Você está na página 1de 17

ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM

ENDOKRIN

Nama

: Rahmi Putri Roza

Nim

: 14121970

Kelas

: IIB

Dosen Pembimbing
Sastra,S.Kep.MSN

: Ns.Lenni

S1 Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2016

A. Pengertian
Kelenjer endokrin atau kelenjer buntu adalah kelenjer yang
mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan. Kelenjer tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon
ganda, misalnya kelenjer hipofise sebagai pengatur kelenjer yang lain.
Berasal dari sel sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah
pengingat sel epitel yang telah berproliferasi dan membentuk sebuah
kelenjer endokrin, tumbuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat
yang dihasilkannya disebut hormon, dialirkan ke dalam darah. Dalam
keadaan fisiologi hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga
kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan
dalam organ yang berada di bawah pengaruhnya, mekanisme pengaturan
ini disebut sistem umpan balik negatif. Misalnya, hipofise terhadap
hormon seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior
menghasilkan
gonadotropin
yang
merangsang
kelenjer
gonad
menghasilkan hormon seks. Hormon yang dihasilkan kelenjer endokrin
beberapa macam. Zat yang secara fungsional dapat dikualifikasikan
sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon organik
Fungsi kelenjer endokrin
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang
diperlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu
2. Mengontrol aktivitas kelenjer tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjer tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa
pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin,
mineral, dan air
Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protei) tidak dapat
menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang bermolekul
kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap spektrum
sel sel sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan
reseptor protein.
Kelenjer Hipofise
Suatu kelenjer endokrin yang terletak di dasar tengkorak yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ

organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjer pemimpin, sebab


hormon hormon yang dihasilkannya dapat memengaruhi pekerjaan
kelenjer lainnya. Kelenjer hipofise terdiri dari dua lobus.

Lobus Anterior
Lobus anterior (adenohipofesi) yang menghasilkan sejumlah hormon
yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin
yang lain.
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjer tiroid dalm
menghasilkan hormon tiroksin
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjer
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks
kelenjer suprarenal
4. Hormon gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH)
yang merangsang perkembangan folikel Graff dalam ovarium dan
pembentuk spermatozoa dalam testis
5. Luteinizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan testoteron dalam testis
6. Intertitial cell stimulating hormone (ICSH)
Lobus posterior
Lobus posterior disebut juga neurohipofise, mengeluarkan 2 jenis
hormon:
1. Hormon antidiuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal, membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon
pituitrin
2. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus
sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
Kelenjer hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise
tulang sfenoid
Fisiologi kelenjer hipofise
Fungsi kelenjer hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat
melalui hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat.
Pengaturan sekresi hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang
berasal dari hipotalamus, kecepatan seksresi hormon berbeda beda.
Berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat dan
mempercepat rangsangan dari hipotalamus.

Hormon hormon hipotalamus menghasilkan bermacam macam


hormon yang masuk dalam darah dapat dialirkan pembuluh darah di
dalam tubuh untuk mencapai organ yang dituju. Sel sel di dalam
hipotalamus akan dipengaruhi oleh kerja hormon yang dihasilkan oleh
kelenjer endokrin lain.

Kelenjer tiroid
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea,
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah
depan. Kelenjer ini merupakan kelenjer yang terdapat di dalam leher
bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Struktur kelenjer tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel vesikel
yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel
selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid
yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik
langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjer ini menyebabkan penyakit kretinismus dan
penyakit miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftlakmik
goiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior
kelenjer hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjer tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam
hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang
proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur
pengeluaran karbondioksida. Hiposekresi/hipotiroidisme terjadi bila
kelenjer tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi,
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa kekurangan
sekresi menyebabkan miksedema, proses metabolik mundur dan terdapat
kecendrungan untuk bertambah berat, geraknya lambat cara berpikir dan
berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan berkeringat, rambut rontok,
suhu badan di bawah normal dan denyut nadi melambat.
Fungsi kelenjer tiroid
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi

3. Mengatur pengeluaran karbon dioksida


4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental
Fisiologi kelenjer tiroid
Kelenjer ini menghasilkan hormon tiroksin yang memegang peranan
penting dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang
laju sel sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan,
memegang peranan penting dalam pengawasan metabolisme secara
keseluruhan. Hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (thyroid stimulating
hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk
memecahkan ikatan hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin)
dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4.

Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon adalah:


1. Transpor aktif iodida (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan
lumen folikel dari folikel dibantu oleh TSH
2. Dalam kelenjer tiroid iodida dioksida menjadi ionin aktif dibantu TSH
3. Iodin mengalami perubahan kondensasi oksidatif bantuan
peroksidase
4. Tahap terakhir pelepasan iodotironin yang bebas ke dalam darah
Kelainan tiroid
1. Hipertrofi atau hiperplasia fungsional:
a. Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jarinagn tubuh
dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah
b. Struma difosa nontoksik
Tipe endemik : kekurangan yodium kronik, air minum
kurang mengandung yodium disebut gondok endemik
Efek T3 dan T4
Kalorinergik :
1. Meningkatkan konsumsi okesigen di semua jaringan kecuali otak,
limpa, hipofisis anterior, testes, uterus dan kelenjer limfe
2. Bergantung pada banyak kotekolamin
3. Mernagsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis,
katabolisme protein di dalam sel hati dan lemak di dalam tulang
dan otak
4. Meningkatkan produksi panas
Pertumbuhan dan perkembangan

1. Merangsang sekresi hormon pertumbuhan


2. Memperkuat efek hormon pertumbuhan
3. Memengaruhi sel sel saraf, perkembangan mental pada balita dan
janin
Fungsi hormon tiroid
1. Memengaruhi pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energi
2. Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolik
3. Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA), metabolisme
meningkat
4. Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis perotein menurun
5. Menambah produksi panas dan menyimpan energi
6. Absorpsi intestinal terhdapa glukosa, toleransi glukosa yang
abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme
Tipe sporadik : pemebsaran difusi dan struma di daersh
endemis. Penyebabnya suatu stimulasi yang tidak
diketahui.
2. Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjer tiroid
sehingga sistesi dari hormon tiroid menjadi insufisiensi atau
beerkurang, bila permanen dan kompleks disebut atiroidisme.
a. Kretinisme, hipotirodisme berat, pada anak lidah tampak tebal,
mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi seperti orang
bodoh.
b. Miksedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol,
pertumbuhan tulang terlamabt dan kecerdasan kurang
3. Neoplasma (tumor jinak), adenoma tiroid bekerja secara otonom
dan tidak dipengaruhi oleh TSH.
4. Tumor ganas (maligna), dimulai dari folikel tiroid dengan
karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipopfofil
(karsinormal) metastase.
Kelenjer paratiroid
Kelenjer ini terletak disetiap sisi kelenjer tiroid yang terdapat di
dalam leher. Kelenjer ini berjumlah empat buah yang tersusun
berpasangan yang menhasilkan hormon perasitoksin.
Hipoparatiroidisme
Terjadi kekurangan kalsium di dalam darah atau hipoksemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani. Dengan gejala khas
kejang, khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus.
Gejala gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hipoparatiroidisme

Biasanya ada sangkutpautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjer.


Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan
kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah.
Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda tanda khas beberapa
bagian kropos. Hiprfungsi paratiroid terjadi karena kelenjer paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroksin dari baisanya.
Hiperparatiroidisme primer
a. Berkurangnya kalsium dalam tulang, timbul faktur spontan
b. Kelainan traktus urinarius : defek pada tubuli ginjal biasanya batu
ginjal, nefrokasinosis (deposisi kalsium dalam nefron)
c. Manifestasi dari sistem saraf sentral, misalnya depresi dan koma
Hiperparatiroidisme sekunder
a. Gagal ginjal kronis, glomerulonefritis, pielonefritis dan anomali
kongenital traktur urogenitalis pada anak.
b. Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit. Misalnya, defisiensi
vitamin D dan kelainan gastrointestinal.
Intoksikasi paratiroid akut
Jarang terjadi, bila terjadi akan menunjukkan gejala. Pasien sangat lemah,
mual, dan muntah. Pada pemeriksaan kalsium dan fosfor serum sangat
tinggi, pasien biasanya koma
Fisiologi kelenjer paratiroid
Diatur dan diawasi oleh kelenjer hipofise. Hormon paratiroksin (HPT)
adalah konsentrasi ionion yang terdapat dalam cairan ekstraseluler.
Produksi HPT akan mengingat apabila kadar kalsium dalam plasma
menurun. Dalam HPT akan meningkat apabila kadar kalsium dalam
plasma menurun.
Fungsi ion kalsium:
a. Penting dalam cairan internal dan eksternal
b. Komponen utama dalam tulang
c. Penglepasan kalisum intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi
otot
d. Penting dalam pembekuan darah dan sistem enzim
Fungsi hormon kalsitonim
a. Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resopsi tulang
menekan aktivitas osteoblas dan menghambat pertumbuhan
pertumbuhan tulang

b. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan


metabolisme, hormon steroid menambah absorbsi kalsium
Kelenjer timus
Terletak di dalam mediastinum di belakangos sternum, kelenjer
timus hanya dijumpai pada anak anak di bawah 18 tahun. Kelenjer timus
terletak di dalam toraks kira kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat
kecil dan beratnya kira kira 10gram atau lebih sedikit.
Fisiologi kelenjer timus
Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
Sumber hormon timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain
sehingga pertumbuhan meningkat masa bayi sampai remaja. Setelah
dewasa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas
kelamin.
Fungsi hormon kelenjer timus
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan
2. Mengurangi aktivitas kelenjer kelamin

Kelainan kelenjer timus


Hiperplasi. Pada hiperplasi, terdapat limfoid folikel di dalam medulla,
merupakan kelainan autoimun yang memengaruhi neuromuskular
sehingga mudah terserang penyakit dan daya imun kurang.
Timona tumor. Neoplasma sel epitel ada yang jinak dan ada yang
ganas, menekan alat sekelilingnya dan menimbulkan sesak nafas, batuk,
serta nyeri ketika menelan.
Kelenjer suprarenalis/adrenal
Kelenjer suprenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari
ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda beda, beratnya rata rata 59gram. Kelenjer suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kortisol yang
disebut korteks.
2. Bagian medula menghasilkan adrenalin (apinefrin) dan noradrenalin
(norepinefrin).

Zat zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan


simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Nonadrenalin
menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsnag serabut otot di
dalam dinding pembuluh darah untuk menambah pengeluaran glukosa
dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal
adalah hidrokortison, aldosteron, dan kartikosteron. Semuanya bertalian
erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.
Fungsi kelenjer suprarenal (korteks)
1. Mengatur keseimbangan air elektrolit dan garam garam
2. Mengatur/memengaruhi metabolisme, hidrat arang dan protein.
3. Memengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjer suprarenalis (medula) :
1. Fasokonstriksi pembuluh darah perifer
2. Relasaksi bronkus
3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna
untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil
Fisiologi kelenjer suprarenal
Glukokortikoit
Fungsinya :
a. Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh
Meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis dalam sel
hati
Meningkatkan metabolisme protein terutama di otot dan
tulang
Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dalam sel hati
Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di
ginjal
b. Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat
c. Menggiatkan sekresi asam lambung
d. Menguatkan efek non adrenalin terhadap pembuluh darah dan
merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah
Hipersekresi glukokortikoit :
1. Hiperglikemia, peningkatan kadar gula dalam darah
2. Otot rangka menjadi atrofi dan lemah
3. Tangan dan kaki kurus, perut membesar

Mineralokortikoit meningkatkan retensi ekskresi ion K di ginjal


(tubulusdistal dan tubuluskoligentes) , meningkatkan retensi Na di
kelenjer keringat dan salur pencernaan. Pada ginjal aldosteron
meningkatkan.
Pengaturan mineralokortikoid :
a. Renin-angiotensin, merangsang sel-sel zona glomerulus korteks
adrenal untuk melepaskan aldosteron, meningkatkan retensi Na, Cl
dan air.
b. Kadar ion Na, K dan plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K
plasma naik, maka sekresi aldosteron meningkat.
c. ACTH dalam dosis yang kecil. Perannya sangat kecil hanya dalam
konsentrasi yang tinggi merangsang pelepasan aldosteron.
Kelainan mineralokortikoid :
a. Insufisiensi adrenal, Na banyak terbuang, kadarion K plasma
meningkat, volume plasma rendah, dan tekanan darah turun.
b. Hiperaldosteron primer, aldosteron berlebihan dengan gejala
hipernatremia, hipertensi tanpa edema, hipokalemia, dan otot
lemah.
Efek pada hormon kelamin :
a. Androgen,
terutama
ketosteroid
dehidroepialdosteron
:
maskulinisasi meningkatkan anabolisme protein dan merangsang
pertumbuhan.
b. Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi.
Kelainan fungsi korteks adrenal : hipofungsi, penyakit Addison
( kerusakan seluruh zona) ; hiperfungsi, sindrom Cushing,
hiperaldosteron,dan
sindrom
androgenital
maskulin
pada
wanita,feminisasi pada laki-laki.
Fungsi epinerfin dan norepinefrin
Sistem kardiovaskuler
vasodilatasi arteriole, menambah
frekuensi dan kontraksi
Otot jantung, dan memperbesar curah jantung

