Você está na página 1de 20

1

UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN


BETON NORMAL Fc 30 Mpa MENGGUNAKAN
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Riau Kepulauan Batam

Disusun Oleh :
AMAL MULIA
10.07.0.011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2015

Naskah Publikasi Ilmiah

UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN


BETON NORMAL Fc 30 Mpa MENGGUNAKAN
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN

Diajukan Oleh :

AMAL MULIA
10.07.0.011

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I
Pada Tanggal :

Teddy Tambunan, ST.MT


NIDN: 0930117202

Naskah Publikasi Ilmiah

UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN


BETON NORMAL Fc 30 Mpa MENGGUNAKAN
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN

Program Studi Teknik Sipil


Jurusan Ilmu-Ilmu Teknik Sipil

Disusun Oleh :

AMAL MULIA
10.07.0.011

Disetujui Oleh:
Pada Tanggal :

Teddy Tambunan, ST.MT


NIDN: 0930117202

UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON NORMAL fc 30 Mpa

MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY BINTAN


DAN KARIMUN
Amal Mulia1 Teddy Tambunan, ST., MT 2, Dian Hastari Agustina, ST.,MT 3,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan

Abstrak
Beton merupakan material konstruksi yang paling sering dipakai dan diminati
karena merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif
murah dibanding dengan konstruksi lainnya. Untuk mendapatkan kuat tekan beton
yang tinggi, maka material penyusun beton harus mempunyai kualitas yang baik.
Kuat Tekan dan Modulus Elastistas beton merupakan parameter utama untuk
menentukan mutu beton. Kuat tekan beton merupakan kemampuan beton tersebut
dalam menahan beban yang dipikulnya. Tolak ukur yang umum dari sifat elastic
suatu bahan adalah Modulus elastisitas beton yang merupakan perbandingan dari
tekanan yang diberikan dengan perubahan bentuk persatuan panjang, sebagai
akibat dari tekanan yang diberikan.
Agregat Kasar dan Agregat halus yang sering digunakan di Batam sebagian
berasal dari daerah Bintan dan Karimun. Untuk mengetahui karakteristik material
dari daerah Bintan dan Karimun dapat dilakukan dengan uji properties dari
material tersebut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Riau
Kepulauan Batam dengan membuat benda uji silinder beton ukuran 150 x 300 mm
sebanyak 16 benda uji untuk masing masing daerah dan dilakukan pengujian
umur 28 hari.
Dari hasil penelitian, penggunaan material agregat kasar dan agregat halus
dari daerah Karimun memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan
penggunaan agregat kasar dan agregat halus dari daerah Bintan. Dari hasil
pengujian didapat kuat tekan beton rata-rata menggunakan material dari daerah
Karimun adalah 34,14 Mpa, sedangkan menggunakan material dari daerah
Bintan adalah 21,43 Mpa. Modulus Elastisitas beton normal (E c)=4700fc.
Sesuai dengan kuat Tekan Rencana fc 30 Mpa, maka Modolus Elastisitas beton
normal (E c) adalah 25.742,96 Mpa. Dari hasil pengujian dilaboratorium,
Modulus Elastisitas (E c) beton rata-rata dari daerah Bintan adalah 10.142,18
Mpa, sedangkan Modulus elastisitas (E c) beton dari daerah Karimun adalah
36.249,65 Mpa.
Kata kunci : Agregat, Uji Properties, Mix Design, Kuat Tekan(fc), Modulus
Elastisitas(E c).
1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil, Universitas Riau Kepulaun, Batam.
2) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam.
3) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam

UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON NORMAL fc 30 Mpa


MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY BINTAN
DAN KARIMUN
Amal Mulia1 Teddy Tambunan, ST., MT 2, Dian Hastari Agustina, ST.,MT 3,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan

