Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusum oleh :
Yetiana Valentin Puspaningrum
J.230.135.048
LANJUT USIA
a. Pengertian
Menurut Hawari (2007), lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap stres
fisiologis. Kegagalan tersebut berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
b. Fisiologi Lansia
Proses penuaan seseorang berarti normal dan berlangsung terus menerus secara
alamiah. Menua merupakan proses penuaan fungsi struktural tubuh yang diikuti
penurunan daya tahan tubuh. Semua orang akan mengalami masa tua, akan
tetapi penuaan pada seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya yaitu faktor hereditar, nutrisi, stress, status
kesehatan dan lain-lainnya. (Stanley, 2007).
c. Klasifikasi Lansia
Menurut Nugroho (2004), lansia dikategorikan menjadi beberapa kelompok ,
diantaranya :
1)
Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.
2)
Lansia (elderly) antara usia 60-70 tahun.
3)
Lansia tua (old) antara usia 75-90 tahun.
4)
Usia sangat tua (very old) 90 tahun keatas.
d. Teori Proses Menua
Menurut Nugroho (2004), proses menua bukan suatu penyakit tetapi
merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh menghadapi rangsangan dari
dalam maupun dari luar tubuh. Menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai usia dewasa, misalnya dengan kejadian kehilangan jaringan pada otot,
susunan saraf, dan jaringan lain.
e. Perubahan Fisiologis Pada Lansia
Menurut Fatmah (2010), perubahan fisiologis pada lansia dibagi menjadi
dua, yaitu :
1) Penurunan Fungsi Panca Indera
a) Penglihatan : penurunan kemampuan penglihatan pada lansia terjadi
dibola mata, diantaranya lensa mata, iris, pupil, badan kaca, dan
retina.
b) Pendengaran : penurunan pendengaran pada lansia dikarenakan
degenerasi primer diorgan korti berupa hilangnya sel epitel saraf
yang biasa dimulai pada usia pertengahan.
c) Peraba (kulit) : perubahan fisiologis pada lansia mudah untuk dilihat
dengan mata telanjang. Ini dikarenakan terjadinya atrofi pada
epidermis dan atrofi pada kelenjar keringat pada kulit.
2) Penurunan Sistem Tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : PT Penerbit Erlangga.
Hawari. D., 2007. Sejahtera di Usia Senja. Jakarta : FKUI.
Joint National Committee VII. 2003. US Departement of Healt and Human
Services. NIH Publications.
Nugroho W. 2004. Keperawatan gerontik. Jakarta : EGC
Stanley M & Beare, P. G. 2006. Buku Saku Keperawatan Gerontik. Edisi 2 (N.
Junianti dan S. Kuraningsih, penerjemah ). Jakarta : EGC.
heterogenous
yang
hubungan
dengan
defek
genetik
dalam
metabolisme
purin.
b.
Kanker maligna
c.
Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang
lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.
Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan
oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (jeroan) yang
berlebihan atau kelainan Herediter.
Gout secara tradisional dibagi menjadi bentuk primer (90%) dan
sekunder (10%):
a. Gout primer
Adalah kasus gout di mana penyebabnya tidak diketahui atau akibat
kelainan proses metabolisme dalam tubuh. Sekitar 90% pasien gout primer
adalah laki-laki yang umumnya berusia lebih dari 30 tahun. sementara
gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause. Diperkirakan
bahwa gout terjadi pada 840 orang setiap 100.000 orang.
b. Gout sekunder
Adalah kasus di mana penyebabnya dapat diketahui. Penyakit gout
sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat.
Produksi asam urat meningkat bisa disebabkan oleh diet atau
mengkonsumsi makanan yang kaya purin. Purin adalah salah satu
senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel)
dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Gout sangat terkait dengan obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, dan
diabetes mellitus. (Sylvia A. Prrice, 2006)
C. PATOFISIOLOGI
E. PATHWAY
Metabolisme Purin
Genetik
Nyeri akut
Kerusakan
integritas kulit
Gangguan
pola tidur
Kerusakan mobilitas fisik
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1.
2.
3.
G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan gout tergantung dari tahap penyakitnya (seperti telah di
jelaskan dalam segmen patofisiologi).
1.
2.
beberapa hari.
3. Gout tofi kronik diobati dengan tujuan menurunkan produksi asam
urat atau meningkatkan produksi asam urat oleh ginjal. Obat
Alopurinol menghambat produksi asam urat dari prekursornya
(Xantin dan hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin oksidase.
Obat ini dapat diberikan dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali
sehari. Obat-obat urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat
dengan menghambat reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal. Supaya
agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, maka dibutuhkan fungsi
ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi
ginjal (Clearence creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearence
crealinin test adalah 115-120 ml/mt.
Probenesid dan Sulfinpirazan adalah dua jenis agen urikosurik yang
sering digunakan. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik, maka
ia memerlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar
dapat meningkatkan ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus di
hindari, karena menghambat kerja urikosurik dari obat-obatan itu.
1. Penatalaksanaan medis :
Obat
Probenecid
Dosis
Efek Samping
Tindakan Perawat
0,5 gram 2xSakit kepala, mual,
1.
Doronglah pasien
(Benemid)
sehari
muntah,
anoreksia,untuk
frekuensi urinari
mengkonsumsi
banyak
air
mengurangi
untuk
formasi
kalkulus.
2.
