : "Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini Al Qur'an
itulah yang hak (petunjuk yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati
mereka kepada-Nya" (al Hajj : 54). Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud
: "Dari Abu Darda' berkata, saya mendengar Rasulallah SAW bersabda : 'Kelebihan seseorang
alim dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang".
Menurut hadits ini orang yang berilmu melebihi dari orang yang banyak ibadah laksana
bulan melebihi bintang-bintang. Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan hanya bagi pemiliknya.
Tapi ia membias ke orang lain yang mendengarkannya atau yang membaca karya tulisnya.
Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas hada pada sipelakunya.
Ilmu atasar dan pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang yang
memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Tetapi orang yang melakukan shalat,
puasa, zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap diberi pahala oleh Allah SWT, akan tetapi semua
ini segera berakhir dengan berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan.
Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga :
sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendo'akan kedua orang
tuanya" (HR. Muslim).
Marilah kita perhatikan intisari ajaran Al-Quran tentang sains dan teknologi:
Pertama, Allah menciptakan alam semesta dengan haqq (benar) kemudian mengaturnya dengan
hukum-hukum yang pasti (Al-A`raf 54, An-Nahl 3, Shad 27).
Kedua, manusia diperintahkan Allah untuk meneliti dan memahami hukum-hukum Allah di
alam semesta (Ali Imran 190-191, Yunus 101, Al-Jatsiyah 13).
Ketiga, dalam memanfaatkan hukum-hukum Allah di alam semesta yang melahirkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia harus berwawasan lingkungan dan dilarang untuk merusak
atau membuat pencemaran (Al-Qasas 77, Ar-Rum 41).
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kita harus memiliki sikap-sikap intelektual yang
diperintahkan Allah dalam Al-Quran.

Pertama, kritis terhadap permasalahan yang dihadapi, sebagaimana tercantum dalam Surat AlIsra ayat 36: Dan janganlah engkau ikuti sesuatu yang tiada padamu pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan isi hati, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya.
Kedua, bersedia menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sebagaimana tercantum dalam
Surat Az-Zumar ayat 18: Maka gembirakanlah hamba-hamba-Ku yang menginventarisasi
pendapat-pendapat, lalu mengikuti yang terbaik. Mereka itulah yang memperoleh petunjuk Allah
dan mereka itulah kaum intelektual.
Ketiga, menggunakan daya nazhar (nalar) semaksimal mungkin, sebagaimana tercantum dalam
Surat Yunus ayat 101: Katakan: nalarilah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan tidaklah
berguna segala ayat dan peringatan itu bagi kaum yang tidak percaya.
Menurut Surat Ali Imran 191-194, seorang ilmuwan atau intelektual Muslim harus mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Senantiasa dalam kondisi zikir, memelihara komitmen kepada ajaran Allah.
2. Mengembangkan daya fikir dalam menalari ciptaan Allah.
3. Memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan Allah.
4. Menjauhi perilaku menyimpang dari ajaran Allah.
5. Siap membela kebenaran dan keadilan serta memberantas kezaliman.
6. Teguh beriman kepada Allah dan Rasul dalam sikap dan perilaku.
7. Menyadari kekhilafan dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.
8. Ikhlas berkorban mempersembahkan bakti hanya kepada Allah.
9. Berwawasan masa depan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Terdapat tiga alasan pokok, mengapa kita perlu menguasai iptek, yaitu :
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini
fakta, tidak bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara
Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya,
misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai
sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Sumber Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka
Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang
terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat,
dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai
berikut:
1.

Al-Quran dan Sunnah :


Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Quran dan Sunnah
sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari

sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari
segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha
Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT
melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi
SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS 33/21).
2. Alam semesta:
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan
oleh pengetahuan modern.
3.

Diri manusia:
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya,
baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).
4.

