Você está na página 1de 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ester
Ester adalah salah satu senyawa derivat asam karboksilat selain asil halida,
anhidrida asam, dan amida yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat
dengan alkohol. Reaksi pembuatan ester lebih dikenal sebagai reaksi esterifikasi
dimana gugus hidroksil (-OH) dari asam karboksilat dapat disubstitusi oleh gugus
alkoksi (-OR) dari alkohol. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan
menyebabkan cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. Senyawa
ester juga memiliki hubungan sintetik dengan senyawa lain. Diantaranya ester dapat
dibuat dari senyawa anhidrida asam, asam karboksilat, ataupun halida asam. Selain
itu, dari senyawa ester dapat dihasilkan senyawa asam karboksilat, amida, poliester,
ester lain, dan alkohol (Ali, 2008).
2.2 Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO 2 R dengan
R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat
balik. Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam
alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya
mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester (Bulan, 2004).
Reaksi antara asam asetat dan etanol dengan katalis asam sulfat akan
menghasilkan etil ester dan air seperti pada reaksi di bawah ini.
CH3COOH
Asam Asetat

CH3OH

H2SO4

CH3COOC2H5

Etanol

Etil Ester

H2O
Air

Gambar 2.1 Esterifikasi Asam Asetat dan Alkohol


(Azura, dkk., 2015)
Mengingat esterifikasi bersifat dapat balik maka dengan bertambahnya
halangan sterik dalam zat antara, maka laju reaksi pembentukan ester akan menurun

sehingga rendemen esternya akan berkurang. Jika suatu ester yang banyak harus
dibuat lebih baik digunakan cara sintesis, misalnya reaksi antara alkohol dengan
anhidrida asam atau suatu klorida asam, yang bersifat lebih reaktif dari pada asam
karboksilat dan yang bereaksi dengan alkohol secara tak dapat balik (Bulan, 2004).
Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat
alkohol tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konversi yang tinggi
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
(Arita, dkk., 2008)
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Esterifikasi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi antara lain :
a. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin
besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan
reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan
menguntungkan karena tidak memperbesar hasil.
b.

Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat pereaksi
dengan zat yang bereaksi makin baik sehingga mempercepat reaksi dan reaksi
terjadi sempurna. Sesuai dengan persamaan Archenius :

k A e

( Ea

RT

(Hakim dan Irawan, 2010)

Semakin besar tumbukan maka semakin besar pula harga konstanta kecepatan
reaksi. Sehingga dalam hal ini pengadukan sangat penting mengingat larutan
minyak-katalis-metanol merupakan larutan yang immiscible.
c.

Katalisator
Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi
sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar.

Pada reaksi esterifikasi yang sudah dilakukan biasanya menggunakan konsentrasi


katalis antara 1 - 4 % berat sampai 10 % berat campuran pereaksi.
d.

Suhu Reaksi
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi yang
dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila suhu naik maka
harga K makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin
besar.

(Hakim dan Irawan, 2010)


2.4 Kecepatan Reaksi dan Pengaruhnya terhadap Esterifikasi
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Seperti kebanyakan
reaksi lain, kecepatan esterifikasi kira-kira meningkat dua kali dengan kenaikan suhu
10C. Oleh karena itu, panas digunakan untuk mempercepat reaksi esterifikasi. Kita
dapat menghitung kenaikan ini dalam kecepatan reaksi dengan dasar bahwa molekul
bergerak kira-kira lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi dan konsekuensinya
tumbukan satu sama lain lebih sering. Selama suhu naik tidak hanya tumbukan
molekul lebih sering, tetapi mereka bertumbukan dengan dampak yang lebih besar
karena mereka bergerak lebih cepat. Pada suhu tinggi prosentase hasil tumbukan
dalam sebuah reaksi kimia lebih luas karena presentase molekul yang memiliki
energi aktivasi yang dibutuhkan untuk bereaksi lebih besar (Setyawardhani, dkk.,
2005).
Kecepatan reaksi esterifikasi juga dipengaruhi oleh posisi gugus hidroksil di
dalam rantai. Mekanisme reaksi esterifikasi menggunakan katalisator asam dapat
dijelaskan dengan anggapan bahwa atom hidrogen dari katalisator mula-mula
bereaksi dengan gugus dari alkohol membentuk kompleks ROH 2+ dan kemudian
bereaksi dengan asamnya. Pada umumnya alkohol primer bereaksi lebih cepat dari
pada alkohol sekunder dan tertier, maka alkohol yang paling sederhana dan yang
paling cepat bereaksi adalah metanol (Trihadi, 2007).