Abstract
Concrete is a construction material that is most frequently used and often in
great demand because it is a basic ingredient which is formed with a relatively
cheap price. To obtain a high compressive strength of concrete, the concrete
constituent materials must have a good quality. Concrete compressive strength
and modulus of elasticity of concrete is the main parameter to determine the
quality of concrete. Concrete compressive strength of the concrete is the ability to
withstand the burden of assuming. A common yardstick of the elastic properties of
a material is the modulus of elasticity of concrete that comparison of the pressure
exerted by the change in the form of a long unity, as a result of the pressure
exerted.
Coarse and fine aggregates that are often used in Batam, mostly from the
area of Bintan and Karimun. To know the material characteristics of the area of
Bintan and Karimun can be done by testing the properties of the material. This
research was conducted in university laboratories Riau islands of Batam to make
concrete cylinder specimen size of 150 x 300 mm up to 16 samples for each - each
region and testing the age of 28 days.
The results of research, the use of coarse aggregate material and fine
aggregate from the karimun have better quality than the coarse aggregate and
fine aggregate from the area of Bintan. the results obtained from testing the
strength of concrete on average using materials from the area karimun is 34.14
Mpa. while using material from bintan area is 21.43 Mpa. Modulus of elasticity of
normal concrete (Ec)=4700fc with compressive strength plan fc 30 Mpa is
25,742,96 Mpa. From the results of laboratory tests, the modulus of elasticity of
concrete average of bintan area is 10.142,18 MPa. While the modulus of
elasticity of concrete karimun area is 36.249,65 Mpa
Key word : Aggregate, properties test, Mix Design, Compressive Test (fc),
Elasticity test (Ec)
1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil, Universitas Riau Kepulaun, Batam.
2) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam.
3) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Masalah


Kemajuan teknologi dibidang ilmu pengetahuan memberikan dampak yang
sangat besar khususnya dibidang konstruksi. Dengan beragam aplikasi yang dapat
digunakan untuk perancangan dan perhitungan struktur dengan tingkat kesalahan
relatif kecil, sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna dan banyak
menghemat waktu dibandingkan dengan pekerjaan perhitungan secara manual.
Meskipun demikian, hal yang terpenting barada pada mutu bahan yang digunakan,
semakin baik bahan yang digunakan maka akan menghasilkan mutu yang baik.
Pembangunan konstruksi di Batam sangat pesat, karena letak Pulau Batam
yang sangat strategis untuk perekonomian. Pembangunan konstruksi tersebut
meliputi pembangunan gedung, perumahan, jalan, jembatan dan lain sebagainya.
Dari jenis pembangunan yang disebutkan diatas, konstruksi beton sangat banyak
dimininati dan tergolong lebih murah yang digunakan. Permasalahan yang timbul
dalam pembangunan konstruksi beton adalah mengenai kualitas material yang
digunakan. Material agregat halus (pasir) Dan agregat kasar (kerilikil)
didatangkan dari daerah luar Batam, Seperti Bintan dan Karimun,
1.2 . Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah kekuatan tekan beton yang dihasilkan dari masingmasing daerah Bintan dan Karimun?

2. Apakah

Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan sudah

memenuhi spesifikasi sesuai dengan SNI ?


1.3 . Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat tekan beton dengan
menggunakan agregat kasar dan agregat halus yang berasal dari Bintan dan
Karimun. Dan untuk mengetahui karakteristik kuat tekan yang dihasilkan dari
masing-masing daerah tersebut.
LANDASAN TEORI
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Beton
merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara
mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil) atau jenis agregat lain
dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang
dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada
perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen.
Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena
peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut
(Tjokrodimulyo,1996 )
Kelebihan Beton :
1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai
sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.

2. Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.


Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses
perbaikan. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan
untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
4. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Kekurangan Beton :
1. Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah
retak. Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan
gaya tarik.
2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk
mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya perubahan
suhu.
3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus
dilakukan dengan pengerjaan yang teliti.
4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan
diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja
tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur
gempa.

tahan

METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah dengan melakukan
penelitian langsung di laboratorium Universitas Riau Kepulauan Batam untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam Mix Design Beton Fc 30 Mpa
menggunakan agregat kasar dan agregat halus Bintan dan Karimun.
Flow Chart Penelitian
Mulai
Pengujian Bahan Beton

Semen

Agregat Halus

Pengujian:
Berat Jenis Semen

Agragat Kasar

Pengujian :
Analisa Saringan, Kadar
Lumpur, Berat Jenis,
Penyerapan Air

Pengujian:
Analisa Saringan, Kadar
Lumpur, Berat Jenis, SSD
Pasir,

Perencanaan campuran beton ( Mix Desain )

Memenuhi
Syarat

Air

10

A
Pembuatan Sample / Benda Uji

Perawatan

Pengujian Sample / Benda Uji

Pngujian Kuat Tekan Beton

Pengujian Elastisitas Beton

Analisa

Hasil dan
Kesimpulan

Selesai

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data-data yang didapat pada penelitian ini adalah berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Laboratorium Bahan dan Material Universitas Riau Kepulauan
Batam, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Berat Jenis Semen PCC PADANG

No

Jenis Semen

Berat Jenis
Semen

SNI

Keterangan

1.

PADANG Type I

3,05 t/m3

3,0-3,20 t/m3

Memenuhi SNI

11

Hasil Pengujian Berat Jenis semen didapat 3,05 t/m3. Berat Jenis semen PPC
berdasarkan SK SNI 15-2531-1991 berkisar antara 3,00 3,20 t/m3.
Hasil Pengujian Agregat Halus

No

Jenis Pengujian

1.

Kandungan Lumpur
Pasir Asli

2.

Kandungan Lumpur
Setelah dicuci

3.

Modulus Halus Butiran


Pasir
Berat Satuan Pasir

4.

Agerat Halus
BINTAN
13,89 %

Agregat Halus
KARIMUN
13,12 %

SNI

Ket

5%

7,89 %

6,58%

5%

Tidak
Memenuhi
SNI
Tidak
Memenuhi
SNI
Memenuhi
SNI
-

3,52
3,52
( Gradasi No.1) ( Gradasi No.2 )
0,001583Kg/cm3 0,001657Kg/cm3

1,5-3,8

5.

Berat Jenis Pasir Kering


Tungku

2,457 t/m3

2,426 t/m3

2,4-2,9
t/m3

Memenuhi
SNI

6.

Berat Jenis Pasir SSD

2,538 t/m3

2,538 t/m3

7.

Pemeriksaan SSD

Kondisi Ideal

Kondisi Ideal

2,4-2,9
t/m3
-

Memenuhi
SNI
-

Hasil Pengujian Agregat Kasar

No

Jenis Pengujian

1.

Pemeriksaan
Lumpur Kerikil
Modulus Halus
Kerikil
Pemeriksaan Berat
Satuan Kerikil
Berat Jenis Kerikil
Mutlak
Berat Jenis Kering
Tungku
Berat Jenis SSD

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Persentase
Penyerapan

Agregat Kasar
BINTAN
0,223%

Agregat Kasar
KARIMUN
0,830 %

SNI

Ket

1%

Memenuhi
SNI
Memenuhi
SNI
-

7,71
Ukuran 40 mm
0,0015 Kg/cm3

7,21
Ukuran 40 mm
0,0015 Kg/cm3

5,0-8,0
-

2,56 t/m3

2,52 t/m3

2,4-2,9 t/m3

2,55 t/m3

2,48 t/m3

2,4-2,9 t/m3

2,56 t/m3

2,49 t/m3

2,4-2,9 t/m3

0,09 %

0,64 %

Memenuhi
SNI
Memenuhi
SNI
Memenuhi
SNI
-

12

Dari Pengujian material diatas, dapat dibuat Mix Design beton fc 30 Mpa
dari masing- masing daerah, yaitu daerah Bintan dan dearah Karimun.
Mix Design Beton fc 30 Mpa Menggunakan Material Bintan Berdasarkan
SNI SNI-03-2834-1993
No
1.
2.
3.
4.
5.