Sejarah:
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar
sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya
hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Firaun,
dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga
saat ini.
Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra, artinya baca) QS. 96, Al Alaq 1-5.
Membaca dan menulis, adalah jendela ilmu pengetahuan. Dijelaskan, dengan membaca dan
menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui (allamal-insana
maa lam yalam). Ilham dan ilmu belum berakhir. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan
dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap
perubahan zaman dan pergantian masa. Adapun keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah,
antara lain :
1) Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-orang
yang dalam ilmunya (QS.2:7)
2) Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)
3) Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76)
4) Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7)
5) Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu (QS.17:36)
6) Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85)
7) Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114)
8) Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat (QS.27:66)
9) Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43)
10) Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)
11) Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu beberapa tingkatan
(QS.58:11)
12) Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia ilmu yang
belum diketahuinya (QS.96:4-5)
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam ayat-

ayat berikut:
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?

3.2 Perspektif Al-Quran dan Al Sunnah dalam IPTEK


Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia
sebagai hamba Allah dan khalifahNya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan
kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenimatan sains
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.
Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam
Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya :
(21): 80 dan Al Baqarah (2): 269. Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi
untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur
(kepada Allah).
Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).Dari keterangan itu jelas sekali bahwa
manusia dituntut untuk berbuat sesuatu degan sarana pengembangan teknologi dan untuk
penguasaannya diperlukan ilmu pengetahuan.Perlu di pahami pula bahwa pengetahuan ilmiah
( science ) tidak mengenal kata kekal apa yang dianggap salah pada masa silam ternyata
dapat diakui kebenaranya dimasa moderen .
Pengetahuan ilmiah mempunyai kebenaran relatif, artinya kebenaran datang silih
berganti, hal ini berbeda dengan Al-Quran yang mempunyai kebenaran mutlak. Oleh karena kita
tidak dapat menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk menjustifikasi mengenai kebenaran ataupun
menyalahkan teori-teori ilmiah yang ditemukan. Sebab kalau Al-Quran digunakan untuk menilai
salah atau benar terhadap teori ilmiah akan berimplikasi kepada kesalahan Al-Quran itu sendiri
(miskipun yang salah bukan Al-Quran tetapi penafsiranya ) sebab pada akhirnya suatu teori
akan digugurkan dengan teori yang lain.
Dan hal ini akan dijadikan sebagai cemoohan atau ejekan untuk menyerang islam itu
sendidri.Memang di dalam Al-Quran mengandung sekian banyak ayat-ayat yang memaparkan
tentang IPTEK Kebenaran Ilmiah . Allah telah membakukan beberapa fakta alam didalam AlQuran dan SunnahNya, diskripsi tentang sejumlah fenomena alam dan hukum-hukum alam
dapat dijadikan sebagai argumentasi yang melampaui batas logika manusia . Atau menurut istilah
yang dikenal mengenai keajaiban Al-Quran ( mukjizat Al-Quran ).Mochtar Naim dalam
bukunya Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Al Al-Quran yang berkaitan dengan biologi dan

kedokteran menjelaskan bahwa tidak kurang 350 ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan tentang
masalah biologi dan kedokteran, menurutnya ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut
berspektrum luas karena kedokteran dan biologi tidak hanya bersifat fisik-ekologik tetapi
berkaitan dengan kejiawaan, etika hukum dan kehidupan masyarakat .
Menurut Quraish Shihab pemaparan ayat-ayat Al-Quran tentang Kebenaran Ilmiah
tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan tentang kebesaran Tuhan dan ke Esa-anNya, serta
mendorong manusia seluruhnya mengadakan observasi dan penelitian demi lebih menguatkan
iman dan kepercayaan KepadaNya . Sedangkan dalam kitab tafsirnya Mahmud Saltut mengenai
hal ini mengatakan Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan Al-Quran untuk menjadi kitab
yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, problem-problem seni serta
aneka warna pengetahuan .
Tujuan pokok Al-Quran bukan untuk menerangkan persoalan-persoalan ilmiah tetapi
tujuanya memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia demi kebahagian hidupnya di dunia
dan di akhirat kelak.
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan.
Ilmu dalam bahasa Inggris science dari bahasa latin scientia yang artinya
pengetahuan, seire (mengetahui) sinonim yang paling akurat dalam bahasa yunani adalah
epestime.Kata ilmu dalam bahasa Arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain
sebagainya.Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia .
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal
yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika
membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya
matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi
perawat.Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar
gejala-gejala alamiah tersebut tidak lagi merupakan misteri. Penjelasan ini akan memungkinkan
kita untuk meramalkan apa yang terjadi . Dengan demikian, penjelesan ini memungkinkan kita
untuk mengontrol gejala tersebut. Untuk itu ilmu membatasi ruang jelajah kegiatan pada daerah
pengalaman manusia. Artinya, obyek penjelejahanya meliputi segenap gejala yang ditangkap

oleh pengalaman manusia lewat panca indera.


2. Pentingnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam.
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam
ayat-ayat berikut: (Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat
dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar (39) : 9).
Pendapat al-Maraghy dalam tafsirnya yang dikutip oleh Abuddin Nata menyebutkan :
Katakanlah hai Rasul kepada kaummu, adakah sama orang-orang yang mengetahui bahwa ia
akan mendapatkan pahala karena ketaatan pada Tuhan-nya, dengan orang-orang yang tidak
mengetahui hal yang demikian itu ? Ungkapan pertanyaan ini menunjukkan bahwa yang pertama
(orang-orang yang mengetahui) akan dapat mencapai derajat kebaikan; sedangkan yang kedua
(orang-orang yang tidak mengetahui) akan mendapat kehinaan.


Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah
dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah (58) : 11).
Maksudnya dari ayat tersebut adalah Allah SWT akan mengangkat derajat (martabat) orang
orang yang melaksanakan perintahNya dan RasulNya dan orang orang yang berilmu
pengetahuan. Selanjutnya ayat ini mendorong kita mengadakan kegiatan di bidang ilmu
pengetahuan, dengan cara mengunjungi dan menghadiri majelis ilmu. Konsekuensi dari usaha
mencari ilmu, akan diperolehnya derajat yang tinggi dari Allah SWT.
Sedangkan dalam Hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah, menjelaskan betapa
pentingnya mencari ilmu sehingga menjadi sebuah keharusan.


Telah menceritakan kepadaku
Hisyam ibn Ammar, telah menceritakan kepadaku Hafs ibn Sulaiman, telah menceritakan
kepadaku Katsir ibn Syindzir dari Muhammad ibn Sirin dari Anas ibn Malik, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah SAW : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan orang yang
memberikan ilmu (kepercayaan) kepada yang bukan ahlinya bagaikan mengalungi babi hutan
dengan intan atau permata atau emas. (Sunan Ibn Majah no. 220)Hadits riwayat Ibn Majah
tersebut di atas, bahwa belajar adalah suatu keharusan dan juga menekankan bahwa jika suatu
ilmu (amanat, wewenang, kepercayaan) diberikan kepada orang yang bukan ahlinya maka
bagaikan mengalungi babi hutan dengan intan, permata atau emas. Kalimat perumpamaan ini
sebagai simbol bahwa perbuatan tersebut sia-sia (tidak ada manfaatnya) bahkan bisa
mengakibatkan kehancuran.
Menurut Al Ghazali ditinjau dari segi akal, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah
sesuatu yang palin utama, karena dengan ilmu manusia akan sampai kepada Allah SWT dan
menjadi dekat denganNya. Dan pada akhirnya akan memperoleh kebahagiaan abadi dan
kenikmatan yang kekal. Ilmu menimbulkan kemuliaan dunia dan akhirat .Dalam kaitan ini kita

