Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Terdapat 4 kelenjar
paratiorid yang terletak
pada bagian psoterior
kelenjar tiroid
Kelenjar parathyorid
bertanggungjawab pada
menjada keseimbangan
kalsium:
Tulang: menstimulasi
pelepasan kalsium,
resoorpsi kalsium oleh
osteoklas
Ginjal: menstimulasi
absorpsi kalsium,
meningkatkan absorbsi
kalsium di usus
Pemeriksaan penunjang:
http://acutemed.co.uk/diseases/ACS+%28Acute+Coronary+Syndrome%29
syndrome
Etiologi
Primer: dx eksklusi
Patologi
Manifestasi
Anemia
hemolitik
autoimun
Autoimun
Anemia
(Idiopatik, SLE, obat (sulfa,
rifampisin, quinidin, NSAID,
dll))
Anemia
aplastik
Hipoproliferasi sumsum
tulang
Limfoma
Leukemia
Myeloproliferasi
Pansitopenia
Leukositosis +
bisitopenia
WHO Case Definitions of HIV for Surveillance and Revised Clinical Staging and Immunological
Classification of HIV-Related Disease in Adults and Children 2007
propanolol,
Carvedilol
Timolol
Labetolol , pindolol (tambahan efek vasodilatasi )
Ringan
Dapat membuat
kalimat
Posisi pasien dapat
berjalan atau
supinasi
Agitasi ringan
Naik
Sedang
Hanya dapat membuat
frase kata
Pasien lebih memilih
untuk duduk
Berat
Berbicara terpotongpotong tiap kata
Posisi Tripot
Agitasi berat
Naik
HR
Pulsus
Paradoksus
<100x/menit
Kadang tidak ada,
tapi dapat berkisar
<10 mmHg
100-120x/menit
Biasanya ada, berkisar
10-25 mmHg
Sianosis
Dyspnea
Retraksi
Otot Asesoris
Wheezing
Ringan
Inter costal
Sedang, biasa
hanya saat
ekspirasi
>80%
Sedang
Supra sternal
+
Keras (high-pitch)
Bingung
Naik mencapai
>30x/menit
>120x/ menit
Sering ada, berkisar
>25mmHg (dewasa)
atau 20-40 mmHg
(anak)
+
Berat
Nasal flare
+
Keras (terdengar tanpa
stetoskop)
60-80%
<60%
Normal, tidak
perlu diperiksa
<45mmHg
>60mmHg
<60mmHg
<45mmHg
>45mmHg
Berbicara
Posisi
Kesadaran
RR
PEF +
Bronkodilator
PaO2
PaCO
SDM rendah-leukosit
leukosit disaring /
filter
mencegah: reaksi
transfusi, penularan
penyakit dan GVHD
SDM cuci (washed
sumber: donor
tunggal
Ht ~ 55%
Anemia simptomatik:
thalassemia
menghilangkan:
antibodi, K+,leukosit
untuk: transfusi
berulang, ada
antibodi, PNH
red cell)
RBC)
penurunan tekanan darah yang sama dengan ACEInhibitor namun memiliki kelebihan khusus berupa
perlindungan lebih baik terjadap stroke.
Beta blocker bukan merupakan obat lini pertama
dalam penanganan hipertensi dan digunakan pada
kasus hipertensi dengan indikasi tertentu saja. Hal ini
disebabkan karena beta blocker dapat menyebabkan
berkurangnya sensitivitas terhadap insulin dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya diabetes.
Indikasi penggunaan beta blocker meliputi
penyandang hipertensi dengan gagal jantung, postinfark dan risiko tinggi terkena penyakit jantung
koroner.
1.
2.
Mengorok
Obstruksi jalan napas
atas karena lidah
Gurgling
due to obstruction of
upper airway by
liquids (blood, vomit)
Wheezing
due to narrowing of
the lower airways
Oropharyngeal Airway
Semicircular,
disposable and made
of hard plastic. Guedel
and Berman are the
frequent types.
Guedel tubular dan
memiliki lubang
ditengah.
Berman solid and
has channeled sides.
Menarik lidah menjauh
dari dinding faring
posterior
Mencegah lidah untuk
jatuh ke hipofaring
Terdapat
gambaran:
Granuloma kaseosa
Sel epitel dan sel
datia langhans
0-3
Based on degree of
displacement
and
C0simple
fracture configuration
with
comminution
little or
no soft tissue injury
C1superficial abrasion, mild to
moderately severe fracture
configuration
C2deep contamination with local skin
or muscle contusion, moderately severe
fracture configuration
C3extensive contusion or crushing of
skin or destruction of muscle, severe
fracture
Etiologi
Fraktur pada collum
fibula
Entrapment by leg
casts or splints
Paralisis Otot
Otot-otot kaki Anterior
dan lateral
Deformitas
Equinovarus/drop foot
Plantar fleksi dan
inversi
karena tidak adanya
kontraksi yang melawan
plantar flexors and
invertors.
Sensory loss
Sisi kaki Anterior
dan lateral
Dorsum pedis dan
digiti
Sisi Medial dari ibu
jari
Lateral border of
foot and lateral side
of little toe along
with medial border
upto the ball of
great toe is
Hemoroid eksterna
Hemoroid Interna
http://en.wikipedia.org/wiki/Burn
32-33. Tension
Pneumothoraks
Udara yang
terkumpul di
rongga pleura tidak
dapat keluar lagi
Tekanan pada
mediastinum,paru
dan pembuluh
darah besar
meningkat
Menyebabkan paru
pada bagian yang
terkena kolaps
http://www.trauma.org/index.php/main/article/199/
http://emedicine.medscape.com/article/424547
Akalasia
Disfagiatersering
Regurgitasi80-90%
Nyeri dada25-50%
Rat-tail Sign-irregularly
marginated tapering of esophagus
in achalasia AKA Bird's Beak Sign;
or of bronchus and biliary duct in
carcinoma
http://www.patient.co.uk/doctor/Achalasia.htm
http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/trauma/trauma_x-ray_page8.html
Delayed Union
Non-Union
Malunion
Affect function?
Likely to affect function?