Otot polos visera


relaksasi otot polos, lambung, usus, vesika
urinana, dan relaksasi
Otot polos bronkus

Efek metabolisme epinefrin :


a. Dalam hati menstimulasi pemecahan glikogen, menaikkan kadar
gula.
b. Dalam otot menambah pemecahan glikogen melalui penambahan
AMP (adenosin monofosfat).
c. Dalam jaringan lemak, lipolisis (pemecahan lemak) mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah.
d. Dalam pankreas menghalangi pelepasan insulin.
e. Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk :
Melepaskan asam lemak dari jaringan menjadi bahan
pembakar
Mobilisasi glukosa dengan menambah glikogenesis
Mengurangi pelepasan insulin menghindaripemakaian glukosa
Pengaturan sekresi katekolamin
Perangsangan sistem saraf simpatis melepaskan noradrenalin dan
adrenalin dari kelenjer adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merangsang
pelepasan katekolamin dari medulla adrenal (keadaan darurat) dengan
gejala :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Marah, dingin, dan rasa takut.


Keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia)
Takanan darah rendah (hipotensi)
Anoksia otak (kekurangan oksigen diotak)
Asfiksia
Meningkatkan kadar angiotensin

Efek katekolamin berupa penggiatan reseptor beta, meningkatkan


sintesis siklik AMP yang menimbulkan pengaruh inhibisi (menghambat
proses pada sel yang bersangkutan) kecuali otot jantung, dan
meningkatkan senyawa atom.
a.
b.
c.
d.

Meningkatkan
Meningkatkan
Meningkatkan
Meningkatkan

denyut jantung dan tekanan darah.


glikogenesis (meningkatkan gula darah)
metabolisme oksidatif glukosa didalam sel
pembentukan energi dan panas.

Kelainan fungsi kelenjer medulla adrenal


Hiperfungsi dapat disebabkan oleh tumor yang berasal dari luar
kelenjer suprarenal, kadang juga ditemukan neuroblastoma, ganglio
neuroblastoma berasal dari jaringan saraf simpatis.
Hipofungsi medulla ditemukan pada kelainan yang menyebabkan
gejala klinis dari hipofungsi medulla suprarenal.

Neuroplasma kelenjer medulla adrenal bergantung pada jumlah


katekolamin yang dilepaskan dan cara pelepasan (hipertensi, tumor dan
palpitasi) gejala ini menyangkut gangguan pada berbagai metabolisme.
Kelenjer pienalis
Kelenjer pienalis (epifise) ini terdapat di dalam otak (ventrikel)
berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Fungsinya belum diketahui
dengan jelas. Kelenjer ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu
pankreas dan kelenjer kelamin.
Fisiologi kelenjer pienalis. Mekanisme kerja insulin :
a.
b.
c.
d.

Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh


Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel
Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati
Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan
meningkatkan sintesis lipid
e. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi
Kelenjer pankreatika
Kelenjer ini terdapat di belakang lambung di depan vetebra lumbalis
I dan II terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormon
gtukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin.
Pulau langerhans
Pulau-pulau Langerhans berbentuk oval, tersebar di seluruh
pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh
manusia terdapat 1-2 juta pulau Langerhans. Sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan penawarannya.
Insulin
Glukosa yang diaborsi dalam daerah menyebabkan sekresi insulin
lebih cepat, meningkatkan penyimpanan/penggunaan dalam hati dan
meningkatkan metabolisme glukosa dalam otot danmeningkatkan
transpor glukosa.
Pengaturan sekresi glukagon
Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan
dengan sekresi glukagon, penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi
glukagon. Glukosa rendah menyebabkan pankreas menyekresi glukagon
dalam jumlah yang besar, asam amino dari protein meningkatkan sekresi
insulin dan menurunkan glukosa darah.

