Você está na página 1de 21

ANEMIA GIZI

BESI
~~Ita
Arbaiyah,SKM.M.Kes~~

Anemia

defisiensi gizi zat besi


merupakan masalah gizi yang paling
lazim di dunia dan mejangkiti lebih
dari 600 juta manusia.
Anemia defesiensi gizi besi lebih
cenderung berlangsung di negara
sedang
berkembang
dibanding
negara yang sudah maju.
Penyebab utama anemia kurang besi
adalah karena konsumsi zat besi
yang tidak cukup dan absorbsi zat
besi yang rendah dari pola makanan
yang sebagian

Definisi
Zat Besi

Zat besi merupakan mineral mikro yang penting


bagi manusia.
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian,
yaitu yang fungsional dan yang reserve
(simpanan).
Dalam makanan terdapat dua macam zat besi
yaitu besi hem dan besi non hem.

Definisi
Anemia Defisiensi Besi

Anemia karena kekurangan zat besi adalah suatu


keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam
sel darah berada dibawah normal, yang
disebabkan karena kekurangan zat besi.

Etiologi
Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi zat
besi, yaitu
1. Kehilangan darah secara kronis
Pada laki-laki dewasa proses pendarahan
akibat penyakit (atau trauma), atau akibat
pengobatan suatu penyakit.
Pada wanita, terjadi kehilangan darah secara
alamiah setiap bulan.
Berikut ini kadar hemoglobin (Hb) dan volume
hematokrit yang merupakan indikator anemia

Usia/jenis
Kadar Hb (g/l)2
kelamin
Anak 6 bln-2 thn
< 110
Anak 5-11 tahun
< 115
Anak 12-14 tahun
< 120
Lelaki dewasa
< 130
Wanita tidak hamil
< 120
Wanita hamil
< 110

Hematokrit
(g/l)
< 0,33
< 0,34
< 0,36
< 0,39
< 0,36
< 0,33

2. Asupan dan serapan yang tidak adekuat


Tidak atau belum mampu menghadirkan bahan
makanan tersebut di meja makan.
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi seperti kopi
dan teh secara bersamaan pada waktu makan
yang menyebabkan serapan zat besi semakin
rendah.

3. Peningkatan kebutuhan
Asupan zat besi harian diperlukan untuk
mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air
kencing dan kulit.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan akan
meningkat.
Sebagian peningkatan ini dapat dipenuhi dari
cadangan zat besi serta peningkatan adaptif
dalam jumlah prosentase zat besi yang terserap
melalui saluran cerna.

Kelompok Resiko
Kelompok Resiko AGB, diantaranya pada masa
Kehamilan
Balita
Remaja
Masa dewasa muda
Lansia.

Tanda dan Gejala


Tanda

dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak


khas dan sering tidak jelas, seperti pucat, mudah lelah,
berdebar, takikardia, dan sesak nafas.
Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku dan
konjungtiva palpebral.
Tanda yang khas meliputi anemia, angular stomatitis,
glositis, disfagia, hipokloridia, koilonikia, dan pagofagia.
Tanda yang kurang khas berupa kelelahan, anoreksia,
kepekaan terhadap infeksi meningkat, kelainan perilaku
tertentu, kinerja intelektual serta kemampuan kerja
menyusut

Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri :


Pika
yang
selera
Glositis
Keilosis
Koilonikia

: suatu keinginan memakan zat


bukan makanan (memiliki
makan tidak lazim).
: iritasi lidah.
: bibir pecah-pecah.
: kuku jari tangan pecah-pecah.

Gambar 1. Kuku penderita anemia tampak berwarna pucat

Gambar 2. Telapak tangan penderita anemia

Gambar 3. Glositis

Gambar 4. Kuku berbentuk sendok (koilonikia)

Epidemiologi
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan

lebih dari 50% penderita ini adalah Anemia Defisiensi Besi


(ADB) dan terutama mengenai bayi, anak usia sekolah, ibu
hamil dan menyusui.
Di Indonesia mendapatkan prevalensi anemia defisiensi
besi pada anak balita sekita 30-40%, pada anak sekolah
25-35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi anemia
defisiensi besi pada balita sebesar 55,5%.

Diagnosis Laboratoris
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah penentuan

derajat anemia dan pengujian defisiensi zat besi.


Penentuan derajat anemia dapat dilakukan melalui
pemeriksaan darah rutin, seperti pemeriksaan Hb, Ht, hitung
jumlah RBC, bentuk RBC, jumlah retikulosit
Uji defisiensi zat besi melalui pemeriksaan feritin serum,
kejenuhan transferin, dan protoporfirin eritrosit

Diagnosis
Menegakkan diagnosis anemia defisiensi zat besi

tidaklah sulit, tetapi menentukan penyebab anemia


tersebut jelas tidak mudah.
Pemeriksaan darah digunakan untuk
mendiagnosis anemia.
Pemeriksan yang paling khusus adalah
pemeriksaan sumsum tulang

Pengobatan
Pengobatan Anemia Berat

Dosis Harian
Usia
Anak <2 tahun
Anak 2-12 tahun
Remaja dan dewasa
termasuk wanita hamil

Besi

Asam Folat

25 mg
12 mg
600 mg

100-400 g
400 g
400 g

Lama
Pengobatan
3 bulan
3 bulan
3 bulan

Zat besi harus diberikan melalui suntikan. Hal ini dilakukan pada

penderita yang tidak dapat mentoleransi tablet besi atau penderita


yang terus menerus kehilangan sejumlah besar darah karena
perdarahan yang berkelanjutan.

Pencegahan
Pemberian suplementasi zat besi (tablet atau

suntikan zat besi)


Pendidikan dan upaya peningkatan asupan zat
besi melalui makanan
Pengawasan penyakit infeksi
Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

Terima Kasih

Você também pode gostar