Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1331410124
1331410104
1331410126
1331410124
II. PEMBAHASAN
2.1.Filsafat Pancasila dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistomologis, Pancasila dikaji oleh para
ahli dan juga diuji oleh berbagai peristiwa-peristiwa yang mencoba merongrong
kemerdekaan dan keutuhan Republik Indonesia. Secara empiris dan kenegaraan,
Pancasila telah menunjukkan ketangguhannya hingga pada saat ini. Pengujian
secara kognitif telah dilakukan oleh para ahli dengan berbagai pendekatan.
Notonegoro dengan analisis teori causal, Driarkara dengan pendekatan antroplogi
metafisik, Eka Darmaputra dengan etika, Suwarno dengan pendekatan historis,
filosofis dan sosio-yuridis, Gunawan Setiardja dengan analisis yuridis ideologis
dan bayak para ahli dan kalangan akademisi membuktikan Pancasila sebagai
filsafat. Pancasila merupakan hasil dari berbagai macam pemikiran yang lahir dari
budaya nusantara. Suku-suku bangsa di nusantara telah melakukan akulturasi
antar suku bangsa, antar bangsa sehingga terbentuklah kepribadian kebudayaan
bangsa. 2
Akulturasi budaya terus berkembang hingga abad ke 16 ketika bangsa
Eropa masuk ke Indonesia dan mulai melakukan usaha penjajahan. Pada masa
penjajahan, bangsa Indonesia banyak mengalami berbagai macam akulturasi
budaya, ekonomi, politik, pendidikan hingga pengetahuan. Anak bangsa
mengalami perkembangan pengetahuan saat dicetuskannya politik etis oleh van
Deventer. Politik etis yang diterapkan oleh pemerintah Hinddia Belanda
membawa pengaruh yang sangat besar bagi lahirnya para pemikir bangsa.
Kelahiran para pemikiri sekaligus pengada Indonesia terlahir dari berbagai macam
latar belakang pendidikan dan suku bangsa. 3
Pemikiran dan pengetahuan yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia,
dan lokal membahur menjadi satu, pemikiran pembentukan negara Indonesia.
2
Ibid.
1
Pengetahuan dan pemikiran dari berbagai macam arah, terwujud pada rumusan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesadaran para pengada Indonesia
terhadap perkembangan pengetahuan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu ... mencerdasaskan kehidupan bangsa... Kalimat ini menunjukkan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia salah satunya adalah untuk mencerdaskan seluruh
rakyat Indonesia. Pengada Indonesia menyadari bahwa kesejahteraan dapat
dicapai lewat pendidikan yang merupakan sarana pemerolehan ilmu pengetahuan.
Kita ketahui bersama bahwa kemerdekaan Indonesia tercapai karena peran
pendidikan yang telah membawa kesadaran kaum terpelajar Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan.4
Pengada Indonesia juga menyadari bahwa kedaulatan suatu negara berada
di tangan rakyat. Kedaulatan rakyat harus berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Rumusan tersebut menjelaskan bahwa pengada
Indonesia benar-benar memiliki suatu konsep pemerintahan yang matang. Ini juga
menunjukkan bahwa untuk mencapai kesejahteraan, kita harus memliki keyakinan
theisme religius. Pancasila, yang juga tertuang dalam alenie ke-4 UUD 1945,
merupakan nilai-nilai pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
sebagai filsafat sangat bermanfaat untuk mendukung cita-cita atau tujuan
nasional.5
Pancasila merupakan pedoman dan pegangan dalam hal sikap. Tingkah
laku dan perbuatan dalam hidup sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Filsafat Pancasila merupakan hasil dari sistem pemikiran keilmuan dan
disiplin pemikiran keilmuan. Sistem keilmuan, filsafat Pancasila harus bersifat
terbuka dalam mencari kebenaran. Pancasila sebagai filsafat ilmu mengandung
nilai ganda, yaitu harus memberikan landasar teoritik (dan normatif) bagi
Ibid
Ibid.
1
penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan tujuan; dan nilai instrinsik
tujuan iptek dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia.6
Filsafat Pancasila memiliki sifat-sifat universal yang sesuai dengan ciri
khas nasional. Sifat-sifat universal tersebut meliputi:
1. sistematis, fundamental, universal, integral dan radikal menacari
kebenaran yang hakiki
2. filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai adanya sumber
kesemestaan yaitu Tuhan YME
3. monodualisme dan monopluralisme yang mengutamakan ketuhanan,
kesatuan dan kekeluargaan
4. satu kesatuan totalitas yang bulat dan utuh antar sila-sila Pancasila
5. memiliki corak universal, terutama sila I dan sila II serta corak nasional
Indonesia terutama sila III, IV dan V
6. harmoni idiil (asas selaras serasi, dan seimbang)
7. idealisme fungsional (dasar dan fungsi serta tujuan idiil sekaligus
8. memiliki ciri-ciri dimensi idealitas, realitas dan fleksibelitas.7
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar
bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan
kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem citacita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi
ideologi (mengandung tiga unsur yaitu : 1. Logos (rasionalitas atau penalaran), 2.
pathos (penghayatan), dan 3. Ethos (kesusilaan). Berbagai pendekatan yang
dilakukan oleh para ahli untuk membukikan filsafat pancasila diterima sebagai
metode epistomologis Pancasila. Prinsip epistomologis Pancasila dapat
dikemukakan dalam proposisi epistemis sebagai berikut.8
6
Ibid.