2.5 Aplikasi dalam Industri Sintesis Pelumas Dasar Bio Melalui Esterifikasi
Asam Oleat Menggunakan Katalis Asam Heteropoli/Zeolit
Esterifikasi asam organik dan alkohol merupakan salah satu reaksi yang paling
mendasar dan penting dalam industri kimia. Produk-produk esternya secara luas
dimanfaatkan sebagai pelarut dan pengemulsi dalam industri makanan (tepung),
farmasi serta kosmetik ataupun pelumas dalam pengolahan logam, industri tekstil
dan plastik. Saat ini perhatian atas rekayasa pada reaksi esterifikasi dan produk
esternya telah semakin meningkat, terutama setelah alkil ester (metil ester, etil ester
dan profil ester) memiliki karakteristik sebagai solar bio, sehingga dapat
menggantikan bahan bakar fosil.
Produk ester yang berasal dari minyak nabati sebagai pelumas, saat ini mulai
banyak menarik perhatian peneliti maupun industri. Sedangkan perolehan produk
ester yang salah satunya melalui reaksi esterifikasi banyak menggunakan katalis
homogen asam, seperti H2SO4, HF, H3PO4 dan PTSA, yang bersifat korosif, beracun
dan sulit untuk dipisahkan dari produk. Penggunaan katalis yang aman dan ramah
lingkungan seperti asam heteropoli polytungstate (HPW) menjadi suatu alternatif,
namun memiliki kelemahan pada luas permukaan yang rendah dan kelarutan yang
tinggi dalam sistem polar, karenanya perlu dijadikan katalis padat dengan cara
menyisipkannya pada penyangga yang memiliki luas permukaan lebih besar, seperti
zeolit.
Reaksi esterifikasi dilakukan pada reaktor tumpak berpengaduk 100 mL yang
ditempatkan dalam bak minyak (gliserol), dengan suhu reaksi 150-180C selama 420
menit. Konversi ditentukan dengan cara pengambilan sampel setiap selang waktu
tertentu sebanyak 1,5 mL yang kemudian disentrifugasi untuk memisahkannya dari
katalis padat dan dititrasi dengan KOH untuk menentukan sisa asam oleatnya
(Susanto, 2008).

Mulai

Preparasi Katalis

Karakterisasi Katalis : BET dan XRD

Reaksi Katalitik, dengan variasi kondisi operasi :


Suhu reaksi (T), Putaran pengadukan (RPM), Perbandingan
Reaktan (asam oleat : oktanol), % berat katalis terhadap asam
oleat

Karakterisasi produk :
konversi, sifat pelumas dasar bio : berat jenis dan
viskositas
Sama/mendekati pelumas
mineral?

Tidak

Ya
Selesai

Gambar 2.2 Flowchart Sintesis Pelumas Dasar Bio Melalui Esterifikasi Asam Oleat
Menggunakan Katalis Asam Heteropoli/Zeolit
(Susanto, 2008)

Você também pode gostar

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento7 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Chapter II
    Chapter II
    Documento15 páginas
    Chapter II
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento5 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento7 páginas
    Bab Iii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento4 páginas
    Bab Iii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Chapter I
    Chapter I
    Documento4 páginas
    Chapter I
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento3 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento2 páginas
    Bab Iv
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento5 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento3 páginas
    Bab Iv
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento3 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento3 páginas
    Bab Iii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab II
    Bab II
    Documento5 páginas
    Bab II
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab III
    Bab III
    Documento7 páginas
    Bab III
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento5 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento4 páginas
    Bab Iii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab II
    Bab II
    Documento5 páginas
    Bab II
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento3 páginas
    Bab Iv
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab II Analisa Kualitatif
    Bab II Analisa Kualitatif
    Documento7 páginas
    Bab II Analisa Kualitatif
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Kesetimbangan Fasa
    Kesetimbangan Fasa
    Documento31 páginas
    Kesetimbangan Fasa
    Diah
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Kurva Kelarutan
    BAB II Kurva Kelarutan
    Documento4 páginas
    BAB II Kurva Kelarutan
    HalimaSiregar
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento7 páginas
    Bab Iii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento5 páginas
    Bab Ii
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • John Dalton
    John Dalton
    Documento2 páginas
    John Dalton
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Documento1 página
    Abs Trak
    Isti Madinah Hasibuan
    Ainda não há avaliações