Consequences with or without treatment
Fibrous Union
Improper immobilization
Definisi
Hilangnya aliran darah ke
tulang sehingga
menyebabkan matinya selsel tulang
Kaput Femoris
tersering
Bahu Caput
humeri
Odontoid (Neck)
Scaphoid (Wrist)
Lunate (Wrist)
Talus (Ankle)
Trauma
Alcohol
Steroids
Diving (Caissons
Disease)
Sickle Cell
Idiopathic (up to
30% of cases)
Risk Factor
Alcoholism
Pancreatitis
Diabetes
Gout
Elderly
Kristaloid
Koloid Non-protein
Derajat 0
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
Sangat cepat
memburuk
Udara yang
terkumpul di
rongga pleura tidak
dapat keluar lagi
Tekanan pada
mediastinum,paru
dan pembuluh
darah besar
meningkat
Menyebabkan paru
pada bagian yang
terkena kolaps
http://www.trauma.org/index.php/main/article/199/
http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf
Curiga adanya
trauma pada
traktus urinarius
bag.bawah, bila:
Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
Retensi urin setelah
kecelakaan
Darah pada muara
OUE
Ekimosis dan
hematom perineal
Don't pass a
diagnostic catheter
up the patient's
urethra because:
Retrograde
urethrography
Modalitas pencitraan
yang utama untuk
mengevaluasi uretra
pada kasus trauma dan
inflamasi pada uretra
Evaluasi uretra
anterior dan
posterior
striktur, trauma
Teknik:
Kateter dimasukkan
ke fossa navicularis,
kontras dimasukkan
dan di foto
Terdapat resistensi
pada uretra
membranosa dan
sphincter
Normal
RUG
Tumors
Onset
Feature
Breast cancer
30menopause
Fibrocystic
mammae
Mastitis
18-50 years
Philloides
Tumors
30-55 years
Duct
45-50 years
Treatment:
Watchfull waiting
Traditional open excisional biopsy
Biopsy
Pengambilan sampel sel atau jaringan untuk
diperiksa
Untuk menentukan adanya suatu penyakit
Types of
Biopsy
Definitions
Excisional
biopsy
Incisional
biopsy or core
biopsy
Needle
aspiration
Terminology
biopsy
Enucleation
Debulking
Extirpation
Makroskopic
Mikroskopik
soundnet.cs.princeton.edu
Gejala
Nyeri lutus
Nyeri pada
sendi panggul
bag. belakang
Sulit
menggerakkan
ekstremitas
bawah
Kaki terlihat
memendek dan
dalam posisi
fleksi,
endorotasi dan
adduksi
Risk Factor
Kecelakaan
Improper
seating
adjustment
netterimages.com
sudden break
Misulis KE, Head TC. Netters concise neurology. 1st ed. Saunders; 2007
Epidural hematoma:
Interval lucid decreased of
consciousness
Etiology: trauma rupture of a.
meningeal media
Subdural hematoma
Hemiparesis, decrease of
consciousness, cephalgia
Etiology: trauma rupture of
bridging vein in elderly or infant
Subarachnoid hemorrhage (stroke)
Thunderclap headache, meningeal
signs, decreased of consciousness
Etiology: aneurysma rupture e.c.
heavy exertion/sexual intercourse
Intracerebral hemorrhage
Paresis, hypesthesia, ataxia,
decreased of consciousness
Etiology: Hypertension,trauma
Tipe Perdarahan
Lokasi
Gejala/Tanda
Perdarahan
intraserebral
Perdarahan di dalam
jaringan otak
Perdarahan
subdural
Perdarahan antara
duramater dan arakhnoid
Perdarahan
epidural
Perdarahan antara
Lucid interval (pada 20-50%),
tengkorak dan duramater, hemiparesis, penurunan
biasanya akibat robekan
kesadaran progresif, pupil
pada a.meningens
anisokor
merupakan keadaan-gejala patologis, radiologis, maupun
tampilan ntra-operatif dimana keadaan ini mempunyai
peranan yang sangat bermakna pada kejadian pergeseran
otak (brain shift) dan peningkatan tekanan intrakranial
Edema otak
Perdarahan
intraventrikuler
http://www.learningradiology.com
optimized by optima
http://www.learningradiology.com
(eg.aircraft loses cabin pressure above 30,000 feet and no supplemental O2 available)
Occurs in seconds
Unconsciousness
Coma and death(in minutes to hours)
DYSPNEA
SHORTNESS OF BREATH + RESPIRATORY ARRHYTHMIAS
Pembahagian
1. Dis. Anterior (98 %)
2. Dis.Posterior (2 %)
3. Dis. Inferior
Mekanisme Trauma
1. Puntiran sendi bahu tiba-tiba
2. Tarikan sendi bahu tiba-tiba
3. Tarikan & puntiran tiba-tiba
Radiologis memperjelas D
Rontgen Foto
CT Scan
http://emedicine.medscape.com/article/184043-clinical
Disorder
Clinical Feature
Pancreatitis
Acute
cholesistis
Cholelithiasis
Pancreatic
Tumor
http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf
Curiga adanya
trauma pada
traktus urinarius
bag.bawah, bila:
Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
Retensi urin setelah
kecelakaan
Darah pada muara
OUE
Ekimosis dan
hematom perineal
Uretra Anterior:
Anatomy:
Bulbous urethra
Pendulous urethra
Fossa navicularis
Etiologi:
Straddle type injuries
Intrumentasi
Fractur penis
Gejala Klinis:
Uretra Posterior :
Anatomy
Prostatic urethra
Membranous urethra
Etiologi:
Gejala klinis:
Disuria, hematuria
Hematom skrotal
Hematom perineal akan timbul bila terjadi
robekan pada fasia Bucks sampai ke
Radiologi:
dalam fasia Collesbutterfly hematoma
Pelvic photo
in the perineum
Urethrogram
will be present if the injury has disrupted
Therapy:
Bucks fascia and tracks deep to Colles
Cystostomi
fascia, creating a characteristic butterfly
Delayed Repair
hematoma in the perineum
Therapy:
Cystostomi
Immediate Repair
2.
3.
terdengar wheezing
Stridor inspirasi
stridor ekspirasi
Iskandar N. Sumbatan Traktus Trakeobronkial. Buku ajar THT edisi 6 FKUI 2007
4.
