Você está na página 1de 16

MEMBANGUN JATI DIRI

Oleh: Sherly Monalisa Silitonga


Kelas: X-2
Kompetensi Dasar: Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi
yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir
yang komprehensif dalam segala aspek.

Indikator: Mendaftarkan potensi dan kelemahan diri melalui pikiran,


perkataan, perbuatan serta mendeskripsikannya. Memiliki pola pikir
yang komprehensif.

Referensi Alkitab: Yesaya 43:4a.


Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, siswa diharapkan
mampu mengenal dirinya sendiri dan potensi
dalam dirinya untuk dikembangkan serta
dapat membangun keunikan diri sendiri. Siswa
juga diingatkan sejak dini untuk memperbaiki
dan mengganti kebiasaan-kebiasaan buruknya
supaya bisa menjadi pribadi yang baik di masa
depan.
Uraian Materi Pelajaran
Dalam sejarah hidupnya, manusia selalu berhadapan dengan pertanyaan
menyangkut apa makna hidup ini sesungguhnya, manusia juga
dihadapkan pada pertanyaan esensial, yaitu…

“Siapakah Saya?”
Sebagai remaja, kita harus mulai mengenal siapa diri kita. Karena dengan
mengenal diri sendiri, kita akan mampu menempatkan diri dalam setiap
situasi hidup. Sebaliknya, jika pencarian jati diri atau identitas diri tidak
dilakukan dengan benar, berbagai hal negatif akan muncul, misalnya
ikut-ikutan, bersikap plin-plan, sulit mengambil keputusan, dan
sebagainya. Untuk itu, belajar mengenal diri sendiri amat penting untuk
membangun karakter dan ciri khas sebagai umat Kristen.
Dengan menilai diri sendiri melalui jawaban dari
pertanyaan untuk mengenal diri sendiri, manusia dituntut
untuk jujur mengakui keberadaannya, termasuk
menemukan kelemahan disamping kekuatan diri atau
potensi yang ada dalam dirinya. Karena tiada manusia yang
sempurna, Manusia yang sempurna hanya hadir dalam diri
Yesus Kristus (Ibr. 7:28).

Banyak orang yang berhasil dalam hidupnya karena mampu


mengatur diri dengan baik, mereka berusaha dengan tekun untuk
memperbaiki kekurangannya hingga menghasilkan perubahan
nyata, kunci keberhasilan lainnya adalah dengan cara tidak cepat
berpuas diri.
Sebaliknya, kegagalan hidup dapat ditimbulkan karena terpaku
pada kekurangan, mudah berpuas diri dan mudah berputus asa.
Tokoh-Tokoh Sukses yang Dapat Dijadikan Panutan

Martin Luther King, Jr. adalah seorang pejuang hak asasi manusia
dari Amerika Serikat yang gigih memperjuangkan persamaan hak
orang kulit hitam terhadap orang kulit putih.

Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan yang


memperjuangkan hak-hak sipil orang-orang kulit berwarna hitam
yang ditindas oleh kaum kulit putih di Afrika Selatan.

Mereka adalah orang-orang yang memahami siapa dirinya, mengenal


kekuatan atau potensi yang ada pada dirinya dan menggunakannya bagi
kepentingan banyak orang, juga kreatif dan pekerja keras. Pada sisi lain,
mereka juga mengenal kelemahan dirinya, tetapi tidak berusaha menutupi,
tetapi mengarahkannya pada hal-hal positif.
Julukan Negatif
Julukan negatif biasanya diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kekurangan baik fisik maupun mental seseorang.

Contoh: Si Gendut, Si Bodoh, Si Pelupa, Si Hitam, Si Aneh, dsb.

Julukan-julukan ini dapat menimbulkan rasa rendah diri pada si


penerima julukan. Hal ini dapat mempengaruhi pembentukan jati diri
dan kepribadiannya. Seharusnya tiap orang dapat membentuk jati
dirinya sendiri tanpa terpengaruh oleh berbagai julukan negatif yang
diberikan orang lain kepadanya. Penghinaan terhadap tampilan fisik
maupun keberadaan serta kemampuan seseorang menggambarkan
bahwa kita tidak menghargai sesama sebagai makhluk ciptaan Allah.
Pengenalan Diri yang Baik dan
Tujuannya
Pengenalan diri berguna untuk membuat
perencanaan menjadi manusia yang makin
menyerupai Kristus dan memiliki nilai-nilai
Kristiani. Kita tidak bisa mengubah diri kita
menjadi sesuatu kalau kita belum mengenal
keberadaan diri kita saat ini.
Jendela Johari
Dalam psikologi komunikasi dikenal istilah Jendela
Johari yang terdiri dari empat buah jendela yang
dipakai untuk melihat siapa diri kita.

