Você está na página 1de 371

Office Address:

Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan


(Belakang Pasaraya Manggarai)
Phone Number : 021 8317064
Pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan
Phone Number : 061 8229229
Pin BB : 24BF7CD2
www.optimaprep.com

dr. Widya, dr. Alvin, dr. Yolina


dr. Cemara, dr. Ayu
dr. Gregorius

Terdapat 4 kelenjar
paratiorid yang terletak
pada bagian psoterior
kelenjar tiroid
Kelenjar parathyorid
bertanggungjawab pada
menjada keseimbangan
kalsium:
Tulang: menstimulasi
pelepasan kalsium,
resoorpsi kalsium oleh
osteoklas
Ginjal: menstimulasi
absorpsi kalsium,
meningkatkan absorbsi
kalsium di usus

Hyperparathyroid dibagi menjadi dua:


Hyperparathyroid primer: Hasil dari hiperfungsi
kelenjar parathyroid akibat adenoma, hyperplasia
atau kadang carcinoma kelenjar parathyroid
Hyperparathyroid sekunder merupaka kelainan
fisiologis akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan hypocalcemia. Penyebabnya adalah
defisiensi vitamin D (akibat kurangnya paparan
sinar matahari) atau penyakit ginjal kronik.

Pankreatitis akut merupakan peradangan pada


pankreas, umumnya disebabkan oleh batu
empedu , konsumsi alkohol atau
hypertrygliseridemia.
Gejala:
Nyeri abdomen bagian atas
Mual, muntah
demam

Pemeriksaan penunjang:

serum amilase dan lipase, enzim hati, kolesterol dan TG.


USG: dapat mengidentifikasi penyebab dari pankreatitis
seperti batu empedu

Koma miksedema merupakan keadaan


dekompensasi dari hipotiroid.
Gejala koma miksedema meliputi: penurunan
kesadaran, hypothermia,hipotensi, bradikardia.
Miksedema adalah deposit jaringan konektif
(glycosaminoglycan, asam hyaluronic) pada kulit.
Tidak harus dijumpai pada keadaan koma
hypothyroid namun merupakan sebuah
fenomena yang dapat ditemui.
Terapi: salah satu terapi berupa pemberian
levothyroxine IV.

http://acutemed.co.uk/diseases/ACS+%28Acute+Coronary+Syndrome%29

Keracunan merkuri dapat menyebabkan gejala


seperti:ataxia, kesemutan/kebas, kehilangan lapang
pandang, penurunan pendengaran.
Pada keadaan berat dapat menyebabkan paralysis,
coma dan kematian
Salah satu fenomena keracunan merkuri terjadi pada
daerah Minamata, Jepang. Makanan laut
terkontaminasi limbah pabrik kimia Chisso dan
menyebabkan keracunan pada masyarakan sekitar
pabrik yang mengkonsumsi makanan laut tersebut
(tahun 1956) sampai sekarang berbagai kasus
tuntuan pada pabrik Chisso masih diperkarakan.
Penanganan: suportif (oksigen, cairan), activated
charcoal, pada keadaan berat toksik dan penurunan
fungsi ginjal hemodialisis.

Purpura trombositopenia imun merupakan penyakit


autoimun yang ditandai dengan trombositopenia
menetap (angka trombosit darah tepi <150.000 ml/dl)
akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit
menyebabkan destruksi prematur trombosit dalam
sistem retikuloendotelial terutama di limpa
10% ITP + anemia hemolitik autoimun Evans

syndrome

Etiologi
Primer: dx eksklusi

Sekunder: virus (HIV, HCV, HBV, EBV), H. Pylori, ANA


Anak: akut pasca infeksi
Dewasa: kronik

Manifestasi klinis: perdarahan mukokutan, petechiae,


purpura. Perdarahan spontan bila Tr <20,000/mm3
Pemeriksaan lab
BT, CT
Hapus darah tepi: megakariosit
Biopsi sumsum tulang: megakariosit

Patologi

Manifestasi

Anemia
hemolitik
autoimun

Autoimun
Anemia
(Idiopatik, SLE, obat (sulfa,
rifampisin, quinidin, NSAID,
dll))

Anemia
aplastik

Hipoproliferasi sumsum
tulang

Limfoma

Malignansisel-sel limfoid di Limfadenopati,


jaringan limfoid
demam,
keringat malam

Leukemia

Myeloproliferasi

Pansitopenia

Leukositosis +
bisitopenia

WHO Case Definitions of HIV for Surveillance and Revised Clinical Staging and Immunological
Classification of HIV-Related Disease in Adults and Children 2007

Empiema adalah kumpulan pus pada rongga


anatomis yang sudah ada. Berbeda dengan
abses, yang merupakan kumpulan pus antara
jaringan (bukan ruang anatomis)
Empiema umumnya merupakan hasil penyebaran
infeksi paru.
Gejala yang dialami pasien meliputi gejala
pneumonia (batuk purulen, demam, nyeri dada)
Pemeriksaan penunjang: foto thoraks.
Pengobatan: drainase pus (chest tube), antibiotik.

Komplikasi pneumonia yang lain : efusi


parapneumonik, & ARDS.
Bakteri juga dapat menyebar secara langsung
atau hematogen menyebabkan infeksi
ekstrapulmonal: meningitis, arthritis,
endokarditis, perikarditis, & peritonitis.
Gejala ARDS: dispnea progresif, hipoksemia,
& infiltrat yang memburuk dari foto toraks.

Keadaan dekompensasi metabolik (trias


hiperglikemia, asidosis dan ketosis), hal ini terutama
yang disebabkan oleh defisiensi insulin absolut,
tetapi bisa juga terjadi pada defisiensi insulin relatif.
Defisiensi absolut insulinpeningkatan lipolisis
konsentrasi asam lemak bebas meningkat+
ketonasidosis
Akumulasi keton dalam darah amuntah, nafas bau
keton, pernapasan kusmaul, penurunan kesadaran
dan asidosis metabolik. Osmotic diuresis karena
hiperglikemia dehidrasi.
Defisiensi insulin menyebabkan aktivitas sitrat
sintase menurun sehingga siklus kreb tidak aktif
sehingga asetil koA akan dialihkan ke siklus sintesis
keton.

Perubahan pola hidup yang meliputi pengaturan


diet dan olah raga merupakan salah satu cara
yang dianjurkan untuk menurunkan
perkembangan tahap prediabetes menjadi DM.
Olah raga berkontibusi terhadap penurunan
kejadian diabetes dengan meningkatkan
sensitivitas jaringan terhadap insulin
Kesimpulan dari studi Tuomilehto J et al
penurunan insidens diabetes pada kelompok
pasien yang melakukan perubahan pola hidup
sebesar 58%.

Statin merupakan pengobatan yang disarankan


untuk mencapai target LDL pada pasien berisiko
seperti penyakit jantung koroner dan diabetes.
Penggunaan statin dapat menurunkan risiko
terjadinya komplikasi cardiovaskular dan
cerebrovaskular.
Efek samping statin minimal, namun salah satu
efek samping dari penggunaan obat ini adalah
rhabdomyolisis, nyeri otot, sakit kepala,
konstipasi/ diare.

Obstruksi dalam lumen saluran empedu


batu, askaris
Kelainan dinding saluran empedu
atresia kongenital, striktur traumatik,
tumor saluran empedu
Tekanan saluran empedu dari luar
tumor kaput pancreas, tumor ampula
vater,
pancreatitis, metastase di lig
hepatoduodenale

Beta blocker digunakan pada berbagai kondisi


seperti angina, gagal jantung, atrial fibrilasi,
gangguan cemas dan hipertiroid.
reseptor secara umum dibedakan menjadi 1
yang ditemukan pada otot jantung dan 2 yang
ditemukan pada bronkial dan oto polos vaskular.
1 selective berarti obat tersebut selektif
terhadap oto jantung dan tidak berinteraksi
dengan 2 yang terletak pada bronkus.

Contoh dari blocker nonselective adalah:

propanolol,
Carvedilol
Timolol
Labetolol , pindolol (tambahan efek vasodilatasi )

Contoh dari 1 selective (cardioselective):


Acebutolol, atenolol, betaxolol, bisoprolol,
metoprolol

Kuman penyebab demam tifoid adalah


Salmonella enterica serotype Typhi dan hanya
dapat hidup pada manusia.
Setelah kuman berhasil mengatasi penghadangan
asam lambung yang mungkin melemah karena
satu dan lain hal kuman S.typhi mulai melekat
pada sel mukosa intestinal plak Peyerpintu
gerbang mikroorganisme untuk mencapai
sirkulasi darah melalui saluran limfatik yang
bermuara di kelenjar getah bening mesenterium
yang berhubungan dengan ductus thoracicus.

Obat terpilih saat ini adalah golongan kuinolon,


yang cepat dapat menurunkan demam, jarang
penderitanya menjadi carrier dan efek samping
obat tergolong ringan. Sejak dahulu sampai saat
ini obat ini belum diijinkan secara formal untuk
digunakan padaanak..
Selain itu golongan kloramfenikol dan
cephalosporin juga dapat digunakan.
Untuk kelompok umur muda ini dapat digunakan
obat sefalosporin generasi tiga seperti parenteral
seftriakson atau oral sefiksim

Anemia aplastik adalah kegagalan stem cell pada sum-sum


tulang dlam memproduksi sel darah pansitopenia (sel darah
merah, leukosit dan trombosit)
Penyebabnya adalah: paparan bahan kimia, benzene,
penggunaan obat (chloramphenicol, carbamazepine, phenytoin),
radiasi.
Diagnosis pasti dilakukan dengan biopsi sum-sum tulang,
dimana akan terlihat penurunan stem cell dan diganti dengan
jaringan lemak.

Asam amino rantai cabang terdiri dari leusin, isoleusin dan


valin.
Asam amino rantai cabang merupakan komposisi diet
yang baik untuk penyakit hati (yang sudah dipelajari
sirosis). Asam amino rantai cabang merupakan kandungan
gizi yang baik karena:
Pasien sirosis memerlukan kandungan asam amino yang lebih
tinggi, yang dapat dipenuhi dengan diet asam amino rantai
cabang
Pemberian diet asam amino rantai cabang tidak menyebabkan
hepatic encephalopati, berlawanan dengan pemberian diet tinggi
protein yang dapat menyebabkan peningkatan kadar nitrogen dan
menyebabkan hepatic encephalopathy.
Leusin dapat mengaktifkan hepatocyte growth factor, yang dapat
merangsang aktivitas mitotik

Asma adalah suatu kondisi inflamasi kronik


pada saluran nafas yang berhubungan dengan
hiperresponsif saluran respirasi & keterbatasan
aliran udara akibat adanya penyempitan dari
bronchus yang reversibel.

Ringan
Dapat membuat
kalimat
Posisi pasien dapat
berjalan atau
supinasi
Agitasi ringan
Naik

Sedang
Hanya dapat membuat
frase kata
Pasien lebih memilih
untuk duduk

Berat
Berbicara terpotongpotong tiap kata
Posisi Tripot

Agitasi berat
Naik

HR
Pulsus
Paradoksus

<100x/menit
Kadang tidak ada,
tapi dapat berkisar
<10 mmHg

100-120x/menit
Biasanya ada, berkisar
10-25 mmHg

Sianosis
Dyspnea
Retraksi
Otot Asesoris
Wheezing

Ringan
Inter costal
Sedang, biasa
hanya saat
ekspirasi
>80%

Sedang
Supra sternal
+
Keras (high-pitch)

Bingung
Naik mencapai
>30x/menit
>120x/ menit
Sering ada, berkisar
>25mmHg (dewasa)
atau 20-40 mmHg
(anak)
+
Berat
Nasal flare
+
Keras (terdengar tanpa
stetoskop)

60-80%

<60%

Normal, tidak
perlu diperiksa
<45mmHg

>60mmHg

<60mmHg

<45mmHg

>45mmHg

Berbicara

Posisi

Kesadaran
RR

PEF +
Bronkodilator
PaO2
PaCO

Disesuaikan dengan level of control kondisi


asthma
Manajemen asthma dibagi menjadi:
Agen reliever
Agen controller

Manajemen asthma dilakukan dengan cara


step-up dan step-down berdasarkan
klasifikasi asthma.

SEL DARAH MERAH


(SDM)
Darah lengkap
(whole blood)
Operasi jantung
Perdarahan masif
SDM pekat (packed

SDM rendah-leukosit
leukosit disaring /
filter
mencegah: reaksi
transfusi, penularan
penyakit dan GVHD
SDM cuci (washed

sumber: donor
tunggal
Ht ~ 55%
Anemia simptomatik:
thalassemia

menghilangkan:
antibodi, K+,leukosit
untuk: transfusi
berulang, ada
antibodi, PNH

red cell)

RBC)

Gametosit pisang malaria falsiparum


Morfologi dari malaria falsiparuma dalah:
Tropozoit berbentik cincin kecil, 1/3-1/5
diameter eritrosit, sering binuklear, semakin
tua usia tropozoit vaukola mengecil/ hilang.
Skizon terdiri atas 8-28 merozoit.

Pengobatan malaria Falsiparum yang disarankan adalah


ACT based therapy dengan pilihan:

artemether plus lumefantrine,


artesunate plus amodiaquine,
artesunate plus mefloquine,
artesunate plus sulfadoxine-pyrimethamine,
dihydroartemisinin plus piperaquine.

Pengobatan lini kedua meliputi:

Alternatif obat golongan ACT yang efektif apda regio tsb


artesunate plus tetracycline atau doxycycline atau clindamycin (7
hari),
quinine plus tetracycline atau doxycycline atau clindamycin (7
hari).

Guidelines for The Treatment of Malaria, second


edition. WHO

Pasien tanpa keadaan komorbid tertentu


dapat menggunakan diuretik golongan
thiazide.
ACE Inhibitor merupakan pengobatan yang
rasional untuk pasien dengan angina, risiko
tinggi penyakit jantung koroner, penyakit
ginjal kronis dan diabetes. ARB memiliki efek
samping yang lebih sedikit dibandingkan ACE
inhibitor. ARB juga terbukti mengurangi
kejadian kardiovaskular pada individu risiko
tinggi.

Calcium channel blocker (CCB) memiliki efektivitas

penurunan tekanan darah yang sama dengan ACEInhibitor namun memiliki kelebihan khusus berupa
perlindungan lebih baik terjadap stroke.
Beta blocker bukan merupakan obat lini pertama
dalam penanganan hipertensi dan digunakan pada
kasus hipertensi dengan indikasi tertentu saja. Hal ini
disebabkan karena beta blocker dapat menyebabkan
berkurangnya sensitivitas terhadap insulin dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya diabetes.
Indikasi penggunaan beta blocker meliputi
penyandang hipertensi dengan gagal jantung, postinfark dan risiko tinggi terkena penyakit jantung
koroner.

1.
2.

ACE-I (kaptopril, lisinopril): Bradikinin & substansi P batuk


ARB (valsartan, losartan): Tidak menyebabkan batuk

Mengorok
Obstruksi jalan napas
atas karena lidah

Gurgling
due to obstruction of
upper airway by
liquids (blood, vomit)

Wheezing
due to narrowing of
the lower airways

Oropharyngeal Airway
Semicircular,
disposable and made
of hard plastic. Guedel
and Berman are the
frequent types.
Guedel tubular dan
memiliki lubang
ditengah.
Berman solid and
has channeled sides.
Menarik lidah menjauh
dari dinding faring
posterior
Mencegah lidah untuk
jatuh ke hipofaring

Appendisitis TB dapat bergejala seperti


apendisitis akut sehingga sering tidak
terdiagnosis
Diagnosis Appendisitis TB biasanya dibuat
dengan pemeriksaan histopatologi
Apendisitis TBRisiko terbentuknya fistula post
op
Th/:
Appendektomi
OAT

Terdapat
gambaran:
Granuloma kaseosa
Sel epitel dan sel
datia langhans

Kruristungkai bawah yang


terdiri dari dua tulang
panjang yaitu tulang tibia
dan fibula
Tscherne Classification

0-3
Based on degree of
displacement
and
C0simple
fracture configuration
with
comminution
little or
no soft tissue injury
C1superficial abrasion, mild to
moderately severe fracture
configuration
C2deep contamination with local skin
or muscle contusion, moderately severe
fracture configuration
C3extensive contusion or crushing of
skin or destruction of muscle, severe
fracture

Etiologi
Fraktur pada collum
fibula
Entrapment by leg
casts or splints
Paralisis Otot
Otot-otot kaki Anterior
dan lateral
Deformitas
Equinovarus/drop foot
Plantar fleksi dan
inversi
karena tidak adanya
kontraksi yang melawan
plantar flexors and
invertors.

Sensory loss
Sisi kaki Anterior
dan lateral
Dorsum pedis dan
digiti
Sisi Medial dari ibu
jari
Lateral border of
foot and lateral side
of little toe along
with medial border
upto the ball of
great toe is

Hemoroid eksterna

Hemoroid Interna

Diluar anal canal, sekitar sphincter

Didalam anal canal

Gejala terjadi karena thrombosis

Gejala timbul karena perdarahan


atau iritasi mukosa

Tidak dapat dimasukkan ke dalam


anal canal

dapat dimasukkan ke dalam anal


canal sampai grade III

http://en.wikipedia.org/wiki/Burn

prick test (+)

Berat luka bakar:


Ringan: derajat 1 luas <
15% a/ derajat II < 2%
Sedang: derajat II 1015% a/ derajat III 510%
Berat: derajat II > 20%
atau derajat III > 10%
atau mengenai wajah,
tangan-kaki, kelamin,
persendian,
pernapasan

32-33. Tension
Pneumothoraks

Udara yang
terkumpul di
rongga pleura tidak
dapat keluar lagi
Tekanan pada
mediastinum,paru
dan pembuluh
darah besar
meningkat
Menyebabkan paru
pada bagian yang
terkena kolaps
http://www.trauma.org/index.php/main/article/199/

ABCs dengan c-spine


control sesuai indikasi
Needle Decompression
pada bagian yang
terkena
Oksigen aliran
tinggibag valve mask
Atasi syok karena
kehilangan darah
Memberitahukan RS dan
unit trauma secepatnya
Pemasangan WSD

http://emedicine.medscape.com/article/424547

Tandai sela iga 2-3 garis


midklavikularis
Asepsis-antisepsis
Tusukkan jarum ( 14G atau
lebih besar) diatas iga ke 3
(saraf, arteri, vena berjalan
di sepanjang bag.bawah
iga)
Lepaskan Stylette dan
dengarkan adanya suara
udara yang keluar
Place Flutter valve over
catheter
Reassess for Improvement

Akalasia

Kelainan pergerakan dan tonus dari sphincter esofagus


bawah(lower oesophageal or cardiac sphincter)

Gangguan pada gerakan peristaltik lapisan otot


polos esofagus dan kegagalan spinkter untuk
relaksasi sehingga menyebabkan stenosis
fungsional atau striktur esofagus fungsional
Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya,
sebagian kecil karena kondisi tertentu, seperti
kanker esofagus

Disfagiatersering

Regurgitasi80-90%

Nyeri dada25-50%

Makanan padat lebih terpengaruh daripada makanan lunak dan cair


some patients learn to induce it to relieve pain.