Pemeriksaan :
Tajam penglihatan
Funduskopi dalam
keadaan pupil dilatasi :
direk/indirek
Foto Fundus
USG bila ada perdarahan
vitreus
Tatalaksana :
Fotokoagulasi laser
glaucoma that
develops after the
3rd year of life
10
2
Graves opthalmopathy
4. REFRACTIVE DISORDER
Koreksilensa
positif untuk
menambah
kekuatan lensa
yang berkurang
sesuai usia
Kekuatan lensa
yang biasa
digunakan:
+ 1.0 D usia 40
tahun
+ 1.5 D usia 45
tahun + 2.0 D
usia 50 tahun + 2.5
D usia 55 tahun
+ 3.0 D usia 60
tahun
http://www.ivo.gr/files/items/1/145/51044.jpg
Akibat infeksi
gonokokus,
meningokokus,
stafilokokus aureus,
S pneumonia, H
influenza
Gejala :
Sekretr mukopurulen
atau purulen
Kemosis konjungtiva
Edema palpebra
Kadang disertai
keratitis dan blefaritis
Faktor resiko :
Pengobatan
Penggunaan lensa
kontrak
Kosmetik
terkontaminasi
Penggunaan obat
topikal kronis
Imunokompromise
Riwayat pembedahan
mata
Antibiotik tunggal
seperti neosporin,
basitrasin, gentamisin,
kloramfenikol,
tobramisin
aura bersifat
unilateral
Serangan berulang, berlangsung dalam beberapat menit, gejala aura
4. dalam 60 menit, aura
muncul secara bertahap dan diikuti dengan nyeri kepala yang khas untuk
lalu diikuti dengan nyeri
migrain
kepala
kejang
Tiemstra JD, Khatkhate N. Bell`s Palsy : Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2007;76:997-1002, 1004
71. Epilepsi
Epilepsi adalah suatu keadaan kronis, dimana terjadi kejang berulang
yang muncul tiba tiba tanpa dicetuskan oleh sesuatu dan tidak dapat
diprediksi
Diagnosis Epilepsi
Dalam diagnosis epilepsi, tiga
hal yang perlu dilakukan adalah
menentukan
apakah
pasien
epilepsi
atau
tidak,
jenis
epilepsi,
dan
menentukan
sindrom epilepsi
Ethosuximide (Zarontin)
T-type calcium channel
blocker
Valproic acid
Inhibition of the
transamination of GABA
Persentase %
Nyeri kepala
Hilangnya memori
Perubahan kognitif
Defisit motorik
Defisit bahasa
Kejang
Perubahan
kepribadian
8. Gangguan penglihatan
9. Perubahan kesadaran
10.Mual dan muntah
11.Defisit sensoris
12.Papiledema
56
35
34
33
32
32
23
22
16
13
13
5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Chandhana S, Singh T. Primary Brain Tumors in Adult. (Am Fam Physician. 2008;77(10):1423-1430.
MRI
Bowing of flexor
retinakulum
Pembesaran
n.medianus pada level
pisiformis
Penipisan n .medianus
pada daerah hook of
the hamate
Antipsikotik:
Depresi:
Thought echo
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception
Halusinasi auditorik
Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Rujukan ringkas dari PPDGJ-III.
Skizofrenia
Paranoid
merasa terancam/dikendalikan
Hebefrenik
Katatonik
Skizotipal
Waham menetap
Psikotik akut
Gangguan afektif
dengan ciri
psikotik
Skizoafektif
Gejala-gejala obsesif :
Gangguan Neurotik
Predominan Tindakan Kompulsif
(Obsessional Rituals)
Definisi penyakit
Etiologi: tekankan faktor predisposisi dan resiko
Gejala dan tanda
Terapi
Gejala
Keterangan
GejalaUtama
Gejala Lain
Afek depresif;
hilang minat dan kegembiraan;
mudah lelah dan menurunnya aktifitas
Konsentrasi menurun;
harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
rasa bersalah dan tidak berguna yang tidak
beralasan;
merasa masa depan suram & pesimistis;
gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri;
tidur terganggu; perubahan nafsu makan (naik
atau turun)
Ringan: 2 gej utama +2 gejala lain> 2 mgg
Sedang : 2 gej utama + 3 gejala lain >2 mgg
Berat: 3 gejala utama+ 4 gejala lain > 2mgg. Jika gejala sgt berat dan
onset cepat boleh ditegakkan < 2mgg
Berat dengan gejala psikotik: depresi berat+ waham, halusinasi atau
stupor depresif biasanya melibatkan ide tentang dosa, malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab utk hal itu
Maslim R, Buku Saku Diagnosis
gangguan Jiwa Rujukan ringkas
dari PPDGJ - III
Diagnosis
Somatization
disorder
Presentasi klinis
Banyak keluhan
Berulang dan kronis
Riwayat penyakit lama
Conversion
disorder
Satu keluhan
Kebanyakan akut
Adanya stimulus penyebab penyakit
halusinasi auditorik
suara halusinasi
berkomentar secara terusmenerus terhadap perilaku
pasien
mendiskusikan perihal
pasien di antara mereka
jenis suara halusinasi lain
yg berasal dari bagian
tubuh
waham-waham menetap
jenis lainnya yang menurut
budaya setempat dianggap
tidak wajar dan suatu hal yg
mustahil
Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yg harus selalu ada secara jelas
halusinasi yg menetap dari panca indera, terjadi setiap hari selama bermingguminggu atau berbulan-bulan terus-menerus
arus pikiran terputus atau mengalami sisipan yg berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yg tidak relevan atau neologisme
perilaku katatonik
gejala-gejala negative seperti sikap apatis, bicara yg jarang, respons emosional
menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi harus jelas bahwa hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
adanya gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih
harus ada perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku priadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri
secara social.
Gangguan konversi
gangguan dengan karakteristik munculnya satu atau beberapa
simtom neurologis (misalnya buta, lumpuh dll) yang tidak dapat
dijelaskan dengan penjelasan medis maupun neurologis yang
ada.
Pada gangguan ini faktor psikologis berkaitan erat dengan awal
dan keparahan gangguan. Pasien mungkin mengalami
anesthesia, yaitu kelumpuhan sebagian atau seluruhnya pada
tangan atau kaki, gangguan koordinasi dan kejang, rasa
kesemutan, seperti digelitik, atau seperti ada sesuatu yang
merambat pada kulit, tidak sensitif terhadap rasa sakit (kebal),
serta kehilangan atau gangguan sensasi.
Pasien juga mungkin mengalami gangguan penglihatan,
misalnya tunnel vision (lapangan pandangan menjadi terbatas
atau menyempit), aphonia (kehilangan suara), anomia
(kehilangan atau hendaya dalam kemampuan penciuman).
Fobia Sosial:
Ansietas harus mendominasi atau
terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside the family circle)
Fobia Khas:
Ansietas terbatas pada adanya objek
atau situasi fobik tertentu.
Terapi Fobia:
Desensitisasi
sistematik
(serial),
ketika
klien
secara
progresif
dipajankan
pada
objek
yang
mengancam, di lingkungan yang
aman, sampai ansietas berkurang
Flooding, bentuk desensitisasi
yang dilakukan oleh terapis,
individu dihadapkan dengan
fobia
sampai
objek
tsb
menimbulkan ansietas
cepat
ketika
objek
tidak
Intoxication I
withdrawal:
Obat AntiAnxietas
Diazepam, alprazolam,
buspirone, sulpiride,
hydroxyzine,
bromazepam, lorazepam,
chlordiazepoxide
Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat
ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna,
perut bawah
Ditemukan tungaukerokan kulit
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Drugs
Benzyl benzoat
20-25%
Permethrine 5%
Gameksan 1%
Krotamiton 10%
Sulfur Precipitate
4%-20%
Lactibacillus acidophilus
flora normal vagina
Pewarnaan gram:
Batang gram positif
Warna bening-keputihan
Tidak memiliki bau yang kuat
Tidak menimbulkan keluhan gatal
atau terasa terbakar
Patologis:
Monotrik (A)
Lopotrik (B)
Amphitrik (C)
Peritrik (D)
Pathophysiology
1.