Pengaturan glukosa darah


Pada orang normal glukosa darah 90/100 ml. Orang berpuasa
sebelum makan 120-140/100 ml, setelah makan akan meningkat dan
setelah 2jam akankembali normal. Sebagian besar jaringan dapat
menggeser penggunaan lemak dan protein untuk energi bila tidak
terdapat glukosa.
Kelenjer kelamin
Kelenjer testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan
menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron
menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun, dan
lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid),serta mengontrol
pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Kelenjer ovarika terdapat pada
wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjer
ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat
memengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahusempit dan lain-lain.
Fisiologi kelenjer testis
Fungsi endrokin testis :
a. Testis janin dapat turun pada trimister ke-3 kehamilan, minggu ke-68, maksimumminggu ke-11-18, yang menghasilkan testosteron.
b. Pada (anin,testosteron diperlukan untuk diferensiasi genitalia
interna dan ekstena laki-laki)
c. Pada pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan ciriciri seks sekunder pria serta spermatogenesis aktif setelah remaja
(pubertas). Pengaruh gonadotropfn adenohipofise menyempurnakan
maturasi sistem reproduksi.
Pengaturan fungsi endokrin testis :
a. LH/ICTH adenohipofisismerangsang sekresi testosteron oleh sel
Leydig, pelepasan LH diatur oleh Gn RH hipotalamus.
b. Sebaliknya testosteron melalui mekanisme umpan balik negatif
mengendalikan pelepasan LH.
Pengaturan spermatogenesis :
a. FSH merangsang spermatogenesis
b. LH merangsang sekresi testosteron dan mempertahankan
spermatogenesis.
FSH dan testosteron bekerja merangsang sel sertoli membentuk
senyawa yang diperlukan dalam maturasi sperma. Sekresinya diatur

oleh mekanisme umpan balik negatif, yaitu meningkatkan sekresi


dan sel serotinin.

Fisologi reproduksi wanita


Fungsi seksual dari reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu
a. Persiapan tubulu untuk kensepsi dan kehamilan
b. Periode kehamilan
Hormon releasing hipotalamus (LHRH)
Hormon hipofise anterior (PSH dan LH)
Hormon ovarium (estrogen dan progesteron)
Esterogen alami adalah estradiol yang dihasilkan ovarium. Selma
kehamilan esterogen diproduksi oleh plasenta dan beredar terikat pada
protein plasma. Urine wanita hamil banyak mengandung estrogen.
Progesteron, metabolisme utama dalam urine adalah pregnadiol,
senyawa ini dibuang sebagai glukorunid. Khasiat umum adalah
mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilandan merupakan syarat
mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Khasiat khusus:
a. Perubahan sekretori endometrium
b. Pengaruh progesteron mengurangi getah serviks menjadi kental
Kontrol endokrin tehadap ovarium
Ovarium merupakan organ otonom yang dipengaruhi oleh banyak
rangasang luar yang disalurkan ke sistem saraf pusat dan bereaksi secara
langsung. Perubahan siklik pada sistem reproduksi diatur oleh hormon
hipofise anterior dan gonad. Hipotalamus otak beraksi menggiatkan
pelepasan hormon yang berbeda kecepatannya. Aktivitas hipotalamus
disiapkan oleh rangsangan lingkungan luar dan kadar hormon steroid.
Thyrotropin releasing hormone (TRH) menghasilkan prolaktin berupa
laktotrof. Mormon ini dijumpai dalam plasma wanita. Hormon hipofise
mengeluarkan prolaktin dalam bentuk sekresi dopamin ke dalam
pembuluh portal.
Endokrinologi kehamilan
Pada kehamilan, korpus luteum akan dipertahankan oleh hromon chorion
gonadotropin (HCG) sampai 2 bulan kehamilan. Selanjutnya fungsi korpus
luteum diambil alih oleh plasenta.

a. Estrogen: kadarnya meningkat, dibentul oleh sel sel trofoblast


plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang
mengubah progesteron menjdai estrogen sehingga diperlukan
dehidroergotaminandrogesteron (DHEA) yang dibentuk oleh janin
menjadi estrogen dan berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke
plasenta
b. Progesteron: dihasilkan oleh korpus luteum, pada kehamilan
dihasilkan oleh sel sel trofoblast plasenta. Fungsinya menjaga
miometrium dalam keadaan istirahat, mencegah reaksi imunologik
entigen asing.
c. HCG: konsentrasi mencapai pucak pada minggu ke-10 dan menurun
paling rendah pada minggu ke-19-20 kehamilan. Fungsinya
mengatur produksi endrogen pada janin dan membentuk kopus
luteum menstruasi menjdai korpus luteum kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Syafuddin, 2006, Anatomi Fisiolgi ed 3, Jakarta: EGC

Você também pode gostar