Muncul setelah makan dan nyeri dada retrosternal


Lebih sering pada awal penyakit

Heartburncommon and may be aggravated by treatment.


Penurunan berat badancuriga keganasan
Nocturnal cough and even inhalation of refluxed contents is a
feature of later disease.
Examination is unlikely to be revealing although loss of weight
may be noted. Rarely, there may be signs of an inhalation
pneumonia

Rat-tail Sign-irregularly
marginated tapering of esophagus
in achalasia AKA Bird's Beak Sign;
or of bronchus and biliary duct in
carcinoma
http://www.patient.co.uk/doctor/Achalasia.htm

http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/trauma/trauma_x-ray_page8.html

Delayed Union

Non-Union

Malunion

Poor blood supply or infection.


Bone loss or wound contamination.
Bone healed in a nonanatomic position
Can be angulated, rotated, or shortened

Affect function?
Likely to affect function?
Consequences with or without treatment

Fibrous Union

Avascular necrosis (AVN)

Improper immobilization

the death of bone cells through lack of blood supply


its internal blood supply is compromised

Definisi
Hilangnya aliran darah ke
tulang sehingga
menyebabkan matinya selsel tulang

Kaput Femoris
tersering
Bahu Caput
humeri
Odontoid (Neck)
Scaphoid (Wrist)
Lunate (Wrist)
Talus (Ankle)

Trauma
Alcohol
Steroids
Diving (Caissons
Disease)
Sickle Cell
Idiopathic (up to
30% of cases)

Risk Factor
Alcoholism
Pancreatitis
Diabetes
Gout
Elderly

Kristaloid

Seefektif albumin pada


pasien post-operatif
Cairan resusitasi awal
pilihan untuk:
Syok Hemoragik /
traumatic injury
Syok Septik
Reseksi Hepatik
Thermal injury
Cardiac surgery
Dialysis induced
hypotension

Koloid Non-protein

Digunakan sebagai terapi


lini kedua, untuk pasien
yang tidak berespon dgn
kristaloid
Dapat digunakan pada
kasus peningkatan
permeabilias pada udem
paru atau udem perefier
Lebih dipilih daripada
albumin karen lebih murah

Crystalloid solution rapidly equilibrates


between the intravascular and interstitial
compartments
Adequate restoration of hemostatic stability
may require large volumes of ringer's lactate.
It has been empirically observed that
approximately 300 cc of crystalloid is
required to compensate for each 100 cc of
blood loss. (3:1 rule)

Derajat 0

Tidak ada gejala


sistemik setelah 12 jam
Pembengkakan
minimal diameter 1 cm

Derajat 1

Bekas gigitan 2 taring


Bengkak dengan
diameter 1-5 cm
Tidak ada tanda-tanda
sistemik sampai 12 jam

Derajat 2

Sama dengan derajat 1


Ptechiae, echimosis
Nyeri hebat dalam 12
jam pertama

Derajat 3

Sama dengan derajat 2


Syok dan distress
pernafasan/ptechiae,
echimosis seluruh
tubuh

Derajat 4

Sangat cepat
memburuk

39. Tension Pneumothoraks

Udara yang
terkumpul di
rongga pleura tidak
dapat keluar lagi
Tekanan pada
mediastinum,paru
dan pembuluh
darah besar
meningkat
Menyebabkan paru
pada bagian yang
terkena kolaps
http://www.trauma.org/index.php/main/article/199/

ABCs dengan c-spine


control sesuai indikasi
Needle Decompression
pada bagian yang
terkena
Oksigen aliran
tinggibag valve mask
Atasi syok karena
kehilangan darah
Memberitahukan RS dan
unit trauma secepatnya
Pemasangan WSD

http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf

Curiga adanya
trauma pada
traktus urinarius
bag.bawah, bila:

Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
Retensi urin setelah
kecelakaan
Darah pada muara
OUE
Ekimosis dan
hematom perineal

Don't pass a
diagnostic catheter
up the patient's
urethra because:

The information it will


give will be unreliable.
May contaminate the
haematoma round the
injury.
May damage the
slender bridge of tissue
that joins the two
halves of his injured
urethra
Posterior urethral rupture above the
intact urogenital diaphragm
following blunt trauma
http://ps.cnis.ca/wiki/index.php/68._Urinary

Retrograde
urethrography
Modalitas pencitraan
yang utama untuk
mengevaluasi uretra
pada kasus trauma dan
inflamasi pada uretra

Evaluasi uretra
anterior dan
posterior
striktur, trauma
Teknik:

Kateter dimasukkan
ke fossa navicularis,
kontras dimasukkan
dan di foto
Terdapat resistensi
pada uretra
membranosa dan
sphincter

Normal
RUG

Tumors

Onset

Feature

Breast cancer

30menopause

Invasive Ductal Carcinoma , Pagets disease (Ca


Insitu), Peau dorange , hard, Painful, not clear
border, infiltrative, discharge/blood, Retraction of
the nipple,Axillary mass

Fibroadenoma < 30 years


mammae

They are solid, round, rubbery lumps that move


freely in the breast when pushed upon and are
usually painless.

Fibrocystic
mammae

20 to 40 years lumps in both breasts that increase in size and


tenderness just prior to menstrual
bleeding.occasionally have nipple discharge

Mastitis

18-50 years

Localized breast erythema, warmth, and pain.


May be lactating and may have recently missed
feedings.fever.

Philloides
Tumors

30-55 years

intralobular stroma . leaf-likeconfiguration.Firm,


smooth-sided, bumpy (not spiky). Breast skin
over the tumor may become reddish and warm
to the touch. Grow fast.

Duct

45-50 years

occurs mainly in large ducts, present with a

Treatment:
Watchfull waiting
Traditional open excisional biopsy

Biopsy
Pengambilan sampel sel atau jaringan untuk
diperiksa
Untuk menentukan adanya suatu penyakit

Types of
Biopsy

Definitions

Excisional
biopsy

Bila seluruh massa atau area yang dicurigai dapat


diangkat

Incisional
biopsy or core
biopsy

Bila hanya sebagian jarinngan sebagai sampel,


yang dapat diangkat, dengan tetap
mempertahankan gambaran histologis jaringan
dan sel yang diambil

Needle
aspiration
Terminology
biopsy
Enucleation

Bila sampel jaringan atau cairan diambil dengan


jarum tanpa mempertahankan gambaran
Definitions
histologisnya
Pengangkatan massa tanpa memotong atau
mengiris massa tersebuteye enucleation

Debulking

Operasi pengangkatan bagian dari tumor ganas


yang tidak dapat diangkat semuanya, untuk
meningkatkan efektivitas dari radiasi atau
kemoterapi

Extirpation

Pengangkatan massa dari suatu organ atau


jaringan

42. Abdominal Colic

Makroskopic

Mikroskopik

Kongesti dan udem.


Dilatasi lumen yang mengandung pus,fecalith atau
keduanya.
Serosa dilapisi dengan fibrin, eksudat fibrinopurulen atau
pus.
Ulserasi mukosa dan infiltrasi PMN, eosinofil, sel plasma,
dan limfosit, diseluruh lapisan dan seringkali sampai
lapisan serosa
Pada stadium lanjut, proses inflamasi melibatkan seluruh
ketebalan dinding apendiks dengan nekrosis dinding
sebagian (perforasi)

Robbins Pathologic Basis of Disease, 6th ed. P.839-840.

soundnet.cs.princeton.edu

Gejala
Nyeri lutus
Nyeri pada
sendi panggul
bag. belakang
Sulit
menggerakkan
ekstremitas
bawah
Kaki terlihat
memendek dan
dalam posisi
fleksi,
endorotasi dan
adduksi
Risk Factor
Kecelakaan
Improper
seating
adjustment
netterimages.com
sudden break

Misulis KE, Head TC. Netters concise neurology. 1st ed. Saunders; 2007

Epidural hematoma:
Interval lucid decreased of
consciousness
Etiology: trauma rupture of a.
meningeal media

Subdural hematoma
Hemiparesis, decrease of
consciousness, cephalgia
Etiology: trauma rupture of
bridging vein in elderly or infant
Subarachnoid hemorrhage (stroke)
Thunderclap headache, meningeal
signs, decreased of consciousness
Etiology: aneurysma rupture e.c.
heavy exertion/sexual intercourse
Intracerebral hemorrhage
Paresis, hypesthesia, ataxia,
decreased of consciousness
Etiology: Hypertension,trauma

Tipe Perdarahan

Lokasi

Gejala/Tanda

Perdarahan
intraserebral

Perdarahan di dalam
jaringan otak

Nyeri kepala hebat,


penurunan tingkat kesadaran
dalam 24-48jam,
hemiparesis/hemiplegia,
hemisensorik, pin point pupil
(bila di pons)

Perdarahan
subdural

Perdarahan antara
duramater dan arakhnoid

Sakit kepala, mual, muntah,


vertigo, papil edema,
diplopia, hingga penurunan
kesadaran

Perdarahan
epidural

Perdarahan antara
Lucid interval (pada 20-50%),
tengkorak dan duramater, hemiparesis, penurunan
biasanya akibat robekan
kesadaran progresif, pupil
pada a.meningens
anisokor
merupakan keadaan-gejala patologis, radiologis, maupun
tampilan ntra-operatif dimana keadaan ini mempunyai
peranan yang sangat bermakna pada kejadian pergeseran
otak (brain shift) dan peningkatan tekanan intrakranial

Edema otak

Perdarahan
intraventrikuler

Perdarahan ke dalam ventrikel otak. Gejala : nyeri kepala


hebat, kaku kuduk, muntah, letargi, penurunan kesadaran

Fraktur tersering pada tulang yang


mengalami osteoporosis
Extra-Articular : 1 inch of distal
Radius
Mekanisme trauma: Jatuh pada
pergelangan tangan pada posisi
dorsofleksi
Typical deformity : Dinner Fork
Deformity is : Impaction, dorsal
displacement and angulation, radial
displacement and angulation and
avulsion of ulnar styloid process

http://www.learningradiology.com

optimized by optima

http://www.learningradiology.com

1) FULMINANT hypoxia (Arterial Po2<20mmHg)

(eg.aircraft loses cabin pressure above 30,000 feet and no supplemental O2 available)

Occurs in seconds

Unconsciousness in 15-20 sec


Brain death in 4-5 min

2) ACUTE hypoxia (25mmHg<Arterial Po2<40mmHg)


(eg.altitudesof 18,000-25,000 feet)

Symptoms similar to those of ethyl alcohol(lack of


coordination,slowed reflexes,overconfidence)
eventually

Unconsciousness
Coma and death(in minutes to hours)

if the regulatory mechanisms of the body are


inadequate

3) CHRONIC hypoxia (40mmHg<Arterial Po2<60mmHg)


(eg.at altitudes of 10,000-18,000 feet for extended periods of time)

FOR EXTENDED PERIODS OF TIME!!!

Most clinical causes of hypoxia are in these category

Symptoms similar to those of severe fatigue

DYSPNEA
SHORTNESS OF BREATH + RESPIRATORY ARRHYTHMIAS

47. Dis.Bahu (D. Glenohumeralis)

Keluarnya caput humerus dari cavum gleinodalis

Etio : 99% trauma

Pembahagian
1. Dis. Anterior (98 %)

2. Dis.Posterior (2 %)
3. Dis. Inferior

Mekanisme Trauma
1. Puntiran sendi bahu tiba-tiba
2. Tarikan sendi bahu tiba-tiba
3. Tarikan & puntiran tiba-tiba

Lengkung (contour) bahu berobah,

Posisi bahu abduksi & rotasi ekterna

Teraba caput humeri di bag anterior

Back anestesi ggn n axilaris

Radiologis memperjelas D
Rontgen Foto

CT Scan

Lengan dipegang di depan dada


Adduksi
Rotasi interna
Bahu tampak lebih datar (flat and squared off)

http://emedicine.medscape.com/article/184043-clinical

Disorder

Clinical Feature

Pancreatitis

Chronic Abdominal pain, normal or mildly elevated pancreatic


enzyme levels, malabsorbsion (steatorrhea), diabetes mellitus
(CHRONIC)
sudden in onset abdominal pain radiates the back, worse in
supine position,Profuse vomiting, fever(ACUTE)

Acute
cholesistis

Acute right upper quadrant pain and tenderness, radiates to


back or below the right shoulder blade,Fever and leukocytosis,
Clay-colored stools, jaundice, Nausea and vomiting,Palpable
gallbladder/fullness of the RUQ ,Murphy sign

Cholelithiasis

Episodic abdominal pain (increases when consuming fat), pain


resolves over 30 to 90 minutes.localizes the pain to the
epigastrium or right upper quadrant radiation to the right
scapular tip (Collins sign).Dyspepsia,Gallstones on
cholecystography or ultrasound scan,4F. Dx:USG, MRCP
Choledocholithiasis at least one gallstone in the common bile
duct

Pancreatic
Tumor

>50 years,abdominal pain, lower back pain,jaundice, Dark urine


and clay-colored stools,Fatigue and weakness, Painless

http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf

Curiga adanya
trauma pada
traktus urinarius
bag.bawah, bila:

Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
Retensi urin setelah
kecelakaan
Darah pada muara
OUE
Ekimosis dan
hematom perineal

Uretra Anterior:
Anatomy:
Bulbous urethra
Pendulous urethra
Fossa navicularis

Etiologi:
Straddle type injuries
Intrumentasi
Fractur penis

Gejala Klinis:

Uretra Posterior :
Anatomy

Prostatic urethra
Membranous urethra

Etiologi:

Gejala klinis:

Fraktur tulang Pelvis

Darah pada muara OUE


Nyeri Pelvis/suprapubis
Perineal/scrotal hematom
RT Prostat letak tinggi
atau melayang

Disuria, hematuria
Hematom skrotal
Hematom perineal akan timbul bila terjadi
robekan pada fasia Bucks sampai ke
Radiologi:
dalam fasia Collesbutterfly hematoma
Pelvic photo
in the perineum
Urethrogram
will be present if the injury has disrupted
Therapy:
Bucks fascia and tracks deep to Colles
Cystostomi
fascia, creating a characteristic butterfly
Delayed Repair
hematoma in the perineum

Therapy:
Cystostomi
Immediate Repair

Jackson (1936) membagi


sumbatan bronkus menjadi 4
tingkat
1.

Sumbatan sebagian (bypass


valve obstruction=katup bebas)

2.

3.

terdengar wheezing

Sumbatan seperti pentil,


ekspirasi terhambat, atau katup
satu arah (expiratory check
valve obstruction)

Stridor inspirasi

stridor ekspirasi

Seperti pentil namun hambatan


inspirasi (Inspiratory check
valve)

Iskandar N. Sumbatan Traktus Trakeobronkial. Buku ajar THT edisi 6 FKUI 2007

4.

Sumbatan total (stop valve


obstruction)

tidak terdengar stridor

Melihat titik hitam atau


floaters dalam lapang
pandang
Pandangan kabur
Sulit untuk melihat di
malam hari
Pemeriksaan
funduskopi : cotton
wool spot, flame
hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard
exudates
Tanda dan gejala

Pemeriksaan :
Tajam penglihatan
Funduskopi dalam
keadaan pupil dilatasi :
direk/indirek
Foto Fundus
USG bila ada perdarahan
vitreus
Tatalaksana :

Fotokoagulasi laser

Riwayat DM yang lama, biasa > 20 tahun


Mata tenang visus turun perlahan
Pemeriksaan Oftalmoskop

Mikroaneurisma (penonjolan dinding kapiler)


Perdarahan dalam bentuk titik, garis, bercak yang letaknya dekat dengan
mikroaneurisma di polus posterior (dot blot hemorrhage)
Dilatasi vena yang lumennya ireguler dan berkelok
Hard exudate (infiltrasi lipid ke dalam retina akibat dari peningkatan
permeabiitas kapiler), warna kekuningan
Soft exudate (cotton wall patches) adalah iskemia retina tampak sebagai
bercak kuning bersifat difus dan warna putih
Neovaskularisasi
Edema retina

glaucoma that
develops after the
3rd year of life

10
2

Bila tajam penglihatan 6/6: dapat melihat huruf pada jarak


6 meter, yang oleh orang normal dapat dilihat pada jarak 6
mtr
Bila tidak dapat melihat huruf terbesar pada kartu Snellen :
dilakukan uji hitung jari pemeriksa dengan dasar putih.
Jari dapat terlihat oleh orang normal pada jarak 60 mtr
Bila pasien tidak dapat menghitung jari pada jarak 1 mtr
uji lambaian tangan. Orang normal dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 300mtr. Bila mata hanya dapat melihat
pada jarak 1mtr : visus 1/300
Bila hanya mengenal adanya sinar : 1/~
Bila tidak mengenal adanya sinar: visus 0 atau buta total
Ilmu Penyakit Mata,Sidarta Ilyas

Eksoftalmometer adalah alat yang


digunakan untuk menilai derajat
proptosis bola mata

Graves opthalmopathy

4. REFRACTIVE DISORDER

Blood in the front (anterior) chamber of the eye a


reddish tinge, or a small pool of blood at the bottom of
the iris or in the cornea.
May partially or completely block vision.
The most common causes of hyphema are intraocular
surgery, blunt trauma, and lacerating trauma
The main goals of treatment are to decrease the risk of
rebleeding within the eye, corneal blood staining, and
atrophy of the optic nerve.
Treatment :elevating the head at night, wearing an
patch and shield, and controlling any increase in
intraocular pressure. Surgery if non-resolving hyphema
or high IOP
Complication: rebleeding, peripheral anterior synechiea,
atrophy optic nerve, glaucoma (months or years after
due to angle closure)

Koreksilensa
positif untuk
menambah
kekuatan lensa
yang berkurang
sesuai usia

Kekuatan lensa
yang biasa
digunakan:
+ 1.0 D usia 40
tahun
+ 1.5 D usia 45
tahun + 2.0 D
usia 50 tahun + 2.5
D usia 55 tahun
+ 3.0 D usia 60
tahun

http://www.ivo.gr/files/items/1/145/51044.jpg

Akibat infeksi
gonokokus,
meningokokus,
stafilokokus aureus,
S pneumonia, H
influenza
Gejala :
Sekretr mukopurulen
atau purulen
Kemosis konjungtiva
Edema palpebra
Kadang disertai
keratitis dan blefaritis

Faktor resiko :

Pengobatan

Penggunaan lensa
kontrak
Kosmetik
terkontaminasi
Penggunaan obat
topikal kronis
Imunokompromise
Riwayat pembedahan
mata
Antibiotik tunggal
seperti neosporin,
basitrasin, gentamisin,
kloramfenikol,
tobramisin

Pada ablasio retina terjadi tarikan jaringan


parut pada badan kaca yang akan
mengakibatkan ablasio retina dan
penglihatan turun tanpa rasa sakit
Disebabkan oleh DM proliferatif, trauma,
perdarahan badan kaca akibat bedah atau
infeksi

Penting untuk diagnosis


dan tatalaksana glaukoma
Melakukan pemeriksaan
COA Schwalbe's line, the
trabecular meshwork, the
scleral spur, and the ciliary
band

Konjungtivitis vernal adalah konjungtivitis


akibat reaksi hipersensitivitas tipe I
Cobblestone / giant papil di konjungtiva
tarsal berisi eosinofil atau granula eosinofil
Terapi :
Biasanya self limiting disease
Antihistamin topikal desensitisasi
Kromolin topikal

65. Nyeri Kepala Migrain


Migrain merupakan nyeri kepala primer yang dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan.
Patofisiologi aktivasi mekanisme di otak menyebabkan pelepasan
sitokin proinflamasi yang kemudian merangsang nyeri pada saraf dan
pembuluh darah di kepala.