dapat mengatakan, bahwa ajaran Islamlah yang amat peduli terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dengan berbagai aspeknya. Pada ayat tersebut terkandung juga motivasi yang amat
kuat agar orang giat menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan memberikan kedudukan yang
tinggi dalam pandangan Allah SWT.
Namun dalam perkembangannya motivasi tersebut mengalami pasang surut. Ada saatsaat umat Islam giat mengembangkan ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah pemakalah
uraikan di atas, dan ada saat-saat umat Islam mengalami kelesuan bahkan menjauhkan diri dari
ilmu pengetahuan sebagaimana kita menyimak sejarah Islam pada abad pertengahan.
Kembali kepada masalah keterkaitan Al Quran dengan ilmu pengetahuan, HM. Quraish
Shihab mengatakan : menurut hemat kami, membahas hubungan Al Quran dan ilmu
pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul
di dalamnya, dan bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi
pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi yang lebih sesuai dengan kemurnian dan
kesucian Al Quran dan sesuai dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri . Kandungan diambil
dari ayat Al Quran di atas adalah adanya petunjuk, landasan dan motivasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan bagi manusia.
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa ketertinggalan umat Islam dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan umat nasrani dan yahudi ( Barat / Eropa )
di karenakan dorongan dalam Al-Quran lebih menitik beratkan masalah dzikir dari pada fikir.
Didalam Al-Quran ratusan kali menyebutkan kata dzikir dan belasan ( 18 ) menyebut kata
fikir, dengan kata lain yang berpendapat demikian dzikir lebih penting dari pada fikir padahal
esensinya bukan itu. Kemunduran umat Islam karena melupakan dan meninggalkan hal-hal yang
prinsip tetapi menekankan dari segi lahirnya saja. Permasalah bukan terletak pada kata dzikir dan
fikir berapa kali disebut dalam Al-Quran, tetapi umat Islam melupakan kesadaran tentang betapa
pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi .
Kita perlu ingat kembali juga kepada surat Al Quran yang pertama kali diturunkan
kepada Rasulullah adalah menunjuk pada perintah mencari ilmu pengetahuan, yaitu dengan
memerintahkan untuk membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan menyebut qalam sebagai
alat transformasi ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman :Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam Q.S. Al-alaq ini Allah menyebutkan nikmat-Nya dengan mengajarkan manusia
apa yang tidak ia ketahui. Hal itu menunjukkan akan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan.
Allah SWT mengawali surat dengan menganjurkan membaca yang timbul sifat tahu, lalu
mennyebutkan penciptaan manusia secara khusus dan umum.Sebenarnya penjelasan diatas dapat
kita jadikan sebagai landasan mengapa kita harus menguasai IPTEK. Dalam kaitan dengan
pentingya penguasaan IPTEK jika di tinjau dari aspek historis sosiologis maka terdapat tiga
alasan pokok, yakni:
a. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara
barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.
b. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-

negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.


c. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan
IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk
sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri .
3. IPTEK dalam perspektif Al-QuranAl-Quran Al-Karim ,
Yang terdiri atas 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan,
antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan tersebut
sering disebut ayat-ayat kauniyyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan
hal-hal di atas , Jumlah ini tidak termasuk ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.Bukan
sesuatu yang aneh dan mengherankan jika Al-Quran sebagai mukjizat terbesar membawa segala
persesuaian dan keserasian terhadap konklusi yang dicapai oleh para ilmuan modern dan studi
pembahasan dan meditasi yang dicapai oleh para ilmuan setelah beratus-ratus tahun, karena AlQuran adalah firman Allah ( Yang Maha Tahu terhadap rahasia alam ) dan tidak mengherankan
jika Al-Quran mengandung mukjizat yang lebih banyak .
Tetapi, kendatipun demikian, bukan berarti bahwa Al-Quran sama dengan Kitab Ilmu
Pengetahuan, atau bertujuan untuk menguraikan hakikat-hakikat ilmiah. Ketika Al-Quran
memperkenalkan dirinya sebagai tibyanan likulli syayi (QS 16:89), bukan maksudnya
menegaskan bahwa ia mengandung segala sesuatu, tetapi bahwa dalam Al-Quran terdapat segala
pokok petunjuk menyangkut kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi .
a. Al-Quran dan Alam Raya
Al-Quran mempunyai otoritas pertama dan utama dalam memandang bahwa alam
semesta beserta isinya bukanlah merupakan realita-realita independen apalagi terakhir
( ultimate ) melainkan tanda-tanda ( signs, ayat ) dari kebesaran Tuhan.Seperti dikemukakan di
atas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam dan fenomenanya.
Paling sedikit ada tiga hal yang dapat dikemukakan menyangkut hal tersebut :
1) Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan
mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi
kehidupannya, serta untuk -mengantarkannya kepada kesadaran akan Keesaan dan
Kemahakuasaan Allah SWT.
2) Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di
bawah kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti.
Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan ketetapan tersebut kecuali jika dikehendaki
oleh Tuhan. Dari sini tersirat bahwa:
a) Alam raya atau elemen-elemennya tidak boleh disembah, dipertuhankan atau dikultuskan.
b) Manusia dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang adanya ketetapan-ketetapan yang
bersifat umum dan mengikat bagi alam raya dan fenomenanya (hukum-hukum alam).
c) Redaksi ayat-ayat kawniyyah bersifat ringkas, teliti lagi padat, sehingga pemahaman atau
penafsiran terhadap ayat-ayat tersebut dapat menjadi sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat
kecerdasan dan pengetahuan masing-masing penafsir.
Dalam kaitan dengan butir ketiga di atas, beberapa prinsip dasar yang dapat, atau bahkan
seharusnya, diperhatikan dalam usaha memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang
mengambil corak ilmiah adalah :

