Você está na página 1de 9

STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional


International Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang berakuntabilitas public
(SAK IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP).
Penerapannya relative rumit (karena masalah kebiasaan) sehingga banyak perusahaan yang
terdaftar di bursa efek (listing) melakukan delisiting karena sulit menerapkan SAK IFRS dan
memilih untuk menerapkan SAK ETAP. Jadi, SAK ETAP sangat penting. Standar
berkembang seiring dengan praktik yang berkembang. Standar Akuntansi di Indonesia terdiri
dari 4 (empat) pilar:
(1)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS),


Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas lainya.
Berbasis transaksi, bukan basis industri. Bertujuan: memberikan informasi yang relevan bagi
user laporan keuangan
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012. Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS
(kecuali IFRS terbaru). Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian
depan: (1) Substansi /konseptual; (2) Redaksional; dan (3)Tanggal efektif. Secara gradual,
IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan. Setelah
konvergensi IFRS, PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS

(2)

SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)


Diterbitkan pada 17 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 01 Januari 2011. PSAK IFRS dan
SAK ETAP disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI). Terdiri dari 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi,
Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Hasilnya adalah PSAK dan ISAK

(3)

Standar Akuntansi Syariah


PSAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah. Berbasis transaksi yang
digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah. Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI. Pada PSAK (IFRS) 100 PSAK 106. Terdiri dari:
Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Akuntansi Murabahah,
Musyarakah, Mudharabah , Salam, Istishna.

(4)

Standar Akuntansi Pemerintah


Diterbitkan berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 24/2005 dan Peraturan Pemerintah No.
71/2010) yang berbasis akrual. SAP disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP).
Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD: (1) instansi
pemerintah pusat; (2) Instansi pemerintah daerah; dan (3) BLU (digabung), BUMN (sbg
investasi). Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45 (pelaporan
keuangan entitas nirlaba).

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK UMUM (SAK Berbasis IFRS)


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah
a. Entitas yang tidak punya akuntabilitas publik secara signifikan
b. Entitas yang menerbitkan laporan keuangan tidak untuk kepentingan umum bagi
pengguna eksternal
Entitas yang punya akuntabilitas publik signifikan juga dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
SAK ETAP sudah berlaku sejak 1 Januari 2011.
No
1

Elemen
Penyajian Laporan
Keuangan

PSAK
Laporan posisi keuangan
Informasi yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan
tidak lancar dan laibilitas jangka
pendek dan jangka panjang
Aset lancar
Laibilitas jangka pendek
Informasi yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan atau
catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1:
Neraca menjadi Laporan Posisi
Keuangan, Kewajiban (liability)
menjadi laibilitas)

SAK ETAP
Sama dengan PSAK,
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca,
yang menghilangkan pos:
Aset keuangan
Properti investasi yang
diukur pada nilai wajar
(ED PSAK 1)
Aset biolojik yang
diukur pada biaya
perolehan dan nilai
wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga
jangka panjang
Aset dan kewajiban
pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian

Laporan Laba Rugi

Penyajian Perubahan
Ekuitas

Catatan Atas Laporan


Keuangan

Laporan laba rugi komprehensif


Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi
Komprehensif
Laba rugi selama periode
Pendapatan komprehensif
lain selama periode
Informasi yang disajikan
dalam laporan laba rugi
komprehensif atau catatan
atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan


Struktur
Pengungkapan kebijakan
Akuntansi
Sumber estimasi ketidakpastian
Modal (ED PSAK 1)
Pengungkapan lain
Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi:
metode langsung dan tidak
langsung
Arus kas aktivitas investasi
Arus kas aktivitas pendanaan
Arus kas mata uang asing
Arus kas bunga dan dividen,
pajak penghasilan, transaksi
non-kas
Laporan keuangan
Persyaratan penyajian lapkeu
konsolidasi dan terpisah
konsolidasi
Entitas bertujuan khusus
Prosedur konsolidasi
Lapkeu tersendiri
Lapkeu gabungan
Kebijakan akuntansi,
PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih
estimasi, dan kesalahan untuk periode Berjalan, Kesalahan
Mendasar, dan Perubahan
Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk
Periode berjalan
Pos luar biasa
Laba atau rugi dari aktivitas
normal

Tidak sama dengan PSAK


yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif, SAK ETAP
menggunakan istilah
laporan laba rugi.

Sama dengan PSAK,


kecuali untuk beberapa
hal yang terkait
pendapatan komprehensif
lain.
Sama dengan PSAK,
kecuali pengungkapan
modal.

Sama dengan PSAK


kecuali:
Arus kas aktivitas
operasi: metode tidak
langsung
Arus kas mata uang
asing, tidak diatur.

Tidak diatur (Lihat Bab


12).

Pemilihan dan
penerapan kebijakan
akuntansi
Konsistensi dan
perubahan kebijakan
akuntansi
Perubahan Estimasi
akuntansi
Kesalahan.