Migraine sering mengenai usia 3545 tahun, tapi


dapat juga muncul pada usia lebih muda dan anak
kecil.
Terdiri atas dua subtipe utama :
1. Migrain tanpa aura nyeri kepala khas tanpa
disertai gejala neurologis
2. Migrain dengan aura nyeri kepala khas disertai
dengan gejala neurolgis fokal sementara yang
munculnya sebelum atau selama serangan nyeri
Olesen J et al. The International Classification of Headache Disorders 3rd edition. International Headache Society . 2013

Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala Migrain


dengan Aura

Setidaknya 2 kali serangan yang memenuhi kriteria A dan


B
A. Satu atau lebih gejala
B. Dua dari 4 karakteristik
berikut
aura yang terkait
dengan
1. setidaknya terdapat
satu gejala aura yang
Visual
muncul secara perlahan
Sensoris
5 menit
Bicara atau bahasa
2. gejala aura
Motorik
berlangsung selama 5
60 menit
Batang otak
3. setidaknya salah satu
Retina
Migrain dengangejala
Aura

aura bersifat
unilateral
Serangan berulang, berlangsung dalam beberapat menit, gejala aura
4. dalam 60 menit, aura
muncul secara bertahap dan diikuti dengan nyeri kepala yang khas untuk
lalu diikuti dengan nyeri
migrain
kepala

- Gejala tumor metastasis ke


otak sama dengan gejala tumor
otak primer, terkait dengan
lokasi tumor di otak
- Nyeri
kepala
dan
merupakan gejala utama

kejang

Kelemahan atau paralysis total


otot-otot pada salah satu sisi
wajah
Lipatan nasolabial menghilang,
dahi tidak berkerut, sudut mulut
jatuh
Kelopak mata sulit menutup (bila
dipaksakan mata akan berputar ke
atas Bell`s phenomenon)
Produksi air mata berkurang dan
kelopak mata sulit menutup
mata menjadi kering (komplikasi
jangka pendek)
Komplikasi jangka panjang dari
Bells palsy adalah kontraktur otot
wajah

Tiemstra JD, Khatkhate N. Bell`s Palsy : Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2007;76:997-1002, 1004

Elektroensefalografi berfungsi untuk memeriksa aktivitas listrik spontan di


otak
Sistem penempelan elektroda pada EEG disebut sebagai sistem 10/20
EEG sangat penting peranannya dalam menegakkan diagnosis epilepsi,
adanya gambaran gelombang abnormal, repetitif dan ritmik yang muncul
dan hilang secara mendadak khas untuk epilepsi
Gambaran EEG juga digunakan untuk mengklasifikasikan jenis epilepsi
serta menentukan pilihan obat yang akan digunakan

5 % dari keseluruhan stroke disebabkan oleh


perdarahan Subarachnoid (SAH)
Saccular (berry) aneurysma di dasar otak
merupakan penyebab utama SAH (80%)
SAH paling sering terjadi pada usia 40 60
tahun, wanita lebih sering terkena dibanding
pria

Pada perdarahan subarakhnoid, darah


mengiritasi meninges dan menyebabkan
nyeri kepala berat tiba tiba serta kaku
kuduk.
Gejala pada Perdarahan subarakhnoid
meliputi :
Nyeri kepala berat yang muncul tiba
tiba
Kaku kuduk muntah, hilangnya
kesadaran, papil edema dan defisit
neurologis

71. Epilepsi
Epilepsi adalah suatu keadaan kronis, dimana terjadi kejang berulang
yang muncul tiba tiba tanpa dicetuskan oleh sesuatu dan tidak dapat
diprediksi

Diagnosis Epilepsi
Dalam diagnosis epilepsi, tiga
hal yang perlu dilakukan adalah
menentukan
apakah
pasien
epilepsi
atau
tidak,
jenis
epilepsi,
dan
menentukan
sindrom epilepsi

EEG pemeriksaan utama


untuk menilai pasien dengan
epilepsi
Pemeriksaan radiologi kepala

Neurological disorders : public health challenges. World


Health Organization 2006

CTS merupakan kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi


akibat tertekannya nervus medianus.

Viera A. Management of Carpal tunnel Syndrome. Am Fam Physician 2003:68:26572, 279-80

Nyeri, kesemutan dan


perasaan geli pada daerah
yang dipersarafi oleh nervus
medianus
Nyeri memberat pada malam
hari dan dapat membangunkan
pasien dari tidur.
Nyeri dan parastesi dapat
menjalar ke lengan bawah,
siku hingga bahu
Kekuatan menggenggam
berkurang
Atrofi otot tenar
Untuk mengurangi gejala
biasanya pasien akan
mengguncang guncang kan
tangannya seperti saat
memegang termometer (flick
test)

Epilepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan dengan


kejang berulang akibat gangguan pada sel sel otak

Typical abscence seizure :

15 20% anak yang menderita epilepsi menderita kejang tipe ini


Terdapat kehilangan kesadaran sementara (tidak melebihi 30
detik) yang muncul tiba tiba tanpa atau disertai dengan
manifestasi motorik minimal (mengunyah, mata berkedip, gerakan
tangan)
Pasien bengong, mata melirik ke atas, dan tidak responsif saat
diajak bicara. Recovery post ictal berlangsung cepat
EEG gelombang 3-Hz spike

Atypical abscence seizure


Bentuk kejang dan pemeriksaan EEG tidak khas untuk
kejang tipe abscence
Misalnya serangan terjadi lebih lama, manifestasi
motorik lebih dominan dan bersifat unilateral / fokal

Ethosuximide (Zarontin)
T-type calcium channel
blocker

Valproic acid
Inhibition of the
transamination of GABA

Tanda dan Gejala

Persentase %

Nyeri kepala
Hilangnya memori
Perubahan kognitif
Defisit motorik
Defisit bahasa
Kejang
Perubahan
kepribadian
8. Gangguan penglihatan
9. Perubahan kesadaran
10.Mual dan muntah
11.Defisit sensoris
12.Papiledema

56
35
34
33
32
32
23
22
16
13
13
5

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Chandhana S, Singh T. Primary Brain Tumors in Adult. (Am Fam Physician. 2008;77(10):1423-1430.

MRI dan USG


merupakan modalitas
radiologi utama
untuk penegakkan
diagnosis CTS
USG
Penipisan ujung distal
n.medianus
Pembesaran nervus di
proximal lipatan kulit
volar sensitif dan
spesifik untuk CTS

MRI
Bowing of flexor
retinakulum
Pembesaran
n.medianus pada level
pisiformis
Penipisan n .medianus
pada daerah hook of
the hamate

Antipsikotik:

Depresi:

1st gen: klorpromazin, haloperidol, trifluoperazine


2nd gen: klozapin, risperidone, olanzapine
Selective serotonin reuptake inhibitor: Fluoxetine,
sertraline, paroxetine.
Tricyclic: amitriptiline, doxepine, imipramine

Manik: lithium, carbamazepine, asam valproat


Anxiolitik:
benzodiazepine (diazepam, lorazepam, triazolam),
buspirone,

Bertram G. Katzung. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed

CPZ & thioridazine yang sedatif kuat terutama


digunakan untuk sindrom psikosis dengan
gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif,
sulit tidur.
Trifluoperazine, flufenazin, & haloperidol yg
sedatif lemah digunakan untuk sindrom
psikosis dengan gejala dominan apatis,
menarik diri, afek tumpul, hipoaktif, waham,
halusinasi

Kriteria umum diagnosis skizofrenia:

Harus ada minimal 1 gejala berikut:

Atau minimal 2 gejala berikut:

Thought echo
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception
Halusinasi auditorik

Halusinasi dari panca-indera apa saja


Arus pikiran yang terputus
Perilaku katatonik
Gejala negatif: apatis, bicara jarang, respons emosi menumpul

Gejala-gejala tersebut telah berlangsung minimal 1 bulan.

Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Rujukan ringkas dari PPDGJ-III.

Skizofrenia

Gangguan isi pikir, waham, halusinasi

Paranoid

merasa terancam/dikendalikan

Hebefrenik

15-25 tahun, afek tidak wajar, tidak dapat diramalkan,


senyum sendiri

Katatonik

stupor, rigid, gaduh, fleksibilitas cerea

Skizotipal

perilaku/penampilan aneh, kepercayaan aneh, bersifat


magik, pikiran obsesif berulang

Waham menetap

hanya waham > 3 bulan

Psikotik akut

gejala psikotik <2 minggu.

Gangguan afektif
dengan ciri
psikotik

Gangguan Psikotik hanya ada selama gangguan afektif (+).


Gangguan afektif ada walau tanpa gejala psikotik
Waham sesuai dengan afeknya. Episode depresif dgn waham
bencana & pasien merasa sebagai penyebab.

Skizoafektif

gejala skizofrenia & afektif bersamaan

Siklotimik terpasuk gangguan mood type of chronic mood


disorder widely considered to be a milder or subthreshold form of
bipolar disorder. Cyclothymia is characterized by numerous mood
disturbances, with periods of hypomanic symptoms alternating

Untuk menegakan diagnosis pasti, gejala


obsesif atau tindakan kompulsif, atau keduaduanya, harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya 2 minggu berturut-turut.
Merupakan sumber penderitaan atau
mengganggu aktivitas penderita

Gejala-gejala obsesif :

1. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri


sendiri;
2. Sedikitnya ada 1 pikiran/tindakan yang tidak
berhasil dilawan;
3. Pikiran untuk melakukan tindakan tsb bukan hal
yang memberi kepuasan atau kesenangan
4. Gagasan, pikiran, atau impuls tsb harus
merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan

Gangguan Neurotik
Predominan Tindakan Kompulsif
(Obsessional Rituals)

Tindakan kompulsif umumnya berkaitan dengan :


kebersihan (mencuci tangan), memeriksa
berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi
yang dianggap berpotensi bahaya tidak terjadi,
atau masalah kerapian & keteraturan.
Dilatarbelakangi perasaan takut terhadap bahaya
yang mengancam dirinya atau bersumber dari
dirinya

Counseling: a face-to-face psychoeducation method


The Catharsis Education and Action (CEA) method is a
counseling technique that takes on many features of
Carl Roger's person-centered psychotherapy.
This method brings out the psychological concerns
that result from wrong perception of reality and
hinder appropriate behavior. These have been called
emotionally critical misperceptions (ECMs).
If addressed appropriately, barriers are lifted and
educational inputs are better received.

Biarkan pasien untuk mengeluarkan dan mengutarakan


yang dirasakan terhadap kekhawatirannya atau
penyakitnya
Identifikasi jika ada mispersepsi pasien tentang penyakit
atau apa yang menyebabkan pasien cemas (ECM =
Emotional Critical Misperception)

After the ECM identified and corrected, it will be easier to


objectively analyze the problem
Dengan cara memberi pertanyaan pada pasien

Apa yang dipikirkan saat merasakan sakit?


Perasaan apa yang muncul saat berpikiran seperti itu?
Dari penyakit/kecemasan yang ada, konsekuensi apa yang paling
terpikirkan?
Rangkuman dan kesimpulan

in the education phase, that misperceptions are


corrected using scientific evidence or the latest
information available about the problem.
Lakukan edukasi dan mengoreksi mispersepsi
pasien. Kita berikan informasi tentang penyakit
pasien, meliputi :

Definisi penyakit
Etiologi: tekankan faktor predisposisi dan resiko
Gejala dan tanda
Terapi

Kita jelaskan untuk meredakan kecemasan pasien

Implementasi akan pentingnya/perlunya


perubahan perilaku menandai fase action

Gejala

Keterangan

GejalaUtama

Gejala Lain

Afek depresif;
hilang minat dan kegembiraan;
mudah lelah dan menurunnya aktifitas

Konsentrasi menurun;
harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
rasa bersalah dan tidak berguna yang tidak
beralasan;
merasa masa depan suram & pesimistis;
gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri;
tidur terganggu; perubahan nafsu makan (naik
atau turun)
Ringan: 2 gej utama +2 gejala lain> 2 mgg
Sedang : 2 gej utama + 3 gejala lain >2 mgg
Berat: 3 gejala utama+ 4 gejala lain > 2mgg. Jika gejala sgt berat dan
onset cepat boleh ditegakkan < 2mgg
Berat dengan gejala psikotik: depresi berat+ waham, halusinasi atau
stupor depresif biasanya melibatkan ide tentang dosa, malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab utk hal itu
Maslim R, Buku Saku Diagnosis
gangguan Jiwa Rujukan ringkas
dari PPDGJ - III

Diagnosis
Somatization
disorder

Presentasi klinis
Banyak keluhan
Berulang dan kronis
Riwayat penyakit lama

Conversion
disorder

Satu keluhan
Kebanyakan akut
Adanya stimulus penyebab penyakit

Hypochondriasis Penyakit dimana pasien meyakini satu keluhan yang


dideritanya
Kelainan Body
Perasaan subjektif dimana pasien merasa bagian
tubuhnya terdapat kekurangan atau suatu yang buruk
dysmorphic
pada dirinya (fisik).
Pain disorder
Sindrome keluhan denggan tekanan
(Adapted from Folks DG, Ford CV, Houck CA. Somatoform disorders, factitious disorders,
and malingering. In: Stoudemire A, ed. Clinical Psychiatry for Medical Students.
Philadelphia: JB Lippincott; 1990:233, with permission.)

Kriteria Diagnostik menurut


PPDGJ-III
Harus ada sedikitnya satu
gejala berikut ini yg amat
jelas ( dan biasanya 2 gejala
atau llebih bila gejalagejala itu kurang tajam atau
kurang jelas)
thought of echo
thought insertion or
withdrawal
thought broadcasting
delusion of control
delusion of influence
delusion of passivity
delusional perception

halusinasi auditorik
suara halusinasi
berkomentar secara terusmenerus terhadap perilaku
pasien
mendiskusikan perihal
pasien di antara mereka
jenis suara halusinasi lain
yg berasal dari bagian
tubuh
waham-waham menetap
jenis lainnya yang menurut
budaya setempat dianggap
tidak wajar dan suatu hal yg
mustahil

Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yg harus selalu ada secara jelas
halusinasi yg menetap dari panca indera, terjadi setiap hari selama bermingguminggu atau berbulan-bulan terus-menerus
arus pikiran terputus atau mengalami sisipan yg berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yg tidak relevan atau neologisme
perilaku katatonik
gejala-gejala negative seperti sikap apatis, bicara yg jarang, respons emosional
menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi harus jelas bahwa hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
adanya gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih
harus ada perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku priadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri
secara social.

Gangguan konversi
gangguan dengan karakteristik munculnya satu atau beberapa
simtom neurologis (misalnya buta, lumpuh dll) yang tidak dapat
dijelaskan dengan penjelasan medis maupun neurologis yang
ada.
Pada gangguan ini faktor psikologis berkaitan erat dengan awal
dan keparahan gangguan. Pasien mungkin mengalami
anesthesia, yaitu kelumpuhan sebagian atau seluruhnya pada
tangan atau kaki, gangguan koordinasi dan kejang, rasa
kesemutan, seperti digelitik, atau seperti ada sesuatu yang
merambat pada kulit, tidak sensitif terhadap rasa sakit (kebal),
serta kehilangan atau gangguan sensasi.
Pasien juga mungkin mengalami gangguan penglihatan,
misalnya tunnel vision (lapangan pandangan menjadi terbatas
atau menyempit), aphonia (kehilangan suara), anomia
(kehilangan atau hendaya dalam kemampuan penciuman).

Anxietas dicetuskan oleh


adanya situasi atau objek
yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang
sebenarnya pada saat
kejadian ini tidak
membahayakan.
Sebagai akibatnya, objek
atau situasi tersebut
dihindari atau dihadapi
dengan rasa terancam.
Agorafobia:
Ansietas dicetuskan oleh adanya
situasi berupa banyak
orang/keramaian, tempat umum,
bepergian keluar rumah dan
bepergian sendiri, yg sbnrnya pada
saat kejadian ini tidak
membahayakan

Fobia Sosial:
Ansietas harus mendominasi atau
terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside the family circle)

Fobia Khas:
Ansietas terbatas pada adanya objek
atau situasi fobik tertentu.
Terapi Fobia:
Desensitisasi
sistematik
(serial),
ketika
klien
secara
progresif
dipajankan
pada
objek
yang
mengancam, di lingkungan yang
aman, sampai ansietas berkurang
Flooding, bentuk desensitisasi
yang dilakukan oleh terapis,
individu dihadapkan dengan
fobia
sampai
objek
tsb
menimbulkan ansietas

Maslim R, Buku Saku Diagnosis


gangguan Jiwa Rujukan ringkas
dari PPDGJ - III

cepat
ketika
objek
tidak

The DSM-IV-TR also does not formally


recognize cannabis-induced sleep disorders or
cannabis-induced sexual dysfunction;
therefore, both are classified as cannabisrelated disorders not otherwise specified.