Ibid.
1
Ibid.
1
12
Ibid.
1
14
Ibid.
15
Ibid.
1
16
Ibid.
17
Ibid.
1
19
20
Ibid
1
(b)
(c)
(d)
tertentu;
memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu;
mengembangkan ketrampilan proses;
mengembangkan daya kreatif dan inovatif.21
Ibid
22
23
24
Ibid.
1
26
Ibid.
27
Ibid.
1
29
Ibid.
1
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
1
Ibid.
34
Ibid.
1
37
Ibid.
1
Ibid.
39
Ibid.
1
Ibid.
41
42
Ibid.
1
43
Ibid.
44
Ibid.
45
Ibid.
1
46
47
Ibid.
1
Ibid.
1
dapat dirampas dan dihilangkan. Hak-hak itu harus dihormati oleh siapapun.
Golongan manusia yang berkuasa tidaklah diperkenankan memaksakan
kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.49
3.Sila Persatuan Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang. Dibutuhkan
sumber daya masyarakat yang bagus untuk membuat Indonesia menjadi
semakin berkembang. Dibutuhkan pula persatuan yang erat antar sesama
warga negara. Dengan adanya pendidikan maka dapat dijadikan sarana untuk
meningkatkan persatuan dengan pola pikir pancasila yang selalu diterapkan
dilingkungan pendidikan. Sila Persatuan Indonesia harus dijadikan sebagai
dasar persatuan dikalangan intelektual dan harus selalu diterapkan dalam
lingkungan pendidikan, terutama saat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yang dicanangkan dalam program Wajib Belajar 9
Tahun.50
4.Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
Wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar
di galangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS).
Diwajibkan setiap warga Negara untuk bersekolah selama 9 tahun, pada
jenjang pendidikan dasar yaitu dari tingkat kelas 1 sekolah dasar (SD) /
Madrasah Diniyah (MI) hingga kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP)
atau Madrasah Tsanawiyah (MTS). Pendidikan merupakan satu aspek penting
untuk membangun bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan
pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program
Pembangunan Nasional. Sumber daya manusia yang bermutu yang
49
Ibid.
50
52
Ibid.
1
program ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
kita semua terhadap masa depan generasi penerus bangsa yang berkualitas
serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.53
5.Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Seiring perkembangan jaman, perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan semakin tidak dapat dikendalikan juga. Pendidikan menjadi hal
terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua, agar anak-anak
mereka menjadi anak-anak yang mampu bersaing dengan lingkungan yang
ada saat ini. Tapi terkadang masalah ekonomi menjadi hambatan bagi para
orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Dalam hal ini, peran serta
pemerintah sangat diperlukan. Salah satu program pemerintah dalam
meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan program
wajib belajar 9 tahun (WAJAR 9 tahun). 54
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia. Selain
itu, pemerintah pun memberikan bantuan-bantuan bagi dalam bidang
pendidikan, seperti memberikan BOS (Biaya Operasional Siswa). Hal ini
diharapkan agar setiap warga negara Indonesia bisa mendapatkan pendidikan
seperti yang tertera pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai
5, yang berbunyi :
a. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan .
b.
Ibid.
54
Ibid.
56
Ibid.
57
Ibid.
58
Ibid.
1
59
Ibid.
60
Ibid.
1
III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarka hasil pembahasan dan temuan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut.
a) Filsafat Pancasila dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia
meliputi:
a. Pancasila sebagai filsafat harus memberikan landasan teoritik
(dannormatif) bagi penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan
tujuan.
b. nilai instrinsik tujuan iptek dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan
moral manusia.
b) Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu meliputi:
a. Pancasila mengawasi perkembangan ilmu supaya tidak menyalahi nilainilai dalam kehidupan manusia
b. Pancasila sebagai pedoman hidup manusia, supaya dengan kemajuan ilmu
tidak meninggalkan rasa humanis
c) Peran Pancasila Dalam Pendidikan di Indonesiayaitu
a. Memberikan pendidikan kepada rakyat Indonesia sesuai isi sila-sila
Pancasila
b. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3.2.Saran
Program Wajib Belajar ini ditujukan oleh seluruh anak Bangsa Indonesia untuk
menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan dan diharapkan jumlah anak
putus sekolah (drop out) bisa diminimalisir dan salah satu strategi untuk
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun
adalah program nasional. Oleh karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu
kerjasama umtuk tetap meningkatkan partisipasinya dalam Program Wajib Belajar
9 Tahun. Sebagai masyarakat yang baik kita harus ikut berpartisipasi dan ikut
serta dalam mendukung wajib belajar 9 tahun, karena program ini sangat baik
untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa
depan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimatnya. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami
1
sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan
kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA