Muc-1 adalah suatu mucin yang terikat pada struktur suatu
membrane yang diekspresikan oleh permukaan sel epithelial pada tepi apeknya. Berat molekulnya tinggi, terdapat oligosakarida yang melekat ke serin atau residu treoninin pada bagian belakang apomucin oleh Oglycosidic linkages.Aktivitas MUC-1 diatur oleh MUC1-gene yang terletak pada kromosom 1q21 dan mempunyai 1201 nukleotida. MUC-1 mempunyai peran dalam kanker kolorektal. Aktivitasnya yang dapat menyebabkan proliferasi, invasi dan menghambat apoptosis menjadikan progesivitas kanker kolorektal semakin buruk. Peran MUC-1 dalam kanker ditunjukkan oleh interaksinya dengan -catenin. Secara normal, kompleks MUC1-catenin sulit terjadi karena MUC-1 terletak di apek dan catenin terletak di samaping permukaan epitel. Pada kanker, epitel akan kehilangan polaritasnya, sehingga akan terjadi kompleks MUC1-catenin. Beta catenin akan mengikat urutan asam amino 50-SAGNGGSSL-59pada sitoplasma MUC-1yang difosforilasi oleh T41 by Ser/Thr kinase PKC dan Y46 dan EGFR. Kompleks MUC1catenin ini merupakan komponen dari aktivitas tumorigenesis. Pertama kompleks ini akan masuk ke dalam nucleus dan akan mengaktivasi Wnt target genes dan T-cell factor/leukocyte enhancing factor 1 (Tcf/LEF-1) sehingga akan mengekspresikan C-myc, PPAR dan cyclin D. Ekspresi ini akan mengaktifkan jalur transkripsi dan replikasi sel. Sebenarnya kompleks MUC1-catenin dapat dicegah oleh ikatan GSK3--catenin, catenin-Ecadherin dan APC--catenin. Namun, fungsi APC, GSK3 menurun tertutup oleh over ekspresi MUC-1karena kehilangan polaritasnya. Over ekspresi inilah yang mengakibatkan peningkatan kompleks MUC1-catenin sehingga akan meningkatkan proliferasi sel (Niv, 2008).
Stress genotoksis, oxidative damage, hypoxia, nucleotide depletion, dan heat
menyebabkan MUC-1 mengikat p53 dan menginduksi gen p21 yang menyebabkan kerusakan DNA. Sehingga sel tidak mengalami cyclic arrest, DNA repair, senescence dan apoptosis tapi akan terus berproliferasi tidak terkendali. (Wei et al., 2005). Overekspresi MUC-1 di fibroblast meningkatkan fosforilasi Akt. Fosforilasi Akt menghasilkan fosforilasi Bcl-2 yang berfungsi sebagai death promoter. Hal ini menyebabkan pemisahan Bcl-2 dengan Bcl-Xl sehingga akan shock
mencegah keluarnya sitokrom c di mitokondria yang berfungsi sebagai agen
apoptosis sel (Raina, et al., 2004). Wei, X., Xu, H., Kufe, D., 2005. Human MUC1 oncoprotein regulates p53-responsive gene transcription in the genotoxic stress response. CANCER CELL, 7. Diakses pada tanggal 2 Maret 2012 dari http://pdn.sciencedirect.com/science? _ob=MiamiImageURL&_cid=272618&_user=10&_pii=S15356108 05000292&_check=y&_coverDate=2005-0228&view=c&_gw=y&wchp=dGLbVlBzSkWz&md5=562aed29afd14e984ff5bf02a72b79f7/1-s2.0S1535610805000292-main.pdf Niv, Yaron. 2008. MUC1 and colorectal cancer pathophysiology considerations. World Journal of Gastroenterology, 14(14): 2139-2141. Diakses pada tanggal 2 Maret 2012 dari http://www.wjgnet.com/1007-9327/abstract_en.asp? v=14&f=2139 Raina D., Kharbanda, S., Kufe, D., The MUC1 oncoprotein activates the anti-apoptotic phosphoinositide 3-kinase/Akt and Bcl-xL pathways in rat 3Y1 fibroblasts. THE JOURNAL OF BIOLOGICAL CHEMISTRY, 279, 20, 2060720612. Diakses pada tanggal 2 Maret 2012 dari http://www.jbc.org/content/279/20/20607.full.pdf Ajioka, Y., Allison, L.J.,& Jass, J.R. 1996. Significance of MUC1 and MUC2 mucin expression in colorectal cancer. J Clin Pathol,49:560-564. Diakses pada tanggal 2 Maret 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC500570/pdf/jclinpat h00244-0036.pdf