When either sleep disorder or sexual


dysfunction symptoms are related to cannabis
use, they almost always resolve within days or
a week after cessation of cannabis use.
Sedative Hipnotic,

Intoxication I

nappropriate sexual or aggressive behavior, mood


lability, impaired judgment, impaired social or
occupational functioning) that developed during, or
shortly after, sedative, hypnotic, or anxiolytic use
slurred speech
ncoordination
unsteady gait
nystagmus
impairment in attention or memory
stupor or coma

withdrawal:

autonomic hyperactivity (e.g., sweating or pulse


rate greater than 100)
increased hand tremor
insomnia
nausea or vomiting
transient visual, tactile, or auditory hallucinations
or illusions
psychomotor agitation
anxiety
grand mal seizures

Kecemasan merupakan reaksi umum


terhadap stress.
Menyimpang bila individu tidak dapat
meredam (merepresikan) rasa cemas
tersebut dalam situasi dimana kebanyakan
orang mampu menanganinya tanpa adanya
kesulitan yang berarti.
Gangguan kecemasan muncul bila rasa
cemas tersebut terus berlangsung lama,
terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya
perubahan metabolisme tubuh.

Gejala umum gangguan


cemas :
Berdebar diiringi detak
jantung cepat
Rasa sakit atau nyeri
pada dada
Rasa sesak napas
Berkeringat secara
berlebihan
Kehilangan gairah
seksual
Gangguan tidur
Tubuh gemetar

Gangguan Panik di ICD10 (F41.0) termasuk


dalam sub kategori
gangguan cemas lainnya
(F41) dimana manifestasi
cemas merupakan gejala
utama, dan kejadiannya
tidak terbatas situasi
tertentu.
Gangguan panik sendiri
didefinisikan sebagai
serangan berulang dari
kecemasan yang berat
(panik) yang tidak
terbatas situasi atau
keadaan sekitar dan
tidak dapat diprediksi.
Dan disertai dengan
gejala somatik seperti

Diagnosis definitif dari


gangguan panik bila
serangan panik terjadi
beberapa kali dalam
waktu 1 bulan:
Tanpa ada bukti bahaya
di sekitar
Tidak terbatas pada
situasi yang telah
diketahui atau yang
dapat diduga
sebelumnya
Dengan keadaan yang
relatif bebas dari gejalagejala anxietas pada
periode antara seranganserangan panik

Obat AntiAnxietas
Diazepam, alprazolam,
buspirone, sulpiride,
hydroxyzine,
bromazepam, lorazepam,
chlordiazepoxide

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi


terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis
Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung
Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan
penderita
Gejala:

Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat
ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna,
perut bawah
Ditemukan tungaukerokan kulit

Obat: sulfur presipitat 4-20%, benzil benzoat 20-25%, gameksan


1%, krotamiton 10%, permetrin 5%

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.

Drugs

Possible Adverse Effect

Benzyl benzoat
20-25%

Irritation, anesthesia & hypoesthesia, ocular


irritation, rash, Pregnancy category B
Cara pemakaian: Setiap malam selama 3 hari
Efektif untuk semua stadium

Permethrine 5%

Mild & transient burning & stinging, pruritus,


pregnancy category B, tidak dianjurkan pada bayi <
2bln
Kurang toksik dibandingkan gameksan
Cara pemakaian: Aplikasi 1x, dihapus setelah 10
jam, bila belum sembuh, diulangi setelah seminggu

Gameksan 1%

Efektif utk semua stadium, jarang memberi iritasi.


KI: Ibu hamil, anak <6 thntoksis thdp SSP.
Cara pemakaian: satu kali, diulang 1 mgg
setelahnya bila belum sembuh

Krotamiton 10%

Allergic contact dermatitis/primary irritation,


pregnancy category C
Memiliki efek antiskabies dan antigatal.
Jauhkan dari mata, mulut, dan uretra

Sulfur Precipitate
4%-20%

Erythema, desquamation, irritation, pregnancy


category C
Tidak efektif terhadap stadium telur

Lactibacillus acidophilus
flora normal vagina
Pewarnaan gram:
Batang gram positif

Fluor albus/vaginal discharge


Fisiologis:

Warna bening-keputihan
Tidak memiliki bau yang kuat
Tidak menimbulkan keluhan gatal
atau terasa terbakar

Patologis:

Warna keabuan,kehijauan atau


bergumpal-gumpal
Memiliki bau yang tidak sedap
Menimbulkan gatal,rasa
terbakar,perih

Monotrik (A)

Satu flagel pada salah


satu kutub Vibrio
cholerae

Lopotrik (B)

Kumpulan flagel pada


salah satu atau kedua
kutub Spirilla

Amphitrik (C)

Satu flagel pada kedua


kutub Alcaligenes
faecalis

Peritrik (D)

Flagela mengelilingi sel


Typhoid bacilli

Pathophysiology
1.
Infection spreads from renal pelvis to renal
cortex
2.
Kidney grossly edematous; localized abscesses
in cortex surface
3.
E. Coli responsible organism for 85% of acute
pyelonephritis; also Proteus, Klebsiella
Manifestations
1.
Demam dan menggigil yang tiba-tiba
2.
Malaise
3.
muntah
4.
Nyeri pinggang
5.
Nyeri dan nyeri ketok Costovertebral
6.
Urinary frequency, dysuria

Ada di GIT
Patofisiologi:

Kultur Media Mc Conkey

Infeksi endogen setelah menembus barier imun


Sepsis dengan fokus infeksi pada traktus urinarius
atau GIT, merupakan bakteri gram negatif tersering
penyebab sepsis
Urinary tract infectionSebagian besar menginfeksi
pasien dalam komunitas, ditransmisikan dari GIT
secara asenden, beberapa serotipe menempel pada
traktus urinarius
Forms complex of numerous o-somatic, H- flagellar
and K - capsular antigens
Koloni merah mudamemfermentasi laktosa

Tes indoluntuk membedakan bakteri


batang gram negatif dalam famili
Enterobacteriaceaemerubah triptofan
menjadi indole
tes indol +

Escherichia coli
Haemophilus influenzae
Proteus sp. (not P. mirabilis and P. penneri)
Vibrio sp
Tes indol
most Bacillus sp.
Enterobacter sp.
most Klebsiella sp.
Proteus mirabilis,
Pseudomonas sp.

Tes Methyl Red identifikasi bakteri melalui jalur


fermentasi glukosa yang digunakan
Jalur fermentasi

Menghasilkan produk asam yang cepat diubah menjadi produk


netral

Butylene glycol pathway

Produk netralacetoin and 2,3-butanediol

Mixed acid pathway

Produk asamlactic, acetic, and formic acid

Indikator pH

Merah: pH < 4.4


Kuning: pH > 6.2
Orange : diantaranya

Tes Voges-Proskauer
Mendeteksi bakteri yang menggunakan butylene
glycol pathway dan memproduksi acetoin
Hasil:
Positif: merah
Negatif: warna tembaga (copper color)

http://www.microbelibrary.org/library/laboratory
-test/3204-methyl-red-and-voges-proskauer-

Tes biokimia E.coli


Tes indol +
Tes Methyl menghasilkan warna merah
Tes Voges-Proskauer -

Ektima adalah ulkus superficial dengan krusta yang


disebabkan oleh infeksi Streptococcus B hemoliticus.
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat krusta tebal
berwarna kuning berlokasi di tungkai bawah, yaitu
tempat yang banyak mendapat trauma.
Streptococcus adalah bakteri golongan gram positif
pada pewarnaan gram (berwarna ungu). Hal ini
disebabkan karena lapisan peptidoglikan.
Pengobatan dari ektima adalah pengangkatan krusta
dan pemberian salep antibiotik seperti basitrasin,
mupirocin dan neomisin.

Varisela adalah infeksi akut primer oleh infeksi virus


varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa.
Gejala klinis berupa demam yang tidak terlalu tinggi,
nyeri kepala, erupsi kulit berupa papul eritmatosa
yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel.
Vesikel yang khas berbentuk tetesan embun (tear
drop)
Pengobatan: antipiretik, analgesik, bedak untuk
mengurangi rasa gatal dan mencegah pecahnya
vesikel.
Asan salisilat dosis rendah (1-2%) mempunyai efek
keratoplastik, menunjang pembentukan keratin baru.
Pada konsentrasi tinggi (3-20%) bersifat keratolitik
dan dipakaiuntuk keadaan dermatosis yang
hiperkeratotik.

Penyakit jamur superficial yang kronik


Etiologi: Malassezia furfur
Gejala klinis: gatal ringan, bercak berskuama
halus yang berwarna putih sampai coklat
kehitaman pada badan dan kadang-kadang
dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan,
tungkai atas.

Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI


edisi kelima

Diagnosis:
Selain gejala klinis, pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan KOH 20%: hifa
pendek dan spora bulat berkelompok.

PENTING dibedakan.
Pemeriksaan KOH 20% pada tinea: hifa bersekat,
spora bercabang (artospora)
KOH 10% pada candida: hifa semu, blastospora

Miasis adalah kontaminasi tubuh


oleh larva.
Biasanya pada luka terbuka yang
tidak bersih dan menyebabkan
larva bisa sampai ke luka tersebut.
Lalat merupakan salah satu vektor
penyebar larva.
Penanganan larva adalah dengan
menjaga kebersihan diri dan luka.
Larva harus dibersihkan dan luka
juga dibesihkan. Apabila dicurigai
terdapat infeksi bakteri dapat
diberikan antiobiotik.

Cacing ini berbentuk seperti cambuk di


ujungnya. Berwarna abu merah muda. Cacing
betina lebih kecil dari jantan.
Telur dari cacing ini berukuran 50 x 20m.
Berwarna kecoklatan dengan kedua
ujung/kutub yang transparan
Pengobatan: Mebendazole, albendazole

Telur T.
Trichiura

Ascaris lumbricoides
telur berbentuk bulat
berlapis dengan bagian
luar bergerigi
Ancylostoma duodenale
dan necator
americanus telur oval
dengan segmented
ovum
Trichuris trichiuratelur
seperti tempayan

Penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh


Mycobacterium leprae
Lesi kulit: terdapat ebrbagai jenis lesikulit
pada leprae: makula, papul dengan
pewarnaan hipopigmentasi atau eritematosa
Deformitas terjdi akibat langsung dari
granuloma yang merusak jaringan sekitarnya.
Gangguan anestesia dapat menyebabkan
deformitas

Kelainan kulit akibat retensi keringat


Miliaria kristalina:
Vesikel berukuran 1-2 mm pada bedan setelah banyak
berkeringat, tanpa tanda radang, pada bagian yang tertutup
pakaian, keluhan tidak
ada. Tx/ menghindari panas, pakaian tipis & menyerap
keringat
Miliaria rubra:
Papul merah yang gatal, pada badan dan tempat-tempat
tekanan/gesekan pakaian. Tx/ menghindari panas, pakaian
tipis & menyerap keringat, bedak salisil 2% + menthol 0,252%, losio calamin
Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra, papul putih, keras di badan dan
ekstremitas, tidak gatal, tidak eritema. Tx/ menghindari
panas, pakaian tipis & menyerap keringat, losio calamin,
resorsin 3%

Penyakit jamur superficial yang kronik


Etiologi: Malassezia furfur
Gejala klinis: gatal ringan, bercak berskuama
halus yang berwarna putih sampai coklat
kehitaman pada badan dan kadang-kadang
dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan,
tungkai atas.

Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI


edisi kelima

Diagnosis:
Selain gejala klinis, pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan KOH 20%: hifa
pendek dan spora bulat berkelompok.

PENTING dibedakan.
Pemeriksaan KOH 20% pada tinea: hifa bersekat,
spora bercabang (artospora)
KOH 10% pada candida: hifa semu, blastospora

Reaksi vaskular pada kulit akibat bermacammacam sebab.


Edema setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat
dan kemerahan
Etiologi: obat, makanan, gigitan serangga,
inhalan

Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI


edisi kelima

Patogenesis urtikaria:
Faktor fisik (panas. Dingin), inhalan, makanan) sel
mast/basofil histamin, serotonin vasodilatasi
dan permeabilitas meningkat urtikaria.

Pengobatan urtikaria:

Hindari penyebab
Antihistamin (chlortrimethon, cimetidine)
Kortikosteroidurtikaria akut
Desensitisasi (pada urtikaria dingin, melakukan
sensitisasi air pada suhu 10C, 2xsehari selama 23minggu)

Penyakit kulit akibat imfestasi dan sensitisasi


Sarcoptes scabei
Cara penularan: Kontak langsung (kulit dengan
kulit), kontak tak langsung (melalui benda)
Kelainan kulit terjadi tidak hanya disebabkan
oleh tungau, namun juga karena garukan.
Ditemukan papul, vesikel, urtika. Dengan
garukan akan timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan
infeksi sekunder.

Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin


FKUI edisi kelima

Gejala klinis, 4 tanda kardinal:

Pruritus nokturna: gatal pada malam hari yang


disebabkan karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yg lembab dan panas
Menyerang secara kelompok: pada satu keluarga. Karena
penyakit ini dapat menualr melalui kontak
Kanikulus: terowongan putih keabuan berbentuk garis
lurus atau berkelok. Pada ujung terowongan dapat
ditemukan papul atau vesikel.
Menemukan tungau: dapat ditemukan satu atau lebih
stadium hidup tungau ini.

Pegobatan: (Pasien dan seluruh keluarga arus


diobati untuk mencegah infeksi kembali karena
kontak langsung)

Belerang endap 4-20% tidak efektif terhadap stadium


telur.
Emulsi benzil-benzoas 20-25% efektif terhadap semua
stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari
Gameksan 1% efektif terhadap semua stadium, tidak
dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil
Permetrin 5% dihapus setelah pemberian selama 10 jam.
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan.

1.

2.

3.

Penyakit yang disebabkan virus


varicella zoster yang menyerang
kulit dan mukosa, merupakan
reaktivasi setelah infeksi primer
(varicella)
Predileksi: daerah torakal,
unilateral, bersifat dermatomal,
unilateral
Gejala:
Gejala prodromal sistemik
(demam, pusing, malaise) & lokal
(myalgia, gatal, pegal)
Timbul eritema yang kemudian
menjadi vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritematosa &
edema, kemudian menjadi pustul
dan krustaKhas
Pembesaran KGB regional
Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI
edisi kelima

Pemeriksaan penunjang percobaan Tzank:


ditemukan sel datia berinti banyak, yang
merupakan sel makrofag.
Terapi simptomatik analgetik
Antivirus diberikan dalam 3 hari semenjak
lesi muncul, pilihan:
Acilklovir 5x 800 mg
Valasilklovir 3x 1000 mg

Neuralgia pascaherpetik rasa nyeri yang


timbul pada daerah berkas herpes, obat:
gabapentin 1,800 mg-2,400 mg
Sindrom ramsay hunt gangguan nervus
fasialis, paralisis. Pengobatan: kortikosteorid
(prednison 3x20 mg)

Pengobatan Pitiriasis Versikolor:


Suspensi selenium sulfide, dipakai sebagai sampo
2-3 kali sehari
Derivat azole:mikonazole, klotrimazole
Ketokonazole oral 1x200 mg sehari selama 10 hari.

Lepromin test merupakan pemeriksaan utnuk


mengetahui jenis lepra apa yang dimiliki oleh
pasien.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikan
materi leprosy bacillus inaktif ke dalam kulit dan
diobservasi reaksi yang dapat terjadi.
Hasil positif jika ditemukan indurasi sebesar 10
mm setelah 48 jam atau indurasi 5 mm atau
lebih pada hari ke 21.
Pemeriksaan akan memberikan hasil positif pada
lepra jenis tuberkuloid dan borderline.

Psoriasis adalah kelainan autoimun kronik


residif dengan ciri khas bercak eritem
berbatas tegas dengan skuama kasar,
berlapis dan transparan.
Etiologi: Faktor genetik, Imunologik, stress
psikis.
Pengobatan: Kortikosteroid, preparat ter.
Pengobatan topikal memberikan hasil yang
cukup baik, diberikan apabila lesinya
terlokalisir.

