Você está na página 1de 3

1.

Sistem pengendali yang melibatkan konsep control akhir konversi sinyal :


Langkah ini mengacu pada modifikasi yang harus dibuat pada sinyal control
untuk terhubung dengan baik dengan langkah kontrol berikutnya, yaitu aktuator.
Sehingga, jika suatu elemen kontrol valve dioperasikan oleh suatu aktuator motor
listrik, maka sinyal kontrol 4-20 mA dc harus dimadifikasi untuk mengoperasikan
motor itu. Jika suatu motor dc digunakan, modifikasi boleh jadi adalah konversi
arus ke tegangan dan penguatan. Alat yang melaksanakan konversi sinyal seperti
itu sering disebut transduser sebab ia mengkonversi sinyal kontrol dari satu bentuk
ke bentuk lain, seperti arus ke tekanan, arus ke tegangan, dan semacamnya.
Sasaran konversi sinyal yang prinsip adalah untuk mengkonversi sinyal kontrol
low energy kepada suatu sinyal energi tinggi untuk men-drive aktuator. Sinyal
Keluaran Kontroler secara khusus adalah salah satu dari tiga bentuk:
1. Arus listrik, pada umumnya 4-20 mA;
2. Tekanan pnematik, pada umumnya 3-15 psi atau 20-100 kPa;
3. Sinyal digital, pada umumnya tegangan LEVEL TTL dalam bentuk
parallel atau serial.
Ada banyak pola yang berbeda untuk konversi sinyal ini kepada bentuk lain,
tergantung pada bentuk akhir yang diinginkan dan tergantung pada teknologi untuk
menghasilkan konversi seperti ini. Di bagian berikut, sejumlah pola konversi yang
lebih umum diperkenalkan. Anda perlu selalu mau menerima kemajuan teknologi
dan metoda baru pengkondisii dan konversi sinyal yang akan datang dengan
kemajuan ini.
Contoh :
Suatu penguat magnet memerlukan suatu sinyal masukan 5-10 volt dari suatu
sinyal kontrol 4-20 mA. Disain suatu sistem konversi sinyal untuk menyediakan
hubungan ini.

Solusi :

Kita pertama harus mengkonversi arus kepada suatu tegangan, dan kemudian
menyediakan penguat dan bias yang diperlukan. Kita biasa mendapatkan suatu
tegangan dengan menggunakan suatu resistor dalam garis arus, misalnya, 100 .
Sehingga yang 4-20 mA menjadi 0.4-2.0 volt. Sekarang, Sistem Amplifier harus
menyediakan suatu keluaran yang diberikan oleh:
Vout = KVin + VB
di mana jika K adalah gain dan VB adalah suatu tegangan bias yang sesuai. Kita
mengetahui bahwa 0.4 volt masukan harus menyediakan 5 volt keluaran, dan 2 volt
masukan harus menyediakan 10 volt keluaran. Ini mengijinkan kita untuk memukan
K dan VB, menggunakan persamaan simultan sebagai:
5 = 0.4 K + VB
10 = 2 K + VB
dengan pengurangan, kita mendapatkan :
5 = 1,6 K
K = 3,125
yang kita gunakan dalam persamaan di atas yang mana saja untuk mendapatkan
VB= 3.75
Sehingga, hasilnya adalah Vout = 3.125 Vin + 3.75

Rangkaian Gambar 1 memperlihatkan bagaimana ini dapat diterapkan dengan


menggunakan suatu konfigurasi op amp.
Gambar 1

Pengaplikasian :
Banyak rangkaian kontrol motor dirancang sebagai unit yang dikemas yang
menerima suatu sinyal dc level rendah secara langsung untuk mengendalikan
kecepatan motor. Jika sistim yang demikian tidak tersedia, [itu] adalah mungkin
untuk membangun rangkaian yang menggunakan amplifier bersama dengan SCR
atau TRIAC untuk melaksanakan kontrol ini.

Você também pode gostar