Você está na página 1de 9

Tes HCG (RAPID)

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen

SPO
SPO
Pengertian

Tanggal Terbit

1/9Halaman
No. Revisi
Ditetapkan
Direktur Utama,
2/9

Tanggal Terbit
Hormon kororionik gonadotropin (hCG) merupakan hormon
glikoprotein yang diproduksi saat terbentuknya plasenta sesaat
setelah terjadinya fertilisasi. Pada kehamilan normal hCG
dapat dideteksi dalam urine dan serum paling cepat 7-10 hari
setelah pembuahan, pada saat konsentrasinya meningkat cepat
sehingga menjadikannya marker yang sangat baik untuk
mendeteksi awal kehamilan.

Tujuan

Agar hasil pemeriksaan laboratorium cepat, akurat dan teliti.

Kebijakan

1. Setiap pemeriksaan agar segera diawali dengan kegiatan


pemantapan mutu internal, mulai tahap pra analitik,
analitik, pasca analitik.
2. Laboratorium mensosialisasikan kepada petugas poliklinik
dan rawat inap tentang :
- Persiapan pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum
sampling.
- Prosedur pengambilan sampel
- Stabilitas dan cara pengiriman sampel
3. Yang dimaksudkan petugas laboratorium pada tahap :
- Praanalitik adalah petugas pendaftaran, petugas
sampling, dan petugas yang melakukan preparasi
sampel.
- Analitik adalah petugas yang melakukan pemeriksaan
sampel
- Paska analitik adalah petugas yang memasukkan hasil
laboratorium dalam buku hasil dan sistim komputer,
melakukan verifikasi, mencetak hasil, memasukkan
dalam amplop hasil dan menyerahkan hasil kepada
pasien.

Prosedur

A. TAHAP PRA ANALITIK


Petugas laboratorium melakukan :
1. Persiapan Penderita
a. Penerima pasien bertugas menanyakan kesiapan yang
telah dilakukan sehubungan dengan pemeriksaan yang
dilakukan
b. Laboratorium wajib menolak pasien yang tidak memenuhi
syarat.
c. Petugas memberi catatan pada formulir permintaan, buku
penerimaan pasien, hasil laboratorium bila pemeriksaan
tetap dilakukan meskipun kondisi tidak memenuhi
persyaratan sehingga pengirim pasien dapat mengetahui
keadaan tersebut
Petugas laboratorium perlu memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, antara
lain :
a. Makanan dan minuman : Pemeriksaan gula darah
puasa dan trigliserid
- Untuk pemeriksaan gula darah puasa pasien
perlu dipuasakan 10-16 jam sebelum darah
diambil
- Untuk pemeriksaan trigliserid pasien dipuasakan
sebelumnya sekurang-kurangnya 12 jam
b. Obat-obatan : Akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan
Kreatin
Kinase
dan
Lacticdehydrogenase (LDH)
c. Aktivitas fisik :
- Mengakibatkan peningkatan kadar gula darah
dan perbedaan yang besar antara kadar gula
darah di arteri dan vena

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
3/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

Konsentrasi gas darah, kreatinin, asam urat, CK,


LDH, KED, hemoglobin, hitung jenis/hemogram
dan produksi urine
d. Demam :
- Peningkatan kadar gula darah, penurunan kadar
kholesterol dan trigliserid
- Lebih mudah menemukan parasit malaria,
kenaikan titer Widal
e. Trauma
- Penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan
produksi urine
- Pada tingkat lanjut akan terjadi kenaikan kadar
ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang
berasal dari otot
f. Variasi Harian :
- Pemeriksaan besi yang diambil sore hari akan
lebih tinggi daripada pagi hari
- Pemeriksaan glukose, terutama pemeriksaan
toleransi glukose yang dilakukan siang hari akan
lebih tinggi daripada pagi hari
- Aktivitas enzim yang diukur akan berfluktuasi
disebabkan oleh kadar hormon yang berbeda
dari waktu ke waktu
- Eosinofil ; hasil pemeriksaan akan lebih rendah
pada malam hari sampai pagi hari dari pada
siang hari.
2. Pengambilan Bahan
a. Petugas laboratorium memastikan bahwa volume
sampel yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan yang diminta atau dapat mewakili
obyek yang diperiksa