Reaksi peradangan kulit imunologik, diperantarai cellmediated immune response (hipersensitivitas tipe IV)
Mengenai orang yang kulitnya hipersensitif
Penyebab: hapten (alergen yang belum diproses, lipofilik,
sangat reaktif, mampu menembus stratum korneum)
Fase: sensitisasi & elitisasi
Gejala:
Akut: gatal, eritema, edema, papulovesikel, vesikel, bula
Kronik: kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisur

DD: DKI
Pemeriksaan: uji tempel
Pengobatan: menghindari pajanan, KS

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007

Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis


Sebagian besar wanita asymptomatic
Signs/symptoms when present:

Reported malodorous (fishy smelling) vaginal


dischargeduh tubuh ringan-sedang keabuan
berbau tidak enak (amis)
bau lebih busuk setelah bersenggama dan setelah
gatal dan rasa terbakar
kemerahan dan edem pada vulva

Gejala dapat menghilang secara spontan

19
8

Saline: 40X objective

NOT a clue cell

Clue cells

Pemeriksaan sediaan
basah sekret: clue cell
(epitel vagina diliputi
kokobasil sehingga batas
sel tidak jelas, disebut
clue cell).
Pewarnaan gram
ditemukan batang kecil
negatif gram,sampai
NOT a clue cell
gram-variable staining
19
9
Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington

Vaginal pH >4.5
Presence of >20% per HPF

Amsel Criteria:
Setidaknya 3 dari
tanda berikut ini

of "clue cells" on wet mount


examination

Positive amine or "whiff"


test

Homogeneous, non-viscous,
milky-white discharge
adherent to the vaginal
walls

Absence of the normal


vaginal lactobacilli

200

Dermatofitosis
Penyebab:

pada kulit
Trichophyton
sp.,tidak
Microsporum
sp.
berambut

(glabrous
skin)
Bentuk
Klinis:
Lesi bulat/ lonjong,
Dermatofitosis
berbatas tegas
yang
Pinggirtidak
lebih aktif,
polimorfik,
kadangtermasuk
5
kadang polisiklikjenis

lainnya (kapitis,
Diagnosis Diferensial:
barbae,
kruris,
Dermatitis
seboreika
Psoriasis
pedis et manum,
Pitiriasis
rosea
unguium)

Lesi kulit
(makula datar, papul
meninggi, nodus)

Pausibasilar

Multibasilar

1-5 lesi
Hipopigmentasi/erite
ma
Distribusi tidak
simetris
Hilangnya sensasi
yang jelas

>5 lesi
Distribusi lebih
simetris
Hilangnya sensasi
kurang jelas

Kerusakan saraf
Hanya satu cabang
Banyak cabang saraf
(menyebabkan
saraf
hilangnya
Kriteria
Diagnosis Lepra:
sensasi/kelemahan
ototLesi
hipopigmentasi
dengan gangguan sensibilitas
yang
dipersarafi)

Penebalan saraf
BTA (+)

Pemeriksaan
Bakterioskopik: Ziehl-Neelsen
Histopatologik: sel datia Langhans, atau sel Virchow
Dengan biopsi kulit
Serologik: MLPA, ELISA, ML dipstick

Pada umumnya anak yang terinfeksi tidak


menunjukkan gejala yang khas

over/underdiagnosed

Batuk BUKAN merupakan gejala utama TB pada


anak
Pertimbangkan tuberkulosis pada anak jika :

BB berkurang dalam 2 bulan berturut-turut tanpa sebab


yang jelas atau gagal tumbuh
Demam sampai 2 minggu tanpa sebab yang jelas
Batuk kronik 3 minggu
Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa

Cut-of f point:

6
Adanya
skrofuloderma
langsung
didiagnosis TB
Rontgen bukan
alat diagnosis
utama
Reaksi cepat BCG
harus dilakukan
skoring

Malnutrisi energi protein (MEP) diklasifikasikan :


MEP derajat ringan-sedang (gizi kurang)
MEP derajat berat (gizi buruk)

Gizi kurang belum menunjukkan gejala klinis


yang khas, hanya dijumpai gangguan
pertumbuhan
Pada gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu
marasmus, kwashiorkor, dan marasmikkwashiorkor tapi penatalaksanaannya sama

Z-score
menggunakan kurva
WHO weight-forheight
<-2 moderate wasted
<-3 severe wasted
gizi buruk

Lingkar Lengan Atas <


11,5 cm

BB/IBW (Ideal Body


Weight)
menggunakan kurva
CDC
80-90% mild
malnutrition
70-80% moderate
malnutrition
70%
severe
malnutrition Gizi Buruk

wajah seperti
orang tua
kulit terlihat
longgar
tulang rusuk
tampak terlihat
jelas
kulit paha
berkeriput
terlihat tulang
belakang lebih
menonjol dan kulit
di pantat berkeriput

edema
rambut kemerahan,
mudah dicabut
kurang aktif, rewel/cengeng
pengurusan otot

Kelainan kulit berupa


bercak merah muda yg
meluas & berubah warna
menjadi coklat kehitaman
dan terkelupas (crazy

pavement dermatosis)

Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus


dan kwashiorkor secara bersamaan

E. coli species are members of the Enterobacteriaceae family.

Characteristic: oxidase-positive, facultatively anaerobic, gram-negative


bacilli. Fermentation of lactose(+).
Five groups of diarrheagenic E. coli

(1) enterotoxigenic E. coli (ETEC) produce secretory enterotoxins;


(2) enteroinvasive E. coli (EIEC) are capable of invading intestinal epithelial cells and
causing a dysenteric illness;
(3) enteropathogenic E. coli (EPEC) are defined by their pattern of adherence to tissue
culture cells and their ability to produce a characteristic alteration in the microvillus
membrane, the attaching and effacing lesion;
(4) shigatoxin-producing E. coli (STEC), also known as enterohemorrhagic E. coli
(EHEC), Shiga-like toxin-producing E. coli (SLT-EC) and verotoxin-producing E. coli
(VTEC) produce Shiga toxins (Stx) and cause diarrhea, hemorrhagic colitis, and
hemolytic-uremic syndrome (HUS);
(5) enteroaggregative E. coli (EAggEC) adhere in vitro to HEp-2 cells in a characteristic
aggregative manner and are associated with persistent diarrhea in children

Behrman: Nelson Textbook of Pediatrics, 17th ed

Noninflammatory Diarrheas
Enterotoxigenic E. coli
(ETEC)

Rapid onset of watery, nonbloody diarrhea of


considerable volume, accompanied by little or no
fever. Diarrhea and other symptoms cease
spontaneously after 24 to 72 hours

Inflammatory Diarrheas
Enteroinvasive E. coli (EIEC)

Present most commonly as watery diarrhea.


Minority of patients experience a dysentery
syndrome, with fever, systemic toxicity, crampy
abdominal pain, tenesmus, and urgency

Enteropathogenic E. coli
(EPEC)

Profuse watery, nonbloody diarrhea with mucus,


vomiting and low-grade fever. Chronic diarrhea
and malnutrition can occur. Usually at < 2 y.o,
esp <6 mo (at weaning period)

Shigatoxin-producing E. coli
(STEC)/EHEC

Symptoms ranging from mild diarrhea to severe


hemorrhagic colitis and hemolytic-uremic
syndrome in all ages

Enteroaggregative E. coli
(EAggEC)

Watery, mucoid, secretory diarrhea with lowgrade fever and little or no vomiting. One third of

Signs and symptoms :

Lab: leukositosis, infiltrat

Non respiratory: fever, headache, fatigue, anorexia,


lethargy, vomiting and diarrhea, abdominal pain
Respiratory: cough, chest pain, tachypnea , grunting, nasal
flaring, subcostal retraction (chest indrawing), cyanosis,
crackles and rales (ronchi)

Fast breathing (tachypnea)


Respiratory thresholds
Age
Breaths/minute
< 2 months
60
2 - 12 months
50
1 - 5 years
40

Pneumonia lobaris
pada satu lobus atau segmen

Bronkopneumonia.
Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru.
Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus.
Sering pada bayi dan orang tua.

Pneumonia interstisial

Item
Age

Organism

Grossly

Lobar pneumonia
Lobar pneumonia Occurs in
otherwise
healthy individuals between
30 - 50 years of age (Young
and adults)
Mostly pneumococci (strep.
Pneumonia)

Lobar or segmental
consolidation

Bronchopneumonia
Extremes of ages
infants, olds and those
suffering
from chronic debilitating
illness or immunosuppression.
Mixed organisms: viral,
Staphylococci,
Streptococci,
H. influenzae, Proteus and
Pseudomonas
Patchy, bilateral of both
lungs

Batuk rejan (pertusis) adalah penyakit akibat infeksi


Bordetella pertussis dan Bordetella parapertussis (basil
gram -)
Anak yang menderita pertusis bersifat infeksius selama
2 minggu sampai 3 bulan setelah terjadinya penyakit
Diagnosis :
Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2
minggu, terutama jika penyakit diketahui terjadi lokal.
Tanda diagnostik : Batuk paroksismal diikuti whoop
saat inspirasi disertai muntah, perdarahan
subkonjungtiva, riwayat imunisasi (-), bayi muda
dapat mengalami henti napas sementara/sianosis

Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)


selama 10 hari atau makrolid lainnya
Jika terdapat demam atau eritromisin tidak tersedia,
berikan kloramfenikol oral (25 mg/kg/kali, 3 kali
sehari) selama 5 hari sebagai penatalaksanaan
terhadap kemungkinan pneumonia sekunder
Tanda pneumonia sekunder : pernapasan cepat
diantara episode batuk, demam, dan gejala distres
pernapasan dengan onset akut

Jika kloramfenikol tidak tersedia, berikan


kotrimoksazol

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008

Kernicterus refers to the neurologic consequences of the


deposition of unconjugated bilirubin in brain tissue
Serum unconjugated bilirubin level exceeds the binding
capacity of albumin unbound lipid-soluble bilirubin
crosses the blood-brain barrier
Albumin-bound bilirubin may also cross the blood-brain
barrier if damage has occurred because of asphyxia,
acidosis, hypoxia, hypoperfusion, hyperosmolality, or
sepsis in the newborn
The exact bilirubin concentration associated with
kernicterus in the healthy term infant is unpredictable. In
the term newborn with hemolysis, a bilirubin level above
20 mg per dL (342 mol per L) is a concern

Am Fam Physician. 2002 Feb 15;65(4):599-607. Hyperbilirubinemia in the Te

Pada bayi prematur, pada bayi dengan ibu DM


atau kelahiran SC, gejala muncul progresif
segera setelah lahir.
Pada radiologi tampak gambaran diffuse
ground-glass or finely granular appearance,
air bronkogram, ekspansi paru jelek.
Lung immaturity salah satu penyebab
Chronic Lung Disease (bronchopulmonary
dysplasia)

endotracheal (ET) tube


Continuous positive airway pressure (CPAP)
Surfactant replacement

Corticosteroid reduced overall incidence of death or


chronic lung disease
Early Postnatal Corticosteroids (<96 hours) not
suggested because risk> benefit (CP, development delay,
Hyperglicemia, hypertension, GI bleeding)
Moderately Early Postnatal Corticosteroids (7-14 days)
not suggested because risk> benefit
Delayed Postnatal Corticosteroids (> 3 weeks) can be
used for ventilator dependant infants in whom it is felt that
steroids are essential to facilitate extubation.

Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan


merah, atau semua warna.
Individu yang buta terhadap warna hijau (tipe deutan) dan
merah (tipe protan) dikarenakan individu tersebut tidak
mempunyai reseptor yang dapat mendeteksi cahaya pada
panjang gelombang hijau atau merah.
Gen resesif c (color blind) terdapat pada kromosom X
X-linked recessive
Perempuan:
normal mempunyai genotip homozigotik dominan dan
heterozigotik
buta warna homozigotik resesif

Laki laki hanya mempunyai sebuah c kromosom-X,


sehingga hanya dapat normal atau buta warna, tidak ada
carier

Perawatan Metode
Kanguru alternatif
perawatan bayi berat
lahir rendah (< 2000 gr)
ok kurangnya sarana dan
prasarana (SDM)
Perawatan metode
Kanguru selama 24 jam
sehari, sama efektifnya
dengan penggunaan
inkubator/alat pemanas
eksternal dalam
menghadapi udara
dingin.
Dengan kontak kulit
bayi memperoleh panas
melalui proses konduksi

Manfaat:
Stabilitas suhu
Stabilisasi laju denyut
jantung & pernapasan
Perilaku bayi lebih baik:
menangis <, waspada,
sering menetek (ASI) &
lebih lama
Pemakaian kalori
berkurang
Kenaikan BB lebih baik
Waktu tidur bayi lebih
lama
Hubungan lekat bayi dan
ibu lebih baik 8.
Berkurangnya kejadian
infeksi

al paha bayi
al
paha
ISS World
Laboratory
fleksi
& bayi
ekstensi
Kangaroo Mother
& ekstensi
tifleksi
kodok,
tangan
Program:
BB<2000gr
i posisi
kodok,
tangan
fleksi
Tidak ada masalah
iposisi
f t patologis
fetus)
)fleksi
Reflek hisap baik
i
f
fetus)
t
)
Koordinasi
n harus
kuatreflek
dan
hisap dan menelan
kuat
t harus
tupi
pi baik
dada
ba dan
bayi
i
dada
Perkembangan
dalam
upi
pi
ba
bayi
i
bayiinkubator
janganbaik
tua
bayi
jangan
an &Orang
terletak
di
menyetujui PMK
Catatan
bayi
an &
terletak
strium
ibu medikdi
yang lengkap
trium ibu

Drug

Adverse Effect

Ciprofloxacin

nausea, abdominal pain, diarrhea, increased aminotransferase levels,


vomiting, headache, increased serum creatinine, rash, restlessness

Tetrasiklin

discoloration of teeth and enamel hypoplasia (young children),


diarrhea, nausea, photosensitivity, anorexia, abdominal cramps,
antibiotic-associated pseudomembranous colitis, bulging fontanels in
infants, diabetes insipidus syndrome, esophagitis, exfoliative
dermatitis, pseudotumor cerebri, pancreatitis, pruritus, pigmentation of
nails, vomiting

Kotrimoksasol

Mild allergic reaction, nausea, emesis, abdominal pain, diarrhea,


anorexia, hyperkalemia, hyponatremia
Serious adverse effects : StevensJohnson syndrome,
myelosuppression, mydriasis, agranulocytosis, and severe liver damage

Amoxicillin

vulvovaginal mycotic infection (2%), diarrhea (1.7%), nausea (1.3%)


headache (1%), vomiting (0.7%), abdominal pain, anaphylaxis, anemia,
ast/alt elevation, mucocutaneous candidiasis, diarrhea, headache,
nausea, rash, pseudomembranous colitis, serum sickness-like
reactions

Erythromycin

abdominal pain, anaphylaxis, cholestatic hepatitis, confusion, diarrhea,


dyspepsia, fever, flatulence, hallucinations, hearing loss, hypertrophic
pyloric stenosis, hypotension, interstitial nephritis, pruritus,
pseudomembranous colitis, qt prolongation, skin eruptions, tinnitus,
torsades de pointes, ventricular arrhythmias, ventricular tachycardia,

Kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh di atas 38,4 C


tanpa adanya infeksi SSP atau gangguan elektrolit pada anak di
atas usia 1 bulan tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
(ILAE, 1993)
Umumnya berusia 6 bulan 5 tahun
Kejang demam sederhana (simpleks)

Kejang demam kompleks

Pungsi lumbal sangat dianjurkan untuk usia < 12 bulan dan


dianjurkan untuk usia 12-18 bulan

Berlangsung singkat, tonik klonik, umum, tidak berulang dalam 24 jam


Lama kejang > 15 menit
Kejang fokal atau parsial menjadi umum
Berulang dalam 24 jam

Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. IDAI. 2006

Fenobarbital 3-6 mg/kg/hari atau asam valproat 15-40


mg/kg/hari fenobarbital biasanya tidak digunakan krn terkait
ES autisme
Dianjurkan pengobatan rumatan:

Dipertimbangkan pengobatan rumatan :

Lama pengobatan rumatan 1 tahun bebas kejang,


dihentikan bertahap dalam 1-2 bulan

Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (paresis Tods,


CP, hidrosefalus)
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal
Kejang berulang dalam 24 jam
Bayi usia < 12 bulan
Kejang demam kompleks berulang > 4 kali

A diagnostic term used to describe a group of


motor syndromes (development of movement and
posture causing activity limitations) resulting from
disorders of early brain development (developing
fetal or infant brain)
The motor disorders of cerebral palsy are often
accompanied by disturbances of sensation,
cognition, communication, perception, and/or
behavior and/or a seizure disorder.
CP is caused by a broad group of developmental,
genetic, metabolic, ischemic, infectious, and other
acquired etiologies that produce a common group
of neurologic phenotypes
Behrman: Nelson Textbook of Pediatrics, 17th ed

maternal and
prenatal risk factors

Long menstrual cycle


Previous pregnancy loss
Previous loss of newborn
Maternal mental retardation
Maternal thyroid disorder,
especially iodine deficiency
Maternal seizure disorder
History of delivering a child
weighing less than 2000 g
History of delivering a child
with a motor deficit, mental
retardation, or a sensory
deficit

Prematurity
Chorioamnionitis
Nonvertex and face
presentation of the
fetus
Birth asphyxia

perinatal factors

Berlaku umum untuk semua vaksin


Indikasi Kontra

Reaksi anafilaksis terhadap


vaksin (indikasi kontra
pemberian vaksin tersebut
berikutnya)
Reaksi anafilaksis terhadap
konstituen vaksin
Sakit sedang atau berat,
dengan atau tanpa demam

BUKAN Indikasi Kontra

Reaksi lokal ringan-sedang (sakit,


kemerahan, bengkak) sesudah
suntikan vaksin
Demam ringan atau sedang pasca
vaksinasi sebelumnya
Sakit akut ringan dengan atau tanpa
demam ringan
Sedang mendapat terapi antibiotik
Masa konvalesen suatu penyakit
Prematuritas
Terpajan terhadap suatu penyakit
menular
Riwayat alergi, atau alergi dalam
keluarga
Kehamilan Ibu
Pedoman Imunisasi di Indonesia. Satgas Imunisasi IDAI. 2008
Penghuni rumah lainnya tidak

Imunisasi

Indikasi Kontra

DTP

Ensefalopati dalam 7 hari pasca DTP sebelumnya


Perhatian khusus :
Demam >40.5C dan episode hipotonik-hiporesponsif dalam
48 jam pasca DTP sebelumnya
Kejang dalam 3 hari pasca DTP sebelumnya
Sindrom Guillain Barre dalam 6 minggu pasca vaksinasi

Polio Oral

Infeksi HIV atau kontak HIV serumah


Imunodefisiensi pada pasen atau pada penghuni serumah

Polio

Reaksi anafilaksis terhadap neomisin, streptomisin, atau


polimiksin-B

MMR

Reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin


Kehamilan
Imunodefisiensi dengan imunosupresi berat

Hepatitis B

Reaksi anafilaksis terhadap ragi

Varisela

Inactivated

Reaksi anafilaksis terhadap neomisin dan gelatin


Kehamilan
Infeksi HIV
Imunodefisiensi

Anak dengan batuk-pilek ringan dengan atau


tanpa demam boleh diimunisasi, kecuali bila
bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 12 minggu
Tidak dibenarkan memberikan imunisasi
dengan pengurangan dosis atau dengan
dosis terbagi
Anak yang sedang minum antibiotik tetapi
diperbolehkan imunisasi

Diagnostic criteria*

Blood glucose: > 250 mg


per dL (13.9 mmol per L)
pH: <7.3
Serum bicarbonate: < 15
mEq/L
Urinary ketone: 3+
Serum ketone: positive at
1:2 dilutions
Serum osmolality: variable

*Not all patients will meet all diagnostic

criteria, depending on hydration status,


previous administration of diabetes
treatment and other factors.
Adapted with permission from Ennis ED, Stahl EJ, Kreisberg
RA. Diabetic ketoacidosis. In: Porte D Jr, Sherwin RS, eds.
Ellenberg and Rifkin's Diabetes mellitus. 5th ed. Stamford,
Conn.: Appleton & Lange, 1997;82744.