Infection spreads from renal pelvis to renal
cortex
2.
Kidney grossly edematous; localized abscesses
in cortex surface
3.
E. Coli responsible organism for 85% of acute
pyelonephritis; also Proteus, Klebsiella
Manifestations
1.
Demam dan menggigil yang tiba-tiba
2.
Malaise
3.
muntah
4.
Nyeri pinggang
5.
Nyeri dan nyeri ketok Costovertebral
6.
Urinary frequency, dysuria
Ada di GIT
Patofisiologi:
Escherichia coli
Haemophilus influenzae
Proteus sp. (not P. mirabilis and P. penneri)
Vibrio sp
Tes indol
most Bacillus sp.
Enterobacter sp.
most Klebsiella sp.
Proteus mirabilis,
Pseudomonas sp.
Indikator pH
Tes Voges-Proskauer
Mendeteksi bakteri yang menggunakan butylene
glycol pathway dan memproduksi acetoin
Hasil:
Positif: merah
Negatif: warna tembaga (copper color)
http://www.microbelibrary.org/library/laboratory
-test/3204-methyl-red-and-voges-proskauer-
Diagnosis:
Selain gejala klinis, pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan KOH 20%: hifa
pendek dan spora bulat berkelompok.
PENTING dibedakan.
Pemeriksaan KOH 20% pada tinea: hifa bersekat,
spora bercabang (artospora)
KOH 10% pada candida: hifa semu, blastospora
Telur T.
Trichiura
Ascaris lumbricoides
telur berbentuk bulat
berlapis dengan bagian
luar bergerigi
Ancylostoma duodenale
dan necator
americanus telur oval
dengan segmented
ovum
Trichuris trichiuratelur
seperti tempayan
Diagnosis:
Selain gejala klinis, pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan KOH 20%: hifa
pendek dan spora bulat berkelompok.
PENTING dibedakan.
Pemeriksaan KOH 20% pada tinea: hifa bersekat,
spora bercabang (artospora)
KOH 10% pada candida: hifa semu, blastospora
Patogenesis urtikaria:
Faktor fisik (panas. Dingin), inhalan, makanan) sel
mast/basofil histamin, serotonin vasodilatasi
dan permeabilitas meningkat urtikaria.
Pengobatan urtikaria:
Hindari penyebab
Antihistamin (chlortrimethon, cimetidine)
Kortikosteroidurtikaria akut
Desensitisasi (pada urtikaria dingin, melakukan
sensitisasi air pada suhu 10C, 2xsehari selama 23minggu)
1.
2.
3.
Reaksi peradangan kulit imunologik, diperantarai cellmediated immune response (hipersensitivitas tipe IV)
Mengenai orang yang kulitnya hipersensitif
Penyebab: hapten (alergen yang belum diproses, lipofilik,
sangat reaktif, mampu menembus stratum korneum)
Fase: sensitisasi & elitisasi
Gejala:
Akut: gatal, eritema, edema, papulovesikel, vesikel, bula
Kronik: kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisur
DD: DKI
Pemeriksaan: uji tempel
Pengobatan: menghindari pajanan, KS
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007
19
8
Clue cells
Pemeriksaan sediaan
basah sekret: clue cell
(epitel vagina diliputi
kokobasil sehingga batas
sel tidak jelas, disebut
clue cell).
Pewarnaan gram
ditemukan batang kecil
negatif gram,sampai
NOT a clue cell
gram-variable staining
19
9
Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington
Vaginal pH >4.5
Presence of >20% per HPF
Amsel Criteria:
Setidaknya 3 dari
tanda berikut ini
Homogeneous, non-viscous,
milky-white discharge
adherent to the vaginal
walls
200
Dermatofitosis
Penyebab:
pada kulit
Trichophyton
sp.,tidak
Microsporum
sp.
berambut
(glabrous
skin)
Bentuk
Klinis:
Lesi bulat/ lonjong,
Dermatofitosis
berbatas tegas
yang
Pinggirtidak
lebih aktif,
polimorfik,
kadangtermasuk
5
kadang polisiklikjenis
lainnya (kapitis,
Diagnosis Diferensial:
barbae,
kruris,
Dermatitis
seboreika
Psoriasis
pedis et manum,
Pitiriasis
rosea
unguium)
Lesi kulit
(makula datar, papul
meninggi, nodus)
Pausibasilar
Multibasilar
1-5 lesi
Hipopigmentasi/erite
ma
Distribusi tidak
simetris
Hilangnya sensasi
yang jelas
>5 lesi
Distribusi lebih
simetris
Hilangnya sensasi
kurang jelas
Kerusakan saraf
Hanya satu cabang
Banyak cabang saraf
(menyebabkan
saraf
hilangnya
Kriteria
Diagnosis Lepra:
sensasi/kelemahan
ototLesi
hipopigmentasi
dengan gangguan sensibilitas
yang
dipersarafi)
Penebalan saraf
BTA (+)
Pemeriksaan
Bakterioskopik: Ziehl-Neelsen
Histopatologik: sel datia Langhans, atau sel Virchow
Dengan biopsi kulit
Serologik: MLPA, ELISA, ML dipstick
over/underdiagnosed
Cut-of f point:
6
Adanya
skrofuloderma
langsung
didiagnosis TB
Rontgen bukan
alat diagnosis
utama
Reaksi cepat BCG
harus dilakukan
skoring
Z-score
menggunakan kurva
WHO weight-forheight
<-2 moderate wasted
<-3 severe wasted
gizi buruk
wajah seperti
orang tua
kulit terlihat
longgar
tulang rusuk
tampak terlihat
jelas
kulit paha
berkeriput
terlihat tulang
belakang lebih
menonjol dan kulit
di pantat berkeriput
edema
rambut kemerahan,
mudah dicabut
kurang aktif, rewel/cengeng
pengurusan otot
pavement dermatosis)
Noninflammatory Diarrheas
Enterotoxigenic E. coli
(ETEC)
Inflammatory Diarrheas
Enteroinvasive E. coli (EIEC)
Enteropathogenic E. coli
(EPEC)
Shigatoxin-producing E. coli
(STEC)/EHEC
Enteroaggregative E. coli
(EAggEC)
Watery, mucoid, secretory diarrhea with lowgrade fever and little or no vomiting. One third of
Pneumonia lobaris
pada satu lobus atau segmen
Bronkopneumonia.
Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru.
Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus.
Sering pada bayi dan orang tua.