Instrumen Keuangan
Dasar

Persediaan

10

Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak

11

Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak

Operasi yang tidak


dilanjutkan
Perubahan estimasi
Akuntansi
Kesalahan Mendasar
Perubahan kebijakan Akuntansi
Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan
Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
Ruang lingkup: aset dan
kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar:
Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi,
dimiliki hingga jatuh tempo,
tersedia untuk dijual, pinjaman
dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan
incurred loss concept
Derecognition
Hedging dan derivatif
Pengukuran persediaan
Biaya persediaan
Biaya pembelian
Biaya konversi
Biaya lain-lain
Biaya persediaan pemberian jasa
Teknik pengukuran biaya
Rumus biaya
Nilai realisasi bersih
Pengakuan sebagai beban
Pengungkapan
Ruang lingkup: entitas asosiasi
Metode akuntansi
Metode biaya
Metode ekuitas
Model nilai wajar (ED PSAK
15)

SAK ETAP sudah maju


satu langkah
dibandingkan PSAK
(tidak ada kesalahan
mendasar dan laba atau
rugi luar biasa).

Ruang lingkup:
investasi pada efek
tertentu
Klasifikasi trading,
held to maturity, dan
available for sale. Hal
tsb mengacu ke
PSAK 50 (1998).

Sama dengan PSAK

Ruang lingkup: entitas


asosiasi dan entitas
anak
Metode akuntansi
Entitas asosiasi :
metode biaya
Entitas anak :
metode ekuitas
Sama dengan PSAK
Jointly controlled operation,
kecuali metode akuntansi
asset, and entity
hanya menggunakan
Metode akuntansi
Metode konsolidasi proporsional metode biaya.
Metode ekuitas


12

Property Investasi

13

Aset Tetap

14

Asset Tidak Berwujud

15

16

Sewa

Ekuitas

Model nilai wajar (ED PSAK 12


: PBA/PBO/PBE)
Metode akuntansi
Model nilai wajar
Model biaya
Menggunakan pendekatan
komponenisasi
Pengukuran menggunakan
model biaya atau model
revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran
selanjutnya
Penyusutan
Tidak perlu review nilai residu,
metode penyusutan, dan umur
manfaat setiap akhir periode
pelaporan, tetapi jika ada
indikasi perubahan saja
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal, pengukuran
selanjutnya
Amortisasi selama umur
manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Menggunakan metode
pembelian
Goodwill dimaortisasi 5 tahun
atau 20 tahun dengan justifikasi
manajemen
Mengatur perjanjian yang
mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle
based
Laporan keuangan lessee dan
lessor

Kewajiban diestimasi
Kewajiban kontinjensi
Aset kontinjensi
Penjelasan

Metode akuntansi:
model biaya
Sama dengan PSAK
kecuali:
Tidak menggunakan
pendekatan
komponenisasi.
Revaluasi diijinkan
jika dilakukan
berdasarkan Peraturan
Pemerintah. Hal ini
mengacu ke PSAK 16
(1994)
Tidak perlu review
nilai residu.
Sama dengan PSAK,
kecuali aset tidak
berwujud yang diperoleh
dari penggabungan usaha.

Tidak diatur

Tidak mengatur
perjanjian yang
mengandung sewa
(ISAK 8)

Klasifikasi sewa:
kombinasi IFRS for
SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan
lessee dan lessor
menggunakan PSAK
30 (1990): Akuntansi
Sewa Guna Usaha
Sama dengan PSAK

Sama dengan PSAK,

17

Pendapatan

18

Biaya Pinjaman

19

Penurunan Nilai Aset

20

Imbalan Kerja

21

Pajak Penghasilan

22

Mata Uang Pelaporan

Akuntasi ekuitas untuk badan


usaha bukan PT
Akuntansi ekuitas untuk badan
usaha berbentuk PT
Reorganisasi
Selisih penilaian kembali
Penjualan barang
Penjualan jasa
Kontrak konstruksi
Bunga, dividen dan royalti
Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Komponen biaya pinjaman
Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Penurunan nilai persediaan
Penurunan nilai non-persediaan
Penurunan nilai goodwill

Imbalan kerja jangka pendek


Imbalan pasca kerja, untuk
manfaat pasti menggunakan
PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Menggunakan deferred tax
concept
Pengakuan dan pengukuran
pajak kini
Pengakuan dan pengukuran
pajak tangguhan
Mata uang pencatatan dan
pelaporan
Mata uang fungsional
Penentuan saldo awal

kecuali :
Reorganisasi
Selisih penilaian
kembali

Sama dengan PSAK.