CLASSIC TRIAD OF DKA

Rekomendasi WHO dan UNICEF, 2002, dalam Global


Strategy for Infant and Young Child Feeding :
Memberikan ASI segera setelah lahir-1jam pertama
Memberikan hanya ASI saja atau ASI Eksklusif sejak
lahir sampai umur 6 bulan
Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada
bayi mulai umur 6 bulan karena ASI tidak lagi
mencukupi kebutuhan zat gizi
Pengaturan MP-ASI agar tidak diberikan terlalu
dini/terlambat/terlalu sedikit/kurang nilai gizi
Tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun
atau lebih

Panduan praktis mengenai kualitas, frekuensi, dan


jumlah makanan yang dianjurkan untuk bayi dan anak
berusia 6-23 bulan yang diberi ASI on demand
Usia

6-8
bulan

9-11
bulan

Energi yang
Tekstur
Dibutuhkan

Frekuensi

Jumlah ratarata makanan

200 kkal/hari

Mulai dengan bubur


kental/makanan yang
dihaluskan.
Buah dapat diberikan

2-3 kali/hari Plus


1-2 kali snack

2-3 sendok
makan,
tingkatkan
bertahap sampai
125 ml

300 kkal/hari

Makanan yang
dicincang halus dan
makanan yang dapat
diambil sendiri oleh
bayi

3-4 kali/hari Plus


1-2 kali snack

125 ml

Makanan keluarga

3-4 kali/hari Plus


1-2 kali snack

Tiga perempat
sampai satu
cangkir 250 m

12-23
550 kkal/hari
bulan

Adequate newborn
weight gain

Anticipate up to 10%
weight loss after delivery
and regain to birth weight
by 2 weeks
Weight gain
Daily: 20-30 grams per day
Weekly: 150-200 grams per
week
Infant doubles birth weight
in 6 months

Adequate hydration

Expect clear urine output


6-8 times daily

monitor kenaikan
BB :
trimester 1 : 25-30
g/h = 200 g/mg =
750-900 g/bln
trimester 2 : 20 g/h
= 150 g/mg = 600
g/bln
Trimester 3: 15 g/h
= 100 g/mg = 400
g/bln
Trimester 4: 10 g/h
= 50-75 g/mg =
200-300 g/bln

RECURRENT ABDOMINAL PAIN SYNDROME


CONSTIPATION
PEPTIC DISORDERS
include reflux esophagitis, antral gastritis, gastric
and duodenal ulcer, and H. pylori infection

INFLAMMATORY BOWEL DISEASE

a prepubertal functional pain with two distinct peaks of


frequency.

The first peak occurs between five and seven years of age
(boys=girls) adjustment to parental separation when starting
school.
The second peak, between eight and 12 years of age and is far
more prevalent in girls.

The pain is vague and is unrelated to meals, activity or


stool pattern. Patients are not awakened by the pain. It is
accompanied by autonomic features such as pallor,
nausea, dizziness, headache and fatigue.
The family history is often positive for functional bowel
disease such as irritable bowel syndrome.
The physical examination is normal, and the screening
laboratory investigations are normal.

Infeksi mikroorganisme ke dalam


alveoli reaksi radang berupa
edema seluruh alveoli disusul
dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit Sel-sel PMN
mendesak bakteri ke permukaan
alveoli dan dengan bantuan leukosit
yang lain melalui psedopodosis
sitoplasmik mengelilingi bakteri
tersebut kemudian dimakan.

Meningitis

Meningitis bakterial: E. coli, Streptococcus grup B (bulan


pertama kehidupan); Streptococcus pneumoniae, H.
influenzae, N. meningitidis (anak lebih besar)
Meningitis viral: paling sering pada anak usia < 1 tahun.
Penyebab tersering: enterovirus
Meningitis fungal: pada imunokompromais

Gejala klasik: demam, sakit kepala hebat, tanda


rangsang meningeal (+). Gejala tambahan:
iritabel, letargi, muntah, fotofobia, gejala
neurologis fokal, kejang

Hom J. Pediatric meningitis and encephalitis.


http://emedicine.medscape.com/article/802760-overview

Bact.men

Viral men

Tekanan

Normal/

Makros.

Keruh

Lekosit

Encephali
tis

Encephal
opathy

Jernih

Xantokrom

Jernih

Jernih

> 1000

10-1000

500-1000

10-500

< 10

+++

MN (%)

+++

+++

++

Protein

Normal/

Normal

Normal

Glukosa

Normal

Normal

Normal

Positif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

PMN (%)

Gram
/Rapid T.

TBC men

Haemophilus influenzae is a

nonmotile, Gram-negative, rodshaped bacterium (coccobacilli;


(0.5-1.5 micrometres).

History: From 60-80% of


children who develop Hib
meningitis have had otitis
media or an upper
respiratory illness
immediately before the
onset of meningitis
Symptoms

Altered cry
Lethargy
Nausea or vomiting
Fever
Headache
Photophobia
Meningismus
Irritability
Anorexia
Seizures

Treatment:

Antimicrobial therapy
Dexamethasone may help
decrease the
inflammatory response &
prevent hearing loss.
Increased intracranial
pressure (ICP) can be
treated with mannitol.
Anticonvulsant

Prophylaxis: Hib
Vaccine

Cefotaxime and
ceftriaxone are the initial
drugs of choice for
suspected Hib
meningitis.
Do not use ampicillin
empirically, since as
many as 50% of the
isolates are resistant,
usually because of
plasmid-mediated betalactamase production.
Meropenem is
considered an alternative
to cephalosporins; as an
option in patients who
are intolerant of

http://emedicine.medscape.com/article/218271-treatment
http://emedicine.medscape.com/article/1164916-medication#2

caused by the gramnegative diplococcus

Neisseria
meningitidis

Symptoms

acute onset
Intense headache
Fever
Nausea
Vomiting
Photophobia
Stiff neck
Lethargy or drowsiness
http://emedicine.medscape.com/article/1165557-overview
http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/bingen_sama/

Medication:

Penicillin is the drug of


choice for the treatment
Chemoprophylactic
antimicrobials most
commonly used to
eradicate meningococci
include rifampin,
quinolones (eg,
ciprofloxacin), ceftriaxone.

Intoleransi laktosa
Alergi protein susu sapi
Malabsorpsi nutrien

Bakteri
tumbuhlampau
Infeksi persisten
Antibiotic-

Associated Diarrhea

Diare osmotik

Diare
sekretorik

Hipersensitivitas terhadap protein di dalam makanan (cth kasein &


whey dari produk sapi)
Mekanisme pertahanan spesifik dan non-spesifik saluran cerna
belum sempurna, antigen masuk lewat saluran cerna
hipersensitivitas
The prevalence of food allergies has been estimated to be 5-6% in
infants and children younger than 3 years and 3.7 % in adults
Gejala:

Anafilaktik
Kulit: dermatitis atopik, urtikaria, angioedema
Saluran nafas: asma, rinitis alergi
Saluran cerna: oral allergy syndrome, esofagitis eosinofilik, gastritis eosinofilik,
gastroenteritis eosinofilik, konstipasi kronik, dll.

Pemeriksaan: skin test, IgE serum, eliminasi diet, food challenge


Tata laksana:
Eliminasi makanan yang diduga mengandung alergen
Breastfeeding, ibu ikut eliminasi produk susu sapi dalam dietnya
Susu terhidrolisat sempurna bila susah untuk breastfeeding

Nocerino A. Protein intolerance. http://emedicine.medscape.com/article/931548-overview

Common Food Allergens

Pewarnaan kuning pada sklera dan kulit yang


disebabkan oleh
penumpukan bilirubin
Terlihat pada kulit bila kadar >5 mg/dl
Terlihat pada >50% neonatus
Pada bayi prematur > bayi cukup bulan
Salah satu penyebab (seperti di soal):
hemolisis ditemukan peningkatan bilirubin
indirek bisa disebabkan karena
inkompatibilitas ABO, Rh

Daerah tubuh
mg/dl
Muka
Dada/punggung
Perut dan paha
Tangan dan kaki
Telapak tangan/kaki

Kadar bilirubin

4 -8
5 -12
8 -16
11-18
>15

AAP, 2004

Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali


streptomisin, dapat menembus barrier plasenta efek
samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin
(ototoksik)
Pada prinsipnya ibu hamil sama dengan pasien TB yang
tidak hamil hanya tidak diperbolehkan pemberian
streptomisin
Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat
diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam
ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak
menyebabkan toksik pada bayi
Pada perempuan usia produktif yang mendapat
pengobatan TB dengan rifampisin, dianjurkan untuk tidak
menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi
interaksi obat yang menyebabkan efektivitas obat
kontrasepsi hormonal berkurang.
Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan

Antibiotik

Kehamilan

Ciprofloxacin

C, beberapa ahli
berpendapat cipro
kontraindikasi saat
kehamilan terutama
saat trimester 1,
European Network of
Teratology
Information Services
Melaporkan dari 549
kasus paparan
fluoroquinolone
(termasuk
ciprofloxacin),
dilaporkan
congenital
malformations 4.8%

Amoxicillin

Ceftriaxone

Imipenem

Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali


streptomisin, dapat menembus barrier plasenta efek
samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin
(ototoksik)
Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat
diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam
ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak
menyebabkan toksik pada bayi
Pada perempuan usia produktif yang mendapat
pengobatan TB dengan rifampisin, dianjurkan untuk tidak
menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi
interaksi obat yang menyebabkan efektivitas obat
kontrasepsi hormonal berkurang.
Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan
kehamilan

Chronic Hypertension
Gestational Hypertension
Preeclampsia
Eclampsia
HEELP Syndrome

Hipertensi Kronis

Didiagnosis hipertensi sebelum 20 minggu


kehamilan atau sudah ada sejak sebelum kehamilan
Hipertensi ringan
> 140-180 mmHg systolic
> 90-100 mmHg diastolic

Gestational Hypertension
Preeclampsia
Eclampsia
HEELP Syndrome

Kriteria risiko tinggi pada hipertensi kronik


dalam kehamilan

Hipertensi berat :
desakan sistolik 160 mmHg dan / atau
desakan diastolic 110 mmHg, sebelum 20 minggu kehamilan

Hipertensi ringan < 20 minggu kehamilan dengan

pernah preeklamsi
kardiomiopati
umur ibu > 40 tahun
hipertensi 4 tahun
adanya kelainan ginjal
adanya diabetes mellitus (klas B klas F)
meminum obat anti hipertensi sebelum hamil

Pemeriksaan Kesejahteraan
Janin
Ultrasonografi :
Hipertensi kronik dalam
kehamilan dengan penyulit
kardiovaskuler atau
penyakit ginjal perlu
mendapat perhatian
khusus.

Pengobatan Medikamentosa

Indikasi pemberian
antihipertensi adalah :
Risiko rendah hipertensi :
Ibu sehat dengan desakan
diastolik menetap 100
mmHg
Dengan disfungsi organ
dan desakan diastolik 90
mmHg
Obat antihipertensi :

1) Pilihan pertama :
Methyldopa : 0,5 3,0
g/hari, dibagi dalam 2-3
dosis.
2) Pilihan kedua :
Nifedipine : 30 120
g/hari, dalam slow-

Suatu klasifikasi objektif untuk memilih pasien


yang memnuhi syarat untuk persalinan pervaginam
pada presentasi belakang kepala
Faktor

Skor
0

Pembukaan serviks (cm)

1-2

3-4

5-6

Pendataran serviks (%)

0-30

40-50

60-70

80

Station

-3

-2

-1 atau +1 atau
0
+2

Konsistensi serviks

Kaku

Mediu
m

lunak

Posisi serviks

Posteri
or

Ditenga Anterio
h
r

Bila skor > 6 maka keberhasilan induksi


persalinan tinggi,
pedoman diagnosis dan terapi
OBGYN
RSHS
sedangkan bila kurang dari 6 keberhasilannya
rendah

KALA II MEMANJANG
Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau
disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his
yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2
jam terakhir.
Faktor faktor penyebabnya adalah :
Kelainan letak janin
Kelainan kelainan panggul
Kelainan his dan mengejan
Pimpinan partus yang salah
Janin besar atau ada kelainan kongenital
Primitua
Perut gantung atau grandemulti
Ketuban pecah dini

Syarat :
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir
pervaginam (tidak ada
disproporsi)
3. Pembukaan serviks
sudah lengkap.
4. Kepala janin sudah
engaged.
5. Selaput ketuban sudah
pecah, atau jika belum,
dipecahkan.
Bila Ekstraksi Vakum
harus ada HIS dan tenaga
mengejan ibu

Indikasi SC
Riwayat SC Sebelumnya
Dystocia
Gawat Janin
Presentasi Bokong

27
1

Chronic Hypertension
Gestational Hypertension

Preeclampsia
Criteria

Berkembang setelah usia gestasi 20 minggu


Berhubungan dengan proteinuria dan edema

Eclampsia
HEELP Syndrome

Kriteria risiko tinggi pada hipertensi kronik


dalam kehamilan

Hipertensi berat :
desakan sistolik 160 mmHg dan / atau
desakan diastolic 110 mmHg, sebelum 20 minggu kehamilan

Hipertensi ringan < 20 minggu kehamilan dengan

pernah preeklamsi
kardiomiopati
umur ibu > 40 tahun
hipertensi 4 tahun
adanya kelainan ginjal
adanya diabetes mellitus (klas B klas F)
meminum obat anti hipertensi sebelum hamil

Tujuan pengobatan hipertensi kronik dalam


kehamilan ialah
Menekan risiko pada ibu terhadap kenaikan desakan
darah
Menghindari pemberian obat-obat yang
membahayakan janin

Pemeriksaan Kesejahteraan
Janin
Ultrasonografi :
Hipertensi kronik dalam
kehamilan dengan penyulit
kardiovaskuler atau
penyakit ginjal perlu
mendapat perhatian
khusus.

Pengobatan Medikamentosa

Indikasi pemberian
antihipertensi adalah :
Risiko rendah hipertensi :
Ibu sehat dengan desakan
diastolik menetap 100
mmHg
Dengan disfungsi organ
dan desakan diastolik 90
mmHg
Obat antihipertensi :

1) Pilihan pertama :
Methyldopa : 0,5 3,0
g/hari, dibagi dalam 2-3
dosis.
2) Pilihan kedua :
Nifedipine : 30 120
g/hari, dalam slow-

Alat kecil terdiri dari bahan


plastik yang lentur, yang
dimasukkan
ke
dalam
rongga rahim oleh seorang
bidan / dokter terlatih.
Metode ini sangat efektif
bagi yang ingin menunda
kehamilan dalam waktu
yang lama (dapat 10 tahun).
Mekanisme :
Menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke
tuba fallopi.
Mempengaruhi
fertilitas
sebelum ovum mencapai
kavum uteri.
Memungkinkan
untuk
mencegah implantasi telur
dalam uterus.

Efektifitas :
Walaupun IUD
termasuk kontrasepsi
yang efektif, namun
tidak 100% efektif.
Angka kehamilan pada
umumnya 0,6 0,8
kehamilan/100
perempuan dalam 1
tahun pertama.
Angka kontinuitas :
70-90 per 100 wanita
setelah 1 tahun. Di
Indonesia 65-75%
akseptor IUD masih
tetap memakai IUD nya

Kelebihan :
Metode jangka panjang ( 10
tahun proteksi dari CuT 380A)
Tidak ada efek samping
hormonal dengan Cu AKDR
(CuT-380A)
Tidak
mempengaruhi
kualitas dan volume ASI
Dapat
dipasang
segera
setelah melahirkan atau
sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi) dan
dapat segera efektif.
Dapat digunakan sampai
menopause (1 tahun atau
lebih setelah haid terakhir )
Tidak ada interaksi dengan
obat-obat

Kekurangan :
Tidak baik digunakan pada
perempuan dengan IMS
atau
perempuan
yang
sering berganti pasangan.
Prosedur medis, termasuk
pemeriksaan
pelvik
diperlukan
dalam
pemasangan AKDR. Apabila
ditemukan
PID,
kontraindikasi
untuk
dipasang IUD.
Klien tidak dapat melepas
AKDR oleh dirinya sendiri
Tidak mencegah terjadinya
kehamilan ektopik karena
fungsi
AKDR
untuk
mencegah
kehamilan
normal.

Efek samping :
Haid lebih lama dan
banyak
Spotting antar
menstruasi
Pada saat haid akan
lebih terasa sakit
Radang pelvis dapat
terjadi apabila tidak
menjaga higienitas

Komplikasi
pemasangan :
Sedikit nyeri dan
perdarahan (spotting)
terjadi segera setelah
pemasangan AKDR.
Menghilang dalam 12 hari
Perforasi dinding
uterus (sangat jarang
apabila pemasangan
benar)
Pelvic Inflamatory
Disease (PID) dapat
terjadi setelah
pemasangan IUD.

Pengelolaan
Segera setelah diketahui perdarahan
pascasalin, tentukan ada syok atau tidak, bila
ada segera berikan transfusi darah, infus
cairan, kontrol perdarahan dan berikan
oksigen
Bila syok tidak ada, atau keadaan umum telah
optimal, segera lakukan pemeriksaan untuk
mencari etiologi

Atonia uteri

Masase uterus, pemberian oksitosin 20 IU dalam 500


cc Dekstrosa 5% dan ergometrin intravena, atau
misoprostol

Jenis dan Cara

Oksotosin

Dosis dan cara


pemberian awal

IV : 20 unit
IM atau IV
dalam 1 L larutan (lambat):0,2mg
garam fisiologis
dengan tetesan
cepat
IM: 10 unit

Ergometrin

Dosis lanjutan

IV: 10 unit dalam


1 L larutan
garam fisiologis
dengan 40
tetes/menit

Dosis maksimal
per hari

Tidak lebih dari 3 Total 1 mg atau


L larutan dengan 5 dosis
oksitosin

misoprostol
Oral atau rectal
400 mg

Ulangi 0,2 mg IM 400 mg 2 4 jam


setelah 15 menit. setelah dosis
Bila masih
awal
diperlukan beri
IM/IV setiap 2 -4
jam
Total 1200 mg
atau 3 dosis

No.

Langkah

Keterangan

No.

Langkah

Keterangan

1.

Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta


dilahirkan

Masase merangsang kontraksi uterus. Sambil melakukan


masase sekaligus dapat dilaku-kan penilaian kontraksi uterus

2.

Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan Selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri akan
darah.
dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik

3.

Mulai lakukan kompresi bimanual interna. Jika uterus


berkontraksi keluarkan tangan setelah 1-2 menit. Jika
uterus tetap tidak berkontraksi teruskan kompresi
bimanual interna hingga 5 menit

Sebagian besar atonia uteri akan teratasi dengan tindakan ini.


