Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tugas
Etika dan Hukum Teknologi Informasi
Dosen: Dr. Bambang Sutiyoso, SH. M.Hum
AHMAD SUBKI
(15917102)
DAFTAR ISI
Abstarak.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.2.
Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2.
Saran ............................................................................................................................ 9
REFRENSI
Abstarak
Distribute Denial-of-Service s attack (DdoS attack) merupakan salah satu kejahatan dunia
teknologi informasi (cybercrime) yang berfokus pada masalah keamanan, DDoS attack
bertujuan untuk melumpuhkan (hang, crash) pada target sehingga tidak dapat memberikan
layanan. Walaupun pada hal ini penyerangan dengan teknik DDoS attack tidak bertujuan
mencuri, penyadapan ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan lumpuhnya layanan maka
target tidak bisa melakukan pelayanan secara maksimal sehingga dapat berakibat pada
kerugian finansial. Seringkali yang menjadi target serangan DDoS attack ini adalah instansi
pemerintahan, perbankan dan situs swasta yang melayani publik. Pada makalah ini akan
dibahas salah satu DDoS attack yang pernah terjadi di instansi pemerintahan pada tahun
2013, yaitu pada situs polri (www.polri.go.id).
Keyword: DDoS attack, Cybercrime, Polri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengguna layanan internet semakin meningkat seiring dengan perkembangan
teknologi informasi, tercatat pengguna layanan internet di indonesia pada saat ini sudah
mencapai 139 Juta pengguna, seperti yang tertera pada Gambar 1.
politik, komunitas, keyakinan dan ada juga yang melakukannya hanya untuk
menunjukkan kehebatannya di dunia teknologi informasi.
Distribute Denial-of-Service attack atau yang lebih dikenal dengan sebutan
DDoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk mengganggu akses komputer
pada layanan web/email. Pelaku akan mengirimkan data yang tidak bermanfaat secara
berulang-ulang sehingga jaringan akan memblok pengunjung lainnya, DDoS attack
merupakan bentuk kejahatan dalam dunia teknologi informasi yang sering digunakan
oleh sekumpulan orang/komunitas untuk melumpuhkan (hang, crash) target. Cara ini
bisa dilakukan darimana saja asalkan pelaku memiliki koneksi internet, sehingga DDoS
attack bisa dilakukan bahkan melalui lintas negara. Lebih bahayanya lagi DDoS attack
bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa harus memiliki kemampuan scripting tinggi di
dunia hacking, ini disebabkan karena DDoS attack bisa dilakukan hanya dengan
menggunakan suatu aplikasi khusus DDoS.
Meskipun negara indonesia memiliki koneksi internet yang tergolong masih
kalah dengan negara asia lainnya, namun tercatat indonesia merupakan negara yang
paling banyak melakukan cyber attack. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Cybercrime
Cybercrime merupakan perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan
dengan menggunakan jaringan komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai
objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihakpihak lain. Secara teknis tindak pidana cybercrime dapat dibedakan menjadi off-line
crime, semi online crime dan cybercrime. Masing masing memiliki karakteristik
tersendiri, namun perbedaan utama diantara ketiganya adalah keterhubungan dengan
jaringan informasi publik (internet). Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai
karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lainnya, cybercrime dapat
dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara
pelaku dengan korban kejahatan.
2.2.
mereka. Salah satunya adalah dengan melakukan serangan kepada situs kepolisian
tersebut. Faktor lain yang menyebabkan adanya serangan DDoS terhadap situs
kepolisan tersebut adalah karena iseng dengan kata lain hanya ikut-ikutan. Padahal ini
adalah tindakan kriminal yang menyebabkan terganggunya pelayanan publik yang di
ayomi oleh kepolisan.
Pelaku DDoS sangat sulit untuk di tangkap, karena lokasi penyerangan bisa
darimana saja, dan dilakukan secara bersama sama pada waktu yang sama, selain itu
biasanya dilakukan oleh komunitas yang cukup banyak anggotanya. Berikut simulasi
penyerangan DDoS, lihat Gambar 4.
Setiap tindak kejahatan yang dilakukan pasti memiliki dampak, baik secara
langsung maupun tidak langsung, berikut ini adalah dampak yang diakibatkan serangan
DDoS yaitu:
a. Terganggunya situs yang menjadi target
b. Terhambatnya pelayanan baik perorangan, kelompok, masyarakat ataupun
negara.
c. Kerugian finansial jika situs tersebut adalah situs bank
Berdasarkan Undang-Undang ITE No.11 Tahun 2008, beberapa dampak dari
serangan DDoS tersbut, bisa dijerat dengan UU ITE No.11 Tahun 2008 Pasal 33 yaitu
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Dengan ancaman sanksi Hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari pemabahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, Distribute Denial-ofService merupakan salah satu kejahatan dalam dunia teknologi informasi, yang
pelakunya bisa dikenakan sanksi, yaitu:
a.
b.
3.2.
Saran
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan kepada:
3.2.1. Saran kepada pihak kepolisian
Berikut saran yang mohon untuk dipertimbangkan kepada pihak kepolisian,
yaitu:
a. Perlu dibentuknya tim khusus Polisi IT yang bisa direkrut dari mahasiswa
lulusan Teknik Informatika yang ada di indonesia, sehingga dapat
membantu kepolisian dalam identifikasi kejahatan dunia maya.
b. Perlu melakukan sosialisasi dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
internet masyarakat.
REFRENSI
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Departemen Komunikasi dan Informasi R.I. Mencegah Cybercrime. Jakarta: Departemen
Komunikasi dan Informasi R.I, 2011.
Heriyanto, Trisno. Geser China, Indonesia Kuasai Serangan Cyber Dunia. 17 10 2015.
http://inet.detik.com (diakses Oktober 12, 2015).
Kombes (Pol) Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M. Perkembangan Cybercrime Dan Upaya
Penanganannya Di Indonesia Oleh Polri. Buletin Hukum Perbankan Dan
Kebanksentralan , 2006: 29.
Mansur, Dikdik M Arief, dan Elisatris Gultom. Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi.
Bandung: Refika Aditama, 2005.
Putra, Dimitri Dwi. Trend Digitalisasi Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia. 21 April
2015. http://inovasipintar.com (diakses Oktober 12, 2015).
Raharjo, Agus. Pemahaman Dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi. Bandung: Citra
Aditya Bakti , 2002.
Riswandi, Budi Agus. Hukum dan Internet di Indonesia. Yogyakarta : UII Press, 2003.
Sutiyoso, Bambang. Manajemen, Etika & Humum Teknologi Informasi. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2015.