Pneumonia interstisial
Item
Age
Organism
Grossly
Lobar pneumonia
Lobar pneumonia Occurs in
otherwise
healthy individuals between
30 - 50 years of age (Young
and adults)
Mostly pneumococci (strep.
Pneumonia)
Lobar or segmental
consolidation
Bronchopneumonia
Extremes of ages
infants, olds and those
suffering
from chronic debilitating
illness or immunosuppression.
Mixed organisms: viral,
Staphylococci,
Streptococci,
H. influenzae, Proteus and
Pseudomonas
Patchy, bilateral of both
lungs
Perawatan Metode
Kanguru alternatif
perawatan bayi berat
lahir rendah (< 2000 gr)
ok kurangnya sarana dan
prasarana (SDM)
Perawatan metode
Kanguru selama 24 jam
sehari, sama efektifnya
dengan penggunaan
inkubator/alat pemanas
eksternal dalam
menghadapi udara
dingin.
Dengan kontak kulit
bayi memperoleh panas
melalui proses konduksi
Manfaat:
Stabilitas suhu
Stabilisasi laju denyut
jantung & pernapasan
Perilaku bayi lebih baik:
menangis <, waspada,
sering menetek (ASI) &
lebih lama
Pemakaian kalori
berkurang
Kenaikan BB lebih baik
Waktu tidur bayi lebih
lama
Hubungan lekat bayi dan
ibu lebih baik 8.
Berkurangnya kejadian
infeksi
al paha bayi
al
paha
ISS World
Laboratory
fleksi
& bayi
ekstensi
Kangaroo Mother
& ekstensi
tifleksi
kodok,
tangan
Program:
BB<2000gr
i posisi
kodok,
tangan
fleksi
Tidak ada masalah
iposisi
f t patologis
fetus)
)fleksi
Reflek hisap baik
i
f
fetus)
t
)
Koordinasi
n harus
kuatreflek
dan
hisap dan menelan
kuat
t harus
tupi
pi baik
dada
ba dan
bayi
i
dada
Perkembangan
dalam
upi
pi
ba
bayi
i
bayiinkubator
janganbaik
tua
bayi
jangan
an &Orang
terletak
di
menyetujui PMK
Catatan
bayi
an &
terletak
strium
ibu medikdi
yang lengkap
trium ibu
Drug
Adverse Effect
Ciprofloxacin
Tetrasiklin
Kotrimoksasol
Amoxicillin
Erythromycin
maternal and
prenatal risk factors
Prematurity
Chorioamnionitis
Nonvertex and face
presentation of the
fetus
Birth asphyxia
perinatal factors
Imunisasi
Indikasi Kontra
DTP
Polio Oral
Polio
MMR
Hepatitis B
Varisela
Inactivated
Diagnostic criteria*
6-8
bulan
9-11
bulan
Energi yang
Tekstur
Dibutuhkan
Frekuensi
200 kkal/hari
2-3 sendok
makan,
tingkatkan
bertahap sampai
125 ml
300 kkal/hari
Makanan yang
dicincang halus dan
makanan yang dapat
diambil sendiri oleh
bayi
125 ml
Makanan keluarga
Tiga perempat
sampai satu
cangkir 250 m
12-23
550 kkal/hari
bulan
Adequate newborn
weight gain
Anticipate up to 10%
weight loss after delivery
and regain to birth weight
by 2 weeks
Weight gain
Daily: 20-30 grams per day
Weekly: 150-200 grams per
week
Infant doubles birth weight
in 6 months
Adequate hydration
monitor kenaikan
BB :
trimester 1 : 25-30
g/h = 200 g/mg =
750-900 g/bln
trimester 2 : 20 g/h
= 150 g/mg = 600
g/bln
Trimester 3: 15 g/h
= 100 g/mg = 400
g/bln
Trimester 4: 10 g/h
= 50-75 g/mg =
200-300 g/bln
The first peak occurs between five and seven years of age
(boys=girls) adjustment to parental separation when starting
school.
The second peak, between eight and 12 years of age and is far
more prevalent in girls.
Meningitis
Bact.men
Viral men
Tekanan
Normal/
Makros.
Keruh
Lekosit
Encephali
tis
Encephal
opathy
Jernih
Xantokrom
Jernih
Jernih
> 1000
10-1000
500-1000
10-500
< 10
+++
MN (%)
+++
+++
++
Protein
Normal/
Normal
Normal
Glukosa
Normal
Normal
Normal
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
PMN (%)
Gram
/Rapid T.
TBC men
Haemophilus influenzae is a
Altered cry
Lethargy
Nausea or vomiting
Fever
Headache
Photophobia
Meningismus
Irritability
Anorexia
Seizures
Treatment:
Antimicrobial therapy
Dexamethasone may help
decrease the
inflammatory response &
prevent hearing loss.
Increased intracranial
pressure (ICP) can be
treated with mannitol.
Anticonvulsant
Prophylaxis: Hib
Vaccine
Cefotaxime and
ceftriaxone are the initial
drugs of choice for
suspected Hib
meningitis.
Do not use ampicillin
empirically, since as
many as 50% of the
isolates are resistant,
usually because of
plasmid-mediated betalactamase production.
Meropenem is
considered an alternative
to cephalosporins; as an
option in patients who
are intolerant of
http://emedicine.medscape.com/article/218271-treatment
http://emedicine.medscape.com/article/1164916-medication#2
Neisseria
meningitidis
Symptoms
acute onset
Intense headache
Fever
Nausea
Vomiting
Photophobia
Stiff neck
Lethargy or drowsiness
http://emedicine.medscape.com/article/1165557-overview
http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/bingen_sama/
Medication:
Intoleransi laktosa
Alergi protein susu sapi
Malabsorpsi nutrien
Bakteri
tumbuhlampau
Infeksi persisten
Antibiotic-
Associated Diarrhea
Diare osmotik
Diare
sekretorik
Anafilaktik
Kulit: dermatitis atopik, urtikaria, angioedema
Saluran nafas: asma, rinitis alergi
Saluran cerna: oral allergy syndrome, esofagitis eosinofilik, gastritis eosinofilik,
gastroenteritis eosinofilik, konstipasi kronik, dll.