Fungsi Jendela Johari adalah untuk menunjukkan


berapa banyak hal dalam diri kita yang terbuka atau
tertutup bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Daerah yang kelihatan Daerah yang Tersembunyi
(Terbuka) (Rahasia)
Saya tidak keberatan kalau hal-hal ini diketahui Hal-hal terdalam pada diri saya yang tidak
orang lain. ingin orang lain ketahui.
1. Saya dikenal sebagai orang yang 1. Saya berbuat baik karena
ramah dan penuh perhatian. mengharapkan imbalan.
2. Saya tidak ragu untuk memuji dan 2. Saya kadangkala mencemooh dan
mendukung teman. menjelek-jelekkan teman.

Daerah Buta Daerah Tidak Dikenal


1. Sahabatku mengatakan bahwa saya Hanya Tuhan yang tahu
sering bicara mengobral janji, tetapi 1. Kapan saya akan meninggal dan
tidak memenuhinya dan tanpa sadar bagaimana cara saya meninggal.
meremehkan orang yang saya janjikan. 2. Siapa yang akan menjadi jodoh saya.
2. Guru matematika mengatakan bahwa
saya sangat teliti dan cocok bila
mengambil studi akuntansi
Jendela Pertama
Untuk daerah terbuka, yaitu motivasi, sikap dan
sifat kita yang terbuka bagi orang lain sehingga
orang dapat melihat jelas. Dalam hal kelakuan
dihadapan orang lain, kita sebaiknya bersikap
sesuai dengan pandangan serta pengalaman kita.
Kita tidak harus menjadi sama dengan orang lain
supaya menyenangkan atau disenangi orang lain,
namun dalam bertindak kita tetap harus
mengikuti seperangkat tata cara, norma, adat
istiadat yang diberlakukan untuk mengatur hidup
bersama supaya tidak terjadi konflik antarsesama.
Jendela Kedua
Daerah rahasia merupakan hal-hal yang kita simpan
rapat-rapat karena kita tidak ingin orang lain
mengetahuinya. Daerah ini umumnya berisi impian,
masa lalu yang kelam, sifat buruk, kesalahan, dsb.
Hal ini timbul karena ketakutan dipandang negatif ,
ditertawakan atau tidak dihargai. Namun terkadang
daerah ini dapat terbuka kepada orang yang kita
percaya mampu menjaga rahasia tersebut.
Jendela Ketiga
Disebut daerah buta karena apa yang terdapat disini
tidak diketahui oleh diri kita sendiri tetapi diketahui
oleh orang lain. Daerah ini sering menjadi tempat bagi
bahan gosip orang lain terhadap diri kita mengenai
kejelekan kita. Jika tidak ingin hal ini terjadi, maka
mintalah masukan dari orang lain mengenai
bagaimana mereka menilai kita. Seperti pesan Nabi
Natan yang menyuarakan apa yang Allah inginkan
dari setiap umat-Nya, harus diterima oleh Raja Daud
walaupun menyakitkan. (2 Samuel 11 dan 12)
Jendela Keempat
Banyak orang yang berusaha mencari tahu mengenai daerah
tidak dikenal ini dengan cara pergi ke dukun, atau rajin
membaca ramalan horoskop yang mencoba membaca nasib
masa depan. Satu hal yang menjadi pegangan kita adalah
Yeremia 29:11-14, yaitu bahwa tidak ada kesia-siaan ketika
kita menggantungkan masa depan kita di tangan Tuhan Sang
Pencipta. Imamat 19:31 mengatakan, “Janganlah kamu
berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal;
janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian
menjadi najis karena mereka; Akulah Tuhan, Allahmu.”
Kesimpulan
Selalu ada hal-hal yang bisa kita kembangkan, sifat yang diubah
menjadi lebih baik,kemampuan yang diasah sehingga menjadi berkat
bagi banyak orang, hal-hal negatif yang tidak kita sadari berubah
karena kita mau meminta masukkan dari orang lain dan hal-hal yang
kita serahkan kepada Tuhan karena memang ada dalam kewenangan-
Nya. Kita harus bersikap hidup positif, yaitu tidak terfokus pada apa
yang menjadi kekurangan kita, tetapi mensyukuri bahwa ada hal-hal
indah yang tetap Tuhan sediakan buat kita. Di mata Tuhan, kita
masing-masing sungguh berharga, “Oleh karena engkau berharga di
mata-Ku dan mulia, dan Aku mengasihi engkau” (Yes 43:4a).
Merupakan jaminan bahwa bagaimana pun perlakuan orang terhadap
kita, apa pun bentuk fisik kita, Allah sungguh menghargai kita.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Você também pode gostar