Biaya pinjaman
langsung dibebankan
Sama dengan PSAK,
kecuali:
Ruang lingkup yang
meliputi semua jenis
aset.
Tidak mengatur
penurunan nilai
goodwill
Ada tambahan
penurunan nilai untuk
pinjaman yang
diberikan dan piutang
yang menggunakan
PSAK 31: Akuntansi
Perbankan paragraf 16
dan 17.
Sama dengan PSAK,
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC
dan jika tidak bisa,
menggunakan metode
yang disederhanakan

Menggunakan tax
payable concept
Tidak ada pengakuan
dan pengukuran pajak
tangguhan

Sama dengan PSAK


Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional
Pelaporan transaksi

23

Peristiwa setelah akhir


periode pelaporan

Penyajian komparatif
Perubahan mata uang pencatatan

dan pelaporan

Peristiwa yang memerlukan


penyesuaian
Peristiwa yang tidak
memerlukan penyesuaian
Pengertian pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan

24

25

Pengungkapan
pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Aktivitas Khusus

26

Ketentuan Transisi

27

Tanggal Efektif

Akuntansi perkoperasian
Akuntansi minyak dan gas bumi
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek
Akuntansi reksa dana
Akuntansi perbankan dan
asuransi

mata uang asing dalam


mata uang fungsional
Perubahan mata uang
fungsional (Pada
prinsipnya sama)
Sama dengan PSAK

Sama dengan PSAK 7

Tidak diatur

Retrospektif atau
prospektif (jika tidak
praktis) yang
diterapkan secara
prospective catchup
(dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan
ke SAK ETAP
Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang
dimulai pada tanggal 1
Januari 2011, penerapan
dini 1 Januari 2010

Perbedaan PSAK Umum (berbasis IFRS) dengan PSAK Syariah


PSAK No 59 yang menjadi tonggak awal munculnya PSAK Syariah berikutnya
juga berawal dari Fatwa yang telah diterbitkan oleh DSN MUI terkait dengan Transaksi
dalam Perbankan Syariah, tercatat hingga saat ini sudah 84 fatwa yang dikeluarkan DSN
MUI terkait Lembaga Keuangan Syariah. Maka, dari fatwa-fatwa DSN dan standar
AAOIFI tadi lah PSAK No 59 terbentuk sehingga menjadi pedoman awal perbankan
syariah dalam menjalani kegiatannya. Namun, sejak 1992-2002 atau 10 tahun Bank
(Entitas) Syariah tidak memiliki PSAK khusus yang ada hanyalah PSAK No 59 tadi.
Kemunculan PSAK No 59 sebagai produk DSAK IAI perlu diacungi jempol
dan merupakan awal dari pengakuan dan eksistensi Akuntansi Syariah di Indonesia.
PSAK ini disahkan tgl 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang
berakhir tahun 2003. Berlaku hanya dalam tempo 5 tahun.
Standar AAOIFI menjadi rujukan utama dalam pembentukan PSAK Syariah
yang ada saat ini karena lembaga tersebut menyediakan standar yang tidak diatur dalam
IFRS sehingga dapat membuat aktifitas perbankan syariah berjalan lancar. Adapun
PSAK Syariah yang telah dikeluarkan oleh IAI ialah:
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 102: Akuntansi Murabahah
PSAK 103: Akuntansi Salam
PSAK 104: Akuntansi Istishna
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
PSAK 107: Akuntansi Ijarah
PSAK 108: Akuntansi Penyelesaian Utang Murabahah Bermasalah
PSAK 109: Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah
PSAK 110: Akuntansi Hawalah
PSAK 111: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

PSAK 101-106 disahkan tangal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari
2008 atau pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008. PSAK 59 vs PSAK 101-106. Ada
beberapa perbedaan antara PSAK No 59 dan PSAK 101-106 yaitu:
PSAK 59 (khusus perbankan
syariah)
Pendahuluan:
- Tujuan

PSAK 101-106 (entitas syariah & nonsyariah)


Kerangka Dasar Penyusunan Pelaporan Lap
Keuangan Syariah

- Ruang Lingkup
Pengakuan/Pengukuran
Mudh, Musy, Murab, salam, istishna,

PSAK 101 Penyajian Lap Keu Syariah


PSAK 102 Ak Murabahah

ijarah, wadiah, qardh, sharf


Penyajian LK
Neraca, L/R, AK, Dana Inv Terikat,

PSAK 103 Akuntansi Salam


PSAK 104 Akuntansi Istishna

ZIS, Lap Qard


Pengungkapan LK

PSAK 105 Ak Mudharabah


PSAK 106 Ak Musyarakah
Hanya untuk entitas bank syariah Berlaku untuk entitas syariah & konvensional
(Umum, BPRS)
Tujuan LK tidak ada dalam PSAK 59

Ada 4 Tujuan LK (shariah compliance,


accountability on fund, profitability, Fungsi

Sosial)
Tidak ada metode Pengukuran yang Dikenal 3 metode pengukuran (historis, current
diatur
value, Ne realizable value)
Tidak mengatur pihak terkait dengan Mengatur pihak terkait dengan entitas syariah
entitas syariah

Você também pode gostar