a) Setiap Muslim, bahkan setiap orang, berkewajiban untuk mempelajari dan memahami Kitab
Suci yang dipercayainya.
b) Al-Quran diturunkan bukan hanya khusus ditujukan untuk orang-orang Arab ummiyyin yang
hidup pada masa Rasul saw. dan tidak pula hanya untuk masyarakat abad ke-20, tetapi untuk
seluruh manusia hingga akhir zaman..
c) Berpikir secara kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK dalam kaitannya
dengan pemahaman Al-Quran tidak berarti menafsirkan Al-Quran secara spekulatif atau terlepas
dari kaidah-kaidah penafsiran yang telah disepakati oleh para ahli yang memiliki otoritas dalam
bidang ini.
d) Salah satu sebab pokok kekeliruan dalam memahami dan menafsirkan Al-Quran adalah
keterbatasan pengetahuan seseorang menyangkut subjek bahasan ayat-ayat Al-Quran.
b. Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah
Didalam Al-Quran banyak sekali ditemukan ayat-ayat tentang IPTEK, miskipun begitu
jelasnya ayat-ayat tentang IPTEK baik ilmu alam maupun ilmu sosial dalam Al-Quran, namun
para pakar tafsir dalam perjalanan dunia tafsir tetap saja menjadikan ilmu pengetahuan ( al-ilm,
knowlodge) sebagai obyek kajian yang eksistensinya masih diperdebatkan dikalangan peneliti
Al-Quran .
Disepakati oleh semua pihak bahwa penemuan-penemuan ilmiah, di samping ada yang
telah menjadi hakikat-hakikat ilmiah yang dapat dinilai telah memiliki kemapanan, ada pula
yang masih sangat relatif atau diperselisihkan sehingga tidak dapat dijamin kebenarannya.
Atas dasar larangan menafsirkan Al-Quran secara spekulatif, maka sementara ulama AlQuran tidak membenarkan penafsiran ayat-ayat berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah yang
sifatnya belum mapan . Seorang ulama berpendapat bahwa Kita tidak ingin terulang apa yang
terjadi atas Perjanjian Lama ketika gereja menafsirkannya dengan penafsiran yang kemudian
ternyata bertentangan dengan penemuan para ilmuwan. Ada pula yang berpendapat bahwa Kita
berkewajiban menjelaskan Al-Quran secara ilmiah dan biarlah generasi berikut membuka tabir
kesalahan kita dan mengumumkannya.Bint Al-Syathi dalam bukunya, Al-Quran wa AlQadhaya Al-Washirah, secara tegas membedakan antara pemahaman dan penafsiran. Sedangkan
Al-Thabathabai, mufasir besar Syiah kontemporer, lebih senang menamai penjelasan makna
ayat-ayat Al-Quran secara ilmiah dengan nama tathbiq (penerapan). Pendapat-pendapat di atas
agaknya semata-mata bertujuan untuk menghindari jangan sampai Al-Quran dipersalahkan bila
di kemudian hari terbukti teori atau penemuan ilmiah tersebut keliru .
c. Penafsiran Ayat Ayat Ilmu Pengetahuan
Seperti yang telah dikemukakan di atas, para mufasir mengingatkan agar dalam
memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran
ilmiah, seseorang dituntut untuk memperhatikan segi-segi bahasa Al-Quran serta korelasi antar
ayat.Seperti contoh, sebelum menetapkan bahwa ayat 88 Surah Al-Naml (yang berbunyi, Dan
kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan), ini menginformasikan pergerakan gunung-gunung, atau peredaran bumi,
terlebih dahulu harus dipahami kaitan ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya. Apakah ia berbicara
tentang keadaan gunung dalam kehidupan duniawi kita dewasa ini atau keadaannya kelak di hari
kemudian. Karena, seperti diketahui, penyusunan ayat-ayat Al-Quran tidak didasarkan pada

