Você está na página 1de 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN TUBERKULOSA

Absan

pengertian
Tuberkulosis
menular

paru

yang

merupakan

disebabkan

penyakit

oleh

infeksi

mycobacterium

tuberculosis dan paling sering bermanifestasi di


paru.Mikrobakterium
droplet

di

udara,

ini

ditransmisikan

sehingga

seorang

melalui
penderita

tuberkulosis paru merupakan sumber penyebab


penularan
sekitarnya.

tuberkulosis

paru

pada

populasi

di

Anatomi fisiologi

hidung
Laring
Faring
Trakea
Bronkus
Alveolus
Paru-paru

Etiologi

Penyebab Tuberkulosa
adalah kuman
microorganisme yaitu
Mycobacterium tuberculosis

Adapun bentuk bakteri Mycobacterium


tuberculosis ini adalah basil tuberkel
yang merupakan batang ramping dan
kurus, dapat berbentuk lurus ataupun
bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 m
dan lebar 0,2 -0,5 m yang bergabung
membentuk rantai. Besar bakteri itu
tergantung pada kondisi lingkungan
( Wikipedia ,2010).

termasuk dalam bakteri tahan asam

Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh


manusia ke manusia lainnya melalui
saluran pernapasan, keluar melalui
udara yang dihembuskan pada proses
respirasi dan terhisap masuk saat
seseorang menarik nafas.

Patofisiologis
Kuman masuk kedalam saluran pernafasan
melewati udara yg terhirup oleh org sehat maka
akan terjadi potensi terkena infeksi bakteri TB.
Basil yg mencapai alveolus biasanya di inhalasi
sebagai suatu unit yg terdiri dari 1-3 basil,
gumpalan basil yg lebih besar cenderung bertahan
di saluran hidung & cabang besar bronkus dan
tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruang alveolus basil TB akan
membangkitkan peradangan

Lanjutan

Inhalasi basil
TB

ALVEOLUS

Basil berkembang
biak

Resolusi

Disturksi
magkrofak

Klasifikasi

Pembentukan
Tuberkel

Kompleks
Ghon

Pecah

Lesi Sekunder

Fagositosis
oleh
magkrofak

Destruksi basil
TB

Kelenjar Limfe

Penyebaran
Hematogen

Lesi di hepar, Ginjal,


Tulang, Otak, dll

Tanda dan Gejala


Gejala utama : batuk terus menerus dan berdahak
selama tiga minggu atau lebih.
Gejala tambahan yang sering dijumpai :

Dahak bercampur darah


Batuk darah
Sesak nafas dan rasa nyeri dada
Badan lemah dan nafsu makan menurun
Malaise atau rasa urang enak badan
Berat badan menurun
Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
Demam meriang lebih dari satu bulan

Pemeriksaan Penunjang

1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan Sputum
Tes Tuberkulin
Pemeriksaan Sinar X ( Radiologis )
Pemeriksaan Darah

Penatalaksanan Medis

Promotif

Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC

Pemberitahuan baik melalui spanduk atau iklan tentang bahaya TBC, cara penularan,
cara pencegahan, factor risiko

Mensosialisasikan BCG di masyarakat.

Preventif

Vaksinasi BCG

Menggunakan Isoniazid (INH)

Membersihkan .lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab

Bila ada gejala-gejala TBC segera ke puskesmas atau RS, agar dapat diketahui secara
dini.

KURATIF

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu

1. Fase intensif (2-3 bulan) :


Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif dengan
obat yang bersifat bakterisidal. fase awal diberikan selama 2 bulan
yaitu INH 5 mg/kgBB, Rifampisin 10 mg/kgBB, Pirazinamid 35
mg/kgBB dan Etambutol 15 mg/kgBB.
2.Fase lanjutan (4-7 bulan).
Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam
waktu yang lebih panjang. Penggunaan 4 obat selama fase awal dan
2 obat selama fase lanjutan akan mengurangi resiko terjadinya
resistensi selektif. fase lanjutan selama 4 bulan dengan INH dan
Rifampisin untuk tuberkulosis paru dan ekstra paru. Etambutol
dapat diberikan pada pasien dengan resistensi terhadap INH.

