Você está na página 1de 6

BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA

A. Hakekat Bukti Audit

Dasar dari setiap audit adalah bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor.
Auditor harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengumpulkan bukti audit
yang tepat dan mencukupi dalam setiap audit untuk memenuhi standar profesi.
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasive.
Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan secara
ekstensif oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah.
B. Keputusan Auditor tentang Bukti Audit

Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan dalam kegiatan auditnya. Empat keputusan mengenai
bukti apa yang harus dikumpulkan dan berapa banyak:
1. Prosedur audit
Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus
diperoleh selama audit.
2. Ukuran sampel
Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari
hanya satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji.
3. Unsur yang di pilih
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
memutuskan unsur unsur mana dalam populasi yang akan diuji.
4. Saat pelaksanaan prosedur
Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu
tahun. Saat ini SEC mengharuskn semua perusahaan publik untuk menyerahkan
laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC dlam waktu 60 sampai 90 hari
sesudah akhir tahun fiskal perusahaan, tergantung pada ukuran perusahaan itu.
Program audit adalah daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu atau untuk
keseluruhan audit. Program audit memuat daftar prosedur audit, mencakup ukuran
sampel, item-item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian.
1. Ketepatan Bukti

Ketepatan waktu adalah ukuran kualitas bukti, yang berarti relevansi dan realibilitasnya
memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan.

Relevansi Bukti. Bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang akan
diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Relevansi hanya dapat
dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karena bukti audit mungkin relevan untuk
satu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya.
Reliabilitas Bukti. Hal ini mengacu pada tingkat di mana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Enam karakteristik bukti yang dapat diandalkan dalam
reliabilitas, yaitu:
1)
Independensi Penyedia Bukti. Bukti yang diperoleh dari sumber luar entitas
lebih dapat diandalkan daripada yang diperoleh dari dalam entitas.

Efektivitas Pengendalian Internal Klien. Ketika pengendalian internal klien


efektif, bukti audit yang diperoleh lebih dapat diandalkan daripada
pengendalian internal yang lemah.
3)
Pengetahuan Langsung Auditor. Bukti audit yang diperoleh langsung oleh
auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, penghitungan ulang, dan
inspeksi akan lebih baik daripada informasi yang diperoleh secara tidak
langsung.
4)
Kualifikasi Individu yang Menyediakan Informasi. Meskipun sumber
informasi bersifat independen, bukti audit tidak akan dapat diandalkan kecuali
individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk
itu.
5)
Tingkat Objektivitas. Bukti yang objektif lebih baik daripada bukti yang
memerlukan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut
benar. Apabila reliabilitas bukti yang subjektif sedang dievaluasi, penting bagi
auditor untuk menilai kualifikasi orang yang menyediakan bukti tersebut.
6)
Ketepatan Waktu. Ketepatan waktu untuk audit merujuk pada kapan bukti itu
dikumpulkan maupun pada periode yang tercakup oleh audit itu. Bukti ini
biasanya lebih baik untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat
mungkin dengan tanggal neraca.Prosedur untuk Memperoleh Bukti Audit
2. Kecukupan Bukti
Kuantitas bukti yang diperoleh akan menentukan kecukupannya. Kecukupan bukti diukur
terutama oleh ukuran sampel yang dipilih auditor. Dua faktor yang akan menentukan
ketepatan ukuran sampel dalam audit, yaitu: ekspektasi auditor atas salah saji dan
keefektifan pengendalian internal klien.
2)

1. Inspeksi : Mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik internal maupun

2.

3.

4.

5.

6.

7.

eksternal dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas
suatu asset.
Contoh : Sebelum check ditandatangani , dia merupakan dokumen; setelah
ditandatangani, yang merupakan asset; dan setelah check itu dibayar oleh bank, yang
menjadi dokumen lagi.
Observasi: Terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang dilakukan oleh
orang lain.
Contoh : Observasi oleh auditor atas penghitungan persediaan yang dilakukan oleh
personel entitas, atau melihat langsung pelaksanaan aktivitas pengendalian.
Konfirmasi Eksternal : Merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai respon
langsung tertulis dari pihak ketiga (pihak yang mengkonfirmasi) dalam bentuk kertas,
atau secara elektronik atau media lain.
Contoh :Pada saat klien meminta bukti kepada auditor kemudian diberikan konfirmasi
pada klien selanjutnya klien meminta kepada pihak ketiga untuk menjawabnya langsung
kepada auditor melalui kertas/elektronik atau media lain.
PenghitunganUlang : Meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang telah
dilakukan klien
Contoh : Auditor melakukan pengujian atas ketelitian perhitungan dan mencakup
prosedur-prosedur seperti pemeriksaan hasil perkalian dalam faktur penjualan atau
persediaan
Pelaksanaan kembali : Pengujian auditor secara indipenden atas prosedur atau
pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya telah dilakukan sebagai bagian dari
akuntansi klien dan system pengendalian internal.
Contoh : Auditor membandingkan harga yang tercantum dalam faktur dengan daftfar
harga yang telah ditetapkan perusahaan, atau auditor mengerjakan ulang pembuatan
daftar umur puitang.
Prosedur Analitis : Terdiri dari Pengevaluasian atas informasi keuangan yang dilakukan
dengan menelaah hubungan yang dapatditerima antara data keuangan dengan data non
keuangan.
Contoh : Auditor membandingkan Presentase labakotor tahun ini dengan presentase laba
kotor tahun lalu .
Permintaan keterangan : Terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki
pengetahuan baik keuangan maupun non keuangan didalam atau diluar entitas

Contoh : Pencarian informasi oleh auditor untuk memodifikasi atau melaksanakan


prosedur audit tambahan melaluidalam atau diluar entitas.
8. Scaning : Pemeriksaan tidak terlalu detail atas dokumen atau catatan untuk memastikan
ada tidaknya suatu yang tidak biasa dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
Contoh : Auditor meng-scan jurnal penjualan untuk menemukan adanya transaksi
berjumlah besar dan tidak biasa.
C. Hakekat Kertas Kerja
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh
auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi
yang diperoleh, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan
audit yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai jembatan/mata rantai yang menghubungkan
antara catatan audit dengan laporan hasil audit, dan dapat pula dipergunakan auditor
untuk mempertanggungjawabkan prosedur/langkah audit yang dilakukannya,
mengkoordinir mengorganisir semua tahap audit mulai dari perencanaan sampai
pelaporan, dan sebagai dokumen yang dapat digunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas, dan rapi, disimpan dan
dijaga kerahasiaannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan
dalam berkas permanen, berkas berjalan, berkas lampiran, dan berkas khusus.
Kertas kerja juga biasa dianggap sebagai dokumentasi audit. Dokumentasi audit
adalah catatan utama tentang prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan penugasan.
Tujuan dokumentasi audit :
1. Dasar bagi perencanaan audit
2. Catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
3. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
4. Dasar bagi review oleh supervisor dan partner
D. Konsep Pengorganisasian Kertas Kerja
Kepemilikian file audit
Dokumentasi audit yang disiapkan selama penugasan, termasuk skedul yang disiapkan
oleh klien untuk auditor, adalah properti auditor.
Kerahasiaan file audit
Kebutuhan untuk membina hubungan rahasia dengan klien dinyatakan dalam Aturan 301
dari Kode Perilaku Profesional , yang menyatakan
Seorang anggota tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia yang
diperoleh selama penugasan profesional kecuali dengan persetujuan klien.

Jenis kertas kerja audit


1. Daftar utama, merupakan rangkuman dari daftar pendukung, disusun sesuai
dengan kelompok informasi yang disajikan dalam laporan hasil audit. Memuat
informasi dan kesimpulan hasil audit yang diperlukan untuk penyusunan laporan
hasil audit.
2. Daftar pendukung, memuat tujuan audit, informasi/kegiatan yang diuji, buktibukti/dokumen pendukung yang dikumpulkan, metode penelitian dan analisis
yang dilakukan dalam ranga memenuhi tujuan audit, dan kesimpulan yang
diperoleh, serta dilengkapi dengan data auditor yang menyusun dan tanggal serta
paraf penyusunannya.
Penyimpanan kertas kerja
1. Berkas permanen berisi data yang bersifat historis atau berlanjut yang
bersangkutan dengan audit saat ini. Meliputi :
a. Kutipan atau Salinan dari dokumen perusahaan yang terus penting artinya
seperti akta pendirian, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan
kontrak.
b. Analisis akun tahun-tahun sebelumnya yang terus penting artinya bagi
auditor.
c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian.
d. Hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya.
2. Berkas tahun berjalan mencakup semua dokumentasi audit yang dapat
diterapkan pada tahun yang diaudit. Berisikan informasi yang berkaitan dengan
audit yang sedang dilakukan atau audit yang baru lalu. Jenis informasi yang
tercakup dalam arsip tahun berjalan ialah program audit, informasi umum, neraca
saldo berjalan, ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi, serta skedul pendukung.
3. Berkas lampiran, berisikan lampiran data, catatan, dan dokumen yang menjadi
data mentah bagi proses pengujian bukti audit.
4. Berkas khusus, berisikan informasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sebagian besar informasi ini berkaitan dengan indikasi kecurangan yang perlu
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan khusus.
Konsep pengorganisasian kertas kerja :
1. Kelompok 1 : Program Audit
2. Kelompok 2 : Persiapan Audit
a. Pembicaraan pendahuluan
b. Informasi umum

c. Ikhtisar persiapan pemeriksaan


3. Kelompok 3 : Pemeriksaan Pendahuluan
a. Flow chart pengendalian manajemen
b. Penelaahan ketentuan yang berlaku
c. Pengujian pengendalian manajemen
d. Ikhtisar temuan hasil pemeriksaan pendahuluan
4. Kelompok 4 : Pemeriksaan lanjutan
a. Pengembangan temuan
b. Daftar temuan dan rekomendasi
5. Kelompok 5 : Tindak lanjut

Você também pode gostar