kronologis masa turunnya, tetapi pada korelasi makna ayat-ayatnya, sehingga kandungan ayat
terdahulu selalu berkaitan dengan kandungan ayat kemudian.
Demikian pula halnya dengan segi kebahasaan. Ada sementara orang yang berusaha
memberikan legitimasi dari ayat-ayat Al-Quran terhadap penemuan-penemuan ilmiah dengan
mengabaikan kaidah kebahasaan.Ayat 22 Surah Al-Hijr, diterjemahkan oleh Tim Departemen
Agama dengan, Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan dari langit . Terjemahan ini, di samping mengabaikan arti huruf fa, juga
menambahkan kata tumbuh-tumbuhan sebagai penjelasan sehingga terjemahan tersebut
menginformasikan bahwa angin berfungsi mengawinkan tumbuh-tumbuhan.Hemat penulis,
terjemahan dan pandangan di atas tidak didukung oleh fa anzalna min al-sama maa yang
seharusnya diterjemahkan dengan maka kami turunkan hujan . Huruf fa yang berarti maka
menunjukkan adanya kaitan sebab dan akibat antara fungsi angin dan turunnya hujan, atau
perurutan logis antara keduanya sehingga tidak tepat huruf tersebut diterjemahkan dengan dan
sebagaimana tidak tepat penyisipan kata tumbuh-tumbuhan dalam terjemahan tersebut.
Bahkan tidak keliru jika dikatakan bahwa menterjemahkan lawaqiha dengan meniupkan
juga kurang tepat.Kamus-kamus bahasa mengisyaratkan bahwa kata tersebut digunakan antara
lain untuk menggambarkan inseminasi. Sehingga, atas dasar ini, Hanafi Ahmad menjadikan ayat
tersebut sebagai informasi tentang fungsi angin dalam menghasilkan atau mengantarkan
turunnya hujan, semakna dengan Firman Allah dalam surah Al-Nur ayat 43: Tidakkah kamu
lihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya,
kemudian dijadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celahcelahnyaMemang, seperti yang dikemukakan di atas, sebab-sebab kekeliruan dalam memahami
atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran antara lain adalah kelemahan dalam bidang bahasa AlQuran, serta kedangkalan pengetahuan menyangkut objek bahasan ayat. Karena itu, walaupun
sudah terlambat, kita masih tetap menganjurkan kerja sama antar disiplin ilmu demi mencapai
pemahaman atau penafsiran yang tepat dari ayat-ayat Al-Quran dan demi membuktikan bahwa
Kitab Suci tersebut benar-benar bersumber dari Allah Yang Maha Mengetahui lagi Mahaesa itu.
Di Indonesia surat Ar-Rahman ayat 33 di jadikan dasar oleh sebagian cendekiawan kita
untuk membuktikan bahwa Al-Quran telah menegaskan dan membecirakan persoalan angkasa
luar. Mereka mengatakan :Sejak 14 abad yang lalu Al-Quran telah menegaskan bahwa manusia
sanggup menuju ruang angkasa selama mereka mempunyai kekuatan yaitu ilmu pengetahuan dan
teknologi .Realitasnya manusia memang sanggup menuju ke bulan dengan menggunakan dan
memanfaatkan media teknologi, tetapi apakah ayat tersebut memang berubungan dengan
masalah tersebut. Al-Quran : ( 55): 33.Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuatan.
Menurut Quraish Shihab tidak sependapat dengan penafsiran ayat tersebut yang di
hubungkan dengan permasalahan luar angkasa, tetapi membicarakan masalah keadaan akhirat
kelak yang menyampaikan tantangan manusia dan jin. Wahai sekalian manusia dan jin jika
kamu sekalian sanggaup untuk melarikan diri / keluar lingkungan langit dan bumi untuk
mengindari dari perhitungan kami atau yang kami adakan maka keluarlah, larilah, kamu tidak
akan dapat keluar kecuali dengan kekuatan, sedangkan kamu tidak punya kekuatan .Perintah
dalam ayat tersebut menunjukkan ketidak mampuan manusia dan jin untuk melaksanakanya.

