Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LATAR BELAKANG
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam
kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama
pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja (termasuk kolostrum)
sesegera mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian
makanan lain seperti air, air gula, madu, pisang, dan sebagainya.
Konvensi Hak-hak Anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa
tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. Berarti ASI
selain merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi
oleh orangtuanya. Dan dalam pemberian ASI terdapat dukungan dari orang tua.
Dengan memberikan ASI, ibu menjadi lebih dekat dengan anak. Hal ini telah
dipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2013 dengan tema Dukungan
Menyusui : Lebih Dekat Dengan Ibu.
Menurut Survei Demografi
Kesehatan
Indonesia
(SDKI)
2013
2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Pada tahun 2012 telah
terbit Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan
telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) Peraturan Menteri Kesehatan yaitu :
Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013
tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.
Ibu pemberi ASI secara eksklusif, ternyata juga mendapatkan manfaat lain
yang sangat berguna bagi kesehatannya. Dengan menyusui, si ibu bisa lebih
terlindungi dari ancaman kanker ovarium dan payudara. Hal ini disebabkan karena
proses menyusui mempunyai efek pada keseimbangan hormon wanita. Selain itu,
pemberian ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim,
yang berarti mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan. Ini karena pada
ibu yang menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna
untuk
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah. Secara umum, metode ini dikenal
sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
II.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
ASI sudah diketahui keunggulannya, namun kecenderungan para ibu
untuk tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin besar. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif di Indonesia hanya 15,3%. Masalah utama rendahnya pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu
hamil, keluarga dan masyarakat. Pengetahuan ibu tentang ASI masih sebatas
pernah mendengar sehingga tidak begitu mendalam dan tidak memiliki
keterampilan untuk mempraktikannya. Ibu bekerja sehingga pemberian susu
2
PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang biasa terjadi diatas pada ibu-ibu yang baru
PELAKSANAAN
Penyuluhan ASI ekslusif dilaksanakan di Poskesdes Tabo-Tabo pada
tanggal 8 Juli 2015 pada pukul 10.00 WITA. Penyuluhan menggunakan bantuan
Flip Chart. Penyuluhan dirangkaikan dengan diskusi dan tanya jawab antar
pemateri dengan peserta penyuluhan. Peserta penyuluhan terdiri dari ibu-ibu
peserta posyandu yang membawa bayinya untuk pemeriksaan rutin dan imunisasi
serta warga sekitar yang ingin melakukan pengobatan rutin.
V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelumnya dengan
mempersiapkan peralatan dan bahan penyuluhan.
3
2. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir kurang lebih 20 orang. Penyuluhan berjalan sebagaimana
yang diharapkan walaupun masih ada beberapa peserta yang tidak
memperhatikan dengan seksama. Peserta penyuluhan dirasa cukup antusias
mengikuti kegiatan penyuluhan dan sebagian besar peserta aktif dalam
kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan yang hadir mampu memberikan umpan balik kepada
pemateri mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta
khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan. Hal ini
membuktikan bahwa peserta penyuluhan tertarik dan memperhatikan
penyuluhan yang telah diberikan.
PESERTA
PENDAMPING