Daerah tubuh
mg/dl
Muka
Dada/punggung
Perut dan paha
Tangan dan kaki
Telapak tangan/kaki
Kadar bilirubin
4 -8
5 -12
8 -16
11-18
>15
AAP, 2004
Antibiotik
Kehamilan
Ciprofloxacin
C, beberapa ahli
berpendapat cipro
kontraindikasi saat
kehamilan terutama
saat trimester 1,
European Network of
Teratology
Information Services
Melaporkan dari 549
kasus paparan
fluoroquinolone
(termasuk
ciprofloxacin),
dilaporkan
congenital
malformations 4.8%
Amoxicillin
Ceftriaxone
Imipenem
Chronic Hypertension
Gestational Hypertension
Preeclampsia
Eclampsia
HEELP Syndrome
Hipertensi Kronis
Gestational Hypertension
Preeclampsia
Eclampsia
HEELP Syndrome
Hipertensi berat :
desakan sistolik 160 mmHg dan / atau
desakan diastolic 110 mmHg, sebelum 20 minggu kehamilan
pernah preeklamsi
kardiomiopati
umur ibu > 40 tahun
hipertensi 4 tahun
adanya kelainan ginjal
adanya diabetes mellitus (klas B klas F)
meminum obat anti hipertensi sebelum hamil
Pemeriksaan Kesejahteraan
Janin
Ultrasonografi :
Hipertensi kronik dalam
kehamilan dengan penyulit
kardiovaskuler atau
penyakit ginjal perlu
mendapat perhatian
khusus.
Pengobatan Medikamentosa
Indikasi pemberian
antihipertensi adalah :
Risiko rendah hipertensi :
Ibu sehat dengan desakan
diastolik menetap 100
mmHg
Dengan disfungsi organ
dan desakan diastolik 90
mmHg
Obat antihipertensi :
1) Pilihan pertama :
Methyldopa : 0,5 3,0
g/hari, dibagi dalam 2-3
dosis.
2) Pilihan kedua :
Nifedipine : 30 120
g/hari, dalam slow-
Skor
0
1-2
3-4
5-6
0-30
40-50
60-70
80
Station
-3
-2
-1 atau +1 atau
0
+2
Konsistensi serviks
Kaku
Mediu
m
lunak
Posisi serviks
Posteri
or
Ditenga Anterio
h
r
KALA II MEMANJANG
Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau
disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his
yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2
jam terakhir.
Faktor faktor penyebabnya adalah :
Kelainan letak janin
Kelainan kelainan panggul
Kelainan his dan mengejan
Pimpinan partus yang salah
Janin besar atau ada kelainan kongenital
Primitua
Perut gantung atau grandemulti
Ketuban pecah dini
Syarat :
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir
pervaginam (tidak ada
disproporsi)
3. Pembukaan serviks
sudah lengkap.
4. Kepala janin sudah
engaged.
5. Selaput ketuban sudah
pecah, atau jika belum,
dipecahkan.
Bila Ekstraksi Vakum
harus ada HIS dan tenaga
mengejan ibu
Indikasi SC
Riwayat SC Sebelumnya
Dystocia
Gawat Janin
Presentasi Bokong
27
1
Chronic Hypertension
Gestational Hypertension
Preeclampsia
Criteria
Eclampsia
HEELP Syndrome
Hipertensi berat :
desakan sistolik 160 mmHg dan / atau
desakan diastolic 110 mmHg, sebelum 20 minggu kehamilan
pernah preeklamsi
kardiomiopati
umur ibu > 40 tahun
hipertensi 4 tahun
adanya kelainan ginjal
adanya diabetes mellitus (klas B klas F)
meminum obat anti hipertensi sebelum hamil
Pemeriksaan Kesejahteraan
Janin
Ultrasonografi :
Hipertensi kronik dalam
kehamilan dengan penyulit
kardiovaskuler atau
penyakit ginjal perlu
mendapat perhatian
khusus.
Pengobatan Medikamentosa
Indikasi pemberian
antihipertensi adalah :
Risiko rendah hipertensi :
Ibu sehat dengan desakan
diastolik menetap 100
mmHg
Dengan disfungsi organ
dan desakan diastolik 90
mmHg
Obat antihipertensi :
1) Pilihan pertama :
Methyldopa : 0,5 3,0
g/hari, dibagi dalam 2-3
dosis.
2) Pilihan kedua :
Nifedipine : 30 120
g/hari, dalam slow-
Efektifitas :
Walaupun IUD
termasuk kontrasepsi
yang efektif, namun
tidak 100% efektif.
Angka kehamilan pada
umumnya 0,6 0,8
kehamilan/100
perempuan dalam 1
tahun pertama.
Angka kontinuitas :
70-90 per 100 wanita
setelah 1 tahun. Di
Indonesia 65-75%
akseptor IUD masih
tetap memakai IUD nya
Kelebihan :
Metode jangka panjang ( 10
tahun proteksi dari CuT 380A)
Tidak ada efek samping
hormonal dengan Cu AKDR
(CuT-380A)
Tidak
mempengaruhi
kualitas dan volume ASI
Dapat
dipasang
segera
setelah melahirkan atau
sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi) dan
dapat segera efektif.
Dapat digunakan sampai
menopause (1 tahun atau
lebih setelah haid terakhir )
Tidak ada interaksi dengan
obat-obat
Kekurangan :
Tidak baik digunakan pada
perempuan dengan IMS
atau
perempuan
yang
sering berganti pasangan.
Prosedur medis, termasuk
pemeriksaan
pelvik
diperlukan
dalam
pemasangan AKDR. Apabila
ditemukan
PID,
kontraindikasi
untuk
dipasang IUD.
Klien tidak dapat melepas
AKDR oleh dirinya sendiri
Tidak mencegah terjadinya
kehamilan ektopik karena
fungsi
AKDR
untuk
mencegah
kehamilan
normal.
Efek samping :
Haid lebih lama dan
banyak
Spotting antar
menstruasi
Pada saat haid akan
lebih terasa sakit
Radang pelvis dapat
terjadi apabila tidak
menjaga higienitas
Komplikasi
pemasangan :
Sedikit nyeri dan
perdarahan (spotting)
terjadi segera setelah
pemasangan AKDR.
Menghilang dalam 12 hari
Perforasi dinding
uterus (sangat jarang
apabila pemasangan
benar)
Pelvic Inflamatory
Disease (PID) dapat
terjadi setelah
pemasangan IUD.
Pengelolaan
Segera setelah diketahui perdarahan
pascasalin, tentukan ada syok atau tidak, bila
ada segera berikan transfusi darah, infus
cairan, kontrol perdarahan dan berikan
oksigen
Bila syok tidak ada, atau keadaan umum telah
optimal, segera lakukan pemeriksaan untuk
mencari etiologi
Atonia uteri
Oksotosin
IV : 20 unit
IM atau IV
dalam 1 L larutan (lambat):0,2mg
garam fisiologis
dengan tetesan
cepat
IM: 10 unit
Ergometrin
Dosis lanjutan
Dosis maksimal
per hari
misoprostol
Oral atau rectal
400 mg
No.
Langkah
Keterangan
No.
Langkah
Keterangan
1.
2.
Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan Selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri akan
darah.
dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik
3.
4.
5.