Jika kompresi bimanual tidak berhasil setelah 5 menit,
diperlukan tindakan lain

4.

Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual


eksterna

Bila penolong hanya seorang diri, keluarga dapat meneruskan


proses kompresi bimanual secara eksternal selama anda
melakukan langkah-langkah selanjutnya.

5.

Berikan Metil ergometrin 0,2 mg intramuskular/ intra vena Metil ergometrin yang diberikan secara intramuskular akan
mulai bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi
uterus
Pemberian intravena bila sudah terpasang infus sebelumnya

6.

Berikan infus cairan larutan Ringer laktat dan Oksitosin 20 Anda telah memberikan Oksitosin pada waktu penatalaksanaan
IU/500 cc
aktif kala tiga dan Metil ergometrin intramuskuler. Oksitosin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama atoni. Jika uterus wanita belum berkontraksi
selama 6 langkah pertama, sangat mungkin bahwa ia
mengalami perdarahan postpartum dan memerlukan
penggantian darah yang hilang secara cepat.

7.

Mulai lagi kompresi bimanual interna atau


Pasang tampon uterovagina

Jika atoni tidak teratasi setelah 7 langkah pertama,


mungkin ibu mengalami masalah serius lainnya.
Tampon uterovagina dapat dilakukan apabila
penolong telah terlatih.
Rujuk segera ke rumah sakit

8.

Buat persiapan untuk merujuk segera

Atoni bukan merupakan hal yang sederhana dan


memerlukan perawatan gawat darurat di fasilitas
dimana dapat dilaksanakan bedah dan pemberian
tranfusi darah

9.

Teruskan cairan intravena hingga ibu mencapai tempat rujukan

Berikan infus 500 cc cairan pertama dalam waktu 10


menit. Kemudian ibu memerlukan cairan tambahan,
setidak-tidaknya 500 cc/jam pada jam pertama, dan
500 cc/4 jam pada jam-jam berikutnya. Jika anda
tidak mempunyai cukup persediaan cairan
intravena, berikan cairan 500 cc yang ketiga tersebut
secara perlahan, hingga cukup untuk sampai di
tempat rujukan. Berikan ibu minum untuk
tambahan rehidrasi.

10.

Lakukan laparotomi :
Pertimbangan antara lain paritas, kondisi ibu,
Pertimbangkan antara tindakan mempertahankan uterus dengan jumlah perdarahan.
ligasi arteri uterina/ hipogastrika atau histerektomi.

Palpasi abdomen menggunakan


maneuver Leopold:
Leopold I: menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus (sejak
awal trim. I)
Leopold II: menentukan bagian
janin pada sisi kiri dan kanan ibu
(mulai akhir trim II)
Leopold III:menentukan bagian
janin pada bagian bawah uterus
(mulai akhir trim II)
Leopold IV: menentukan berapa
bagian janin yang sudah masuk
pintu atas panggul (PAP) (mulai
usia kehamilan 36 minggu)
Tinggi fundus uteri yang normal
pada usia gestasi 20-36 minggu
dapat diperkirakan dengan
rumus:
Usia kehamilan 2 cm

Leopold I dilakukan untuk menentukan bagian


yang ada di fundus uteri
dan pada kasus
didapatkan bagian keras melenting (ballotement
+) yang menunjukkan sifat kepala.
Leopold III dilakukan untuk menentukan apa
yang terdapat di bawah dan pada kasus
didapatkan
bagian
lunak
janin
yang
menunjukkan sifat bokong.
Sehingga dapat disimpulakan posisi bayi adalah
letak sungsang

Inisiasi aktivitas
uterus dan
perubahan serviks
dengan penurunan
janin secara
farmakologis atau
cara lain pada wanita
yang sedang tidak
dalam keadaan
bersalin
PEMATANGAN
SERVIKS
Promotion of cervical

INDIKASI
Bila resiko
melanjutkan
persalinan terhadap
ibu dan janin lebih
besar daripada resiko
induksi dan
melahirkan

Induksi elektif
Induksi, dengan tidak adanya indikasi
ibu dan
janin, tidak dapat dilakukan

Indikasi - Darurat
Hipertensi gestasional yang berat
Diduga komplikasi janin yang akut
PJT (IUGR) yang berat
Penyakit maternal yang bermakna dan tidak respon dengan
pengobatan
APH yang bermakna
Korioamnionitis

Indikasi Segera (urgent)


KPD saat aterm atau dekat aterm
PJT tanpa bukti adanya komplikasi
akut
DM yang tidak terkontrol
Penyakit isoimun saat aterm atau
dekat aterm

Indikasi Tidak segera ( Non-Urgent


)
Kehamilan post-term
DM terkontrol baik
Kematian intrauterin pada
kehamilan sebelumnya
intrauterine fetal demise
Problem logistik (persalinan cepat,
jarak ke rumah sakit)

Air ketuban yang paling banyak pad aminggu ke 38


adalah 1030 cc, pada akhir kehamilan tinggal 790 cc,
dan terus berkurang sehingga pada minggu ke 43
hanya 240 cc.
Bila melebihi 2000 cc disebut polihidroamnion atau
singkat hidramion
Ada 2 bentuk hidramnion:

Etiologi

Hidramnion yang kronis (bentuk paling umum)


Hidramnion yang akut ex kehamilan kembar
Produksi air ketuban bertambah
Pengaliran air keluar tergangu

Obstetri Patologi FK UNPAD

Gejala Klinis pada Hydramnion/ Polyhydramnion


1. Perut Ibu hamil sangat besar. Misalnya saja pada usia kehamilan enam minggu, besar perut
Ibu seperti telah menginjak usia kehamilan delapan hingga sembilan bulan.
2. Tulang punggung Ibu semasa hamil terasa nyeri.
3. Perut terasa kembung dan lebih kencang.
4. Kulit perut tampak mengkilap.
5. Terkadang Ibu merasakan sakit pada perut ketika berjalan.
6. Rahim Ibu tumbuh lebih cepat daripada yang seharusnya. Tekanan pada diafragma
menyebabkan ibu mengalami sesak nafas.
7. Denyut jantung janin sulit dipantau.
8. Bagian-bagian tubuh janin sulit diraba.Gejala utama yang meyertai hidramnion terjadi
semata-mata karena faktor mekanis dan terutama disebabkan oleh tekanan di dalam sekitar
uterus yang mengalami overdistensi terhadap organ-organ di dekatnya.
9. Apabila peregangannya berlebihan, ibu dapat mengalami dispnea dan pada kasus ekstrim,
mungkin hanya dapat bernafas bila dalam posisi tegak.
Sering terjadi edema akibat penekanan sistem vena besar oleh uterus yang sangat besar,
terutama di ekstremitas bawah, vulva, dan dinding abdomen. Walaupun jarang, dapat terjadi
oligouria berat akibat obstruksi ureter oleh uterus yang sangat besar.

Periode kehamilan adalah:


Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia
kehamilannya mencapai 38-42 minggu
Prematur/preterm: janin dengan usia kehamilan kurang
dari 38 minggu
Postmatur/postterm: janin dengan usia kehamilan lebih
dari 42 minggu
Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22
minggu dengan berat janin 500 gram hingga 7 hari
setelah bayi dilahirkan
Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi
hingga 40 hari (6 minggu) dimana tubuh ibu kembali ke
kondisi sebelum hamil

Pemeriksaan :

Anamnesis:

Inspekulo : cairan dr oue

Riw keluar cairan


pervaginam

Test lakmus : basa


USG : Oligohidramion

HIS
(+)

(-)

Partus

22-28 mgg

Umur kehamilan (mgg)

Blm matur
Amnionitis
(-)
konservatif
Pengelolaan aktif

37 mgg

28-36 mgg
Maturitas paru

(+)

Matur

Hipertensi
penyebab kematian
Klasifikasi :
1. Hipertensi
gestasional
2. Preeklamsia
3. Eklamsia

4.
5.

Superimposed
preeclamsia/
eclamsia
Hipertensi
kronis

DIAGNOSIS
TD > 140/90 mmHg
Proteinuria
Nyeri epigastrium
Trombositopeni
Hemolisis masif

Kelainan

Ringan

Berat

Tekanan darah diastolik

< 100 mmHg

110 mmHg atau lebih

Proteinuria

Sangat sedikit - 1+

Menetap 2+ atau lebih

Nyeri kepala

Tidak ada

Ada

Gangguan penglihatan

Tidak ada

Ada

Nyeri perut bagian atas

Tidak ada

Ada

Oliguria

Tidak ada

Ada

Kejang-kejang

Tidak ada

Ada (eklamsia)

Kreatinin serum

Normal

Meningkat

Trombositopenia

Tidak ada

Ada

Hiperbilirubinemia

Tidak ada

Ada

Peninggian kadar enzim hati

Minimal

Sangat nyata

Retardasi pertumbuhan janin

Tidak ada

Tampak jelas

PRIMARY CAUSES OF
ECLAMPSIA
Altered Placentation

Organic or Functional
of spiral arterioles
DecreasedUteroplacental
Uteroplacental
Decreased
Perfusion
Perfusion

PGI2, PGE2

Renin/angiotensin

Arterial Vasocontriction

Thromboxane

Endothelin
NO

Aktivation of Intravascular
Coagulation

Endothelial
Injury

Systemic Hypertension
Systemic Hypertension

DIC
DIC

Faktor Risiko
Umur: 15-19
15 19
20 24
25 29
30 34
35 atau lebih
Tidak kawin
Primi muda usia
Primi tua
Primi tua sekunder 70
Paritas 0
Paritas 1
Paritas 2-3
Paritas 4
Paritas 5
Paritas 6 atau lebih40

Skor
50
50
50
50
50
60
90
160
90
50
60
70
80
50

Nilai

Faktor Risiko
Riwayat persalinan buruk:
1 kali
2 kali
Bekas seksio sesarea
Kelainan medis: Kardiovaskuler
Asma bronkial
TBC paru 60
Lain-lain
Perdarahan antepartum
Kelainan letak janin
Gemeli
Hidramnion
Pasca bedah lainnya
Perdarahan postpartum
Pre-eklamsi
Postmaturitas

Skor

Nilai

50
90
110
70
50
60
160
160
150
140
130
120
170
100
Jumlah nilai......................

Hiperemesis Gravidarum yang


merupakan komplikasi mual
dan muntah pada wanita hamil
muda,
bila
terjadi
terus
menerus dapat menyebabkan
dehidrasi
dan
tidak
seimbangnya elektrolit dan
terjadi alkalosis hipokloremik.
Dehidrasi
terjadi
karena
kekurangan cairan,
karena
adanya kehilangan cairan baik
karena kurang minum atau
karena
cairan
yang
dimuntahkan,
hal
ini
menyebabkan cairan ekstra
seluler dan plasma berkurang.
Selain itu, dehidrasi dapat
menyebabakan
hemokonsentrasi
Menurut berat dan ringannya
gejala
dapat
dibedakan
menjadi 3 tingkatan, antara
lain :

1. Tingkat I
Muntah terjadi terus menerus
yang menyebabkan kondisi
dan
keadaan
umum
ibu
menjadi lemah, nafsu makan
tidak
ada,
Berat
Badan
menurun dan adanya nyeri
epigastrium.
Nadi
menjadi
cepat, tensi sistolik menurun,
turgor kulit menurun, lidah
kering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah
dan
apatis,
turgor
kulit
menurun, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang kadang naik
dan mata sedikit ikterik,
hemokonsentrasi, oliguria dan

3. Tingkat III
Keadaan umum lebih
parah, kesadaran dapat
menurun dari
somnolen hingga
koma, muntah
terhenti, nadi kecil dan
cepat, suhu meningkat
dan tensi turun.
Komplikasi total terjadi
pada susunan saraf
yang dikenal
ensefalopati wernicke
yang ditandai dengan
gejala nistagmus,

terapi hiperemesis gravidarum :


Infus glukosa 10 % atau 5 % : RL =
2 : 1, 40 tetes permenit.
Vitamin B1, B6, B12 , masing2 50
100 mg/hr/infus
Vitamin B12 , Vitamin C
Fenobarbital
Antiemetik
Antasida
Diet
Rehidrasi
Pilihan cairan adalah normal salin (
Nacl 0,9%). Cairan dekstrose tidak
bileh diberikan karena tidak
mengandung sodium yg cukup
untuk mengoreksi hiponatremia.
suplemen potasium bisa diberikan
secara intravena sebagai tambahan

Partus prematurus:
persalinan pada umur
kehamilan <37 minggu
atau berat badan lahir
antara 500 2499 gram.
Terapi Mendidik ibu
dengan resiko tinggi
Pengawasan ibu dengan
resiko tinggi untuk
prematur setelah
kehamilan >20 minggu
Bila ditemukan adanya
oerubahan serviks dan
adanya his, pasien harus
dirawat
Bila ada persalinan, akan
diberikan terapi

Pengobatan diberikan
Tokolitik
Pematangan paru janin

Pemberian kortikosteroid
pada kehamilan 28 34
minggu, dan 24 jam
sebelum persalinan
Pemberian surfaktan

Definisi, keluhan mual,muntah pada awal


kehamilan yang berat hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Etiologi : Diduga berhubungan dengan
meningkatnya HCG, estrogen, atau
keduanya (Goodwin 1994)
Predisposisi ; primigravida, mola hidatidosa
Akibat
mual muntah
dehidrasi
dan kehamilan
ganda.
elektrolit berkurang, hemokonsentrasi,
aseton darah meningkat kerusakan liver

Tingkat

Keterangan

lemah,napsu makan, BB,nyeri epigastrium,


nadi,turgor
kulit berkurang,TD sistolik, lidah
kering, mata cekung.

apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit , oliguria,
aseton tercium dalam hawa pernafasan.

KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti,


kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma,
nadi lebih cepat,
TD
lebih turun. Komplikasi fatal
ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan
mental.Ikterik
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo

Immediate complications
Immediate complications of laparoscopic tubal
ligation include the following:
Incorrect anatomical site of sterilization
Bowel, bladder, or blood vessel injury or perforation
Conversion to laparotomy
Electrocautery complications
Transection of the fallopian tube
Uterine perforation or cervical laceration
Mortality

http://emedicine.medscape.com/a
rticle/1848429overview#aw2aab6b2b5

Treatment is based on the cause and extent of the perforation. If


the perforation resulted from induced abortion procedures,
surgical repair of the uterus may be indicated. If the bowel
becomes perforated, a resection and surgical joining of the
bowel segments (anastomosis) may be performed. If the
perforation results from IUD use, removal of the IUD using an
instrument to examine the abdominal cavity (laparoscope) is
usually done, unless there is bowel perforation or severe
infection (sepsis) present.
Broad-spectrum antibiotics are usually administered if
symptoms of peritonitis or infection are present. Laparoscopy
may be performed to examine the extent of the damage to the
bladder, bowel, or uterus, and assess the need for surgical
repair. Laparotomy may be needed if the perforation is difficult
to repair, there is excessive hemorrhage, or the bladder and
bowel have also been punctured.

Batasan : perdarahan yang lebih dari 500 ml


yang terjadi setelah janin lahir.
Klasifikasi :
Perdarahan pascasalin dini yaitu perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama sesudah janin lahir
Perdarahan pascasalin lambat yaitu perdarahan yang
terjadi setelah 24 jam setelah janin bayi lahir.

Etiologi

Atonia uteri
Perlukaan jalan lahir
Retensio plasenta/ sisa plasenta
Gangguan pembekuan darah

Kriteria diagnosis
Atonia uteri

Kontraksi rahim buruk


Perdarahan banyak
Tidak ada perlukaan jalan lahir
Tidak ada sisa plasenta
Pada umumnya disertai tanda tanda syok hipovolemik

Perlukaan jalan lahir

Perdarahan banyak
Umumnya kontraksi rahim baik, kecuali pada robekan rahim

Sisa plasenta

Perdarahan
Kontraksi baik
Pada pemeriksaan teraba sisa plasenta

Gangguan pembekuan darah

Kontraksi baik, tidak ada perlukaan jalan lahir, tidak ada


sisa jaringan
Terdapat gangguan faktor pembekuan darah

Pantang Berkala (Rhythm Method), OginoKnaus


Daur menstruasi
Wanita daur haidnya relatif teratur, masa
subur : 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir
24 jam setelah ovulasi. (H-2 sampai H+1)
Kegagalan : terutama apabila wanita yang
memiliki siklus haid yang tidak teratur

Kriteria pemberian obat tokolitik :


Umur kehamilan 24-34 minggu
Minimal 2 kontraksi dalam 15 menit dengan
pemeriksaan KTG
Adanya pendataran serviks
Pembukaan kurang dari 3 cm
Tidak ada kontraindikasi pemberian obat beta
adrenergik agonis

Diabetes pragestasional atau overt diabetes atau preexisting


: ibu hamil yang sudah diketahui mengidap diabetes sebelum
kehamilan
Riwayat kadar gula tinggi dengan glukouri
atau
ketoasidosis
Kadar gula sewaktu 200 mg / dl dengan gejala trias
(polidipsi, poliuri dan berat badan turun yang tidak bisa
dijelaskan )
Kadar gula puasa 125 mg/dl
Tergantung Insulin

Diabetes
gestasional
:
Adanya
intoleransi
karbohidrat dengan derajat bervariasi yang terjadi
atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan
tanpa memandang apakah insulin dipergunakan
Obstetri Patologi FK UNPAD
atau tidak dalam penanganannya.

Skrining awal DM gestational dengan


melakukan pemeriksaan beban 50g glukosa
pada kehamilan 24 28 minggu. Untuk tes
ini pasien tidak perlu puasa.
Kadar glukosa serum yang normal harus
kurang dari 130 mg per dl atau kurang dari
140 mg per dl.
diagnosis yang praktis ialah menggunakan
beban 75 g glukosa dan apabila ditemukan
nilai > 140 mg/dl dianggap DMG dan nilai
> 200 mg/dl merupakan DM yang jelas
(berat)
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 2010

Bayi yang dilahirkan


beresiko
mengalami
hipoglikemia dan
kelainan metabolik
lainnya.

Obstetri Patologi FK UNPAD, Ilmu


Kebidanan Sarwono

Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan


kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi
persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dari Hari Pertama haid terakhir.
Menurut Muchtar (1998), kehamilan postmatur adalah kehamilan
yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung
berdasarkan rumus Neagele dengan siklus haid rata rata 28
hari.

Menurut Parwirohardjo (2005), kehamilan lewat waktu atau post


term adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42
minggu.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan serotinus adalah
kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu.