Uraian
Kuat Tekan Yang disyaratkan pada umur
....Hari
Deviasi Standart ( S )
Nilai Tambah ( M )= 1,64 * S
Kuat Tekan Yang direncanakan f'cr = f'c
+M
Jenis Semen

Jenis Agregat Halus


Jenis Agregat Kasar
Faktor Air Semen
Faktor Air Semen Maksimum
Dipakai Faktor Air Semen Minimal
10. Nilai Slump
11 Ukuran Maksimum Butir agregat Kasar
12. Kebutuhan Air
13. Kebutuhan Semen
14. Kebutuhan Semen Minimum
Dipakai Kebutuhan Semen Maksimal
15. Golongan Pasir
16. Persentase Pasir Terhadap Campuran
17. Persentase Kerikil Terhadap Campuran
18. Berat Jenis Campuran
19. Berat Beton
20. Kebutuhan Campuran Pasir dan Kerikil
21. Kebutuhan Pasir
22. Kebutuhan Kerikil
Kesimpulan :
No
Berat Total Air ( Kg )
Semen
( Kg )
( Kg )
1 m3
2350
190
489,69
6.
7.
8.
9.

Jumlah
30

Satuan
Mpa

7
12
42

Mpa
Mpa
Mpa

Porland Tipe 1
( PADANG )
Alami
Batu Pecah
0,388
0,60
0,388
30 -60 mm
40
190
489,691
316,667
489,69
I
36
64
2,55
2325
1645,31
592,31
1053,00

Ditetapkan

Agr. Halus
( Kg )
592,31

Agr. Kasar
( Kg )
1053,00

Grafik 1
Ditetapkan
Ditetapkan
mm
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
%
%
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3

13

Mix Design Beton fc 30 Mpa Menggunakan Material Karimun Berdasarkan


SNI SNI-03-2834-1993
No
1.
2.
3.
4.
5.

Uraian
Kuat Tekan Yang disyaratkan pada umur
28 Hari
Deviasi Standart ( S )
Nilai Tambah ( M )= 1,64 * S
Kuat Tekan Yang direncanakan f'cr = f'c
+M
Jenis Semen

Jenis Agregat Halus


Jenis Agregat Kasar
Faktor Air Semen
Faktor Air Semen Maksimum
Dipakai Faktor Air Semen Minimal
10. Nilai Slump
11 Ukuran Maksimum Butir agregat Kasar
12. Kebutuhan Air
13. Kebutuhan Semen
14. Kebutuhan Semen Minimum
Dipakai Kebutuhan Semen Maksimal
15. Golongan Pasir
16. Persentase Pasir Terhadap Campuran
17. Persentase Kerikil Terhadap Campuran
18. Berat Jenis Campuran
19. Berat Beton
20. Kebutuhan Campuran Pasir dan Kerikil
21. Kebutuhan Pasir
22. Kebutuhan Kerikil
Kesimpulan :
No
Berat Total
Air ( Kg )
Semen
( Kg )
( Kg )
1 m3
2300
190
489,69
6.
7.
8.
9.

Jumlah
30

Satuan
Mpa

7
12
42

Mpa
Mpa
Mpa

Porland Tipe 1
( PADANG )
Alami
Batu Pecah
0,40
0,60
0,388
30 -60 mm
40
190
489,69
316,67
489,69
II
29,5
70,5
2,51
2300
1620,31
477,99
1142,32

Ditetapkan

Agr. Halus
( Kg )
477,99

Agr. Kasar
( Kg )
1142,32

Grafik 1
Ditetapkan
Ditetapkan
mm
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
%
%
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3