Ayat tersebut dipahami demikian mengingat jika ayat tersebut di hubungkan dengan ayat
sebelumnya berbunyi : Kami akan memperhatikan ( mengadakan perhitungan ) sepenuhnya
kepadamu Hai manusia dan jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.Menurut hemat
penulis kedua penafsiran tersebut tidak perlu dipertentangkan karena sudut pandangnya saja
yang berbeda. Dari teks ayat faktanya mengandung arti melintasi penjuru langit dan bumi.
Artinya secara konteknya menghubungkan dengan masalah luar angkasa dengan ayat tersebut
juga tidak salah. Asalkan jangan sampai dijadikan pembenaran mengenai teori luar angkasa atau
sebuah kuwajiban untuk mengikuti kebenaran ilmiah tersebut .
d. Ayat- Ayat Al-Quran tentang IPTEK
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3: 90192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat- ayat yang telah
dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
1) Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
2) Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He
yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas
radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu
menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi) panas turun
menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru mengakibatkan adanya kehidupan
(tumbuhan).
3) Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3),matahari sebagai contoh
tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
4) Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).
5) Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS 37/6).
6) Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari
sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).
7) Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).
8) Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).
9) Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5) dan garis edar
sendiri2 yang tetap (QS 36/40).
10) Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5)
11) Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).
12) Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa dengan ilmu
pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).
13) Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju(QS 24/43).
14) Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).
15) Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen)tumbuhan (QS 15/22).
16) Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina
(ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).
17) Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan(farts) lalu diserap oleh
darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66),perlu dicatat bahwa peredaran darah baru
ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.
18) Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani
merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates

(membuat cairan yang bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary
(pemberi cairan yang melekat dan lendir).
19) Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya
villis yang seperti akar yang menempel pada rahim.
20) Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote yang melekat
(alaqah) segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus oleh tulang dalam misenhyme
(izhama) tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14).

3.3 Konsep Pengembangan IPTEK


Ilmu pengetahuan timbul berdasarkan sunatullah dari rasa ingin mengathui sesuatu, yang
merupakan ciri khas manusia. Makhluk lain seperti hewan, juga memiliki rasa ingin tahu, tetapi
sangat terbatas, sedangkan makhluk lain yang lebih rendah tingkatannya seperti tumbuhtumbuhan dan benda mati, sama sekali tidak memiliki perasaan itu. Gerakan yang terjadi pada
benda-benda alam seperti batu, tanah, angin, udara, dan sebagainya, terjadi buan atas
kehendaknya, tetapi gerakan yang terjadi secara alamiyah yang telah ditetapkan sunatullah.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, memiliki instink yang ada pada hewan
ditambah petunjuk-Nya berupa akal fikiran. Dengan demikian pengetahuan tidak bersifat statis
atau tetap seperti dari masa ke masatetapi terus berkembang dengan kemajuan-kemajuan yang
luar biasa.
Manusia terus mengembangkan dan terus mencari jawaban dari pertanyaan yang timbul
dari pertanyaan yang timbul pada dirinya, seperti apa, bagaimana, dan mengapa? Manusia
mampu memanfaatkan pengetahuan yang lebih dahulu diperoleh untuk diaplikasikan dan
dikoordinasikan dengan pengetahuan yang baru, dengan pengetahuan yang lebih baik, lebih maju
dan lebih lengkap.
Pengetahuan dalam pandangan Islam, baik yang diperoleh dengan ilmu pengetahuan
maupun yang berasal dari wahyu Illahi melalui agama, keduanya berasal dan bersumber dari
Allah s.w.t., pengetahuan apapun yang dimiliki manusia, semua bersal dari karunia Allah s.w.t.
hal ini bisa dipahami dari ayat al-Quran yang menjelaskan firman Allah, ketika Allah s.w.t.
mengajarkan kepada Adam berbagai macam ilmu pengetahuan dialam semesta, denga firmanNya:

waallama a dama ul asmaa a kulla haa umma ardhohum ala ul malaaikati faqoola
anbiuwni biasmaa I haa ulaa I in kuntum shodiqiin
Artinya :
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu memang orang-orang yang benar! (QS. Al-Baqarah, 2:31)