KOMPLIKASI

Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar


akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura,
empiema, laringitis,TB usus

Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat


terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :

Hemoptisis Berat
Atelektasis
Bronkiektasis
Pneumotorak Spontan
Penyebaran Infeksi ke Organ lain
Insufisiensi Kardio Pulmoner

Konsep Dasar Keperawatan

1. PENGKAJIAN

a. Riwayat perjalanan penyakit


- Pola aktifitas dan istirahat
S : rasa lemah cepat lelah,aktivitas berat timbul sesak,sulit tidur,
demam, menggigil, berkeringat pd mlm hari.
O : tacikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap
lanjut: infiltrasi radang sampai setengah paru ) demam subfebris
( 40 41 derajat ) hilang timbul
- Pola nutrisi
S : Anoreksia, mual tidak enak di perut, penurunan berat badan
O : turgor kulit jelek, kulit kering / bersisik, kehilangan lemak sub
kutan.
- Respirasi
S : batuk produktif / non produktif sesak nafas, sakit dada.

Lanjutan
O : mulai batuk kering sampai batuk dengan seputum hijau / purulent,
mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjaran limfe,
terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu
( penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas,
pengembangan napas tidak simetris ( efusi pleura ), perkusi pekak
dan penurunan fremitus ( cairan pleura), deviasi trakeal ( penyebaran
bronkogenik ).
- Rasa nyaman / nyeri
S : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
O : berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri
- Integritas ego
S : faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.
O : menyangkal ( selama tahap dini ), ketakutan, mudah tersinggung.

Lanjutan
b.

c.

Riwayat penyakit sebelumya


Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
Pernah berobat tetapi tidak sembuh.
Pernah berobat tetapi tidak teratur.
Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.
Daya tahan tubuh yang menurun.
Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
Riwayat pengobatan sebelumnya
Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan
sakitnya.
Jenis, warna, dosis obat yang diminum.
Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan
penyakitnya.
Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan: sekret


kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk. Edema
trakeal/faringeal
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: berkurangnya
keefektifan permukaan paru, atelektaksis, kerusakaan membran
alveolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.
Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan:
daya tahan tubuh menurun,kerusakan jaringan akibat infeksi yang
menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang
pengetahuan tentang infeksi kuman.
Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan: kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum,
dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan
berhubungan dengan: tidak ada yang menerangkan, interpretasi
yang salah, informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat,
terbatasnya pengetahuan/kognitif.

Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
. Kaji fungsi pernapasan : bunyi napas, kecepatan, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori.
. Rasional : penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki
indikasi akumulasi sekret / ketidak mampuan membersihkan
jalan napas sehingga otot aksesori yang di gunakan dan kerja
pernapasan meningkat.
. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret atau batuk
efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
. Rasional : pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah
akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan
evaluasi / intervensi lanjut
. Berikan pasien posis semi atau fowler, bantu ajarkan batuk
efektif dan latihan napas dalam.
. Rasional : meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal
membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret
agar mudah di keluarkan.

Lanjutan
2. Gangguan pertukaran gas

Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya


repirsi, keterbatasn ekspansi dada dan kelemahan

Rasional : TB paru dapat menyebabkan meluasnya jangkauan dalam paruparu yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi,
nekrosis, pleura effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala gejala
respirasi distress.

Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan


perubahan warna kulit, membran mukosa dan warna kuku.

Rasional : akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenasi organ vital dan


jaringan.

Demontrasikan / anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir


disiutkan, terutama pada pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.

Rasional : meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsya


jalan napas

Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan

Rasional : mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi

Berikan oksigen sesuai indikasi.

Rasional : membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder


hipoventilasi dan penurunan permukaan alveolar paru.

3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi

Review patologi penyakit fase aktif / tidak aktif, penyebaran


infeksi melalui bronkus pada jaringan sekitarnya atau aliran
darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melalui batuk, bersin,
meludah, tertawa, ciuman atau menyanyi.
Rasional : membantu pasien agar mau mengerti dan menerima
terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi.
Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi sepeti
anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
Rasional : orang-orang beresiko perlu program terapi obat untuk
mencegah penyebaran infeksi.
Anjurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat
penampungan yang tertutup jika batuk.
Rasional : kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan
infeksi
Gunakan masker setiap melakukan tindakan.
Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi
Monitor temperatur
Rasional : febris merupakan indikasi terjadinya infeksi

4. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Catat status nutrisi pasien : turgor kulit, timbang berat badan,


integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising
usus, riwayat mual / muntah atau diare.
Rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan
intervensi yang tepat.
Kaji pola diet pasien yang disukai / tidak disukai.
Rasional : membantu intervensi kebutuhan yang spesifik,
meningkatkan intake diet pasien.
Monitor intake dan output secara periodik.
Rasional : mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
Catat adanya anoreksia, mual, muntah dan tetapkan jika ada
hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume,
konsistensi buang air besar (BAB)
Rasional : dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi
pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan,


pencegahan.