Monitorlah
level
Minumlah
dengan
Hindari penggunaan
salisilat
secara
bersamaan
(akan
menurunkan
efek
uricosuric).
Sulfinpyrazone 400
(Anturane)
mg/hari
800Gangguan
1.
Berikan
gastrointestinal atasmakanan,
(mual,
dengan
susu
atau
gangguanantasida.
pencernaan)
reaktivasi
ulcer peptic
Allopurinal
200
penghambat
mg/hari
asam
(Zyloprim)
urik
600Ruam
demam,
depresi
pada
kulit,
1.
Monitorlah fungsi
tulang,
iritasi
2.
gastrointestinal
Berikan
dengan
makanan.
3.
4.
Berikan
urine
alkaline
(hindari
pemberian vitamin C
Colchicine
0,5
mg/hari
1,8Depresi
tulang,
(prophylaxis) ;aplastik,
discrasias
dengan
setiap 1 2leukopenia,
jangka panjang.
jam (serangantrombositopenia, 2.
akut)
penggunaan
Hindarkan alkohol
darah
meminum
obat
(meningkatkan
toksisitas gastrik dan
menurunkan
keefektifan obat).
3.
Obat
diberikan
dengan makanan.
4.
Jangan memberikan
lebih dari 12 tablet
dalam 24 jam.
5.
Berikan
tanda
saat
ada
pertama
serangan.
6.
Berikan
dosis
intravena setelah 2 5
menit.
7.
Jangan
diberikan
dengan dextrose 5%
atau air bakteriostatic.
8.
Berikan
kompres
berikan
analgesik.
9.
mg/24
jam
3.
4.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas
7,5
mg/dl.
Pemeriksaan
ini
Pengkajian.
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama: Nyeri pada daerah persendian.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat adanya faktor resiko
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif gout
d. Pola ADL
- persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau
sendi lain
e. Pemeriksaan fisik.
Diagnosa keperawatan
Tujuan & KH
Intervensi
Keperawatan
Nyeri
akutSetelah dilakukan Kaji skala nyeri PQRST
Membantu
berhubungan
mengendalikan
tindakan
dengan proseskeperawatan
inflamasi
selama
x24
jam,diharapkan
nyeri
pasien Berikan
Rasional
kebutuhan
manajemen
nyeri
keefektifan
dan
program.
posisi
yang
dalam
berkurang
/ nyaman,
sendi
hilang.
nyeri
KH :
diistirahatkan
yang
Istirahat
dapat
pergerakan
adanya
pada
sendi
penurunan
rasa
empuk/lembut
akan
nyeri
mencegah
mau
melakukan
pemeliharaan
tekhnik
manajemen nyeri
sakit.
non farmakologis
Pasien
rileks
tampak
Berikan
Pemberian kompres
efek
efek
pengeluaran
impuls-
impuls nyeri.
agar
terantuk
pada
asam
Menurunkan kristal
urat
yang
obat-obatan
Allopurinol (Zyloprin)
2.
Kerusakan
mobilitas fisiktindakan
atau
berhubungan
sendi.
dengan
keperawatan
rasa
sakit
Tingkat aktifitas /
pada latihan
tergantung
perkembangan
resolusi
dari
atau
dan
proses
persendian
diharapkan tidak
karena
terdapat
Ajarkan
inflamasi
hambatan
mobilitas fisik,
KH :
jika memungkinkan.
inflamasi.
pada
Pasien melaporkan
klien
Meningkatkan atau
fungsi
adanya
menimbulkan
peningkatan
aktivitas
pasien
mampu
kakakuan
sendi.
beraktivitas
sesuai
Pertahankan
kemampuannya
istirahat
untuk seluruh
periode yang
yang
yang
selama
Jadwal eksaserbasi
memberikan
istirahat
Istirahat
akut
fase
penyakit
penting
terus mencegah
dan
untuk
kelelahan,
yang
tidak kekuatan.
terganggu.
Lakukan
ambulasi
Menghindari cedera
menggunakan jatuh.
kecelakaan
atau
tongkat
dan
berikan
menggunakan
Berguna
dalam
memformulasikan
program
yang
latihan/aktifitas
berdasarkan pada
mengidentifikasi
mobilisasi.
3.
tidur
tindakan
berhubungan
keperawatan
saat tidur.
dengan
berulang
nyeriselama
klien
keluarga
x24
jam,diharapkan
mengidentifikasi
aspek
memahami
lingkungan baru.
berhubungan
dapat
penggunaan obat
berkurang
dan perawatan di
rumah,
menginduksi tidur
KH :
Tingkatkan
Membantu
regimen
dan massage.
takut
Dapat
jatuh
merasakan
karena
pagar
tempat
membantu
untuk
mengubah
posisi.
Tidur
tanpa
dalam pasien
mungkin
tidak
tidur
bila
terbangun.
Di
membantu
berikan
untuk
pasien tidur
atau istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Prrice. Sylvia. 2006. Patofisiologi. Vol.2. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif, 2001., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prof.dr.H.M. Noer, Sjaifoellah. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Gaya baru. Jakarta
Smeltzer, Suzanne. 2006. Keperawatan Medikal Bedah . EGC. Jakarta
J.Reeves, Charles, dkk.2001. Keperawatan Medikel Bedah. Salemba Medika:
Jakarta.
NANDA, Nursing Diagnosys Definition and Clasification 2005-2006