Você está na página 1de 26

ANATOMI DAN MORFOLOGI BAKTERI, JAMUR

& VIRUS
Posted January 14, 2011 by aguskrisno in KAJIAN KLASIFIKASI MIKROBA. Leave a
Comment
PENDAHULUAN
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi
dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang
tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan
bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan
bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organism tertentu dari
mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus
dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri,
jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur
anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara
cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga
mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk
mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan
struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi dan struktur
anatomi dari bakteri, jamur, dan virus.
PEMBAHASAN
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan
pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau
serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang
umum didapatkan pada fungi. Bentuk filamen paa kenyataannya dapat berupa filamen semu bila
hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada. Sedangkan bentuk filament

benar, kalau hubungan antara satu sel dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik
hubungan secara morfologis (bentuk) maupun secara fisiologi (fungsi sel).
Bakteri
Morfologi bakteri
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.
a. Bakteri bentuk bulat

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil berasal dari bacillus yang berarti
batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:
1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya
Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk
rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.
b. Bakteri bentuk bola
Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat dibedakan atas:
1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.

2. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua, misalnya


Diplococcus pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehngga bentuknya
mirip kubus.
4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk
rantai.
5. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelopok sel tidak
teratur sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.

c. Bakteri bentuk spiral

Ada tiga mcam bentuk spiral:


1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral misalnya Spirillum.

2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholera
penyebab penyakit kolera.
3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang besifat lentur. Pada saat bergerak,
tubuhnya dapa memanjang dan mengerut.
Anatomi bakteri
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel
bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga
bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,
sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
a. Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk
bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik,
lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat
botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.

b. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein.
Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel
adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri
dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan
tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram
positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan
warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri
gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif,
peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit.
Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.

Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua bakteri
gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel
beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan pada asam
muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu
asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur
pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu. Bakteri gramnegatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan
peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida.
Apabila diberi pewarna gram
menghasilkan warna merah.

Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya
bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang
dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri
tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
c. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel organisme
yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat
keluar atau ke dalam sel.

d. Mesosom
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan
membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel)
ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel
baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.

e. Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma.
Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid).
Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang
tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan). Sitoplasma
tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak,
protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya
reaksi-reaksi metabolism.

g. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan
materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung
yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas
dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan
merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA
bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut
daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.

h. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nokromosom
bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini
dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya DNA
yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah
banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.

i. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kirakira masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting
bagi bakteri.

j. Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri
mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas
sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah
membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala.
Reproduksi bakteri

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang
baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri,
tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan
zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui,
yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.

Gambar anatomi dan morfologi bakteri

2.2 Fungi (jamur)


Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
a.Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel
yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar
bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 m lebarnya dan

panjangnya dari 5-30 m atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu,
tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ
penggerak lainnya.

1. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora
khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
1. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam
proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan
anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada
dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah
dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk
memfermentasi air perasan anggur.
1. Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga
khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam
pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).

1. Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel
khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager
(Saccharomyces carlsbergensis).
1. Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak
diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale,
Candida albicans).
b. Kapang.
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 m, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 m. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.

Ada 3 macam morfologi hifa:


1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi
nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa
yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari
satu nukleus dalam setiap ruang.
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup
dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti
bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula
jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya
misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis
mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung,
misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.

Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula
dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat
mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan tersebut
dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,selsel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja
menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana.
Anatomi pada fungi (jamur)
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler.
Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel
membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang
melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula
hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik.
Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang
berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas
menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora.
Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya
pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari
lingkungannya.

Reproduksi pada jamur (fungi)


Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual
jamur membentuk spora askus.
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang
hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan
perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga
terbentuk spora askus atau spora basidium.
Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan
menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan yang lembab
atau berair.
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel tersebut,
hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur Ascomycota.
Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok
jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan
biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa
atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak konidia paling ujung
dapat melepskan diri.

Gambar morfologi fungi

2.3 Virus
Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai ciri-ciri tidak
dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus

parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup.
Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat
bergerak maupun melakukan aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah
diri. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
Morfologi virus
1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
3. Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.

Anatomi virus
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
1. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut
kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas proten-protein monomer identik, yang masing-masing
terdiri dari rantai polipeptida.
1. Isi tubuh
Isi tubuh yang disebut viorin adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA),
contohnya sebagai berikut:

Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, virus radang
mulut.

Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya
paramixovirus.

Virus yag isi tubuhnya tediri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.

1. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas
tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut.Pada virus dijumpai asam nukleat yang
diselubungi kapsid, disebut nukleokapsid.

Reproduksi virus
Untuk berkembang biak virus memerlukan tempat atau lingkungan yang hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik an secara lisogeni. Pada infeksi
secara litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi,
sedangkan pada infeksi secara lisogenik,virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus
berintregasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembang biak
virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan
yang berlangsung pada bakteriofag, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.

Perspektif Islam
Keberadaan mikroorganisme merupakan bukti empiris (faktual) kebesaran Allah SWT sebagai
Maha Pencipta. Berdasarkan Alquran tentang bukti-bukti kebesaran Allah SWT dalam
kehidupan alam semesta seperti tersirat dalam surat AN NAHL ayat 13 dan surat THAAHAA
ayat 6, yang berbunyi:
Wamaadzaroalakum fil ardhi muhtalifan alwaa nuhu inna fii
dzaalika la aayatal liqoumiyyadzakruuna
Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlainlainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Lahumaafiisamaawaati wamaa fil ardhi wamaa baynahumaa
wamaa tahtassaroo.
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang di antara
keduanya dan semua yang di bawah tanah.
Q.S Al.Furqaan: 2

Alladzilahu mulkussamawati walardhi walam yattakhidz walladan walam yakullahu syarikun


filmulki wakholaqo kullasyaiin faqoddarohutaqfdiron
Yang kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu,dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan
persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan funfsinya masing-masing dalam hidup.
PENUTUP
Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi
dengan sendirinya. Macam dari mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan
virus.
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Secara morfologi bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang, dan spiral,
sedangkan secara anatomi tubuh bakteri tersusun atas flagela, dinding sel, membran sel,
mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof,melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup
dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit. Akan tetapi ada pula jamur yang hidup secara parasit.
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler.
Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel
membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa ada yang berfungsi sebagai
pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor
yang artinya pembawa sporangium. Sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi
spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat
menghasilkan konidium. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai
miselium.
Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang berukuran sangat kecil bahkan lebih
kecil dari bakteri. Tubuh virus terbagi atas kepala, kapsid, dan isi tubuh, dan ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher, USA.
Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL EDITIONS, USA.

Syamsuri, Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.


Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni, Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta

Você também pode gostar