Berikan Metil ergometrin 0,2 mg intramuskular/ intra vena Metil ergometrin yang diberikan secara intramuskular akan
mulai bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi
uterus
Pemberian intravena bila sudah terpasang infus sebelumnya
6.
Berikan infus cairan larutan Ringer laktat dan Oksitosin 20 Anda telah memberikan Oksitosin pada waktu penatalaksanaan
IU/500 cc
aktif kala tiga dan Metil ergometrin intramuskuler. Oksitosin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama atoni. Jika uterus wanita belum berkontraksi
selama 6 langkah pertama, sangat mungkin bahwa ia
mengalami perdarahan postpartum dan memerlukan
penggantian darah yang hilang secara cepat.
7.
8.
9.
10.
Lakukan laparotomi :
Pertimbangan antara lain paritas, kondisi ibu,
Pertimbangkan antara tindakan mempertahankan uterus dengan jumlah perdarahan.
ligasi arteri uterina/ hipogastrika atau histerektomi.
Inisiasi aktivitas
uterus dan
perubahan serviks
dengan penurunan
janin secara
farmakologis atau
cara lain pada wanita
yang sedang tidak
dalam keadaan
bersalin
PEMATANGAN
SERVIKS
Promotion of cervical
INDIKASI
Bila resiko
melanjutkan
persalinan terhadap
ibu dan janin lebih
besar daripada resiko
induksi dan
melahirkan
Induksi elektif
Induksi, dengan tidak adanya indikasi
ibu dan
janin, tidak dapat dilakukan
Indikasi - Darurat
Hipertensi gestasional yang berat
Diduga komplikasi janin yang akut
PJT (IUGR) yang berat
Penyakit maternal yang bermakna dan tidak respon dengan
pengobatan
APH yang bermakna
Korioamnionitis
Etiologi
Pemeriksaan :
Anamnesis:
HIS
(+)
(-)
Partus
22-28 mgg
Blm matur
Amnionitis
(-)
konservatif
Pengelolaan aktif
37 mgg
28-36 mgg
Maturitas paru
(+)
Matur
Hipertensi
penyebab kematian
Klasifikasi :
1. Hipertensi
gestasional
2. Preeklamsia
3. Eklamsia
4.
5.
Superimposed
preeclamsia/
eclamsia
Hipertensi
kronis
DIAGNOSIS
TD > 140/90 mmHg
Proteinuria
Nyeri epigastrium
Trombositopeni
Hemolisis masif
Kelainan
Ringan
Berat
Proteinuria
Sangat sedikit - 1+
Nyeri kepala
Tidak ada
Ada
Gangguan penglihatan
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Oliguria
Tidak ada
Ada
Kejang-kejang
Tidak ada
Ada (eklamsia)
Kreatinin serum
Normal
Meningkat
Trombositopenia
Tidak ada
Ada
Hiperbilirubinemia
Tidak ada
Ada
Minimal
Sangat nyata
Tidak ada
Tampak jelas
PRIMARY CAUSES OF
ECLAMPSIA
Altered Placentation
Organic or Functional
of spiral arterioles
DecreasedUteroplacental
Uteroplacental
Decreased
Perfusion
Perfusion
PGI2, PGE2
Renin/angiotensin
Arterial Vasocontriction
Thromboxane
Endothelin
NO
Aktivation of Intravascular
Coagulation
Endothelial
Injury
Systemic Hypertension
Systemic Hypertension
DIC
DIC
Faktor Risiko
Umur: 15-19
15 19
20 24
25 29
30 34
35 atau lebih
Tidak kawin
Primi muda usia
Primi tua
Primi tua sekunder 70
Paritas 0
Paritas 1
Paritas 2-3
Paritas 4
Paritas 5
Paritas 6 atau lebih40
Skor
50
50
50
50
50
60
90
160
90
50
60
70
80
50
Nilai
Faktor Risiko
Riwayat persalinan buruk:
1 kali
2 kali
Bekas seksio sesarea
Kelainan medis: Kardiovaskuler
Asma bronkial
TBC paru 60
Lain-lain
Perdarahan antepartum
Kelainan letak janin
Gemeli
Hidramnion
Pasca bedah lainnya
Perdarahan postpartum
Pre-eklamsi
Postmaturitas
Skor
Nilai
50
90
110
70
50
60
160
160
150
140
130
120
170
100
Jumlah nilai......................
1. Tingkat I
Muntah terjadi terus menerus
yang menyebabkan kondisi
dan
keadaan
umum
ibu
menjadi lemah, nafsu makan
tidak
ada,
Berat
Badan
menurun dan adanya nyeri
epigastrium.
Nadi
menjadi
cepat, tensi sistolik menurun,
turgor kulit menurun, lidah
kering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah
dan
apatis,
turgor
kulit
menurun, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang kadang naik
dan mata sedikit ikterik,
hemokonsentrasi, oliguria dan
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih
parah, kesadaran dapat
menurun dari
somnolen hingga
koma, muntah
terhenti, nadi kecil dan
cepat, suhu meningkat
dan tensi turun.
Komplikasi total terjadi
pada susunan saraf
yang dikenal
ensefalopati wernicke
yang ditandai dengan
gejala nistagmus,
Partus prematurus:
persalinan pada umur
kehamilan <37 minggu
atau berat badan lahir
antara 500 2499 gram.
Terapi Mendidik ibu
dengan resiko tinggi
Pengawasan ibu dengan
resiko tinggi untuk
prematur setelah
kehamilan >20 minggu
Bila ditemukan adanya
oerubahan serviks dan
adanya his, pasien harus
dirawat
Bila ada persalinan, akan
diberikan terapi
Pengobatan diberikan
Tokolitik
Pematangan paru janin
Pemberian kortikosteroid
pada kehamilan 28 34
minggu, dan 24 jam
sebelum persalinan
Pemberian surfaktan
Tingkat
Keterangan
apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit , oliguria,
aseton tercium dalam hawa pernafasan.
Immediate complications
Immediate complications of laparoscopic tubal
ligation include the following:
Incorrect anatomical site of sterilization
Bowel, bladder, or blood vessel injury or perforation
Conversion to laparotomy
Electrocautery complications
Transection of the fallopian tube
Uterine perforation or cervical laceration
Mortality
http://emedicine.medscape.com/a
rticle/1848429overview#aw2aab6b2b5
Etiologi
Atonia uteri
Perlukaan jalan lahir
Retensio plasenta/ sisa plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kriteria diagnosis
Atonia uteri
Perdarahan banyak
Umumnya kontraksi rahim baik, kecuali pada robekan rahim
Sisa plasenta
Perdarahan
Kontraksi baik
Pada pemeriksaan teraba sisa plasenta
Diabetes
gestasional
:
Adanya
intoleransi
karbohidrat dengan derajat bervariasi yang terjadi
atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan
tanpa memandang apakah insulin dipergunakan
Obstetri Patologi FK UNPAD
atau tidak dalam penanganannya.