Kaji kemampuan belajar pasien miaslnya : tingkat kecemasan,


perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar,
tingkat pengetahuan, media, orang di percaya.
Rasional : kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi
dan kesiapan fisik. Keberhasilan tergantung pada kemampuan
pasien
Berikan informasi yang spesifik dalam bentuk tulisan misalnya
jadwal minum obat.
Rasional : informasi tertulis dapat membantu mengingatkan
pasien
Jelaskan penatalakasaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka waktu lama.
Rasional : meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan
terapi dan mencegah putus obat.
Jelaskan tentang efek samping obat : mulut kering, konstipasi,
gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan
darah.
Rasional : mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga
mampu menjalani terapi.

Studi kasus singkat

Nama

: Tn.Amran

Umur

: 49 tahun

Tanggal lahir

Alamat

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Pengemudi

Suku/bangsa

Agama

: 13 September 1951

: Jl.Sosiologi 1 No.11 A

: Islam

: Melayu/Indonesia

Keluhan utama : batuk berdahak sejak 3 minggu yg lalu


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien batuk berdahak sejak 3


hari yang lalu
Dahak yang dikeluarkan dalam
jumlah banyak
Daahk berbau, berwarna
kuning dan agak kental
Batuk tidak disertai dengan
demam
Berkeringat pada malam hari
walaupun tidak melakukan
aktifitas
Pada saat batuk dada terasa
nyeri dan nafas sesak
Batuk menyebabkan pasien
tidak bisa tidur di malam hari
Nafsu makan menurun
Kelelahan
Berat badan menurun

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat


penyakit
Pasien tidak pernah dirawat di
rumah sakit
Pasien belum pernah
melakukan pemeriksaan labor
Pasien belum pernah menjalani
operasi
Pasien tidak memiliki riwayat
vaksinisasi BCG
Pasien pernah mengkonsumsi
obat-obatan golongan steroid
Pasien tidak memiliki riwayat
alergi baik terhadap obatobatan maupun makanan
Pasien memiliki kebiasaan
merokok

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum
: pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
: kompos mentis (sadar)
Tanda Vital
:
Suhu
: 37 C
Denyut nadi
: 120x/menit
Frekwensi pernapasan : 32x/menit
Tekanan darah
: 160/110 mmHg

Inspeksi
Wajah pucat
Kedua bahu tampak terangkat
Dinding dada
: tidak ada lesi
Deviasi tulang iga
Bentuk dada
: normal
Frekwensi nafas : cepat
Pola nafas
: tidak teratur
Palapasi
Kelenjar Getah Bening
: ada pembengkakan
Nyeri tekan
:+
Gerakan diafragma
: tidak teratur
Posisi tulang iga
: tidak normal
Fokal fremitus
: menurun
Denyut nadi
: meningkat

Perkusi
Bunyi ketukan
Auskultasi
Frekwensi nafas
Jenis pernapasan
Bunyi pernapasan
Nafas tambahan

: redup
: takipnea
: torako abdominal
: bronchial
: + mengii, ronki basah, kasar dan nyaring

Diagnosa keperawatan Yang Muncul


Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi
yang kental
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.

Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi
yang kental
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan
pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan
mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak
efektif, menyebabkan frustasi.
Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

Lakukan pernapasan diafragma.


R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan
meningkatkan ventilasi alveolar.
Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan,
keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke
dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk
pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah
pengeluaran sekresi sekret.
Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya
batuk klien.
Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :
mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan
cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan
sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Intervensi :
Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala
tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk
sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpansi paru
dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan,
dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat
terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat
menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.

Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk


menjamin keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas
dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
teraupetik.
Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya
sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri
dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat
dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter :
pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum,
konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan
parunya

TERIMA KASIH

Você também pode gostar