14

Hubungan Karakteristik Nilai Slump Terhadap Kuat Tekan Beton Material


Bintan dengan menggunakan Analisa Regresi Linear

Hubungan

pengaruh nilai

slump

terhadap

kuat

tekan

diperoleh

persamaan y =0,2563x+11,174 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,1388 Maka


dapat dikatakan bahwa Nilai slump Material Bintan mempengaruhi 13,88%
terhadap kuat tekan beton.
Hubungan Karakteristik Nilai Slump Terhadap Kuat Tekan Beton Material
Karimun dengan menggunakan Analisa Regresi Linear

15

Hubungan

pengaruh nilai

slump

terhadap

kuat

tekan

diperoleh

persamaan y =0,824x+41,914 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,3681. Maka


dapat dikatakan bahwa Nilai slump Material Karimun mempengaruhi 38,81%
terhadap kuat tekan beton.
Hubungan Karakteristik Agregat Halus dan Agregat Kasar dengan Kuat
Tekan Beton Material Bintan dan Karimun dengan menggunakan Analisa
Regresi Linear

Hubungan pengaruh agregat halus material Bintan diperoleh persamaan


y = 1,8699x0,292 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,2052. Maka dapat
dikatakan bahwa agregat Halus Material Bintan mempengaruhi 20,52 % terhadap
kuat tekan beton.

16

Hubungan pengaruh agregat halus material Karimun diperoleh persamaan y


= 3,853x5,3578 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,3218. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat Halus Material Karimun mempengaruhi 32,18% terhadap kuat
tekan beton.

Hubungan pengaruh agregat kasar material Bintan diperoleh persamaan y =


2,6132x3,4523 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,3693. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat kasar Material Karimun mempengaruhi 36,93% terhadap kuat
tekan beton.

17

Hubungan pengaruh agregat kasar material Bintan diperoleh persamaan y =


24,3614x-7,4796 dengan koefesien deteminasi R2 = 0,3977. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat kasar Material Karimun mempengaruhi 39,77% terhadap kuat
tekan beton.
Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dan Modulus Elastisitas Beton

No
1.
2.

Pengujian Tes Tekan Beton


Nilai Tes Tekan Beton Rata- rata
Modulus Elastisitas Beton

Bintan
(Mpa)
21,43
10.142,18

Karimun
(Mpa)
34,14
36.249,65

Berdasarkan hasil pengujian diatas, Kuat Tekan Beton Material Bintan (


fcr ) = 21,43 Mpa, tidak memenuhi syarat kuat tekan rencana ( fc = 30 Mpa .
dan Modulus Elastisitas Beton ( Ec ) = 10.142,18 tidak memenuhi syarat
Modulus Elastisitas Beton Normal ( Ec) = 25.742,96 Mpa.
Sedangkan Berdasarkan hasil pengujian Kuat Tekan Beton Material
Karimun ( fcr ) = 34,14 Mpa, memenuhi syarat kuat tekan rencana ( fc = 30
Mpa . dan Modulus Elastisitas Beton ( Ec ) = 36.249,65 memenuhi syarat
Modulus Elastisitas Beton Normal ( Ec) = 25.742,96 Mpa.

18

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Material penyusun beton seperti agregat kasar dan agregat halus menentukan
kualitas beton yang dihasilkan. Semakin bagus material yang digunakan maka
akan menghasilkan kualitas yang baik. Dan sebaliknya.
No
1.

Pengujian

Bintan

3,05 t/m3

a. Pengujian Berat Jenis Semen PADANG Type I


2.

AGREGAT HALUS
a. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Pasir Asli
b. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Pasir setelah di
cuci

Ket

3,0 - 3,2 t/m3

Ok

13,12%

<5%

No

7,89%

6,58%

<5%

No

c. Pemeriksaan Modulus Halus Butir Pasir


d. Pemeriksaan Berat Satuan Pasir

3,52
0,001583

3,52
0,001657

1,5-3,8
-

Ok
-

e. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir Kering Tungku

2,457 t/m3

2,426 t/m3

2,4 - 2,9 t/m3

Ok

AGREGAT KASAR
a. Pemeriksaan Kadar Lumpur Kerikil
b. Pemeriksaan Modulus Halus Butiran Kerikil
c. Pemeriksaan Berat Satuan Kaerikil
d. Pemeriksaan Berat Jenis Mutlak Kerikil
e. Pemeriksaan Berat Jenis Kering Tungku Kerikil
f. Pemeriksaan Berat Jenis SSD Kerikil
g. Persentase PenyerapanKerikil

4.