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
4/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

b. Tempat sampel bersih dan kering, terbuat dari gelas


atau plastik, tidak bocor atau merembes, ditutup
rapat, besar wadah disesuaikan dengan volume
sampel, tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam
sampel, untuk pemeriksaan zat alam sampel yang
mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, digunakan botol berwarna coklat
c. Petugas mengambil darah baik melalui vena atau
arteri sesuai prosedur pengambilan darah untuk
menghindari terjadinya hematom dan hemolisis
dengan cara:
- Menghindari penusukan ke jaringan lunak (
blood leakage )
- Jarum jangan menembus seluruh dinding vena
- Memilih vena yang besar
- Melepaskan turniquet sebelum jarum dicabut
- Menggunakan jarum yang ukurannya tidak
terlalu kecil
- Mencampur darah dan antikoagulan dengan baik
- Tidak memindahkan darah dari spuit ke dalam
vacutainer dengan tekanan
d. Petugas menyesuaikan penggunaan antikoagulan
dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
e. Petugas mencatat waktu pengambilan darah.
Pengambilan pada umumnya dilakukan pagi hari.
Untuk pemeriksaan tertentu dilakukan pada waktu
tertentu pula, misalnya untuk pemeriksaan
Mikrofilaria dilakukan pada waktu senja atau
menjelang tengah malam. Enzim jantung dilakukan
setelah serangan akut jantung dan selanjutnya diikuti
secara serial
f. Petugas menyertakan label identifikasi pasien pada
sampel.
g. Petugas melakukan preparasi sampel sesuai
prosedur.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
5/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

3. Pengiriman Bahan
a. Petugas meletakkan kiriman sampel dari bangsal
atau dari ruang sampling di meja sampling,
kemudian memberi nomor lab, memeriksa
persyaratan kebutuhan sampel pemeriksaan dan
memisahkan sesuai dengan jenis pemeriksaan
b. Pengiriman sampel tidak terkena sinar matahari
langsung
c. Kemasan harus sesuai dengan syarat keselamatan
kerja
d. Petugas memberi label bertuliskan Bahan
Pemeriksaan Infeksius atau Bahan Pemeriksaan
Berbahaya pada kemasan yang berisi spesimen
infeksius / bahaya
e. Jika sampel tidak memenuhi syarat, petugas
memberitahukan ke bangsal untuk memberikan
penambahan atau mengulang pengambilan.
4. Penyimpanan Bahan
a. Petugas harus segera mengirim sampel yang sudah
diambil ke laboratorium untuk diperiksa karena
stabilitas spesimen dapat berubah oleh beberapa
faktor, antara lain :
- terkontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
- terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup
- terjadi penguapan
- pengaruh suhu
- terkena paparan sinar matahari

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
6/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

b. Petugas menyimpan sampel yang tidak langsung


diperiksa dengan memperhatikan jenis pemeriksaan,
antara lain disimpan :
- pada suhu kamar
- lemari es dengan suhu 0o 8o C
- jika lebih dari sehari penyimpanan sebaiknya
dalam bentuk serum atau lisat
5. Menghindari Infeksi
Petugas sampling :
a. Menggunakan desinfektan, seperti Alkohol 70% dan
betadin
b. Mulai dari sentral ke perifer dan menunggu sampai
kering
c. Menggunakan semprit sekali pakai
d. Menutup luka tusuk dengan Tensoplast atau Hypafix
B. TAHAP ANALISIS
1. Alat
a. Petugas menyiapkan alat dengan benar dengan
melakukan :
- meneliti reagen yang ada
- melakukan kalibrasi sesuai dengan petunjuk
pada alat
- mengontrol sampel
b. Petugas melakukan perawatan/pemeliharaan alat dan
kalibrasi pada setiap alat alboratorium yang
dioperasikan
c. Petugas melakukan pencatatan trouble shooting
setiap alat dan cara mengatasi masalah
d. Petugas menyediakan alat pendukung yang
memadahi, antara lain UPS, ruang pendingin dan
stavol.
e. Teknisi laboratorium memeriksa persyaratan layak
pakai/kesiapan operasional alat.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
7/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