Yang dimaksud dengan semua jenis nama disini adalah pengetahuan tentang segala
sesuatu termasuk hakikatnya, fungsinya, keadaan dan lain sebagainya. Kemudian ketika Allah
s.w.t. megisyaratkan kepada para malaikat agar membrikan penjelaskan tentang berbagai macam
ilmu pengetahuan, para malaikat menjawab:

qaa luww subhanaanaka laa ilma lanaa illaa maa allamtanaa. Innaka anta al halimun hakim
Artinya :
Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah
Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahu lagi Maha
Bijaksana. (QS.Al-Baqarah, 2:32)
Ayat di atas menjelaskan pada kita, bahwa semua ilmu pengetahuan tentang segala
sesuatu yang dimiliki makhluk-makhluk Allah s.w.t. baik diperoleh melalui teori-teori imah atau
dari wahu Illahi. Dalam perkembangan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa apabila
keduanya bersumber sumber yang satu yakni Allah s.w.t. tentunya tidak ada pertentanganpertentangan dan perbedaan-perbedaan, keduanya bersifat komplementeri (saling melengkapi)
dan tidak perlu dipertenangkan.
Seiring denga berkembangnya ilmu pengetahuan yang telah diturunkan Allah s.w.t. dari
masa nabi Adam hingga sekarang, sudah banyak sekali ilmu pengetahuan yang dapat kita
peroleh. Dan denga ilmu pengetahuan tersebut harusnya kita dapat mengetahui mana yang benar
dan mana yang buruk, serta mana hal yang harus kita lakukan dan mana hal yang harus kita
hindarkan.
Dalam mangahadapi budaya hedonisme, sudah seharusnya kita dapat menghindari
budaya tersebut karena Allah s.w.t. telah menyerukan kepada kita ilmu-ilmu yang berguna agar
kita tidak terjerumus dalam kehedonismean tersebut. Selain itu juga Allah s.w.t. sangat tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan. Sehingga, kita dapat menangani dan menghindari
budaya hedonisme dengan cara bertawakal pada Allah s.w.t. dan selalu mengamalkan semua
yang telah Allah berikan kepada kita.

3. 4 Kegunaan IPTEK
Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia.
Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru membelenggu perilaku dan
gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh
system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi
pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung
tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan
teknologi.
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah

menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan


akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya.
Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang
telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis
pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasiformulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui
dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif.
Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral
kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari
masalah-masalah manusia.
Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai
bidang:
1. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi
bagian manapun melalui internet
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan
melalui handphone
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi
tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah
gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi
tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari
internet.
d. Kecemasan teknologi
Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer.
Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer
inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena
disambar petir.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita
rasakan manfaat positifnya antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b. Terjadinya industrialisasi
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik
dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang
berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia
ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin
penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang
memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih
penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan
berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan.
Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan
yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga
kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja yang berubah tersebut.
e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran
menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;
1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan yang dibutuhkan
2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki
jalan pintas yang bermental instant.
3. Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat

a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin
besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan
maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya
merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for
Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt
(1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin
banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur,
menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan
fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa
percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa
Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi,
akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan
teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi
tetapi miskin dalam rohani.
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong
telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan
kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di
kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
Pola interaksi antar manusia yang berubah
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah
pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang
bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC),
internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu
tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang
tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain
melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan
teman dan orang asing kapan saja.
4. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:

a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang
membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan
bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan
guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul
dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential
Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes
psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu
dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan
tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka
orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
5. Bidang politik
a. Timbulnya kelas menengah baruPertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan
mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup
mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat
diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik
dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan.Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini
akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan
persamaan semakin kental.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya
regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran
regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan
meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama
ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.

DAFTAR PUSTAKA
http://aaotid.blogspot.co.id/2014/01/motivasi-islam-dalam-mengembangkanilmu.html?m=1

https://khamdanguru.wordpress.com/2011/10/17/teknologi-dalam-perspektif-alquran/
http://katabasbisbus.blogspot.co.id/2013/06/konsep-pengembangan-iptek-dalamislam.html?m=1
Diansah, Nur. Kegunaan dan Manfaat Perkembangan Tekhnologi. http://nurdiansah.blogspot.co.id/?m=1 (5 November 2015)

Você também pode gostar