SNI

13,89%

f. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir SSD


g. Pemeriksaan Pemeriksaan SSD
3.

Karimun

SEMEN

2,538 t/m
Kondisi Ideal

2,538 t/m
Kondisi Ideal

2,4 - 2,9 t/m


-

Ok
-

0,223%
7,71
0,0015
Kg/cm3

0,830%
7,21
0,0015
Kg/cm3

< 1%
5,0 - 8,0

Ok
Ok

2,56 t/m

2,55 t/m

2,52 t/m

2,48 t/m

Ok

Ok

2,4 - 2,9 t/m


2,4 - 2,9 t/m

2,56 t/m
0,09%

2,49 t/m
0,64%

2,4 - 2,9 t/m


-

Ok
-

21,43 Mpa

34,14 Mpa

Kuat Tekan
Rencana f'c =
30 Mpa

Bintan = No
Karimun = Ok

36249,65
Mpa

Ec Beton
Normal
=25742,96

Bintan = No
Karimun = Ok

PENGETESAN BENDA UJI


a. Kuat Tekan rata-rata ( F'cr ) Beton Umur 28 Hari

b. Modulus Elastisitas Beton rata-rata (Ec )

10142,18
Mpa

19

2. Berdasarkan hasil analisa regresi linear dapat disimpulkan bahwa hubungan


Karakteristik Persentasi Material Bintan dan Karimun terhadap Kuat Tekan
Beton adalah sebagai berikut:

No
1.
2.
3.

Hubungan
Karakteristik Material
Nilai Slump Beton
Agregat Halus
Agregat Kasar

Bintan
(%)
13,88
20,52
36,93

Karimun
(%)
36,81
32,18
39,77

3. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan material Karimun lebih baik di banding


dengan penggunaan material Bintan.
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian dilaboraorium Universitas Riau Kepulauan
Batam, penggunaan material agregat kasar dan agregat halus sebaiknya
berasal dari daerah karimun agar kualitas beton yang dihasilkan lebih baik.
2. Agar dilakukan penelitian dengan penambahan bahan lain untuk
meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan baik dari daerah Bintan
maupun dari daerah Karimun.

20

DAFTAR PUSTAKA

ASTM C.33-03. 2002. Standard Spesification For Concrete aggregate. USA:


Annual Books Of ASTM Standard.
ASTM C.39. 2002. Standard Test Methode For Compressive Strenght of
Cylindrical Concrete Specimens. USA: Annual Books Of ASTM
Standard.
ASTM C.136-06. 2002. Standard Test Methode For Sieve Analysis Of Fine and
Coarse Aggregate. USA: Annual Books Of ASTM Standard.
Chu-Kia Wang. Ph.D. 1986. Statically Indeterminate Strukture. Surabaya:
Yusandi.
Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kimpraswil, NSPM. 2012. Tata Cara dan Spesifikasi: Jakarta.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Jogyakarta: Andi.
Murdock, L.J dan Brook, K.M. 1999. Bahan dan Praktek Beton ( Diterjemahkan
Oleh Ir. Stephanus Hendarko). Jakarta: Erlangga.
Nawy, G. Edward.1985. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar (Diterjemahkan
Oleh Bambang Suryoatmono). Bandung: Rafika Aditama.
Samekto, Wuryati dan Rahmadiyanto, Candra. 2001. Teknologi Beton.
Jogyakarta: Kanisius.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik: UGM.
Universitas Riau Kepulauan Batam. 2014. Modul Praktikum Teknologi Beton.
Laboratorium Bahan dan Material : Unrika Batam.

Você também pode gostar