2. Reagensia
a. Analis laboratorium mempersiapkan reagen yang
akan digunakan dengan meneliti :
- keadaan reagen
- tanggal kadaluwarsa
- mengeluarkan reagen dari kulkas, memeriksa
kebutuhan reagen cukup atau kurang
b. Jika reagen kurang atau tidak memenuhi
persyaratan, petugas mempersiapkan pembuatan
reagen yang baru/mengambil reagen di gudang
reagen
c. Petugas melakukan pencatatan setiap reagen yang
digunakan sesuai prosedur dan melakukan
pencatatan nama reagen, nomor pabrik, nomor
batch, tanggal diterima, tanggal kadaluwarsa,
tanggal dibuka, reagen pengencer
3. Kontrol
a. Petugas selalu menyertakan kontrol dalam setiap
pengerjaan serum/bahan.
b. Petugas melakukan kontrol pemeriksaan sesuai
dengan prosedur, tidak melakukan pemeriksaan
dengan kontrol yang sudah kadaluwarsa dan rusak
c. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan hasil
laboratorium
serta
uji
perbandingan
alat
laboratorium yang dioperasikan dengan kemampuan
yang sama
d. Petugas memastikan bahwa setiap akan melakukan
kontrol, peralatan laboratorium harus dalam keadaan
siap pakai.

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
8/9

SPO

Tanggal Terbit

Prosedur

C. TAHAP PASKA ANALITIK


1. Pelaporan Hasil Pemeriksaan
a. Petugas meneliti ulang setiap akan mengeluarkan
hasil, sudah sesuai atau belum dengan permintaan,
pemeriksaan duplo, kontrol pemeriksaan
b. Bila hasil meragukan, petugas melakukan
pengulangan pemeriksaan atau periksa dengan
sampel yang baru
c. Petugas menulis hasil pemeriksaan yang sudah jadi
pada buku arsip hasil pemeriksaan
d. Patugas
menyertakan
blanko
permintaan
pemeriksaan laboratorium pada setiap pelaporan
hasil laboratorium dengan dijepit/diklip
e. Petugas mengumpulkan semua hasil pemeriksaan
laboratorium untuk dikoreksi oleh dokter konsultan
2. Interpretasi Hasil
a. Bila hasil pemeriksaan meragukan (hasil di atas
normal / di bawah normal), petugas melakukan
pemeriksaan ulang atau duplo atau pemeriksaan
ulang dengan sampel yang baru.
b. Petugas memperhatikan kondisi setiap sampel :
hemolisis, jernih, ikterik kemudian dokter konsultan
menentukan langkah selanjutnya agar hasil
laboratorium dapat dipertanggungjawabkan
c. Petugas
melakukan
kebijakan
prosedur
pemeriksaan, sesuai dengan kebijakan yang telah
disusun
d. Petugas melakukan perhitungan hasil laboratorium
sesuai dengan prosedur yang benar
e. Untuk pemeriksaan tertentu dokter konsultan berhak
menanyakan kesimpulan dan diagnosa penyakit
untuk kemudian dapat membuat saran-saran yang
tepat untuk penderita

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
9/9

SPO

Tanggal Terbit

Unit Terkait

Bagian Sampling
2. Bagian Administrasi Lab Pasien Rawat Inap dan Rawat
Jalan.
3. Bagian Pemeriksaan kimia klinik, hematologi, infeksiimunologi.
Bagian Pelayanan Hasil Pemeriksaan

Revisi

1.
2.
3.
1.

Referensi

Nomor dokumen
Nomor revisi
Redaksi
Anonim, 1997, Pemantapan Mutu Internal, DepKes,
Jakarta.
2. Anonim, 2004, Good Laboratory Practice, Dep Kes,
Jakarta.
3. Burtis, A.C., Ashwood, E.R., Bruns, D.E. 2006, Tietz
Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics.
Elsevier Saunders.

Você também pode gostar