Kehamilan Lewat Waktu

- penilaian umur kehamilan


- tinggi fundus
- faktor risiko

- riwayat obstetri yang lalu


- HPHT

Kehamilan > 41 minggu

Serviks belum
matang
(Skor Bishop < 6)

Serviks matang
(Skor Bishop 6)

Induksi Persalinan

Seksio sesarea
Janin > 4000 gram

Pemantauan janin:
NST, OCT dan
USG

Oligohidramnios

Deselerasi variabel

Induksi
Persalinan

Induksi
Persalinan

- Volume cairan amnion normal


- NST tidak reaktif

CST
(uji dengan
kontraksi)

(+)
Induksi Persalinan

(-)
Pemantauan janin
diulangi (2x/
minggu)

Serviks matang

44 minggu

Induksi
Persalinan

Induksi
Persalinan

Serotinitas atau postdatism


adalah istilah yang
menggambarkan sindrom
dismaturitas yang dapat
terjadi pada kehamilah
serotinus,
Tanda tanda serotinitas
Menghilangnya lemak
subkutan
Kulit kering, keriput, atau
retak retak
Pewarnaan mekonium pada
kulit, umbilikus, dan
selaput ketuban
Kuku dan rambut panjang
Bayi malas

Pengelolaan
Ekspektatif

Aktif

60% kehamilan akan berakhir


dengan persalinan spontan
pada usia kehamilan 40 4
minggu dan 80% pada usia 43
minggu
Tanpa melihat keadaan serviks
induksi harus dilakukan pada
fetus yang mempunyai resiko
untuk mengalami dismatritas,
atau bila umur kehamilan
mencapai umur 44 minggu.
Induksi dapat dilakukan
dengan tetesan oksitosin per
infus atau dengan pemakaian
prostaglandin

Obstetri patologi FK UNPAD

Definisi: kadar Hb <


11 g/dl (pada
trimester I dan III)
atau < 10,5 g/dl
(pada trimester II)
Klasifikasi

Anemia defisiensi besi


Anemia karena
perdarahan akut
Anemia defisiensi asam
folat

Derajat anemia:
Anemia ringan: Hb 910.9 g/ dL
Anemia sedang: Hb 7-9
g/ dL
Anemia berat: Hb <7 g/
dL
Anemia sangat berat: Hb
<4 g/ dL
Investigasi: DPL, apusan
darah tepi, profil besi,
kadar asam folat dan
B.12, retikulosit, profil
koagulasi, fungsi hati
dan ginjal, skrining
hemoglobinopati.

Suplementasi besi
pada kehamilan
Total kebutuhan besi
saat kehamilan: 900
mg.
Kebutuhan rata-rata
harian: 4-6 mg.
Suplementasi yang
dianjurkan WHO pada
negara dengan
prevalensi anemia pada
kehamilan yang tinggi:
60 mg besi elemental
selama 6 bulan dan 5
mg asam folat.

Komplikasi (anemia
sedang-berat)
Maternal, keluhan: fatique,
dispnea, sinkop, nyeri dada.
Mortalitas >>
Antenatal: berat badan sulit
naik, persalinan prematur,
pre-eklampsia, solusio
plasenta, infeksi, ketuban
pecah dini.
Intranatal: gangguan
persalinan, perdarahan dan
syok, gagal jantung
Postnatal: sepsis
purpueralis, sub-involusi
uterus dan emboli.
Fetal: gangguan
perkembangan mental,
BBLR, prematur, kematian
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 2010
perinatal,
oligohidramnion,

Transfusi dengan sel darah merah tetap dilakukan ketika


tingkat Hb adalah 7 10 g/dl, pada kondisi :

Terjadi perdarahan terus menerus


Terdapat tanda tanda penurunan daya angkut oksigen (paru
paru kronis atau penyakit kardiovaskular) selama pembedahan
Menurunnya eritropoiesis
Ketika transfusi autologous akan digunakan. Setiap unit sel darah
merah yang ditransfusi akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl
(dan meningkatkan hematokrit 1 - 3%) pada seorang perempuan
dengan berat badan 70 kg.

Pengobatan pengganti yang spesifik harus dipikirkan


sebelum melakukan transfusi, bila anemia disebabkan
oleh kekurangan zat besi, folat, atau vitamin B12

Ilmu Kebidanan Sarwono


Prawirohardjo, 2010

164
.

Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

Respondent response (reflexive response), yaitu respon yang


ditimbulkan oleh suatu perangsang-perangsang tertentu.
Misalnya, keluar air liur saat melihat makanan tertentu.
Perangsang-perangsang yang demikian itu disebut eliciting
stimuli, menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Pada
umumnya, perangsang-perangsang yang demikian mendahului
respon yang ditimbulkannya.
Operant response (instrumental response), yaitu respon yang
timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangpeerangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut
reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang itu
memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi,
perangsang yang demikian itu mengikuti (dan karenanya
memperkuat) sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan.
Jika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu
mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giatbelajar
(intensif/ kuat).

Ada 3 aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini


yaitu :
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undangundang Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan
apapun, aborsi adalah tindakan melanggar hukum. Sampai saat
ini masih diterapkan.
Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan.
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang
menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan
medis tertentu (aborsi).
Aborsi itu sudah jelas-jelas tidak dizinkan oleh etika kedokteran,
kecuali atas indikasi medis seperti gangguan mental, perkosaan,
bayi cacat/kelainan bawaan, sosial

1.
2.

Setiap orang dilarang melakukan aborsi.


Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:

a.

b.
3.

4.

indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini


kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau
cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.

Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan


setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor
yang kompeten dan berwenang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

1.

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75


hanya dapat dilakukan:

a.

sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu


dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam
hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan
dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang
ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh Menteri.

Treat similar cases in a similar way = justice withinmorality Memberi


perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari
kebutuhan mereka
Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka
(kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).
Jenis keadilan :
Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)
Distributif (membagi sumber) : sesuai keselarasan sifat dan tingkat
perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada

Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang

andil yang sama


sesuai dengan kebutuhannya
sesuai upayanya
sesuai kontribusinya
sesuai jasanya

Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi
optimized by optima
kedokteran

169. Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)


8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran


13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle

Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent


8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan
termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien


13. Menjaga hubungan (kontrak)

Wet drowning terjadi karena pasien menahan


nafas dalam waktu yang lama hingga akhirnya
terjadi spasme laring diikuti masuknya air ke
dalam paru-paru
Dry drowning pasien sudah meninggal dulu
baru tenggelam. Contoh intoksikasi alkohol,
penyakit sebelumnya (serangan jantung),
kelelahan
Near drowning hipovolemik akibat
perpindahan cairan dari jaringan lain ke paru2

Kekerasan Benda Tumpul

Memar
Perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler/vena;
Dapat memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebab
Luka Lecet
Cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul, menyebabkan kulit
teregang ke satu arah.
Bentuk luka tidak beraturan, tepi tidak rata, jembatan jaringan

Kekerasan Benda Setengah Tajam

Kekerasan Benda Tajam

Cedera akibat benda tumpul yang memiliki tepi rata


(mis. meja, lempeng besi, gigi)
Luka : seperti akibat benda tumpul tapi bentuknya
beraturan
Jejas Gigit (bite-mark) : luka lecet tekan/hematom
berbentuk garis lengkung terputus-putus
Luka iris, luka tusuk, luka bacok
Tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak
terdapat jembatan jaringan, dasar luka bentuk garis atau
titik

Apabila dipanggil untuk menjadi ahli dalam suatu


kasus pidana maupun perdata, maka saksi
haruslah datang memenuhi panggilan tersebut,
atau dapat diancam pidana penjara atau denda
sebagaimana diatur dalam Pasal 224 dan Pasal
522 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).
Jika hakim berpendapat bahwa dokter itu harus
mengungkapkan maka dapat dianggap bahwa
dokter itu dibebaskan dari kewajiban menyimpan
rahasia kedokteran oleh Pengadilan.

Pasal 322 KUHP Barang siapa dengan sengaja


membuka rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan atau pencahariannya, baik
yang sekarang, maupun yang dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau denda paling banyak
enam ratus rupiah.

Kaidah dasar moral terdiri atas:


1.
2.

3.
4.

Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan


sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya dasar
informed consent & kerahasiaan medis
Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja
melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif
tanpa ada hasilnya dasar agar tidak terjadi
kelalaian medis
Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat,
untuk mencegah atau menghilangkan sakit
Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama

176.Empati
Empati sebagaimana dikemukakan kali
pertama pada 1909 berasal dari
bahasa latin em dan pathos yang
artinya feeling into
Komunikasi dengan empati
(komunikasi efektif) merupakan salah
satu dari tujuh area kompetensi utama
bidang kedokteran yang harus
dikuasai oleh semua dokter, dokter
spesialis dan dokter gigi, termasuk
juga paramedis

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian


kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam
kurun waktu dan daerah tertentu (Depkes, 2000).
Suatu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :

Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak


dikenal.
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.

Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding
dengan CFR dari periode sebelumnya.
Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang
sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis).
Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.

Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :


a) Keracunan makanan
b) Keracunan pestisida

Kanker Paru

Merokok

Positif

Negatif

Total

Positif

A+B

Negatif

C+D

total

A+C

B+D

Sensitivitas A / (A+C)
Spesifisitas D/ (B+D)
Nilai prediksi positif A / (A+B)
Nilai prediksi negatif D / (C+D)

Adalah penggunaan artikel/ jurnal terbaru


secara berhati-hati/logis/sesuai keilmuan
dalam mengambil keputusan medis terhadap
pasien
Terbagi dalam
Diagnosis
Treatment

Pembagian Puskesmas
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan/desa (puskesmas pembantu)

Puskesmas pembantu
adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dlm
ruang lingkup wilayah yg lebih kecil.
Dalam Repelita V wilayah kerja pustu meliputi 2-3
desa atau dgn jmlh penduduk 2500 (luar jawa&bali)
sampai 10.000 orang (jawa&bali)

Puskesmas Keliling
merupakan unit pelayanan kesehatan keliling
yg dilengkapi dgn kendaraan bermotor roda
4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta
sejumlah tenaga yg berasal dari puskesmas

Metode delphie survey menggunakan


kuesioner kepada peserta lainnya
Metode bryant menggunakan skoring,
berdasarkan komponen prevalensi,
kegawatan, perhatian masyarakat,
kemampuan managerial
Metode delbeq menggunakan skoring,
berdasarkan komponen besar masalah,
kegawatan, uang, dan fasilitas yang tersedia

Waktu
Tempat
Orang contoh usia, jenis kelamin

Sasaran Primer : individu atau kelompok yang


diharapkan berubah perilakunya
Sasaran Sekunder : individu atau kelompok dan
organisasi yang mempengaruhi perubahan perilaku
sasaran primer. (Cth. tokoh masyarakat, tokoh
agama, petugas kesehatan, petugas lembaga
pemasyarakatan)
Sasaran Tersier : individu atau kelompok dan
organisasi yang memiliki kewenangan untuk
membuat kebijakan dan keputusan (Cth. para pejabat
eksekutif, legislatif, penyandang dana, pimpinan dan
media massa)

Angka penjaringan suspek penemuan


pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan
memperhatikan kecenderungannya dari
waktu ke waktu (triwulan/tahunan)

Angka Notifikasi kasus angka yang


menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000
penduduk di suatu wilayah tertentu.
Angka ini berguna untukmenunjukkan
kecenderungan (trend) meningkat atau
menurunnua penemuan pasien pada wilayah
tersebut.

Angka konversi prosentase pasien baru TB


paru BTA positif yang mengalami perubahan
menjadi BTA negatif setelah menjalani masa
pengobatan intensif.

Angka kesembuhan angka prosentase


pasien bau TB paru BTA positif yang sembuh
setelah selesai masa pengobatan, diantara
pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.

Vaksin disimpan dalam suhu 2-80C


DPT, Hib, Hep A, Hep B

Vaksin disimpan beku -15 ke -250C


Polio, campak

Yang bikin vaksin rusak


Sinar matahari/ultraviolet
Vaccine Vial monitor kondisi A atau B
Vaksin yang sensitif beku ditaruh pada suhu beku

Bila vaksin sensitif beku disimpanan pada


suhu 00 C selama 60 menit maka harus
dilakukan shake test terlebih dahulu.

Diagnosis

Manifestasi Klinis

Rinitis alergi

Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti.


Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret
banyak.
Gejala: hidung tersumbar dipengaruhi posisi, rinorea,
bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan
suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka
hipertrofi merah gelap.
Hipertrofi konka inferior karena inflamasi kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, atau dapat juga akrena
rinitis alergi & vasomotor. Gejala: hidung tersumbat,
mulut kering, sakit kepala. Sekret banyak & mukopurulen.

Rinitis
vasomotor
Rinitis
hipertrofi

Rinitis atrofi
/ ozaena

Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok,


P. Aeruginosa pada pasien ekonomi/higiene kurang.
Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat,
hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media &
inferior, sekret & krusta hijau.

Rinitis
Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan
medikamento vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma

Rinne

Weber

Schwabach

Diagnosis

Positif

Tidak ada
lateralisasi

Sama dengan Normal


pemeriksa

Negatif

Lateralisasi ke
telinga yang
sakit
Lateralisasi ke
telinga yang
sehat

Memanjang

Tuli
konduktif

Memendek

Tuli
sensorineur
al

Positif

Otitis media supuratif kronis adalah infeksi


kronis di telinga tengah dengan perforasi
mebran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul.
OMA dengan perforasi mebran timpani
menjadi otitis media supuratif jika prosesnya
lebih dari dua bulan.

Jenis-jenis OMSK:
OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna)
OMSK tipe bahaya (disertai kolesteatoma),
kolesteatoma jenis ini biasanya menyebabkan
perforasi di daerah marginal atau atik dari
membarn timpani.

Serumen adalah produksi kelenjar sebasea, kelenjar


seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu.
Biasanya ditemukan pada sepertiga liang telinga bagian
depan.
Konsistensi serumen bisa lunak dan keras, dipengaruhi
oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan lingkungan.
Gumpalan serumen (sermen plug) dapat menyebabkan
gangguan berupa tuli konduktif.
Serumen plug dapat terjadi ketika telinga masuk air
(mandi, berenang) dan menyebabkan serumen
mengembang sehingga menimbulkan gangguan
pendengaran dan rasa tertekan pada telinga.

Pengobatan:
Serumen yang lembek: dapat langsung dibersihkan
dengan kapas
Serumen yang keras dapat dikeluarkan dengan
pengait atau kuret. Namun apabila kondisinya keras
dapat dicairkan dengan tetes karbogliserin 10%
selama tiga hari.

Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang


disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
terjadi paparan berulang.

Pengobatan rhinitis alergi terdiri dari:


Hindari faktor pencetus
Medikamentosa (antihistamin H1, oral dekongestan,
kortikosteroid topikal, sodium kromoglikat)
Operatif konkotomi (pemotongan sebagian konka
inferior) bila konka inferior hipertrofi berat.
Imunoterapi dilakukan pada kasus alergi inhalan yang
sudah tidak responsif dengan terapi lain. Tujuan
imunoterapi adalah pembentukan IgG blocking antibody
dan penurunan IgE.

Indikasi absolut

Obstruksi saluran nafas


Tidak responsif terhadap obata-obatan
Tonsilitis menyebabkan konfulsi akibat demam
Perlunya biopsi bila dicurigai ganas

Indikasi relatif
3 kali atau lebih menderita tonsilitis
Bau mulut yang menetap

Sources: Zahnert T. The differential diagnosis of hearing loss. Dtsch Arztebl Int 2011;108(25):43344

Diagnosis

Clinical Findings

Rinitis alergi

Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti. Tanda:


mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret banyak.

Rinitis
vasomotor

Gejala: hidung tersumbar dipengaruhi posisi, rinorea,


bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan suhu,
lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka hipertrofi merah
gelap.
Hipertrofi konka inferior karena inflamasi kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, atau dapat juga akrena
rinitis alergi & vasomotor. Gejala: hidung tersumbat, mulut
kering, sakit kepala. Sekret banyak & mukopurulen.

Rinitis
hipertrofi

Rinitis atrofi /
ozaena

Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok, P.


Aeruginosa pada pasien ekonomi/higiene kurang. Sekret
hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hiposmia,
sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media & inferior, sekret &
krusta hijau.

Rinitis
medikamento
sa

Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan


vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma
edema,hipersekresi mukus. Rinoskopi: edema/hipertrofi

Sources: Zahnert T. The differential diagnosis of hearing loss. Dtsch Arztebl Int 2011;108(25):43344

Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang


disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
terjadi paparan berulang.

Tatalaksana OMA berupa :


Pemberian dekongestan
Terapi Antibiotik amoxicillin (2040 mg/kg/hari)
atau erythromycin (50 mg/kg/hari) + sulfonamide
(150 mg/kg/hari) selama 10 hari.
Alternatif kombinasi amoxicillin-clavulanate (2040
mg/kg/d)

Etiologi
Streptococcus beta hemolitikus, S. Viridans dan S.
Pyogenes merupakan penyebab terbanyak

Manifestasi klinis
Demam, otalgia, odinofagia, nyeri pada
tenggorokan
Faring hiperemis, tonsil membesar dan hiperemis,
detritus (+)

Infeksi bakteri pada mukosa telinga tengah


Otitis media akut biasanya didahului oleh infeksi
saluran nafas atas oleh virus edema eustachian
tube akumulasi cairan dan mukus pada telinga
tengah yang kemudian diinfeksi oleh bakteri
Etiologi utama pada orang dewasa dan anak
anak adalah Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, and Streptococcus

pyogenes.

Acute Otitis
Media

Agen penyebab:

Streptococcus pneumoniae
35%, Haemophilus
25%, Moraxella
influenzae
Urutan kejadian
pada otitis media akut:
catarrhalis
1. Oklusi15%.
tuba: retraksi membran timpani atau
berwarna keruh.
2. Hiperemik/presupurasi: tampak hiperemis dan
pelebaran pembuluh darah.
3. Supurasi: edema yanghebat pada mukosa telinga
tengah, bulging, demam, nyeri
4. Perforasi: membran timpani ruptur, demam
menurun
5. Resolusi: jika membran timpani tetap utuh maka
1) Lecturemembran
notes on diseases
of the ear,akan
nose, and
throat. 2) Buku
Ajar THT-KL FKUI;
timpani
kembali
normal.

Você também pode gostar