Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
Ahmad Subki
15917102
forensik
adalah
penyelidikan
dan
analisis
komputer
untuk
dikumpulkan pada kertas. Saat ini, kebanyakan bukti bertempat pada komputer,
membuatnya lebih rapuh, karena sifat alaminya Data elektronik bisa muncul dalam
bentuk dokumen, informasi keuangan, e-mail, job schedule, log, atau transkripsi voicemail.
Komputer forensik (kadang-kadang dikenal sebagai ilmu komputer forensik)
adalah cabang dari ilmu forensik digital yang berkaitan dengan bukti yang ditemukan di
komputer dan media penyimpanan digital. Tujuan dari komputer forensik adalah untuk
memeriksa media digital secara forensik suara dengan tujuan mengidentifikasi,
melestarikan, memulihkan, menganalisis dan menyajikan fakta dan opini tentang
informasi digital.
Meskipun paling sering dikaitkan dengan penyelidikan dari berbagai kejahatan
komputer, komputer forensik juga dapat digunakan dalam proses sipil. Disiplin ilmu yang
melibatkan teknik yang sama dan prinsip-prinsip untuk pemulihan data, tetapi dengan
pedoman tambahan dan praktek yang dirancang untuk membuat hukum jejak audit.
Bukti dari investigasi forensik komputer biasanya tunduk pada pedoman dan
praktik dari bukti digital lain yang sama. Ini telah digunakan dalam sejumlah kasus besar
dan diterima secara luas di sistem pengadilan AS dan Eropa
(https://en.wikipedia.org/wiki/Computer_forensics)
Beberapa definisi komputer forensik menurut para ahli:
(1) Definisi
sederhana
Penggunaan
sekumpulan
prosedur
untuk
melakukan
3) Definisi Locard's Exchange Prinsiple (Ken Zatyko and Dr. John Bay)
(a) Secara umum
Dalam ilmu forensik, Locard's Exchange Principle (kadang dsebut juga dengan
Locard's Principle) memegang prinsip bahwa pelaku kejahatan akan selalu membawa
sesuatu ke dalam sensor kriminal dan berkecimpung di dalamnya, dan hal tersebut
sangat mungkin dapat digunakan sebagai bukti forensik. Dr. Edmond Locard (13
Desember 1877 - 4 Mei 1966) adalah seorang pelopor dalam ilmu forensik yang dikenal
sebagai Sherlock Holmes Perancis. Ia merumuskan prinsip dasar ilmu forensik sebagai:
"Setiap adanya kontak pasti akan meninggalkan jejak". Paul L. Kirk menyatakan prinsip
sebagai berikut: "Dimanapun dia melangkah, apapun yg disentuh, apapun yg
ditinggalkan, meskipun tak berdaya, akan memberikan saksi bisu terhadap dirinya. Tidak
hanya sidik jarinya, tapi juga rambutnya, noda di pakaiannya, gelas yg dipecahkannya,
alat-alat yg diitinggalkannya, lukisan/gambaran yg ditorehkan, darah atau mani yg
dikeluarkan atau dikumpulkan. Semuanya dan banyak lagi, menunjang saksi bisu yg
bertentangan dengannya. Ini bukti yg tidak bisa di pandang sebelah mata. Tidak
dikelabuhi oleh kehebohan suasana. Tidak luput oleh saksi hidup yg ada. Ini bukti yg
nyata. Bukti fisik tidak akan salah, dia tidak akan membela diri, tidak dapat terabaikan.
Hanya saja kegagalan manusia yg menemukannya, mempelajari, dan memahaminya,
dapat mengurangi nilainya.
Fragmentaris atau jejak bukti adalah setiap kontak antara dua permukaan, seperti
sepatu dan penutup lantai atau tanah, atau serat dari mana seseorang duduk di kursi
berlapis kain. Ketika kejahatan terjadi, jejak atau bukti harus dikumpulkan dari tempat
kejadian. Sebuah tim teknisi polisi khusus pergi ke TKP. Mereka berdua merekam video
dan mengambil foto-foto TKP, korban (jika ada) dan barang bukti. Jika perlu, mereka
melakukan pemeriksaan senjata api dan balistik. Mereka memeriksa sepatu dan ban,
memeriksa kendaraan apapun dan memeriksa sidik jari.
atau media digital di lokasi kejadian. Namun, dalam kenyataannya mungkin ada banyak
bukti digital seperti Trojan horse itu sendiri, password, log digital, dan sebagainya.
Dengan demikian, dalam contoh ini, ada jejak di, ke, dan dari tempat kejadian. Ini
mungkin melibatkan bukti di lokasi selain hanya satu TKP. Key logger dapat ditambahkan
software atau hardware atau keduanya, tetapi dalam kedua kasus itu tetap di balik layar
untuk keperluan penyidik.
4) Latar Belakang Frye dan Daubert
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Fraye Standar menyatakan bahwa suatu barang bukti dapat diterima dipengadilan
selama sudah terbukti secara ilmiah dan teruji dari segala aspek.
2. Doubert Criteria menyatakan bahwa walaupun tidak ada publikasi ilmiah secara
lengkap asalkan yang menyampaikan adalah seorang pakar/ahli maka bisa
diterima.
REFRENSI
1. Yurindra S.Kom, M. (1987). IT Forensik. Stmk Atmaluhur Pangkalpinang, 2013(1),
118. Retrieved from
http://jurnal.atmaluhur.ac.id/wpcontent/uploads/2012/03/Forensik.pdf
2. R. Thomas Roberts, Esq., Michael J. DeCandio, Esq. and Amanda Ingersoll . From
Frye to
Courts.
01
September
http://www.marshalldennehey.com/defense-digest-
2014.
articles/frye-
daubert-what-you-need-know-about-admitting-expert-testimony-florida
3. Zatyko , Ken ; Bay, John. The Digital Forensics Cyber Exchange Principle . 17
Desember
2013.
locards-exchange-
http://www.forensicmag.com/articles/2014/01/applyprinciple-digital-forensics