Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Absan
pengertian
Tuberkulosis
menular
paru
yang
merupakan
disebabkan
penyakit
oleh
infeksi
mycobacterium
di
udara,
ini
ditransmisikan
sehingga
seorang
melalui
penderita
tuberkulosis
paru
pada
populasi
di
Anatomi fisiologi
hidung
Laring
Faring
Trakea
Bronkus
Alveolus
Paru-paru
Etiologi
Penyebab Tuberkulosa
adalah kuman
microorganisme yaitu
Mycobacterium tuberculosis
Patofisiologis
Kuman masuk kedalam saluran pernafasan
melewati udara yg terhirup oleh org sehat maka
akan terjadi potensi terkena infeksi bakteri TB.
Basil yg mencapai alveolus biasanya di inhalasi
sebagai suatu unit yg terdiri dari 1-3 basil,
gumpalan basil yg lebih besar cenderung bertahan
di saluran hidung & cabang besar bronkus dan
tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruang alveolus basil TB akan
membangkitkan peradangan
Lanjutan
Inhalasi basil
TB
ALVEOLUS
Basil berkembang
biak
Resolusi
Disturksi
magkrofak
Klasifikasi
Pembentukan
Tuberkel
Kompleks
Ghon
Pecah
Lesi Sekunder
Fagositosis
oleh
magkrofak
Destruksi basil
TB
Kelenjar Limfe
Penyebaran
Hematogen
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan Sputum
Tes Tuberkulin
Pemeriksaan Sinar X ( Radiologis )
Pemeriksaan Darah
Penatalaksanan Medis
Promotif
Pemberitahuan baik melalui spanduk atau iklan tentang bahaya TBC, cara penularan,
cara pencegahan, factor risiko
Preventif
Vaksinasi BCG
Bila ada gejala-gejala TBC segera ke puskesmas atau RS, agar dapat diketahui secara
dini.
KURATIF
KOMPLIKASI
Hemoptisis Berat
Atelektasis
Bronkiektasis
Pneumotorak Spontan
Penyebaran Infeksi ke Organ lain
Insufisiensi Kardio Pulmoner
1. PENGKAJIAN
Lanjutan
O : mulai batuk kering sampai batuk dengan seputum hijau / purulent,
mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjaran limfe,
terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu
( penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas,
pengembangan napas tidak simetris ( efusi pleura ), perkusi pekak
dan penurunan fremitus ( cairan pleura), deviasi trakeal ( penyebaran
bronkogenik ).
- Rasa nyaman / nyeri
S : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
O : berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri
- Integritas ego
S : faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.
O : menyangkal ( selama tahap dini ), ketakutan, mudah tersinggung.
Lanjutan
b.
c.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
. Kaji fungsi pernapasan : bunyi napas, kecepatan, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori.
. Rasional : penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki
indikasi akumulasi sekret / ketidak mampuan membersihkan
jalan napas sehingga otot aksesori yang di gunakan dan kerja
pernapasan meningkat.
. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret atau batuk
efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
. Rasional : pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah
akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan
evaluasi / intervensi lanjut
. Berikan pasien posis semi atau fowler, bantu ajarkan batuk
efektif dan latihan napas dalam.
. Rasional : meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal
membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret
agar mudah di keluarkan.
Lanjutan
2. Gangguan pertukaran gas
Rasional : TB paru dapat menyebabkan meluasnya jangkauan dalam paruparu yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi,
nekrosis, pleura effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala gejala
respirasi distress.
Nama
: Tn.Amran
Umur
: 49 tahun
Tanggal lahir
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pengemudi
Suku/bangsa
Agama
: 13 September 1951
: Jl.Sosiologi 1 No.11 A
: Islam
: Melayu/Indonesia
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
: pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
: kompos mentis (sadar)
Tanda Vital
:
Suhu
: 37 C
Denyut nadi
: 120x/menit
Frekwensi pernapasan : 32x/menit
Tekanan darah
: 160/110 mmHg
Inspeksi
Wajah pucat
Kedua bahu tampak terangkat
Dinding dada
: tidak ada lesi
Deviasi tulang iga
Bentuk dada
: normal
Frekwensi nafas : cepat
Pola nafas
: tidak teratur
Palapasi
Kelenjar Getah Bening
: ada pembengkakan
Nyeri tekan
:+
Gerakan diafragma
: tidak teratur
Posisi tulang iga
: tidak normal
Fokal fremitus
: menurun
Denyut nadi
: meningkat
Perkusi
Bunyi ketukan
Auskultasi
Frekwensi nafas
Jenis pernapasan
Bunyi pernapasan
Nafas tambahan
: redup
: takipnea
: torako abdominal
: bronchial
: + mengii, ronki basah, kasar dan nyaring
Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi
yang kental
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan
pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan
mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak
efektif, menyebabkan frustasi.
Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala
tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk
sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpansi paru
dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan,
dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat
terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat
menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
TERIMA KASIH