Serviks belum
matang
(Skor Bishop < 6)
Serviks matang
(Skor Bishop 6)
Induksi Persalinan
Seksio sesarea
Janin > 4000 gram
Pemantauan janin:
NST, OCT dan
USG
Oligohidramnios
Deselerasi variabel
Induksi
Persalinan
Induksi
Persalinan
CST
(uji dengan
kontraksi)
(+)
Induksi Persalinan
(-)
Pemantauan janin
diulangi (2x/
minggu)
Serviks matang
44 minggu
Induksi
Persalinan
Induksi
Persalinan
Pengelolaan
Ekspektatif
Aktif
Derajat anemia:
Anemia ringan: Hb 910.9 g/ dL
Anemia sedang: Hb 7-9
g/ dL
Anemia berat: Hb <7 g/
dL
Anemia sangat berat: Hb
<4 g/ dL
Investigasi: DPL, apusan
darah tepi, profil besi,
kadar asam folat dan
B.12, retikulosit, profil
koagulasi, fungsi hati
dan ginjal, skrining
hemoglobinopati.
Suplementasi besi
pada kehamilan
Total kebutuhan besi
saat kehamilan: 900
mg.
Kebutuhan rata-rata
harian: 4-6 mg.
Suplementasi yang
dianjurkan WHO pada
negara dengan
prevalensi anemia pada
kehamilan yang tinggi:
60 mg besi elemental
selama 6 bulan dan 5
mg asam folat.
Komplikasi (anemia
sedang-berat)
Maternal, keluhan: fatique,
dispnea, sinkop, nyeri dada.
Mortalitas >>
Antenatal: berat badan sulit
naik, persalinan prematur,
pre-eklampsia, solusio
plasenta, infeksi, ketuban
pecah dini.
Intranatal: gangguan
persalinan, perdarahan dan
syok, gagal jantung
Postnatal: sepsis
purpueralis, sub-involusi
uterus dan emboli.
Fetal: gangguan
perkembangan mental,
BBLR, prematur, kematian
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 2010
perinatal,
oligohidramnion,
164
.
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
1.
2.
a.
b.
3.
4.
1.
a.
Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang
Setiap orang
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi
optimized by optima
kedokteran
169. Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
Memar
Perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler/vena;
Dapat memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebab
Luka Lecet
Cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul, menyebabkan kulit
teregang ke satu arah.
Bentuk luka tidak beraturan, tepi tidak rata, jembatan jaringan
3.
4.
176.Empati
Empati sebagaimana dikemukakan kali
pertama pada 1909 berasal dari
bahasa latin em dan pathos yang
artinya feeling into
Komunikasi dengan empati
(komunikasi efektif) merupakan salah
satu dari tujuh area kompetensi utama
bidang kedokteran yang harus
dikuasai oleh semua dokter, dokter
spesialis dan dokter gigi, termasuk
juga paramedis
Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding
dengan CFR dari periode sebelumnya.
Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang
sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis).
Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.
Kanker Paru
Merokok
Positif
Negatif
Total
Positif
A+B
Negatif
C+D
total
A+C
B+D
Sensitivitas A / (A+C)
Spesifisitas D/ (B+D)
Nilai prediksi positif A / (A+B)
Nilai prediksi negatif D / (C+D)
Pembagian Puskesmas
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan/desa (puskesmas pembantu)
Puskesmas pembantu
adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dlm
ruang lingkup wilayah yg lebih kecil.
Dalam Repelita V wilayah kerja pustu meliputi 2-3
desa atau dgn jmlh penduduk 2500 (luar jawa&bali)
sampai 10.000 orang (jawa&bali)
Puskesmas Keliling
merupakan unit pelayanan kesehatan keliling
yg dilengkapi dgn kendaraan bermotor roda
4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta
sejumlah tenaga yg berasal dari puskesmas
Waktu
Tempat
Orang contoh usia, jenis kelamin
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Rinitis alergi
Rinitis
vasomotor
Rinitis
hipertrofi
Rinitis atrofi
/ ozaena
Rinitis
Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan
medikamento vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma
Rinne
Weber
Schwabach
Diagnosis
Positif
Tidak ada
lateralisasi
Negatif
Lateralisasi ke
telinga yang
sakit
Lateralisasi ke
telinga yang
sehat
Memanjang
Tuli
konduktif
Memendek
Tuli
sensorineur
al
Positif
Jenis-jenis OMSK:
OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna)
OMSK tipe bahaya (disertai kolesteatoma),
kolesteatoma jenis ini biasanya menyebabkan
perforasi di daerah marginal atau atik dari
membarn timpani.
Pengobatan:
Serumen yang lembek: dapat langsung dibersihkan
dengan kapas
Serumen yang keras dapat dikeluarkan dengan
pengait atau kuret. Namun apabila kondisinya keras
dapat dicairkan dengan tetes karbogliserin 10%
selama tiga hari.
Indikasi absolut
Indikasi relatif
3 kali atau lebih menderita tonsilitis
Bau mulut yang menetap
Sources: Zahnert T. The differential diagnosis of hearing loss. Dtsch Arztebl Int 2011;108(25):43344
Diagnosis
Clinical Findings
Rinitis alergi
Rinitis
vasomotor
Rinitis
hipertrofi
Rinitis atrofi /
ozaena
Rinitis
medikamento
sa
Sources: Zahnert T. The differential diagnosis of hearing loss. Dtsch Arztebl Int 2011;108(25):43344
Etiologi
Streptococcus beta hemolitikus, S. Viridans dan S.
Pyogenes merupakan penyebab terbanyak
Manifestasi klinis
Demam, otalgia, odinofagia, nyeri pada
tenggorokan
Faring hiperemis, tonsil membesar dan hiperemis,
detritus (+)
pyogenes.
Acute Otitis
Media
Agen penyebab:
Streptococcus pneumoniae
35%, Haemophilus
25%, Moraxella
influenzae
Urutan kejadian
pada otitis media akut:
catarrhalis
1. Oklusi15%.
tuba: retraksi membran timpani atau
berwarna keruh.
2. Hiperemik/presupurasi: tampak hiperemis dan
pelebaran pembuluh darah.
3. Supurasi: edema yanghebat pada mukosa telinga
tengah, bulging, demam, nyeri
4. Perforasi: membran timpani ruptur, demam
menurun
5. Resolusi: jika membran timpani tetap utuh maka
1) Lecturemembran
notes on diseases
of the ear,akan
nose, and
throat. 2) Buku
Ajar THT-KL FKUI;
timpani
kembali
normal.